Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus Perbaikan Ujian

F 20.0 Skizofrenia Paranoid

Oleh: Sari Fitrianingsih I1A009003

Pembimbing Dr. H. Yulizar Darwis, Sp.KJ MM

UPF/LAB ILMU KEDOKTERAN JIWA FK UNLAM-RSUD ULIN BANJARMASIN BANJARMASIN


November, 2013

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Alamat : Ny. K : 50 tahun : Perempuan : Jalan Pahlawan RT 004/002 Kelurahan Sukaramai, Tapin Tengah, Tapin Pendidikan Pekerjaan Agama Suku Bangsa Status Perkawinan Berobat tanggal : SD : Bertani : Islam : Banjar : Bangsa Indonesia : Menikah : 13 November 2013

II.

RIWAYAT PSIKIATRIK - Alloanamnesa pada tanggal 13 November 2013 dengan Tn. Abidin, suami pasien dan tiga anak pasien. - -Autoanamnesa pada tanggal 13 November 2013 dengan pasien. A. KELUHAN UTAMA Mengamuk

B. KELUHAN TAMBAHAN Sering bicara sendiri, marah-marah, ingin keluar rumah, tertawa sendiri, menangis sendiri, sering memukul suami tanpa sebab, susah tidur. C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Alloanamnesa Perubahan perilaku pasien dirasakan oleh suami dan anak-anak pasien sejak pertengahan September 2013, tepatnya tidak ingat, namun setelah hari raya idul fitri. Perubahan tersebut yaitu pasien menjadi susah tidur, lebih pendiam, murung dan suka menangis sendiri. Hal ini berlangsung selama satu bulan lamanya. Sebelumnya menurut keluarga, pasien tidak pernah seperti itu, pasien memang pendiam, enggan bercerita mengenai apa yang dipikirkannya dan suka memendam masalah sendiri namun pasien selalu terlihat ceria, ramah kepada siapa saja dan sangat penyayang terhadap keluarga. Pada bulan Oktober 2013 pasien (OS) menjadi sering tertawa sendiri, bicara sendiri dan setiap melihat suami OS menjadi ketakutan, jika didekati oleh suami, OS mengamuk sampai memukul-mukul suami OS dengan tangan atau barang-barang di sekitarnya, OS berteriak-teriak tidak jelas dan membanting barang-barang rumah sambil berkata menunjuk bahwa suami OS adalah makhluk mengerikan bertaring yang mengejar-ngejar OS, kemudian setelah mengamuk OS selalu ingin pergi dari rumah namun berhasil dicegah oleh anak OS, OS tidak sampai dipasung. Untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi dan buang air besar atau 2

buang air kecil masih bisa dilakukan OS sendiri, OS sudah tidak mau memasak sehingga makanan selalu dimasakkan oleh anak keenam yang tinggal bersama OS. OS masih bisa makan dan minum sendiri. Namun OS tampak menghindari bertatap muka dengan suaminya. OS sering menunjuk gorden dan berkata ke anaknya bahwa gorden tersebut adalah makhluk penunggu rumah mereka, padahal menurut anak OS tidak ada apa-apa disana. OS bekerja sebagai petani dengan suami, terakhir bekerja akhir tahun 2012 karena suatu hal yang menyebabkan OS terjatuh dan pergelangan kakinya terkilir sehingga OS dilarang suaminya untuk bekerja lagi. OS diminta suaminya tinggal di rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik. OS tampak menikmati pekerjaannya di rumah, pergelangan kaki yang terkilir tidak dibawa ke puskesmas atau ke dokter namun hanya dipijat di tukang pijat kampung. OS telah menikah dengan suami OS sejak tahun 1971 dan menurut suami juga anak-anak OS, keluarga mereka harmonis, tidak pernah ada masalah serius. Selama perkawinan juga tidak pernah didapatkan keluhan yang serupa seperti sekarang yaitu mengamuk, bicara sendiri, tertawa sendiri, ketakutan terhadap suami dan sebagainya. OS juga tidak pernah sakit sampai dirawat di rumah sakit atau puskesmas, biasanya hanya sakit pilek dan batuk namun jika dibawa ke mantri OS cepat sembuh. Baru pertama kali ini OS dibawa ke Rumah Sakit Jiwa dan bertemu dengan dokter ahli jiwa.

