Disusun Oleh
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
:
10. Irna Latifatu Rohmah 11. Larmi 12. Puput Dwi Cahya Ambarwati 13. Reni Fidyawati 14. Rizkia Amanda 15. Rufa Yulita Herdiandari 16. Serniawati R. Dj. Oy. T 17. Siti Munawwaroh
Aftina Eka Rahmayanti Dhenis Jayanti Aditami Desi Yunitasari Dwi Noviani Erlina Puspita Indriyanti Esterlita Fransisca Hersi Galih Kurniasari Galuh Megaputri
23/11/2013
A. Pengertian
Menurut Hidayat, 2008
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan
emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan.
B. Fisiologi Tidur
tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur (Hidayat, 2008).
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 3
C. Jenis-jenis Tidur
Pada hakikatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu : Tidur dengan gerakan bola mata cepat/ Tidur Paradoks (Rapid Eye Movement REM), Tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement NREM). (Asmadi, 2008).
a.Tidur dengan gerakan bola mata cepat/ Tidur Paradoks (Rapid Eye Movement REM)
23/11/2013
Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat
"Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK
Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendur, tekanan darah bertambah, garakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki - laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung dan pernapasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.
Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan menunjukkan gejala gejala sebagai berikut : Cenderung Hiperaktif. Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil). Nafsu makan bertambah. Bingung dan curiga.
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 5
b. Tidur dengan gerakan bola mata lambat (NonRapid Eye Movement NREM)
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Ciri-ciri tidur NREM antara lain : Mimpi berkurang / bisa juga tanpa mimpi; Tekanan darah turun; Kecepatan pernapasan turun; Metabolisme turun; Gerakan bola mata lambat; Individu dalam keadaan istirahat penuh.
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 7
Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing masing tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak.
Keempat tahap tersebut yaitu : 1). Tahap I Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri: relaks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nafas dan nadi sedikit menurun, pada EEG terlihat terjadi penurunan voltasi gelombang gelombang alfa, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5
menit.
23/11/2013
2). Tahap II Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot berlahan - lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14 - 18 siklus/detik. Gelombang - gelombang ini disebut dengan gelombang tidur. Tahap II berlangsung sekitar 10 - 15 menit. 3). Tahap III Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Pada EEG memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi 1 - 2 siklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk
23/11/2013
dibangunkan.
4). Tahap IV Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, sekresi gaster menurun, kecepatan jantung & pernapasan menurun, gerak bola mata cepat, tonus otot menurun dan sulit dibangunkan. Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20 - 30%. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini dapat
Selain keempat tahap tersebut, ada satu tahap lagi yakni tahap V. Tahap kelima ini merupakan tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk ke tahap V. Hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap tahap sebelumnya. "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 23/11/2013
10
Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM, maka akan menunjukkan gejala gejala sebagai berikut
:
Menarik diri, apatis dan respons menurun; Merasa tidak enak badan; Ekspresi wajah layu; Malas bicara; Kantuk yang berlebihan.
23/11/2013
11
Sedangkan apabila seseorang kehilangan tidur kedua duanya, yakni tidur REM dan NREM maka akan menunjukkan manifestasi sebagai berikut :
Kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun. Tidak mampu untuk konsentrasi ( kurang perhatian ). Terlihat tanda - tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. Sulit melakukan aktivitas sehari hari. Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran.
(Asmadi, 2008)
23/11/2013
12
D. FUNGSI TIDUR
Fungsi tidur masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat di antaranya :
Untuk keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan. Memperbaiki ingatan. Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalahmasalah yang sulit. Relaksasi.
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 13
Tidur 14-18 jam sehari, pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu tidurnya dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap siklus sekitar 45-60 menit.
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 14
Bayi Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar. Toddler Tidur sekitar 10-11 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur pada malam hari, terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun. Pra Sekolah Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode terbangun kedua hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari. Usia Sekolah Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu tidur relatif konstan. 23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK
15
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.
Penyakit
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea. Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 17
Motivasi Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu anda untuk tidur.
Emosi Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak bisa tidur atau mempertahankan tidur.
Lingkungan Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi jalan-jalan umum atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 18
Obat obatan Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid. Makanan dan minimum Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak, pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll. Aktivitas. Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 19
Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit mempertahankan keadaan terjaga/ bangun/ sadar. Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba.
Somnabulisme atau disebut tidur berjalan. Enuresa atau ngompol
23/11/2013
20
Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil/BAK. Apnea tidak bernapas danMendengkur. Delirium Mengigau. Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu. Nightmares dan Nightterros (mimpi buruk) Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse)
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 21
DAFTAR PUSTAKA
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/10/konsepdasar-istirahat-tidur.html http://ifptasya.wordpress.com/2011/01/11/pemenuh an-kebutuhan-istirahat-dan-tidur4ns/ http://www.google.co.id/#hl=id&tbo=d&sclient=psyab&q=pengertian+istirahat+tidur&oq=pengertian+isti rahat+tidur&gs_l=hp.3..0j0i8i30l5.35933352.3593907 0.4.35940951.26.18.0.1.1.1.1043.7754.27j3j4j2j1j1.18.0...0.0...1c.1.1r8kzbiKAJs&psj=1&bav=o n.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=cfa56c515347caa&bpcl=38 897761&biw=1366&bih=596
23/11/2013 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 22
and
BYEBYE
"Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK
23/11/2013
23