Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS General Anesthesia pada Operasi laparotomi Pada Peritonitis Et Causa perforasi Gaster

Disusun oleh: Dessy Supitra Amiyati, S.Ked

PEMBIMBING KLINIK Dr. Indah aty Mu!hlis, Sp.An

Dr. "endry Suta, Sp.An

DEPA#$EMEN ANAS$ESI%L%GI &AK'L$AS KED%K$E#AN 'NI(E#SI$AS MALA"A)A$I BANDA# LAMP'NG #'MA" SAKI$ 'M'M DAE#A" EMB'NG &A$IMA" BA$AM *+,*

LAPORAN KASUS General Anesthesia pada Operasi laparotomi Pada Peritonitis Et Causa perforasi Gaster I. IDEN I AS PASIEN

Nama pasien Umur Berat/tinggi badan Peker aan !gama !#amat N%. () Tg# masuk (+ Tg# %perasi

: Tn.T : 48 tahun : 63 kg/165 cm : Buruh : "s#am : Buana $ista " B#%k & N%.1'1 : *3181* : 18,1*,'*1' : '*,1*,'*1'

II.

KEADAAN U!U!

-esadaran Tekanan darah Nadi +uhu (espirasi

: .%mp%s mentis : 11*/8* cm&g : 1**//menit : 3605 %. : 33 //menit

III.

ANA!NESA

-e#uhan umum

: N1eri se#uruh #apang perut :

(i2a1at Pen1akit +ekarang

3s datang ke (+U4 5mbung 6atimah dengan ke#uhan n1eri se#uruh #apang perut. 4i a#ami %s secara mendadak sete#ah buang air besar se ak ' am 1ang #a#u. B!B n1a seperti biasa. +ebe#umn1a %s merasakan n1eri di u#u hati. 3s menge#uh perutn1a n1eri dan me#i#it. Perut %s merasa panas. 3s mempun1ai ri2a1at mengk%nsumsi kurang #ebih ' bungkus r%k%k per hari. 3s menge#uh mua# dan muntah. 3s tidak demam. (i2a1at buang air keci# #ancar.

I".

PE!ERIKSAAN #ISIK -epa#a : -%n uncti7a anemis 8,9 +k#era ikterik 8,/,9 (e:#eks caha1a 8,/,9 Pupi# is%k%r -e#%pak mata bengkak 8,/,90 sekret 8,/,9 &idung Te#inga : Bentuk n%rma#0 de7iasi septum 8,90sekret 8,9 : Bentuk daun te#inga n%rma#0 pendengaran n%rma#0 sekret 8,/,9 )u#ut <eher : Bibir kering 8;90 pucat 8,90 pecah,pecah 8,9 : 4e:%rmitas 8,90 tanda in:#amasi 8,90 pembesaran ke#en ar getah bening 8,90 kesan #eher pendek 8;9 Th%ra/ : Paru

"nspeksi

: 4inding dada simetris 8;90 sikatrik 8,90 retraksi 8,9

Pa#pasi

: N1eri tekan 8,90 :remitus n%rma# kanan dan kiri0 krepitasi 8,9

Perkusi !usku#tasi !bd%men : "nspeksi

: +%n%r di se#uruh #apang paru : $esiku#er0 r%nki 8,/,90 2hee=ing 8,/,9 : distensi abd%men 8;90 darm c%nt%ur 8,90 darm stei:ung 8,9

!usku#tasi

: Bising usus 8;9 menurun0 meta#ic s%und 8;90 b%rb%r1gmi 8,9

Pa#pasi Perkusi 5kstremitas +tatus #%ka#is ".

: N1eri tekan 8,9 : &ipert1mpani di se#uruh #apang perut

: !kra# hangat0 edema 8,/,90 .(T > ' detik : 4e:%rmitas 8,/,9

PE!ERIKSAAN LA$ORA ORIU!

&emat%#%gi &b

: : ?03 gr/d< : 1'.4**/U< : 3* @ : 3'' ribu/U< : 3.3 menit : 8.6 menit : negati:

<euk%sit &emat%krit Tr%mb%sit BT .T &bs!g

&"$

: N%n (eakti:

(%ntgen !bd%men 3 dimensi : -esan tampak pneum%perit%neum ec per:%rasi %rgan Ber%ngga

"I.

KESI!PULAN Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan :isik serta #ab%rat%rium0 maka : 4iagn%sa pre,%perati: +tatus %perati: : perit%nitis ec Per:%rasi Aaster : !+! """

"II.

