Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk sosoial yang hidup selalu bersama-

sama dalam satu kelompok untuk memprtahankan hidupnya. Kelompok manusia itu awalnya hidup dari perburuhan, sehingga selalu berpindahpindah tempat. Kemudian perkembangan peradaban, mereka mulai hidup me netap pada suatu daerah tertentu dengan bercocok tanam beternak

dan dipimpin oleh seorang atau sekelompok orang. Kepada pemimpin kelompok diberi kekuasaan-kekuasaan tertentu dan anggoota-anggota kelompok diharuskan mentaati aturan-

aturan perintah pimpinan nya, maka dalam kelompok itu telah terdapat suat u kekuasaan/pemerintah yang sangat sederhana. Anggota

anggoota kelompok mengakui serta mendukung tata hidup dan peraturanperaturan yang ditetapkan oleh pimpinan mereka. Tata hidup dan peraturanperaturan hidup mulanya tidak tertulis dan hanya merupakan adat kebiasaan saja. Kemudia peraturan hidup itu dibuat secara permanen dalam peraturan bentuk tanda-

tanda tertentu yang kemudian dibuat secara tertulis. Jumlah mereka semakin

banyak,

kepentingan-

kepentingan kelompok makin luas dan kompleks, kesulitan dan bahayabahaya dari dalam maupun dari luar muncul, maka diperlukan adanya suatu organisasi yang lebih teratur dan lebih berkekuasaan. Suatu organisasi dapa t diprlukan untuk melaksanakan dan mempertahankan peraturan-

peraturan hidup agar berjalan dengan tertib. B. RUMUSAN MASALAH 1.Bagaimana perkembangan sejarah tata hukum di Indonesia? 2.Apa saja sistem hukum yang diberlakukan di Indonesia pada saat penjajahan Belanda dan Jepang? C.METODE PENDEKATAN 1. Metode pendekatan

Penelitian ini menggunakan metode kwalitatif dengan pendekatan nondoktrinal / empirik. Dipergunakan metode kwalitatif, mengingat dari permasalahan yang ada hendak mencari makna yang mendalam dan rinci terhadap fenomena yang diteliti. Pendekatan non-doktrinal/empirik

dimaksudkan sebagai pemaparan dan pengkajian hubungan aspek hukum dengan aspek non hukum dalam bekerjan ya hukum di dalam kenyataan.

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah hukum Indonesia Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syariat Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat yang diserap dalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budayabudaya yang ada di wilayah Nusantara. Sepanjang sejarah, Indonesia pernah dijajah beberapa negara antara lain Belanda, Inggris dan Jepang. Negara penjajah mempunyai kecenderungan untuk menanamkan nilai serta sistem hukumnya di wilayah jajahan, sementara masyarakat yang terjajah juga mempunyai tata nilai dan hukum sendiri. Ketika Indonesia dikuasai Belanda pertama kali, yaitu oleh VOC, tidak banyak perubahan di bidang hukum. Namun ketika diambil alih oleh Pemerintah Belanda, banyak peraturan perundangan yang diberlakukan di Hindia Belanda baik itu

dikodifikasi (seperti BW, WvK, WvS) maupun tidak dikodifikasi (seperti RV, HIR). Namun ternyata Belanda masih membiarkan berlakunya hukum adat dan hukum lain bagi orang asing di Indonesia. Kemudian pada tahun 1917 Pemerintah Hindia Belanda memberi kemungkinan bagi golongan non Eropa untuk tunduk pada aturan Hukum Perdata dan Hukum Dagang golongan Eropa melalui apa yang dinamakan penundukan diri. Dengan demikian terdapat pluralisme hukum atau tidak ada unifikasi hukum saat itu, kecuali hukum pidana yaitu pada tahun 1918 dengan memberlakukan WvS (KUH Pidana) untuk semua golongan. Selain itu badan peradilan dibentuk tidak untuk semua golongan penduduk. Masing-masing golongan mempunyai badan peradilan sendiri. Setiap kelompok masyarakat memiliki sistem hukum sendiri yang berbeda antar satu dengan yang lain seperti dalam keluarga, tingkatan umur, komunitas, kelompok politik, yang merupakan kesatuan dari masyarakat yang homogen. Pluralitas sendiri merupakan ciri khas Indonesia. banyak pulau, suku, bahasa, dan budaya, Indonesia ingin membangun bangsa yang stabil dan modern dengan ikatan nasional yang kuat. Sehingga, menghindari pluralisme sama saja dengan menghindari kenyataan yang berbeda mengenai cara pandang dan keyakinan yang hidup di masyarkat Indonesia. Kondisi pluralisme hukum yang ada di Indonesia menyebabkan banyak permasalahan ketika hukum dalam kelompok masyarakat diterapkan dalam transaksi tertentu atau saat terjadi konflik, sehingga ada kebingungan hukum yang

