Anda di halaman 1dari 20

LBM 5 SKN STEP 7 HIPERKES 1.

Definisi
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) Adalah bagian dari usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi konsumen hasil produksi perusahaan tersebut sehingga dapat terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan pekerjaan dan lingkungan pekerjaan, dan dapat meningkatkan derajat kesehatan. fkep.unand.ac.id/images/Usaha_Kesehatan_Kerja.ppt

2. Tujuan
1. Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan pekerja agar diperoleh tenaga kerja yang sehat dan produktif. 2. Tujuan Khusus Agar masy pekerja dapat mencapai keadaan kes yang sebaik-baiknya (fisik, mental, sosial) Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya pencemaran perusahaan Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan masyarakat konsumen Meningkatkan efisien dan produktivitas pekerja sehingga meningkatkan produksi perusahaan. fkep.unand.ac.id/images/Usaha_Kesehatan_Kerja.ppt

3. Manfaat 4. Faktor penghambat penerapan

5. Ruang Lingkup
1. 2. 3. 4. Kesehatan kuratif Kesehatan preventif Pengamanan bahaya oleh prses produksi Penyesuaian alat dan tenaga kerja

Hipekes berupa laporan kesehatan yang ditujukan kepada pemelihara dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan pengaturan pemberian pengobatan, perawatan, mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi syarat untuk pencegahan penyakit baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat kesehatan kerja bagi perum tenaga kerja.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

6. Usaha Pencegahan, pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja Pemeliharaan dan peningkatan kes naker Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas naker Pemberantasan kelelahan tenaga kerja Meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja Perlindungan masy sekitar perusahaan dari bahaya pencemaran yang berasal dari perusahaan

7. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri 8. Pemeliharaan,peningkatan hygiene,sanitasi perusahaan ( kebersihan, Spal, sumber air bersih, dll)
fkep.unand.ac.id/images/Usaha_Kesehatan_Kerja.ppt

HIGIENE PERUSAHAAN 1. Definisi


Hygiene perusahaan merupakan spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalarn lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut,serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta dimungkinkan mengecap kesehatan setinggitingginya. Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta

2. Tujuan
Hakikatnya adalah sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggitingginya, yang dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja o sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi Dari situ dapat dirinci mengenai tujuan utama Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. o Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta

3. Manfaat 4. Sifat 5. Penerapan


o Pengenalan lingkungan kerja : mengetahui secara kulitatif bahaya potensial di tempat kerja, menentukan lokasi, jenis dan metoda pengujian yang perlu dilakukan.

Penilaian lingkungan kerja : dilakukan pengukuran, pengambilan sample dan analisis laboratorium, melalui penilaian lingkungan dapat ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau tidak korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya, serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja. Pengendalian lingkungan kerja : metoda teknik untuk menurunkan tingkat factor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditolerir dan sekaligus melindungi pekerja. Sumber : A. M. Sugeng Budioro, dkk. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Ed. 2 (revisi). Undip. Semarang. 2005.

6. Indikator pengukuran KECELAKAAN KERJA 1. Definisi


Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja. Sumakmur (1989) membuat batasan bahwa kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni: o Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, o Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta

2. Sebab
1. faktor-faktor penyebab kecelakaan dan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya di golongkan menjadi dua, yakni: perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya: karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition, misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta : Rineka Cipta Faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja dan penyakit yang ditimbulkannya Golongan fisik o Suara yang keras dapat menyebabkan tuli o Suhu tinggi yang dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau hyperpirexi& suhu rendah menyebabkan chilblain, trench foot, atau frosbite o Penerangan yang kurang atau yang terlalu terang (menyilaukan) menyebabkan kelainan penglihatan dan memudahkan terjadinya kecelakaan o Penurunan tekanan udara (dekompresi) yang mendadak dapat menyebabkan caisson disease o Radiasi dari sinar rontgen atau radio aktif menyebabkan penyakit-penyakit darah. kemandulan, kanker kulit dan sebagainya Golongan kimiawi o Gas yang menyebabkan keracunan, misalnya: CO, HCN.H2S, SO2 o Debu-debu misalnya debu silica, kapas, asbest ataupun debu logam berat Golongan penyakit infeksi Misalnya penyakit antrax yang disebabkan bakteri Bacillus antracis pada penyamak kulit atau pengumpul wool. Penyakit-penyakit infeksi pada karyawan yang bekerja dalam bidang mikrobiologi ataupun dalam perawatan penderita penyakit menular. Golongan fisiologi Penyakit yang disebabkan karena sikap badan yang kurang baik; karena konstruksi mesin yang tidak cocok, ataupun karena tempat duduk yang tidak sesuai. Golongan mentalpsikologi Penyakit yang timbul karena hubungan yang kurang baik antara sesama karyawan, antara karyawan dengan pimpinan karena pekerjaan yang tidak cocok dengan psikis karyawan, karena pekerjaan yang membosankan ataupun karena upah imbalan yang terlalu sedikit upah sehingga tenaga pikirannya tidak dicurahkan kepada pekerjaannya melainkan kepada usaha-usaha pribadi untuk menambah penghasilannya.

Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta

3. Pencegahan
2. upaya dan pencegahan o Substitusi Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang kurang atau tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya

Isolasi Yaitu dengan mengisolir (menyendirikan) proses-proses yang berbahaya dalam perusahaan.Misalnya menyendirikan mesin-mesin yang sangat gemuruh, atau proses-proses yang menghasilkan gas atau uap yang berbahaya. Ventilasi umum Yaitu dengan mengalirkan udara sebanyak perhitungan ruangan kerja, agar kadar bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini akan lebih rendah dari nilai ambang batasnya Ventilasi keluar setempat Yaitu dengan menghisap udara dari suatu ruang kerja agar bahan-bahan yang berbahaya dihisap dan dialirkan keluar. Sebelum dibuang ke udara bebas agar tidak membahayakan masyarakat, udara yang akan dibuang ini harus diolah terlebih dahulu. Mempergunakan alat pelindung perseorangan Para karyawan dilengkapi dengan alat pelindung sesuai dengan jenis pekerjaannya. Misalnya: masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, dll Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja Para karyawan atau calon karyawan diperiksa kesehatannya (fisik dan psikis) agar penempatannya sesuai dengan jenis pekerjaan yang dipegangnya secara optimal Penerangan atau penjelasan sebelum kerja Kepada para karyawan diberikan penerangan/penjelasan sebelum kerja agar mereka mengetahui, mengerti dan mematuhi peraturan-peraturan serta agar lebih berhati-hati Pemeriksaan kesehatan ulangan pada para karyawan secara berkala Pada waktu-waktu tertentu secara berkala dilakukan pemeriksaan ulangan untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit akibat kerja pada tingkat awal agar pengobatan dapat segera Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja Para karyawan diberikan pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja secara kontinyu dan teratur agar tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya

Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta

4. Klasifikasi

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja diklasifikasikan menjadi 4 macam, yakni: klasifikasi menurut jenis kecelakaan o terjatuh o tertimpa benda jatuh o terjepit oleh benda o pengaruh suhu tinggi o terkena arus listrik klasifikasi menurut penyebab mesin o mesin penyalur(transmisi) o mesin-mesin untuk menggerakan logam o mesin-mesin pengolah kayu o mesin-mesin pertanian o mesin-mesin pertambangan alat angkut dan alat angkat o mesin angkat dan peralatannya o alat angkutan di atas roda o alat angkutan udara o alat angkutan air Peralatan lain o Bejana bertekanan o Dapur pehakar dan pemanas o Instalasi pendingin o Alat-alat listrik (tangan) o Tangga Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi o bahan peledak o debu, gas ciran dan zat-zat kimia terkecuali bahan peledak o radiasi Lingkungan kerja o di luar bangunan o di dalam bangunan o di bawah tanah klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan o Patah tulang o Dislokasi / keseleo o Regang otot / urat o Memar dan luka dalam yang lain o Amputasi klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh o Kepala o Leher o Badan o Anggota atas o Anggota bawah Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta : Rineka Cipta

5. Penyakit akibat kerja


Penyakit yang diderita karyawan dalam hubungan dengan kerja baik factor resiko karena kondisi tempat kerja , peralatan kerja, material yang dipakai, proses produksi, cara kerja,limbah perusahaan dan hasil produksi.(Harjono) Occupational diseases Occupur as the result of explosure to physical ,chemical, biological, ergonomic or physicosocial factors in the work place. (Occupational Medicine Practice - 1991).