INDAKAN ANES ESI -eadaan per%perati: : Pasien sudah terpasang NAT se ak tg# 18 %kt%ber '*1'. -eadaan pasien tampak kesakitan0 k%%perati:0 tensi 1**/B* cm&g0 nadi 8*//menit. Cenis anestesi : !nestesi umum0 genera# end%trachea# anestesi dengan 5T %ra# n% B.5 respirasi k%ntr%# Pemeriksaan 1ang diberikan: +ebe#um di#akukan untuk induksi anestesi0 diberikan premedikasi berupa %ndansetr%n 4 mg0 tramad%# 1** mg0 mida=%#am. !nestesi 1ang diberikan : "nduksi anestesi 8 am 14.**9 untuk induksi digunakan pr%p%:%# 1** mg dan :entan1# 1** mikr%gram. +ete#ah itu pasien diberikan 3' murni0 disusu# dengan pemberikan musc#e re#a/an r%cu#a/ ter adi re#aksasi kemudian di#akukan intubasi me#a#ui %ra# dengan 5T n% B.5. +ete#ah dicek pengembangan paru dan suara paru kanan dan kiri sama. 5TT di:iksasi dan dihubungkan dengan sistem aparatus anestesi. Perna:asan pasien dibantu sampai ter adi perna:asan sp%ntan. )aintenance

Untuk mempertahankan status anestesi digunakan k%mbinasi 3' *.65 </menit dan N'3 *.65 </menit. +e7%:#urane 3 @ . +e#ain itu diberikan asam trane/amat 1*** mg. +e#ama tindakan anestesi ber#angsung0 tekanan darah dan nadi senantiasa di k%ntr%# setiap 3 menit. Tekanan darah berkisar antara sist%#ik 13*,11* dan 11*,B* cm&g. Nadi berkisar 1'5,?* //menit. "n:us (< dan &5+ 6 @.

-eadaan p%st %perasi : 3perasi se#esai da#am 2aktu 1'* menit0 tetapi pemberian agent anestesi masih dipertahankan dengan tu uan agar tindakan eksturbasi da#am di#akukan pada keadaan tidak sadar penuh sehingga tidak menimbu#kan batuk dan mencegah ke ang %t%t 1ang dapat menimbu#kan gangguan perna:asan0hip%ksia dan sian%sis. Pasien menga#ami +p3' berkisar B4,83 @. Dhee=ing 8;/;90 r%nki basah ha#us 8;/;9. (uang rumatan : Pasien dipindahkan ke ".U untuk mendapatkan penga2asan 1ang #ebih intensi:.

PE!$A%ASAN
A. LA AR $ELAKANG -ema uan i#mu ked%kteran de2asa ini khususn1a bidang pembedahan tidak ter#epas dari peran dan dukungan kema uan bidang anestesi%#%gi. 4%kter spesia#is bedah sehari, hari sekarang dapat me#akukan pembedahan 1ang #uas dan rumit pada ba1i baru #ahir sampai %rang tua dengan ke#ainan 1ang berat0 me#akukan pembedahan rasa sakit sedikitpun ada#ah akibat dukungan tindakan anestesi 1ang canggih. !nestesi ada#ah cabang i#mu ked%kteran 1ang mendasari berbagai tindakan 1ang me#iputi pemberian anestesi0 pen agaan kese#amatan penderita 1ang menga#ami pembedahan0 pemberian bantuan hidup dasar0 peng%batan intensi: pasien ga2at0 terapi inha#asi0 dan penanggu#angan n1eri menahun.!nestesi dibagi men adi dua ke#%mp%k0 1aitu : 819 anestesi #%ka#0 1aitu suatu tindakan menghi#angkan n1eri #%ka# tanpa disertai hi#angn1a kesadaran0 dan 8'9 anestesi umum 1aitu keadaan ketidaksadaran 1ang re7ersib#e 1ang disebabkan %#eh =at anestesi0 disertai hi#angn1a sensasi sakit pada se#uruh tubuh. +ebagian besar %perasi 8 B*,B5 @9 di#akukan dengan anestesi umum0 #ainn1a dengan anestesi #%ka# / regi%na#. 4a#am penata#aksanaan anestesi pada suatu %perasi terdapat beberapa tahap 1ang harus di#aksanakan 1aitu tahap pra anestesi0 tahap penata#aksanaan anestesi dan peme#iharaan0 serta tahap pemu#ihan dan pera2atan pasca anestesi.Tahap pra anestesi merupakan tahap persiapan 1ang sangat menentukan keberhasi#an suatu anestesi. &a# 1ang penting da#am tahap ini ada#ah : 819 men1iapkan pasien0 1ang me#iputi ri2a1at pen1akit pasien0 keadaan umum pasien0 dan menta# pasien0 8'9 men1iapkan teknik0 %bat, %bat0 dan macam anestesi 1ang digunakan0 839 memperkirakan kemungkinan, kemungkinan 1ang timbu# pada 2aktu pe#aksanaan anestesi dan k%mp#ikasi 1ang timbu# pasca anestesi. antung0 transp#antasi berbagai %rgan tubuh0 1ang ber#angsung ber am, am dengan aman tanpa

Tahap pe#aksanaan anestesi me#iputi premedikasi0 induksi0 dan peme#iharaan. 3bat,%bat 1ang diberikan dapat berupa %bat inha#asi atau intra7ena0 dikehendaki. Per#un1a pemantauan pada tahap ini 1aitu sampai stadium anestesi perna:asan0 sirku#asi0 dan

keda#aman anestesi0 di#akukan secara berka#a dan terus, menerus untuk menghindari pen1u#it atau k%mp#ikasi 1ang dapat ter adi. Pada tahap pemu#ihan0 penga2asan ketat masih harus di#akukan0 sampai penderita benar,benar pu#ih dan cukup stabi# untuk dipindah ke bangsa# &ampir semua ke#ainan abd%men 1ang bersi:at akut memer#ukan pembedahan sebagai upa1a untuk diagn%sis dan terapi. Pada kasus ini diper#ukantindakan #aparat%mi e/p#%rasi mengingat dari temuan pemeriksaan :isik didapatkan de:ans musku#er0 n1eri tekan 1ang me#uas0 distensi perut0 #ek%sit%sis1ang mendukung ke arah perit%nitis genera#isata. Pada setiap upa1a pembedahandiper#ukan anestesi sebagai upa1a untuk menghi#angkan n1eri. Untuk me#akukananestesi dengan aman sa#ah satu pers1aratan 1ang harus dipenuhi ada#ahmengetahui kasiat0 e:ek samping dan cara ker a %bat anestesi.Pada kasus ini anestesi 1ang digunakan ada#ah anestesi umum 1aituhi#angn1a rasa sakit di se#uruh tubuh disertai hi#angn1a kesadaran 1ang bersi:atsementara dan re7ersib#e 1ang diakibatkan %#eh %bat anestesi. 4a#am memberikan%bat E %bat pada penderita 1ang akan men a#ani %perasi maka per#u diperhatikantu uann1a 1aitu sebagai premedikasi0 induksi0 maintenance dan #ain E #ain $. U&UAN PENULISAN Penu#isan #ap%ran kasus ini bertu uan untuk memahami tindakan anestesi 1ang di#akukan pada pasien dengan diagn%sa perit%neum genera#isata0 sehingga dapat dipahami dan dipe#a ari berdasarkan tata cara tindakan anestesi secara pr%sedura# serta dapat dipahami kemungkinan k%mp#ikasin1a 1ang ditimbu#kan.

$A$ II IN&AUAN PUS AKA A. PERI ONI IS GENERALISA A &ampir semua ke#ainan abd%men 1ang bersi:at akut memer#ukan pembedahan sebagai upa1a untuk diagn%sis dan terapi. Pada kasus ini diper#ukan tindakan #aparat%mi e/p#%rasi mengingat dari temuan pemeriksaan :isik didapatkan de:ans musku#er0 n1eri tekan 1ang me#uas0 distensi perut0 #ek%sit%sis 1ang mendukung ke arah perit%nitis genera#isata. Pada setiap upa1a pembedahan diper#ukan anestesi sebagai upa1a untuk menghi#angkan n1eri. Untuk me#akukan anestesi dengan aman sa#ah satu pers1aratan 1ang harus dipenuhi ada#ah mengetahui kasiat0 e:ek samping dan cara ker a %bat anestesi. Pada kasus ini anestesi 1ang digunakan ada#ah anestesi umum 1aitu hi#angn1a rasa sakit di se#uruh tubuh disertai hi#angn1a kesadaran 1ang bersi:at sementara dan re7ersib#e 1ang diakibatkan %#eh %bat anestesi. 4a#am memberikan %bat E %bat pada penderita 1ang akan men a#ani %perasi maka per#u diperhatikan tu uann1a 1aitu sebagai premedikasi0 induksi0 maintenance dan #ain E #ain. $. ANES ESI U!U! !nestesi umum ada#ah tindakan meniadakan n1eri secara sentra# disertai hi#angn1a kesadaran dan bersi:at pu#ih kemba#i 8 re7ersib#e 9. -%mp%nen anestesi 1ang idea# terdiri dari hipn%tik0 ana#gesia dan re#aksasi %t%t. Pada kasus ini anestesi 1ang digunakan ada#ah anestesi umum. Tanda,tanda k#inis anesthesia umum 8menggunakan =at anestesi 1ang mudah menguap0 terutama dieth1#eter9 menurut Auede#0 dengan teknik %pen dr%p: +tadium " : ana#gesia dari mu#an1a induksi anestesi hingga hi#angn1a kesadaran. (asa n1eri be#um hi#ang sama seka#i sehingga han1a pembedahan keci# 1ang dapat di#akukan pada stadium ini. +tadium ini berakhir ditandai dengan hi#angn1a re:#ek bu#u mata. +tadium "" : e/citement0 dari hi#angn1a kesadaran hingga mu#ain1a respirasi teratur0 mungkin terdapat batuk0 kege#isahan atau muntah.

+tadium """ : stadium pembedahan0 dari mu#ai respirasi teratur hingga berhentin1a respirasi. 4ibagi 4 p#ane 1aitu : P#ane 1 : dari timbu#n1a perna:asan teratur th%rac%abd%mina#0 anak mata ter:iksasi kadang E kadang eksentrik0 pupi# mi%sis0 re:#ek caha1a p%siti:0 #akrimasi meningkat0 re:#ek :aring dan muntah negati7e0 t%nus %t%t mu#ai menurun. P#ane ' : 7enti#asi teratur. !bd%min%th%raca#0 7%#ume tida# menurun0 :rekuensi na:as meningkat0 anakmata ter:iksasi di tengah0 pupi# mu#ai midriasis0 re:#ek caha1a mu#ai menurun dan re:#ek k%rnea negati7e. P#ane 3 : 7enti#asi teratur dan si:atn1a abd%mina# karena ter adi ke#umpuhan sara: interk%sta#0 #akrimasi tidak ada0 pupi# me#ebar dan sentra#0 re:#ek #aring dan perit%neum negati7e0 t%nus %t%t makin menurun. P#ane 4 : 7enti#asi tidak teratur dan tidak adekuat karena %t%t dia:ragma #umpuh 1ang makin n1ata pada akhir p#ana0 t%nus %t%t sangat menurun0 pupi# midriasis dan re:#ek s:ingter ani dan ke#en sar air mata negati7e.

+tadium "$ : %7erd%sis0 dari timbu#n1a para#isis dia:ragma hingga cardiac arrest. '( PERSIAPAN PRA ANES ESI -un ungan pra anestesi pada pasien 1ang akan men a#ani %perasi dan pembedahan

baik e#ekti: dan darurat mut#ak harus di#akukan untuk keberhasi#an tindakan tersebut. !dapun tu uan pra anestesi ada#ah: a. )empersiapkan menta# dan :isik secara %ptima# dengan me#akukan anamnesis0 pemeriksaan :isik0 #ab%rat%rium dan pemeriksaan #ain. b. )erencanakan dan memi#ih teknik serta %bat,%bat anestesi 1ang sesuai dengan :isik dan kehendak pasien. c. )enentukan status :isik dengan k#asi:ikasi !+! 8!merican +%ciet1 !nesthesi%#%g19 !+! " Pasien n%rma# sehat0 ke#ainan bedah ter#%ka#isir0 tanpa ke#ainan :aa#i0 bi%kimia2i0 dan psikiatris. !ngka m%rta#itas '@ !+! "" Pasien dengan gangguan sistemik ringan sampai dengan sedang sebagai akibat ke#ainan bedah atau pr%ses pat%:isi%#%gis. !ngka m%rta#itas 16@

!+! """ Pasien dengan gangguan sistemik berat sehingga akti7itas harian / #i7e st1#e terbatas. !ngka m%rta#itas 38@ !+! "$ Pasien dengan gangguan sistemik berat 1ang mengancam i2a0 tidak se#a#u sembuh dengan %perasi. )isa# : insu:isiensi :ungsi %rgan0 angina menetap. !ngka m%rta#itas 68@

!+! $ pasien dengan kemungkinan hidup keci#. Tindakan %perasi hampir tak ada harapan. Tidak diharapkan hidup da#am '4 am tanpa %perasi / dengan %perasi. !ngka m%rta#itas ?8@. Untuk %perasi cit%0 !+! ditambah huru: 5. )( PRE!EDIKASI ANES ESI 4e2asa ini dengan kema uan teknik anestesi0 tu uan premedikasi bukan han1a untuk mempermudah induksi dan mengurangi um#ah %bat%batan 1ang digunakan0 tetapi terutama untuk menenangkan pasien sebagai persiapan anestesi. Premedikasi anestesi ada#ah pemberian %bat sebe#um anestesi. !dapun tu uan dari premedikasi antara #ain : 1. memberikan rasa n1aman bagi pasien0 misa# : dia=epam. '. menghi#angkan rasa kha2atir0 misa# : dia=epam 3. membuat amnesia0 misa# : dia=epam0 mida=%#am 4. memberikan ana#gesia0 misa# pethidin 5. mencegah muntah0 misa# : dr%perid%# 6. memper#ancar induksi0 misa# : pethidin B. mengurangi um#ah %bat,%bat anesthesia0 misa# pethidin 8. menekan re:#ek,re:#ek 1ang tidak diinginkan0 misa# : su#:as atr%pin. 1. mengurangi sekresi ke#en ar sa#uran na:as0 misa# : su#:as atr%pin dan hi%sin Premedikasi diberikan berdasar atas keadaan psikis dan :isi%#%gis pasien 1ang

ditetapkan sete#ah di#akukan kun ungan prabedah. 4engan demikian maka pemi#ihan %bat premedikasi 1ang akan digunakan harus se#a#u dengan mempertimbangkan umur pasien0 berat badan0 status :isik0 dera at kecemasan0 ri2a1at pemakaian %bat anestesi sebe#umn1a0 ri2a1at h%spita#isasi sebe#umn1a0 ri2a1at penggunaan %bat tertentu 1ang berpengaruh terhadap a#ann1a anestesi0 perkiraan #aman1a %perasi0 macam %perasi0 dan rencana anestesi 1ang akan digunakan. +esuai dengan tu uann1a0 maka %bat,%bat 1ang dapat digunakan sebagai %bat premedikasi dapat dig%#%ngkan seperti di ba2ah ini:

1. Nark%tik ana#getik0 misa# m%r:in0 pethidin. '. TransFui##i=er 1aitu dari g%#%ngan Ben=%dia=epin0 misa# dia=epam dan mida=%#am. 3. Barbiturat0 misa# pent%barbita#0 pen%barbita#0 sek%barbita#. 4. !ntik%#inergik0 misa# atr%pin dan hi%sin. 5. !ntihistamin0 misa# pr%meta=ine. 6. !ntasida0 misa# ge#usi#. B. &' resept%r antag%nis0 misa# cimetidine. -arena khasiat %bat premedikasi 1ang ber#ainan tersebut0 da#am pemakaian sehari, hari dipakai k%mbinasi beberapa %bat untuk mendapatkan hasi# 1ang diinginkan0 misa#n1a k%mbinasi nark%tik0 ben=%dia=epin0 dan antik%#inergik. 3bat 1ang digunakan : +edacum ada#ah preparat transFui#i=er dari enis mida=%#am. +e#ain sebagai premedikasi0 mida=%#am uga dapat dihunakan da#am induksi maupun peme#iharaan anestesi umum. -euntungan dari penggunaan mida=%#am ini antara #ain dapat menghi#angkan ha#usinasi akibat penggunaan ketamin serta dapat mengenda#ikan ke ang. 3bat ini digunakan tanpa pengenceran0 dapat diberikan secara intra7ena0 dengan d%sis *0*B,*01 mg/kgBB. 5cr%n merupakan preparat musc#e re#a/ant atau %bat pe#umpuh %t%t0 dari enis succini# ch%#in tipe u#trash%rt acting. Preparat ini 2a ib digunakan untuk me#emahkan %t%t,%t%t pada a#an na:as sehingga memudahkan saat pemasangan a#at bantu da#am mempertahankan a#an na:as 8da#am kasus ini0 nasa# end%trachea# tube9 atau pada %perasi perut sehingga %rgan abd%mina# tidak ke#uar dan ter adi re#aksasi. 3bat ini digunakan tanpa pengenceran0 dapat diberikan secara intra7ena0 dengan d%sis 1,' mg/kgBB. *( INDUKSI DI+ISOPROP,L P%ENOL - PROPO#OL. DIPRI"AN ( Pr%p%:%# ada#ah campuran 1@ %bat da#am air dan emu#si berisi 1*@ min1ak kede#ai0 '0'5@ g#iser%#0 dan 10' @ ph%sphatide te#ur. Pemberian intra7ena pr%p%:%# 8' mg/kg BB9 menginduksi anestesi secara cepat seperti ti%penta#. (asa n1eri kadang,kadang ter adi di tempat suntikan0 tetapi arang disertai dengan ph#ebitis atau tr%mb%sis. Pr%p%:%# tidak menimbu#kan aritmia atau iskemik %t%t antung. +esudah pemberian Pr%p%:%# "$ ter adi depresi pernapaasan sampai apnea se#ama 3* detik. &a# ini diperkuat dengan premedikasi dengan %piat.

Pr%p%:%# tidak merusak :ungsi hati dan gin a#. !#iran darah ke %tak0 metab%#isme %tak dan tekanan intrakania# akan menurun. Tak e#as adan1a interaksi dengan %bat pe#emas %t%t. -euntungan Pr%p%:%# karena beker a #ebih cepat dari ti%penta# dan k%n:usi pasca %perasi 1ang minima#. Ter adi mua#0 muntah dan sakit kepa#a mirip dengan thi%penta#. .epatn1a induksi dan pemu#ihan dari anestesi berguna da#am pasien ra2at a#an 1ang memer#ukan pr%sedur 1ang cepat dan singkat. +ediaan : da#am ampu#0 '**mg/'*cc 4%sis : 105,'05 mg/kg BB Pemberian : "$ /( PE!ELI%ARAAN 3bat anestesi maintenance 1ang digunakan da#am kasus ini ada#ah: a. %alothane )erupakan cairan 1ang tidak ber2arna0 berbau enak serta tidak merangsang / iritasi0 mudah menguap 87%#ati#e90 tidak mudah me#edak atau terbakar0 tidak bereaksi dengan s%da #ime abs%rber0 mudah diuraikan %#eh caha1a karena itu harus disimpan da#am b%t%# ber2arna ge#ap 8ambard9. )erupakan %bat anestesia 1ang p%tent0 kekuatan 4,5 ka#i eter atau ' ka#i k#%r%:%rm. 37erd%sis re#ati: mudah ter adi dengan ge a#a kegaga#an perna:asan dan sirku#asi 1ang dapat men1ebabkan kematian. 5:ek terhadap ++P sama dengan %bat anestesia #ain pada umumn1a 1aitu mendepresi k%rtek serebra# dan medu##a. Pengaruhn1a terhadap kardi%7asku#ar ada#ah 7as%di#atasi 1ang menimbu#kan hip%tensi dan bradikardi. Uap ha#%thane tidak menimbu#kan iritasi pada sa#uran perna:asan karenan1a induksi mudah dicapai tanpa batuk,batuk atau eksitasi. &a#%thane mendepresi perna:asan 1ang pada tingkat permu#aan men1ebabkan perna:asan #ebih cepat 8takipnu9 dan dangka#0 dan pada stadium #ebih da#am dapat timbu# gaga# na:as 8henti na:as9. &a#%thane uga mempun1ai e:ek re#aksasi 1ang m%derat terhadap sistem %t%t. 4%sis : d%sis induksi ',4@0 d%sis peme#iharaan *05,'@ Pemberian : inha#asi b. Nitrous O0sida 1Gas Gela0 -N)O( )erupakan gas 1ang tidak ber2arna0 berbau manis dan tidak iritati:0 tidak berasa0 #ebih berat dari udara0 tidak mudah terbakar/me#edak0 dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber 8pengikat .3'9. )empun1ai si:at anestesi 1ang kurang kuat0 tetapi dapat me#a#ui stadium induksi dengan cepat0 karena gas ini tidak #arut da#am darah. Aas ini tidak