Autoanamnesa OS datang di IGD RSJ Daerah Sambang Lihum dengan dibawa keluarganya (anak-anaknya dan suami), OS mengenakan baju terusan berwarna kuning dan kerudung berwarna merah bermanik-manik, OS tampak rapi terawat. Kontak ada, tidak wajar dan tidak dapat dipertahankan, OS lebih sering menghindari kontak mata. Ketika ditanya siapa namanya, OS mampu menjawab. Ketika ditanya dimana OS sedang berada, OS hanya menggeleng. Ketika ditanya tempat tanggal lahir OS terdiam kemudian beberapa saat setelah itu OS mengatakan tidak ingat dan tidak tahu. Ketika ditanya tempat tinggal OS bisa menjawab tempat tinggalnya di Tapin. Ketika ditanya tinggal dengan siapa, OS hanya menjawab tinggal dengan anaknya yang ke-6 dan ke-9, ketika ditanya dimana suaminya, OS hanya tertawa dan terdiam. Ketika ditanya apakah mendengar suara-suara yang

membisikinya OS mengaku mendengar bisikan-bisikan dan bisa melihat bayangan-bayangan mengerikan. Kemudian ketika ditanya seperti apa suara itu, apa yang dikatakan oleh bisikan tersebut, OS hanya tertawa dan diam. Ketika ditanya bayangan mengerikan seperti apa yang dilihat, OS tertawa dan berkata bahwa yang dilihat adalah makhluk berwarna hitam dan bertaring panjang. Ketika dilihatkan suami OS, OS tampak ketakutan dan ingin berdiri dari kasur untuk menghampiri suami, namun ketika suami OS diminta sembunyi, OS tampak tenang lagi. Ketika ditanya kenapa, OS menjawab bahwa dia 4

melihat makhluk hitam bertaring yang mengerikan, OS berkata bahwa dia curiga dirinya dikejar setan. OS masih dapat mengenali anak-anak dan cucu-cucunya dengan baik dan dapat menyebutkan nama mereka satu per satu walaupun kadang harus berpikir lama. Namun OS lebih banyak diam dan menjawab tidak tahu jika ditanya hal-hal lain. Ketika ditanya apakah dirinya sedang sakit, OS menjawab bahwa dirinya sehat-sehat saja. C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa, riwayat kejang disangkal, riwayat demam tinggi disangkal, riwayat penyakit lainnya disangkal, riwayat

mengkonsumsi alkohol dan narkotika disangkal. Namun OS pernah terbentur kepalanya sebelah kanan menurut anak OS, tepatnya tidak ingat karena sudah lama sekali. Menurut anak OS saat itu setelah terbentur OS tidak sampai pingsan dan tidak dibawa ke puskesmas ataupun rumah sakit, OS hanya beristirahat di rumah. Ketika hal ini dikonfirmasi ke suami OS, suami mengatakan bahwa dirinya tidak ingat mengenai hal itu. D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI 1. Riwayat Prenatal dan Natal Tidak didapatkan data yang mendukung. 2. 0-1,5 tahun, trust vs mistrust Tidak didapatkan data yang mendukung. 5

3.

1,5-3 tahun, autonomy vs shame, doubt Tidak didapatkan data yang mendukung.

4.

3-6 tahun, initiative vs guilt Tidak didapatkan data yang mendukung.

5.

6-12 tahun, industry vs inferiority Tidak didapatkan data yang mendukung.

6.

12-17 tahun, identity vs identity confusion Tidak didapatkan data yang mendukung.

7.

Riwayat Pendidikan Tidak tamat SD.

8. Riwayat Pekerjaan Pasien bekerja tani dari remaja dan terakhir bekerja adalah akhir tahun 2012. 9. Riwayat Perkawinan Pasien sudah menikah sejak tahun 1971 (waktu itu usia OS 8 tahun dan suami OS 15 tahun) sampai sekarang dan memiliki sembilan anak dari perkawinannya. Suami dan anak-anak OS mengatakan bahwa keluarga mereka harmonis. Anak pertama lahir pada tahun 1975 dan anak kesembilan lahir pada tahun 1999. OS dan suami tidak menggunakan program KB. Menurut suami, OS sudah tidak haid lagi sejak awal tahun 2013, sejak itu sudah dirasakan perubahan pada diri OS, menurut suami OS selain lebih pendiam dari biasanya, OS sering tampak murung, namun jika ditegur 6

kenapa, OS hanya tertawa dan menjawab tidak apa-apa, kemudian OS akan kembali beraktivitas di rumah. E. RIWAYAT KELUARGA Genogram:

Keterangan Laki-laki :

Perempuan : Pasien :

Meninggal : Pasien merupakan anak kelima dari delapan bersaudara. Saudara pasien tidak pernah didapatkan gejala yang mirip dengan pasien. Keluarga dari ayah dan ibu pasien tidak diketahui apakah pernah memiliki gejala yang mirip.