manakah yang berlaku untuk individu tertentu dan bagaimana seseorang dapat menentukan hukum mana yang berlaku padanya. Pengertian pluralisme hukum sendiri senantiasa mengalami perkembangan dari masa ke masa di mana ada koeksistensi dan interelasi berbagai hukum seperti hukum adat, negara, agama dan sebagainya. Bahkan dengan dengan adanya globalisasi, hubungan tersebut menjadi semakin komplek karena terkait pula dengan perkembangan hukum internasional. Pada tahun 1942 Pemerintahan Bala Tentara Jepang menguasai Indonesia. Peraturan penting yang dikeluarkan pemerintah yaitu beberapa peraturan pidana, kemudian ada Osamu Seirei Nomor 1 Tahun 1942 yang dalam salah satu pasalnya menentukan badan/lembaga pemerintah serta peraturan yang sudah ada masih dapat berlaku asalkan tidak bertentangan dengan Pemerintahan Bala Tentara Jepang. Hal ini penting untuk mencegah kekosongan hukum dalam sistem hukum di Indonesia pada masa itu. Pemerintahan militer Jepang membagi 3 wilayah komando, yaitu Jawa dan Madura, Sumatera serta Indonesia bagian timur. Untuk wilayah Jawa dan Madura berlaku Osamu Sirei 1942 No.1, yang mengatur bahwa seluruh wewenang badan pemerintahan dan semua hukum dan peraturan yang selama ini berlaku tetap dinyatakan berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturanperaturan militer Jepang. Terhadap 2 wilayah lainnya juga diatur dengan peraturan yang serupa.

Kitab undang-undang dan ketentuan perundangan yang semula berlaku hanya untuk orang-orang Belanda, kini juga berlaku untuk orang-orang Cina. Hukum adat tetap dinyatakan berlaku untuk orang-orang pribumi. Pemrintah militer Jepang juga menambah beberapa peraturan militer ke dalam peratuturan perundangan pidana, dan memberlakukannya untuk semua golongan penduduk. Namun kontribusi penting yang diberikan Jepang ialah dengan menghapuskan dualisme tata peradilan, sehingga Indonesia hanya memiliki satu sistem peradilan. Sebagaimana juga pada institusi pengadilan, jepang juga mengunifikasi badan kejaksaan dengan membentuk Kensatzu Kyoku. A. Sebelum Belanda datang ke Indonesia Sejarah hukum Indonesia dalam arti seluasnya bermula dari mulai bermukimnya suatu masyarakat di tanah air Indonesia. Artinya adalah saat dimana kita mengenal dan memulai sejarah Indonesia sesuai dengan sejarah perkembangan Bangsa Indonesia yang diwarnai pengaruh agama, penjajahan, dan kemerdekaan, serta perkembangan pasca kemerdekaan Berlaku hukum adat / hukum tidak tertulis . Dibeberapa daerah hukum adat dipengaruhi agama Islam/ Hindu. dasar hukum pemberlakuan hukum warisan hindia belanda. Aturan Peralihan Pasal IUUD 1945 (Perubahan Keempat), dulu Pasal II Aturan peralihan.

Ketentuan ini yang menyebabkan ketentuan seperti BW (KUHPerd), HO (Hinder Ordonantie) masih berlaku. Kajian ini membahas tentang tumbuh dan berkembangnya hukum di Indonesia 1. MASA VOC Masa ini diawali dengan datangnya pedagang- pedagang Belanda (yang kemudian mendirikan voc) yang semula bertujuan untuk menghindari persaingan diatara mereka. Mereka tunduk pada hukumnya sendiri. Hokum adat setempat tidak berlaku lagi bagi mereka. b. Masa Belanda di Indonesia Van Vollenhoven menulis ketika kapalnya merapat di Indonesia : 1. terdapat suatu negeri yang ditinjau dari sudut hukum negara bukan negeri yang tandus dan kosong. 2. negeri tersebut penuh sesak dengan lembaga tata negara dan lembaga tata kuasa yang diselenggarakan oleh kekuasaan dan atas suku, desa, perserikatan, republik, dan kerajaan.. 3. Ketika Bangsa Belanda datang ke Indonesia , mereka melihat bahwa di Indonesia telah ada suatu tatanan hokum yang ajeg (recht orde). 4. Namun demikian mereka tidak merta menundukkan diri terhadap tata hukum yang berlaku.