mempun1ai si:at mere#aksasi %t%t0 %#eh karena itu pada %perasi abd%men dan %rt%pedi per#u tambahan dengan =at re#aksasi %t%t. Terhadap ++P menimbu#kan ana#gesi 1ang berarti. 4epresi na:as ter adi pada masa pemu#ihan0 ha# ini ter adi karena Nitr%us 3ksida mendesak %ksigen da#am ruangan,ruangan tubuh. &ip%ksia di:usi dapat dicegah dengan pemberian %ksigen k%nsentrasi tinggi beberapa menit sebe#um anestesi se#esai. Penggunaan biasan1a dipakai perbandingan atau k%mbinasi dengan %ksigen. Penggunaan da#am anestesi umumn1a dipakai da#am k%mbinasi N'3 : 3' ada#ah sebagai berikut 6*@ : 4*@ G B*@ : 3*@ atau 5*@ : 5*@. O$A PELU!PU% O O 3bat g%#%ngan ini menghambat transmisi neur%muscu#ar sehingga menimbu#kan ke#umpuhan pada %t%t rangka. )enurut mekanisme ker an1a0 %bat ini dibagi men adi ' g%#%ngan 1aitu %bat penghambat secara dep%#arisasi resisten0 misa#n1a suksini# k%#in0 dan %bat penghambat k%mpetiti: atau n%ndep%#arisasi 0 misa# kurarin. 4a#am anestesi umum 0 %bat ini memudahkan dan menguragi cedera tindakan #aring%sk%pi dan intubasi trakea0 serta memberi re#aksasi %t%t 1ang dibutuhkan da#am pembedahan dan 7enti#asi kenda#i.' g%#%ngan %bat pe#umpuh %t%t 1aitu : a. 4ep%#arisasi. !da :asiku#asi %t%t Berp%tensiasi dengan antik%#inesterase Tidak menun ukkan ke#umpuhan bertahap pada perangsangantungga# atau tetanik Be#um dapat diatasi dengan %bat spesi:ik -e#umpuhan berkurang dengan penambahan %bat pe#umpuh %t%t n%n dep%#arisasi dan asid%sis .%nt%h: suksamet%nium 8suksini# k%#in9 b. N%n dep%#arisasi Tidak ada :asiku#asi %t%t Berp%tensiasi dengan hip%ka#emia0 hip%termia0 %bat anestetik inha#asi0 eter0 ha#%thane0 en:#uran0 is%:#urane )enun ukkan ke#umpuhan 1ang bertahap pada perangsangan tungga# atau tetanik 4apat diantag%nis %#eh antik%#inesterase .%nt%h: tracrium 8atrakurium besi#at90 pa7u#%n 8pankur%nium

br%mida90 n%rkur%n 8pankur%nium br%mida90 esmer%n 8r%kur%nium br%mida9. 2( IN U$ASI RAKEA +uatu tindakan memasukkan pipa khusus ke da#am trakea0 sehingga a#an na:as bebas hambatan dan na:as mudah dibantu atau dikenda#ikan.sedangkan ekstubasi trakea ada#ah tindakan penge#uaran pipa end%trakea#. "ntubasi trakea bertu uan untuk : 1. )empermudah pemberian anestesi. '. )empertahankan a#an na:as agar tetap bebas. 3. )encegah kemungkinan aspirasi #ambung. 4. )empermudah penghisapan sekret trakhe%br%nkia#. 5. Pemakaian 7enti#asi 1ang #ama. 6. )engatasi %bstruksi #aring akut. "ndikasi intubasi trakea ada#ah: tindakan resusitasi0 tindakan anestesi0peme#iharaan a#an na:as0 dan pemberian 7enti#asi mekanis angka pan ang. -%mp#ikasi tindakan intubasi trakea dapat ter adi saat di#akukann1a tindakan #aring%sk%pi dan intubasi0 se#ama pipa end%trakea# dimasukkan0 dan sete#ah ekstubasi 3( ERAPI CAIRAN Prinsip dasar terapi cairan ada#ah cairan 1ang diberikan harus mendekati um#ah dan k%mp%sisi cairan 1ang hi#ang. Terapi cairan peri%perati: bertu uan untuk : 1. )emenuhi kebutuhan cairan0 e#ektr%#it dan darah 1ang hi#ang se#ama %perasi. '. )engatasi s1%k dan ke#ainan 1ang ditimbu#kan karena terapi 1ang diberikan0 misa#n1a terapi dengan menggunakan diuretic. Pemberian cairan %perasi dibagi : 1. Pra %perasi 4apat ter adi de:isit cairan karena pemasukan kurang0 puasa0 muntah0 penghisapan isi #ambung0 adan1a :istu#a enter%kutan0 penumpukan cairan pada ruang ketiga 8ruang ekstra se# 1ang tidak ber:ungsi90 seperti pada i#eus %bstrikti:0 perit%nitis. 4e:isit cairan ekstra se# 1ang ter adi dapat diduga dengan berat ringann1a dehidrasi 1ang ter adi. 4ehidrasi ringan 8 de:isit cairan ekstrase# sesuai dengan 4@ dari berat badan 90 dehidrasi sedang 8 de:isit cairan ekstrase# sesuai dengan 6@ dari berat badan 90 dan dehidrasi berat 8 de:isit cairan ekstrase# sesuai dengan 8@ dari berat badan 9.