F. RIWAYAT SITUASI SEKARANG Pasien sekarang tinggal di rumah sendiri dengan suami dan anak keenam yang bekerja sebagai petani juga dan anak kesembilan yang masih kelas 8 madrasah tsanawiyah. Anak-anak pasien yang lain sudah memiliki keluarga dan bertempat tinggal sesuai suami atau istri masingmasing. 7

G. PERSEPSI TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA Pasien mendengar bisikan suara namun pasien tidak mau menjelaskan seperti apa bisikan tersebut. Pasien mengaku melihat bayangan-bayangan yang mengerikan. Jika melihat suaminya, Pasien selalu reaktif dan mulai histeris, ketika ditanya kenapa, pasien menganggap suaminya adalah makhluk mengerikan yang berwarna hitam dan bertaring seperti setan dan sedang mengejarnya. Pasien hanya bersikap reaktif dan ingin kabur serta mengamuk jika melihat suami pasien saja, namun dengan orang lain pasien tidak pernah bersikap serupa walaupun pasien selalu menghindari bertatap muka dengan orang asing. Menurut pasien, orang selain suaminya adalah manusia, sedangkan suaminya telah berubah menjadi setan hitam dan bertaring panjang sehingga pasien sangat ketakutan dan selalu curiga jika suami mendekat.

III. STATUS MENTAL A. DESKRIPSI UMUM 1. Penampilan OS datang di IGD RSJ Daerah Sambang Lihum dengan dibawa keluarganya (anak-anaknya dan suami), OS mengenakan baju terusan berwarna kuning dan kerudung berwarna merah bermanik-manik, OS tampak rapi terawat. OS tampak menghindari 8

orang-orang asing disekitar, OS hanya mau mendekat dengan anakanak OS. 2. Kesadaran Jernih. 3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Hipoaktif. 4. Pembicaraan Tidak spontan, blocking (+) 5. Sikap terhadap Pemeriksa Tidak kooperatif. Pasien sering diam jika ditanya. Sering menghindari kontak mata dengan pemeriksa.

B. KEADAAN AFEKTIF, HIDUP EMOSI, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF KESERASIAN SERTA EMPATI 1. Afek 2. Hidup emosi 3. Ekspresi afektif 4. Keserasian 5. Empati : hipothym : sulit di evaluasi : murung : inappropriate : tidak dapat dirabarasakan

C. FUNGSI KOGNITIF 1. Kesadaran 2. Orientasi 9 : kompos mentis

- Waktu

: terganggu, OS menjawab tidak ingat dan tidak tahu

ketika ditanya oleh pemeriksa hari dan tanggal pemeriksaan, OS juga menggeleng ketika ditanya apakah saat itu siang atau malam (OS waktu itu sudah berada di ruang observasi namun tidak diikat). - Tempat : terganggu, OS menjawab tidak tahu ketika ditanya

OS berada dimana, OS hanya tahu tempat tinggal OS yang berada di Tapin, ketika ditanya alamatnya OS hanya menggeleng. - Orang 3. Konsentrasi : cukup baik : terganggu, ketika diminta untuk menyebutkan hari

dalam satu minggu, OS menggeleng dan memalingkan muka menghindari pemeriksa. Ketika ditanya 100-3, OS membelakangi pemeriksa dan berkata tidak tahu. 4. Daya Ingat Jangka pendek : terganggu, ketika ditanya tadi ke rumah sakit naik apa dan diantar siapa, OS menggeleng namun OS hanya menjawab bahwa dirinya diantar anaknya. Jangka panjang : terganggu, OS tidak ingat nama SD dan alamat

tempat tinggal OS. Segera : terganggu, ketika diperkenalkan nama pemeriksa,

lalu ditanya mengenai hal lain, setelah itu ditanya lagi mengenai nama pemeriksa, OS mengalihkan pandangan dan berkata tidak ingat dan tidak tahu.

10

5. Intelegensi dan pengetahuan umum Jelek. Pasien lebih sering diam dan hanya mengatakan tidak ingat dan tidak tahu seraya menghindari kontak mata dengan pemeriksa. D. GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi visual Halusinasi auditorik Ilusi 2. Depersonalisasi Derealisasi : ada : ada : ada ::-

E. PROSES PIKIR 1. Arus pikir a. Produktivitas b. Kontinuitas c. Hendaya berbahasa 2. Isi Pikir a. Gangguan pikiran : Waham curiga (+). Waham kejar (+). OS merasa dikejar setan. : lambat, blocking (+) : terganggu, blocking (+) :-

F. PENGENDALIAN IMPULS Pasien tidak dapat mengendalikan impuls marah jika melihat suami.

11

G. DAYA NILAI 1. Daya nilai sosial : terganggu, OS menjawab tidak tahu dan diam ketika ditanya apakah menjadi pencuri itu baik atau jelek. 2. Uji daya nilai : terganggu, OS menjawab tidak tahu ketika ditanya arti dari panjang tangan. 3. Penilaian realita : terganggu

H. PIKIRAN ABSTRAK Terganggu I. TILIKAN Tilikan 1.

J.

TARAF DAPAT DIPERCAYA Tidak dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PASIEN LEBIH LANJUT 1. STATUS INTERNUS : Tampak sakit ringan : TD: 110/80 mmHg, Nadi: 76x / menit,

Keadaan umum Tanda vital Kepala: Mata

: palpebra tidak edema, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, refleks cahaya +/+. 12

Telinga Hidung

: bentuk normal, sekret tidak ada, serumen minimal : bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak ada tumor, kotoran hidung minimal.

Mulut

: bentuk normal dan simetris, mukosa bibir tidak kering dan tidak pucat, pembengkakan gusi tidak ada dan tidak mudah berdarah, lidah tidak tremor.

Leher

: Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Thoraks: Inspeksi Palpasi Perkusi : bentuk dan gerak simetris : fremitus raba simetris : : sonor : batas jantung normal

- pulmo - cor Auskultasi: - pulmo - cor Abdomen :

: vesikuler, rh (-) wh (-) : S1>S2 tunggal, bising (-)

Inspeksi : Simetris Palpasi Perkusi : Nyeri tekan (-), hepar, lien dan massa tidak teraba : timpani

Auskultasi: bising usus (+) normal 13

Ekstemitas : pergerakan bebas, tonus baik, tidak ada edema ekstremitas dan atropi, tremor (-). Ada edem minimal di pergelangan kaki sebelah kiri bekas terkilir. 2. STATUS NEUROLOGIKUS N I XII Gejala rangsang meningeal Gejala TIK meningkat Refleks Fisiologis Refleks patologis : Tidak ada kelainan : Tidak ada : Tidak ada : Normal : Tidak ada

V. -

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Perubahan kepribadian pasien dirasakan oleh suami dan anak-anak pasien sejak pertengahan September 2013 yang awalnya ramah dan penyayang menjadi murung, pendiam dan lebih sering menangis sendiri tanpa sebab. Bulan Oktober 2013 pasien (OS) menjadi sering tertawa sendiri, bicara sendiri dan setiap melihat suami OS menjadi ketakutan dan curiga, jika didekati oleh suami, OS mengamuk sampai memukul-mukul suami OS dengan tangan atau barang-barang di sekitaranya, OS berteriak-teriak tidak jelas dan membanting barang-barang rumah sambil berkata menunjuk bahwa suami OS adalah makhluk mengerikan bertaring yang mengejarngejar OS. OS setelah mengamuk sering ingin pergi dari rumah namun selalu bisa dicegah oleh anak OS. 14

OS tampak menghindari bertatap muka dengan suaminya. OS sering menunjuk gorden dan berkata ke anaknya bahwa gorden tersebut adalah makhluk penunggu rumah mereka, padahal menurut anak OS tidak ada apa-apa disana.

Menurut pengakuan keluarga pasien, pasien tidak pernah mengkonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang, pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Di keluarga OS tidak diketahui apakah ada yang pernah memiliki gejala serupa yang dialami OS.

Menurut suami OS, semenjak menopause awal tahun 2013, OS memang lebih suka berdiam diri dan murung, namun ketika ditegur, OS masih dapat menjawab dan bereaksi baik dengan suaminya seraya berkata tidak ada apa-apa.