5. Tatanan hokum yang ada di Indonesia itu yang kemudian disebut sebagai Hukum Adat. 6. Dengan kedatangan orang Belanda di Indonesia , maka ada dualisme hukum, yaitu ada 2 sistem tata hokum yang berlaku: a. Hukum Adat

Hukum Belanda Adapun yang dimaksud dengan hukum Belanda adalah hukum kapal VOC yang terdiri : 1. Hukum Belanda Kuno 2. Asas-asas Hukum Romawi

Hukum Kapal sebagian besar adalah hukum disiplin (tucht recht) Persoalannya adalah hokum kapal tidak dapat mengatasi menyelesaikan perkaraperkara yang ada di pusat-pusat perdaganganVOC, sehingga perlu dibuat peraturanperaturan baru yang dapat memenuhi kebutuhan istimewa tersebut Kendala yang fundamental adalah statusVOC, apakah berwenang membuat peraturan kenegaraan Oleh karenanya pada tahun 1609, STATEN GENERAAL, yaitu badan federatif tertinggi negara-negara belanda memberikan kekuasaan pada Gubernur Jenderal, pengurusVOC untuk membuat peraturan guna menyelesaikan perkara Peraturan itu dibuat dalam plakat, kemudian dikumpulkan yang disebut Nederlandsh Indisch Plakatboek

Karena tidak dikelola dan disusun dengan baik, terlebih pada tahun 1635 ada kekacauan, maka timbul kebingungan bagi kawula negara, mana plakaat yang masih berlaku dan mana yang sudah dicabut Oleh karena itu Gubernur JenderalVanDiemen (1636-1646) memberi perintah kepada MR Joan Maetsyucker, seorang pensiunan dari HofVan Justitie (setingkat MA) untuk mengumpulkan dan menyusun plakat dan dibuat buku dengan nama STATUTEN VAN BATAVIA Dengan demikian hokum yang berlaku untuk wilayah yang dikuasai VOC adalah : o Hukum statute o Hukum Belanda Kuno o Asas-asas Hukum Romawi Disamping itu bagi VOC berlaku keistimewaan sebagai berikut o HAK MONOPOLI PELAYARAN PERDAGANGAN o HAK MENENTUKAN ANGKATAN PERANG o HAK MENDIRIKAN BENTENG o HAK MENGUMUMKAN PERANG / PERDAMAIAN o MENCETAK UANG Namun karena dalam penyelenggaraan usahanya VOC banyak terjadi korupsi, sehingga berakibat pada bangkrutnyaVOC sehingga akhirnya di bubarkan. VOC pailit, kemudian bubar Indonesia jatuh ke tangan inggris, Raffles sebagai Gubernur Jenderal tidak banyak perubahan di bidang hokum dengan Konvensi

London 1814 Inggris menyerahkan kekuasaan atas Indonesia ke tangan Belanda kembali. Perubahan di bidang Hukum tidak signifikan Akhirnya berdasarkan konvensi London pada tahun 1814, Indonesia diserahkan kembali ke Belanda

2.

MASA PENJAJAHAN BELANDA (1800-1942) Namun pada tahun 1848 adalah tahun yang penting bagi sejarah hokum Indonesia

,yaitu saat diberlakukannya hukum bagi masyarakat eropa di Indonesia dengan asas konkordansi Pada masa itu terjadikod ifi ka si (pengumpulan hokum-hukum yang sejenis ke dalam satu kitab yang disusun secara sistematis dan lengkap) di Hindia Belanda yang diketuai Mr. Scholten Van Oud Harlem,Artinya kodifikasi hukum yang ada di Indonesia adalah tiruan kodifikasi hukum belanda yang berlaku di Belanda. - Kodifikasi yang berhasil dilakukan antara lain: Reglement OpDe Rechtelijke Organisatie (RO) atau Peraturan Organisasi Pengadilan Algemene Bepalingen Van Wetgeving (AB) atau ketentuan umum tentang