Definisi Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat dicegah Berat ringannya penyakit yang disebabkan tergantung dari jenis dan tingkat penyakitnya. Penyakit yang Bukan Disebabkan Pekerjaan Penyakit-penyakit umum yang terjadi pada pekerja dan tidak berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. Penyakit ini dapat menyerang berbagai system tubuh : - penyakit saluran pernapasan (TBC, bronkopneumonia) - penyakit cardiovascular( miokarditis, miokard infark) - penyakit endokrin( DM, struma ) MACAM= 1. Fisik Kebisingan (ggn telinga) Getaran (Angioneurosis) Suhu Tinggi (Bintik merah, kelelahan,kejang) Suhu Rendah (radang dingin) Cahaya ( ggn/kerusakan mata)

Radiasi (Ca, mandul) Sinar UV (konjugtivitis ) Sinar Infra merah (katarak) 2. Kimia Debu organik (silikon,asbes,acrilic, dsb) Timah hitam (Pb) Air raksa (merkuri) Pestisida Gas (iritan, keracunan) 3. Biologi/infeksi penyakit kulit 4. Fisiologi(kesalahan konstruksi mesin, sikap tubuh, kelelahan) luka, fraktur,trauma fisik 5. Psikologis(hub kerja tak baik,pekerjaan monoton,upah rendah) stress gairah kerja turun,mudah tjd kecelakaan,semangat kerja turun,produktivitas turun
fkep.unand.ac.id/images/Usaha_Kesehatan_Kerja.ppt

KESELAMATAN KERJA 1. Definisi


Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Secara implisit rumusan atau batasan ini, bahwa hakikat kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni pertama, sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang. setinggi-tingginya. Kedua, sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas.

Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta

2. Tujuan program
Sebagai bagian spesifik keilmuan dalam ilmu kesehatan, kesehatan kerja lebih menfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya kesehatan yang bertujuan untuk : Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja atau pekerjaannya o Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja o Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, dan pendidikan atau ketrampilannya Budiono, A.M.S., 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : UNDIP o o Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan kecelakaan akibat kerja o Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja o Perawatan dan mcmpetinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja o Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja o Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut o Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta o

Tujuan akhir : Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif, tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syaratsyarat kesehatan (suhu, penerangan, bebas debu, sikap badan yang baik, alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh,dsb). Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. 2003.

3. Sasaran utama dan determinan

Upaya/ determinan:
a. Beban kerja Setiap pekerjaan apa pun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, adalah merupakan beban bagi yang melakukan. Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja Misalnya untuk mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik, untuk membantu mengurangi beban hitung-menghitung diciptakan kakulator atau komputer, dan sebagainya. b. Beban tambahan Di samping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja atau karyawan, pekerja sering atau kadang-kadang memikul beban tambahan yang berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pelaksanan pekerjaan. Disebut beban tambahan karena lingkungan tersebut menggangu pekerjaan, dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang bersangkutan. Beban tambahan ini dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor yakni : faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang panas, dan sebagainya. o faktor kimia, misalnya: ban gas, uap atau asap, debu, dan sebagainya. o faktor biologi, misalnya: nyamuk, lalat, kecoa, lumut, taman yang tidak teratur, dan sebagainya. o faktor fisiologi, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan (ergonomic), misalnya: meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek. o faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya: adanya klik, gosip, cemburu, dan sebagainya. c. Kemampuan kerja Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya sama, dan bekerja pada suatu pekerjaan atau tugas yang sama, Perbedaan ini disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda. Kapasitas adalah kemampuan yang dibawa dari lahir oleh seseorang yang terbatas. Artinya kemampuan tersebut dapat berkembang karena pendidikan atau pengalaman tetapi sampai batas-batas tertentu saja. Kapasitas dipengaruhi oleh bcrbagai faktor, antara lain: gizi dan kesehatan, ibu, genetik, dan lingkungan. Selanjutnya kapasitas ini mempengaruhi atau menentukan kemampuan seseorang. Kemampuan seseorang juga dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kesehatan, kebugaran, gizi, jenis kelamin, dan ukuran-ukuran tubuh. Peningkatan kemampuan tenaga kerja ini akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas kerja. o Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta : Rineka Cipta

4. Manfaat 5. Faktor yg mempengaruhi


Status kesehatan seseorang, menurut HL Blum(1981) ditentukan oleh 4 faktor : o Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia s(organik/anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme) dan sosial budaya(ekonomi, pendidikan, pekerjaan) Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku Pelayanan kesehatan : promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia. Bunga rampai HIPERKES DAN KK, AM. Sugeng Budiono, dkk

o o o

faktor fisik kesehatan kerja d. Kebisingan Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indra pendengaran sampai kepada ketulian e. Penerangan atau Pencahayaan Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja karena menambah beban kerja, karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan, tetapi juga menimbulkan kesan yang kotor. Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing), menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. f. Bau-bauan Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta o o o o Radiasi Getaran mekanis Cuaca kerja Tekanan udara tinggi dan rendah

Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta

Pengertian K3 menurut WHO dan ILO


ILO/WHO Joint Safety and Health Committee Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well-being of all workers in all occupations; the prevention among workers of departures from health caused by their working conditions; the protection of workers in their employment from risks resulting from factors adverse to health; the placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological and psychological equipment and to summarize the adaptation of work to man and each man to his job. Pengertian Dasar ILO/WHO Panitia Kesehatan Dan Keselamatan Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Bersifat jabatan adalah promosi dan pemeliharaan tingkat fisik tertinggi, mental dan kesejahteraan/ kesehatan sosial dari semua para pekerja dalam semua jabatan; pencegahan antar para pekerja berangkat dari kesehatan disebabkan oleh kondisi kerja mereka; perlindungan para pekerja di ketenaga-kerjaan mereka dari resiko sebagai hasil faktor yang kurang baik kepada kesehatan; penempatan dan pemeliharaan pekerja di suatu lingkungan bersifat jabatan menyesuaikan diri secara psikologis dan fisiologis dengan- peralatannya, dan untuk beradaptasi dengan lingkungandan pekerjaannya.

http://fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/audit%20k3/Dasar%20K3_AA. pdf Urutan penyakit menyebabkan kematian akibat kerja menurut ILO

Dokter perusahaan : a. Peran dan kewajiban


FUNGSI & PERAN: Memberikan pelayanan klinik untuk karyawan TANGGUNG JAWAB: 1. 2. 3. 4. Untuk menjalankan aktivitas klinik sehari-hari . Untuk menangani kasus-kasus darurat . Mengorganisir dan berpartisipasi dalam perawatan kesehatan preventif. Melakukan penilaian kesehatan calon karyawan.

5. Melakukan penilaian kesehatan secara berkala untuk kategori pekerja tertentu seperti pekerja lepas pantai . 6. Memberikan pendidikan kesehatan dan komunikasi tentang kondisi kesehatan pasien. 7. Lakukan prosedur bedah minor yang diperlukan (sesuai untuk praktisi disetujui). 8. Bekerja dalam tim multi-disiplin untuk memberikan perawatan pasien. 9. Pengendalian penyakit menular dan menular, perawatan dan investigasi. 10. Memberikan dukungan tanggap darurat, penggunaan sarana medis canggih dan stabilisasi untuk kasus-kasus yang melibatkan trauma, kejadian penyakit jantung, penyakit akut dan reaksi alergi 11. Kompeten melakukan resusitasi kardio-pulmonal termasuk intubasi 12. Mahir dalam penggunaan ambu-bag dan mask untuk resusitasi. 13. Mahir dalam penggunaan dan obat-obatan darurat defibrilator jantung 14. Mahir dalam melakukan infus baik perifer dan sentral 15. Mahir vena seksi. 16. Memberikan oksigen dengan benar 17. Pemanfaatan nebulizer untuk pernafasan tertentu atau kasus-kasus THT 18. Stabilisasi dan pengobatan luka bakar termal yang signifikan .