-ebutuhan cairan untuk de2asa da#am '4 am ada#ah ' m# / kgBB / am. +etiap kenaikan suhu 1 * .e#cius kebutuhan cairan bertambah 1*,15@. .airan 1ang diberikan bisa berupa cairan e#ektr%#it 8ringer #aktat0 Na.# *0?@90 ka#au per#u diberikan cairan k%#%id. -ecua#i peni#aian terhadap keadaan umum dan kardi%7asku#er0 tanda rehidrasi te#ah tercapai ia#ah dengan adan1a pr%duksi urin *05,1 m#/kg BB/ am. '.+e#ama %perasi Pada pemberian cairan se#ama pembedahan0 harus diperhatikan ha#,ha# sebagai berikut: -ekurangan cairan pra bedah -ebutuhan untuk peme#iharaan Bertambahn1a Hinsensib#e #%ss karena suhu kamar bedah 1ang tinggi0 dan hiper7enti#asi. Ter adin1a trans#%kasi cairan pada daerah %perasi ke da#am ruang ketiga. Ter adin1a perdarahan.

4e:isit cairan karena puasa0 5*@ n1a diberikan pada am "0 '5@ n1a pada am kedua0 dan '5@ n1a #agi pada am ketiga. .airan 1ang diberikan ringer #aktat da#am dekstr%se 5@0 atau ringer #aktat. -ebutuhan cairan pada de2asa untuk %perasi : (inganI 4 m#/kgBB/ am. +edangI 6 m# / kgBB/ am Berat I 8 m# / kgBB/ am.

Bi#a ter adi perdarahan se#ama %perasi0 di mana perdarahan kurang dari 1*@ 5B$ maka cukup digantikan dengan cairan krista#%id seban1ak 3 ka#i 7%#ume darah 1ang hi#ang. !pabi#a perdarahan #ebih dari 1* @ maka dapat dipertimbangkan pemberian p#asma / k%#%id / dekstran / darah dengan d%sis 1,' ka#i darah 1ang hi#ang. 3. +ete#ah %perasi Pemberian cairan pasca %perasi ditentukan berdasarkan de:isit cairan se#ama %perasi ditambah kebutuhan sehari,hari pasien. 4( PE!ULI%AN Pasca anestesi di#akukan pemu#ihan dan pera2atan pasca %perasi dan anestesi 1ang biasan1a di#akukan di ruang pu#ih sadar atau rec%7er1 r%%m 1aitu ruangan untuk %bser7asi pasien pasca atau anestesi. Pasien 1ang dike#%#a ada#ah

pasien pasca anestasi umum ataupun anestesi regi%na#. 4i ruang pu#ih sadar dim%nit%r a#an na:asn1a apakah bebas ataukah tidak0 7enti#asin1a cukup atau tidak0 dan sirku#asin1a sudah baik ataukah tidak. +e#ain %bstruksi a#an na:as karena #idah 1ang atuh ke be#akang atau karena spasme #aring0 pasca bedah dini uga dapat ter adi muntah 1ang dapat men1ebabkan aspirasi. )%nit%r kesadaran merupakan ha# 1ang penting karena se#ama pasien be#um sadar dapat ter adi gangguan a#an na:as. +adar 1ang berkepan angan ada#ah akibat dari pengaruh sisa %bat anestesi0 hip%termi0 atau hip%ksia0 dan hiperkarbi. &ip%ksia dan hiperkarbi ter adi pada pasien dengan gangguan a#an na:as dan 7enti#asi. )enggigi# 1ang ter adi pasca bedah ada#ah akibat e:ek 7as%di#atasi %bat anestesi. )enggigi# akan menambah beban antung dan sangat berbaha1a pada pasien dangan pen1akit antung. (uang pu#ih sadar merupakan batu #%ncatan sebe#um pasien dipindahkan ke bangsa# atau masih memer#ukan pera2atan intensi: di ".U. 4engan demikian pasien pasca %perasi atau anestesi dapat terhindar dari k%mp#ikasi 1ang disebabkan karena %perasi atau pengaruh anestesin1a.

Anda mungkin juga menyukai