VI.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL 1. AKSIS I 2. AKSIS II 3. AKSIS III : F 20.0 Skizofrenia Paranoid dd/ F 20.3 : None : Terkilir pergelangan kaki kiri. Riwayat terbentur kepala sebelah kanan. 4. AKSIS IV 5. AKSIS V : None : GAF scale 40-31 (beberapa disabilitas dalam

hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi).

15

VII.

DAFTAR MASALAH 1. ORGANOBIOLOGIK Tidak bermasalah 2. PSIKOLOGIK OS susah tidur, sering murung, menjadi pendiam dan lebih sering menangis sendiri tanpa sebab, sering tertawa sendiri, bicara sendiri dan setiap melihat suami OS menjadi ketakutan dan curiga, jika didekati oleh suami, OS mengamuk sampai memukul-mukul suami OS dengan tangan atau barang-barang di sekitaranya, OS berteriak-teriak tidak jelas dan membanting barang-barang rumah sambil berkata menunjuk bahwa suami OS adalah makhluk mengerikan bertaring yang mengejar-ngejar OS 3. SOSIAL/KELUARGA OS hanya ketakutan melihat suami OS, jika suami mendekat, OS akan menjadi reaktif, histeris dan ingin memukul suaminya. OS hanya mengamuk dengan suaminya.

VIII. PROGNOSIS Diagnosis penyakit Perjalanan penyakit Ciri kepribadian Stressor psikosis : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad malam : stressor tidak jelas, dubia ad malam Riwayat herediter : dubia ad bonam 16

Usia saat menderita Pendidikan Ekonomi Lingkungan sosial Organobiologik Pengobatan psikiatrik Ketaatan berobat Kesimpulan

: dubia ad bonam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

IX.

RENCANA TERAPI Rawat inap dengan terapi medika mentosa dan non medika mentosa: Injeksi lodomer 1 ampul IM (jika pasien mengamuk) Stelosi 3 x 5 mg tab Risperidone 3 x 2 mg tab Cek lab darah lengkap dan kimia darah Evaluasi kondisi pasien, apakah ditemukan gejala ekstrapiramidal atau tidak setelah pengobatan. Psikoterapi suportif

Apabila sudah boleh rawat jalan, dilakukan terapi berorientasi keluarga: Supportif dengan dukungan keluarga agar lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien serta lebih memperhatikan

17

keteraturan pasien dalam meminum obat jika pasien sudah boleh rawat jalan. Psikoterapi suportif Memberikan nasihat, semangat, dukungan kepada pasien.

Mendidik dan melakukan uji realita dan daya nilai sosial setiap pasien kontrol.

X.

DISKUSI Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia didefinisikan sebagai suatu syndrome

dengan variasi penyebab perjalanan penyakit, serta sejumlah akibat tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik, sosial dan budaya. Skizofrenia pada umumnya ditandai dengan adanya penyimpangan fundamental dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Biasanya kesadaran tetap terpelihara dan kemampuan intelektual juga terpelihara walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Dalam diagnosis skizofrenia harus ditemukan minimal 1 dari kriteria berikut: 1. Thought of echo, thought of insertion, atau thought withdrawl, atau thought broadcasting 2. Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion of perception 3. Halusinasi auditorik

18

4. Waham menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.

Atau minimal 2 dari kriteria di bawah ini : 1. Halusinasi menetap dari panca indera apa saja 2. Arus pikiran terputus atau terganggu, yang berakibat irrelevant atau inkoheren atau neologisme 3. Perilaku katatonik 4. Gejala negatif (seperti apatis, bicara sangat jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar ) Gejala khas harus berlangsung minimal 1 bulan dan harus ada perubahan konsisten dan bermakna dan mutu keseluruhan aspek perilaku pribadi dengan manifestasi hilangnya minat, hidup tak berguna, tidak berbuat sesuatu, self absorbed. Pada skizofrenia paranoid, halusinasi dan/atau waham harus menonjol seperti: a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing). b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

19

c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passive (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar adalah yang paling khas. - Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol. Skizofrenia merupakan bentuk gangguan jiwa psikosis fungsional paling berat, dan lazim yang menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat, pasien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa menimbulkan serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak. Keadaan ini pertama kali digambarkan oleh Kraepelin pada tahun 1896 berdasarkan gejala dan riwayat alamiahnya. Kraepelin menamakannya dementia prekoks. Pada tahun 1911, Bleuler menciptakan nama skizofrenia untuk menandai putusnya fungsi psikis, menentukan sifat penyakit ini. Secara garis besar skizofrenia yang dapat

digolongkan kepada beberapa tipe yaitu, skizofrenia paranoid, skizofrenia hebefrenik, skizofrenia katatonik, skizofrenia tak terinci, depresi pasca

skizofrenia, skizofrenia residual, skizofrenia simpleks, skizofrenia yang lainlain dan skizofrenia yang tak tergolongkan.4 Menurut Epidemiologic Catchment Ares study, di Amerika prevalensi skizofrenia berkisar dari 0,6% menjadi 1,9%, dengan rata-rata sekitar 1%. Dengan hanya beberapa kemungkinan pengecualian, prevalensi di seluruh 20

dunia skizofrenia sangat mirip di antara semua budaya. Skizofrenia paling sering dimulai pada masa remaja akhir atau dewasa awal dan jarang terjadi sebelum masa remaja atau setelah usia 40 tahun. Meskipun prevalensi skizofrenia adalah sama pada laki-laki dan perempuan, yang mulai cenderung terkena lebih awal adalah pada pria. Pria paling sering memiliki episode pertama mereka pada awal usia 20, sedangkan perempuan biasanya selama akhir usia duapuluhan sampai umur 30.3 Gejala skizofrenia pada Skizofrenia: Indikator premorbid (pra-sakit) pre-

antara

lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: komunikasi:

wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan

pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tangential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.4 Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas: 1. Gejala-gejala Positif Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain. 2. Gejala-gejala Negatif Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau 21

tidak

mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan

perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).4 Unsur patogenesis skizofrenia belum dapat diketahui. Dugaan adanya unsur genetik telah dianggap sebagai kondisi yang melatarbelakangi gangguan psikosis, sebagian besar karena hasil penelitian yang distimulasi oleh ditemukannya obat-obat antipsikosis. Pada tingkat tertentu, asumsi ini banyak didukung dengan ditemukannya kasus- kasus skizofrenia yang disebabkan oleh keturunan. Pembuktian yang aktual tentang adanya keterkaitan kromosom dengan menggunakan teknik genetik molekuler sulit dilakukan secara pasti, baik karena kejadian yang spesifik tidak dapat disamakan maupun karena adanya banyak gen yang terlibat di dalamnya. Meskipun obat antipsikotik adalah yang utama dari pengobatan skizofrenia, penelitian telah menemukan bahwa intervensi psikososial, termasuk psikoterapi, dapat menambah perbaikan klinis. Farmakologis digunakan untuk mengobati ketidakseimbangan kimia, sedangkan nonpharmacological berkaitan dengan masalah nonbiological. Skizofrenia biasanya menggunakan terapi tunggal . Modalitas psikososial harus diintegrasikan ke dalam pengobatan. Pasien dengan skizofrenia mempunyai manfaat yang lebih dari penggunaan kombinasi obat antipsikotik dan psikososial.1 Terapi yang direncanakan pada pasien ini adalah rawat inap dengan farmakoterapi yaitu Stelosi 3 x 5 mg tablet, Risperidone 3 x 2 mg tablet dan cek lab darah 22

lengkap serta kimia darah untuk memonitor apakah penderita menderita infeksi atau tidak, serta mencari adanya gangguan darah, gangguan fungsi hati dan ginjal karena efek samping obat psikofarmaka, salah satunya adalah hepatotoksik dan nefrotoksik dan evaluasi kondisi pasien setelah diberi obat. Risperidone dan Stelosi sebagai anti psikotik dengan efek sekunder berupa sedasi yang kuat untuk mengatasi gangguan tidur dan gejala psikosis pasien. Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan status interna, neurologis dan mentalis/psikiatris, maka pasien pada kasus ini berdasarkan PPDGJ III menderita skizofrenia paranoid yang sudah terpenuhi dengan adanya gangguan dominan berupa halusinasi auditorik, visual, waham curiga, waham kejar. Onset lebih dari 1 bulan, yaitu 2 bulan lalu sejak September 2013. Gangguan psikotik yang terjadi adalah adanya gangguan persepsi yang ditandai dengan adanya halusinasi, isi pikiran yang berwaham serta didapatkan pula adanya perubahan yang konsisten dan bermakna secara keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, sehingga secara spesifik dapat digolongkan ke dalam kode F 20.0.

23

DAFTAR PUSTAKA

1.

Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, 2002. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, 2007 Hawari D. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia. Jakarta : FKUI, 2001. Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Jakarta University Press, 2004.

2. 3. 4.

24

Anda mungkin juga menyukai