KUALIFIKASI: 1. Dokter dengan minimal 2 tahun pasca kelulusan pengalaman dalam kedokteran umum dalam pengaturan klinis 2. ATLS Hari (Lanjutan Trauma Life Support) dan ACLS (Life Support Lanjutan Kardiovaskular) bersertifikat. 3. Pengalaman dalam mengelola Medevac 4. Sertifikat Hyperkes (Depnaker) 5. Tergantung dengan kemampuan untuk bekerja secara independen dan sebagai bagian dari tim Diri 6. Mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif untuk semua tingkatan dalam suatu organisasi dan tetap tenang dalam situasi darurat 7. Yang kuat dalam keterampilan komunikasi & interpersonal skill 8. Administrasi pengalaman, akrab dengan MS Office 9. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk kedua tertulis dan lisan .

b. Peraturan perundangan yg mengatur dokter perusahaan, K3, dan hiperkes

http://fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/audit%20k3/Dasar%20K3_A A.pdf Pengertian Ergonomi, Ruang lingkup, metode , dan prinsip (ex. Pada karyawan FK Unissula)
Ergonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergon = kerja dan Nomos = peraturan/hukum Ergonomi merupakan suatu ilmu terapan yang mempelajari dan mencari pemecahan persoalan yang menyangkut faktor manusia dalam proses produksi. Ramandhani, A.S., 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : UNDIP

Ruang lingkup :
Secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan. tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Dewasa ini batasan ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Dari batasan ini terlihat bahwa ergonomi tersebut terdiri dari dua sub sistem, yakni: sub sistem peralatan kerja, dan sub sistem manusia. Sub sistem manusia terdiri: psikolog, latar belakang sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tujuan dan ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta : Rineka Cipta

Metode :
Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks. o Treatment, pcmecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada. saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai, membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja o Follow up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain www.digilib.go.id o

Prinsip :
o Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin (macam gerak, arah, kekuataan dsb) Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar, serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil misalnya tempat duduk yang dapat dinaik-turunkan, dan dimajukan atau dimundurkan. Ukuran-ukuran antropometri yang dapat dijadikan dasar untuk penempatan alatalat kerja adalah sebagai berikut: o Berdiri : Tinggi badan Tinggi bahu Tinggi siku Tinggi pinggul Panjang lengan o Duduk : Tinggi duduk Panjang lengan atas Panjang lengan bawah dan tangan Jarak lekuk lutut Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5-l0 cm di bawah tinggi siku. Dari segi otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk, sedang dari sudut tulang, dianjurkan duduk tegak, agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Tempat duduk yang baik adalah:

o o

tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan tinggi lutut,sedangkan paha dalam keadaan datar. o Lebar papan duduk tidak kurang dan 35 cm. o Papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan menekan pada punggung o Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37 derajat ke bawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan antara 32-44 derajat ke bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat. o Kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukan sebesar 40 kg. o Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari. Lebih dari itu efisiensi dan kualitas kerja menurun. Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. o Jakarta : Rineka Cipta

Toksikologi industry : a. Pengertian Toksikologi : Ilmu tentang cara kerja racun pd organisme Toksikologi Industri : Toksikologi dari bahan-2 kimia yang digunakan, diproses, dihasilkan di industri FAK. KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
Toksikologi industri adalah cabang ilmu dalam Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang mempelajari efek bahaya zat kimia pada sistem biologi. Kajian tokskologi meliputi: studi quantitatif tentang efek bahaya zat kimia dan zat fisika, sifat dan aksinya racun, dan gangguan kesehatan yang ditimbulkan pada manusia dan hewan. penggunaan bahan kimia ini disamping menghasilkan produk yang bermanfaat tetapi juga memberikan dampak bagi kesehatan manusia. Bahan kimia merupakan permasalahan besar bagi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Di beberapa negara, pembuangan bahan kimia memberikan konsekwensi serius bagi tenaga kerja dan masyarakat maupun lingkungan. Oleh karena itu mempelajari keberadaan bahan kimia, efek dan penanggulangannya sangat penting bagi ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Menurut ILO (1983) toksikologi adalah : interdiciplinary science concern with the working and living environment, sehingga dikenal juga cabang keilmuan lain seperti Industrial Toxicology, Neuro behavioural Toxicology, Clinical Toxicology, Environmental Toxicology. Toksikologi industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang digunakan diolah atau dihasilkan oleh industri. Bahan toksik atau racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah relatif sedikit, berbahaya bagi kesehatan atau jiwa manusia. Sedang toksisitas atau derajat racun merupakan kemampuan suatu bahan toksik untuk meninbulkan kerusakan pada organisme hidup.

b. Jenis
Bahan kimia sebagai faktor penyakit akibat kerja Sifat dan derajat racun baha2 kimia yg dipergunakan dlm industri tergantung dari faktor2 sbb : o Sifat2 fisik bahan kimia, yaitu - Gas yaitu bentuk wujud zat, yg tdk mempunyai bangun sndr, melainkan mengisi ruang tertutup pd keadaan suhu dan tekanan normal. Tingkat wjudnya bs dirubah menjadi cair atau padat hanya dgn kombinasi meninggikan tekanan dan menurunkan suhu. Sifat2 gas pd umumnya tidak terlihat, dlm konsentrasi rendah tdk terlihat, dlm konsentrasi rendah tdk berbau, dan berdifusi mengisi seluruh ruangan. - Uap, yaitu bentuk gas dr zat2, yg dlm keadaan biasanya berbentuk zat padat atau zat cair dan yg dpt dikembalikan kpd tingkat wujud semula, baik hanya dgn meninggikan tekanan, maupun hanya dgn menurunkan suhu saja. Sifat2 uap umumnya tak kelihatan & berdifusi mengisi seluruh ruang - Debu, yaitu partikel2 zat padat, yg disebabkan oleh kekuatan2 alami atau mekanis kepada pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengapakan yg cepat, peledakan, dll dr bahan2, baik organik, maupun anorganik, mis batu, kayu, bijih, logam, arang batu, butir2, dll - Kabut yaitu titik cairan halus dlm udara yg terjadi dr kondensi bentuk uap atau dr pemecahan zat cair mjd tingkat dispersi dgn cara2 splashing, foming, dll. - Fume yaitu partikel2 zat padat yg terjadi oleh karena kondensasi dr bentuk gas, biasanya sesudah penguapan benda padat yg dipijarkan dll dan biasanya disertai dgn oksidasi kimiawi, shg tjd zat2 spt zno, pbo, dll.

Awan yaitu partikel2 cair sbg hasil kondensasi dr fase gas. Sifat2 fume dan awan adalah berflokulasi; kadang2 tergumpal; ukuran partikel2 dibawah 1 mikron, yaitu diantara 0,10-1 mikron. - Asap biasanya dianggap partikel2 zat karbon yg ukurannya kurang dari 0,5 mikron sbg akibat dr pembakaran tak sempurna bahan2 mengandung karbon. o Sifat2 kimiawi dr bahan2 itu, yg menyangkut : - Jenis persenyawaan, - Besar molekul - Konsentrasi - Derajat larut dan jenis pelarut o Port dentri (jalan masuk) bahan2 itu kedalam tubuh manusia, yg umumnya melalui 3 pintu, yaitu : - Pernafasan, untuk bhn kimia di udara - Pencernaan, untuk bahan2 dr udara yg melekat ditenggorok & ditelan, atau untuk bhn2 cair & padat, - Kulit, untuk bhn2 cair, atau bhn2 diudara yg mengendap dipermukaan kulit. o Faktor2 pd tenaga kerja sendiri, yaitu : - Usia - Idiosinkrasi - Habituasi - Daya menahan (tolerance) dan - Derajat kesehatan tubuh (sumamur, 1986, higiene perusahaan dan keselamatan kerja, jakarta : gunung agung ) -

c. Sumber Chemical toxic, biological toxic, bacterial, botanical toxic Apa hubungan anemi dengan dokter perusahaan? Kalau ada anemi, dokter harus melakukan apa Pencarian masalah, pengumpulan data, menganalisa, planning, pengatasan masalah

Anda mungkin juga menyukai