MAKULA: adalah perubahan warna kulit tanpa disertai perubahan konsistensi dan permukaannya. Makula berukuran <> 1 cm disebut patch.
PAPUL: Penonjolan kulit yang solid dengan diameter < 1 cm. Terjadinya papula adalah karena adanya proses: A. Infiltrat pada papilla dermis: proses infiltrasi selular pada kasus lichen nitidus proses non-selular pada kasus lichen amiloidosis B. hiperplasi epidermis, misalnya: Veruka molluscum contagiosum
PLAK: kelainan kulit seperti papula dengan permukaan datar dan diameter > 1 cm. Plak dapat terjadi karena perluasan suatu papula, tetapi dapat juga karena gabungan atau konfluensi dari beberapa papula
URTIKA: Penonjolan kulit dengan batas tegas, timbulnya cepat, tetapi hilangnya juga cepat; biasanya berwana kemerahan dan pucat di bagian tengah, sering terdapat pseudopodia (kaki semu). Urtika timbul disebabkan karena adanya edema interselular yang biasanya merupakan kelanjutan dari meningkatnya permeabilitas kapiler dan hampir tidak pernah dijumpai adanya infiltrat radang
Biasanya urtika timbul akibat adanya reaksi alergi, atau reaksi hipersensitifitas. Urtika yang timbul di jaringan yang longgar, seperti di kelopak mata, bibir, dan scrotum biasanya berukuran besar (luas) dan dinamakan angioedema. Diagnosa Banding: Angioedema Dermographism Hives Cholinergic urticaria Urticaria pigmentosa (mastocytosis) NODUL: Penonjolan kulit dengan batas tegas, letaknya dalam, diameternya > 1 cm. Nodul terjadi karena adanya infiltrasi yang bersifat massif pada dermis dan subkutis. Tumor sebenarnya juga seperti nodul, hanya istilah tumor digunakan untuk nodul dengan diameter yang besar. Tetapi skr ini istilah tumor sering untuk kelainan-kelainan yang bersifat neoplastik saja. VESIKEL dan BULA adalah suatu penonjolan kulit dengan batas tegas, berisi cairan serous dan diameternya <> 1 cm disebut bula. Vesikula dan bula dapat terjadi di lokasi yang berbeda pada lapisan kulit 1. Vesikel/bula intraepidermal atau suprabasal a. spongiosis: vesikel atau bula yang terjadi karena proses spongiosis dimulai dengan terjadinya edema interselular di antara sel-sel keratinosit yang terisi cairan. Contoh: dermatitis kontak alergi (DKA) b. degenerasi balon: vesikel atau bula terjadi karena proses degenerasi dimulai dengan terjadinya edema intraselular biasanya karena adanya suatu proses infeksi. Contoh: herpes zozter, herpes simplex c. akantolisis: vesikel atau bula terjadi karena adanya proses akantolisis, yakni hilangnya spina atau akanta atau jembatan antar sel, sehingga ikatan antara sel menjadi hilang atau lepas, dan akhirnya akan terbentuk celah atau rongga yang berisi cairan.
Contoh: pemfigus d. sub-corneal: vesikel atau bula terbentuk karena lepasnya stratum korneum dari lapisan di bawahnya. Contoh: impetigo, miliaria kristalina 2. Vesikel/bula subepidermal atau infrabasal atau intradermal: Vesikel atau bula infrabasal terjadi karena lepasnya lapisan basal dari membrana basalis. Vesikel atau bula yang terbentuk biasanya akibat proses autoimun, misalnya: bullous pemphigoid, dermatitis herpetiformis. PUSTULA penonjolan kulit berbatas tegas, diameter < 1 cm, berisi cairan pus/nanah.
Lokasi pus bisa intra epidermal atau subepidermal. a) Pustula intraepidermal: ada beberapa jenis, misalnya:
y y y
Pustula intra epidermal subcorneal: mis, subcorneal pustular dermatosis Pustula intraepidermal intracorneal: candidiasis Pustula intraepidermal spongiform: psoriasis pustulosa
SUKUAMA
adalah stratum korneum yang terkelupas dan tampak pada permukaan. Morfologi skuama : A. Micaceus : Pada Psoriasis B. Sianny : Pada Dermatitis Seboroik C. Powdery : Pada Tinea Versikolor D. Adherent : Pada Ichtyosis Vulgaris E. Coarse : Pada Keratosis Folikularis F. Greasy : pada dermatitis seboroik
KRUSTA adalah bahan cair ,eksudat, darah atau serum maupun jaringan nekrotik yang mengering. Contoh: impetigo krustosa EROSI adalah defek pada sebagian atau seluruh epidermis tetapi tidak sampai pada membrana basalis, sehingga pada proses penyembuhannya tidak meninggalkan bekas sikatrik. Contoh: vesikel yang pecah
ULKUS adalah defek yang mengenai seluruh epidermis dan melebihi membrana basalis, bahkan mungkin sampai dermis atau subkutis, sehingga pada proses penyembuhannya sering meninggalkan sikatriks. Contoh: ulkus stasis, ulkus tropikum.
ESKORIASI adalah erosi yang terjadi karena garukan; sehingga seringkali memberikan gambaran erosi yang berderet.
FISURA adalah defek linier yang dapat mulai dari permukaan sampai lapisan dermis. ATROPI
adalah penipisan kulit, baik epidermis maupun dermis. Kulit yang mengalami atropi akan nampak mengkilat, putih, dengan gambaran permukaan yang hilang, mengkerut, dan tidak mempunyai adnexa lagi. Contoh: proses penuaan, atrofi akrena steroid Adanya atropi disertai teleangiektasi dan hipo atau hiperpigmentasi disebut poikiloderma
SIKATRIKS adalah penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen normal. Jika jaringan terus menerus tumbuh berlebihan disebut keloid
LIKENFIKASI adalah penebalan kulit yang ditandai dengan penegasan gambaran garis-garis permukaan kulit baik longitudinal maupun transfersal, biasanya disertai hiperpigmentasi. Proses likenifikasi terjadi sebagai akibat garukan kronis dan hebat. Contoh: lichen simplex