Peraturan Perundang-Undangan BW (Burgerlijke Wetboek) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Tahun 1866 berlaku kuhp bagi orang Eropa Tahun 1918 berlaku Wetboek Van Strafrecht (WVS) bagi semua golongan rakyat Hindia Belanda o Semula Reglement OPDe Rechtelijke Organisatie akan diberlakukan di seluruh Hindia Belanda tetapi keadaan tidak memungkinkan o Pada tanggal 1 Mei 1848 hanya berlaku bagi daerah Jawa dan Madura o Untuk luar Jawa dan Madura tiap-tiap keresidenan diatur sendiri o Kemudian dirubah menjadi peraturan umum yang dimulai berlakuk 1 juli 1927 yang disebut Reglement Buitengewesten Beberapa Pasal yang perlu diketahui dariAlgemene Bepalingen (AB) yang merupakan politik hokum belanda: Pasal 6A.B : penduduk Indonesia dibeda-bedakan dalam golonganEropa, Bumiputera, dan yang disamakan Pasal 7A.B : yang dipersamakan dengan Eropa, yaitu: Orang Kristen, termasuk orang-orang Indonesia yang menganut agama tersebut Orang darimana pun asalnya yang tidak termasuk dalam Pasal 8 di bawah ini Pasal 8A.B : yang dipersamakan dengan Bumiputera, yaitu :

orangArab,Tionghoa, dan semua orang yang beragama Islam

Pasal 10A.B : Gubernur Jenderal berwenang jika perlu mengadakan pengecualian terhadap pasal sebelumnya bagi orang-orang kristen pada umumnya atau bagi masyarakat Kristen Indonesia Pasal 11A.B : hakim menerapkan hokum Perdata Eropa bagi golongan Eropa dan hukum Adat bagi golongan Pribumi sehingga terjadi Dualisme Hukum 3. MASA REGERINGS REGLEMENT (R.R1855- 1926)

o Bila dilihat isinya R.R merupakan UUD penjajahan Belanda yang lahir karena adanya perubahan UUD di belanda o Tahun 1920 beberapa pasalnya mengalami perubahan yang dikenal dengan R.R baru. o Pasal 75 R.R baru isinya memberlakukan ketentuan hukum yang lama bagi golongan penduduk 4. MASA INDISCHE STAATSREGELING(1926-1942)

o Sebagai akibat perubahan UUD belanda tahun 1922, pemerintah di Hindia Belanda merubah R.R menjadi Indische Staatsregeling (I.S) o Pada masa ini tetap ada Pluralisme di bidang hukum (KARENA PASAL 131 IS = PASAL 75 RR)

C.

MASA PENJAJAHAN JEPANG (1942-1945)

pada masa ini tidak banyak perubahan Hukum di Indonesia

yang perlu diingat yaitu UuNo. 1/1942 tentang berlaku kembali semua peraturan Hindia Belanda yang tidak bertentangan dengan kekuasaan militer Jepang (pasal 3) 1. Pembukaan UUD 1945: Atas Berkat Rahmat TUHAN YME.Disusunlah Kemerdekaan Indonesia Dalam Suatu UUD negara Indonesia 2. Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 (kini pasalI Aturan Peralihan UUD 1945 Amandemen Keempat) 3. Hukum Adat Kesatuan Hukum dengan adanya konsep WawasanNusantara yang didadasari oleh Pembukaan UUD 1945 yang salah satu pokok pikiran didalamnya yaitu: o Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan, dan o Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat IndonesiaPerkembangan

Hukum Awal Kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru dan reformasi. BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN Tata Hukum Indonesia atau susunan Hukum di Indonesia adalah tatanan atau tata tertib Hukum hukum Indonesia guna melindungi kepentingan masyarakat Indonesia .Pada masa pasca kemerdekaan Indonesia, Belanda menjajah Indonesia dan menerapkan sistem Hukum Belanda di Indonesia .Oleh karena itu sejak Bangsa

indonesia menyatakan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945,maka sejak saat itu Bangsa indonesia telah mengambil keputusan untuk menerapkan Hukum Belanda (ius constitutum) sebagai hukum nasional dengan tatanan hukum yang baru yaitu hukum Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Abdoel Djamali,R.,S.H.,1977.Pengantar ilmu hukum Indonesia

.Bandung:CV.Mandar Maju. Soedjono Dirdjosisworo,S.H.,Dr.,1983.Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:Rajawali.

Rozikin Daman ,Drs.,1993.Hukum Tata Negara .Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai