Anda di halaman 1dari 2

Syukur

oleh Nur Indah Rahayu

Mendengar Agustusan, kata yang terlintas pertama kali adalah hore, liat upacara. Konyol memang, sekadar melihat jalannya upacara di istana negara meski hanya lewat tv kecil di rumahku. Luar biasa, bangga dengan negaraku, tapi itu dulu. Saat ini, 7.11 pm 31 Juli 2013? Tau sendiri lah. Pada 17 Agustus saja, aku merasa bangga. Banyak hal yang melunturkan kebanggaanku. Tak usahlah ku sebutkan. Aku malu dengan diriku, aku kesal dengan diriku yang tidak bangga dengan negaranya sendiri. Seseorang mengatakan, Agustusan itu artinya kita merdeka, bukan hanya negaranya, pikirlah yang kecil dulu, kamu! Kamu itu merdeka sebelum kamu lahir, masa ga bangga, ikutan lomba agustusan sana!. Mendengar dia mengatakan itu, aku semakin malu. Tapi, inilah aku sekarang, yang katanya anak keras kepala dan paling lempeng. Memang aku lempeng, anak paling dingin. Tapi bukan berarti aku dingin dengan hal ini. Ikutan lomba agustusan? Tidak salah, tapi bukan begitu menunjukkan kebanggaanku dulu. Kebanggaan kutunjukkan tidak lebih istimewa dibandingkan apa yang dia katakan, cukup sederhana namun kunikmati dengan sedikit besar hati. 17 agustus 2006, ku jatuh hati dengan Indonesia, dengan merah putih, dengan lagu syukur, semua yang ada di tv ku saat itu. Entahlah, setiap channel tv menayangkan acara yang sama. Kuambil sepiring nasi dengan telur dadar di atasnya, duduk manis depan tv, tapi akhirnya aku menjadi buta perut, bukan karena makanan, bukan karena acara tv, tapi karena diriku yang sangat tidak bisa menahan luapan bangga bahwa aku cinta Indonesia sejak saat itu. Dari Yakinku Teguh Hati Ikhlasku Penuh Akan Karuniamu Tanah Air Pusaka Indonesia Merdeka Itulah sepenggal lagu yang membuatku cinta. Indonesia Merdeka, sebanyak 4 kali kata itu sengaja diulang oleh sang legenda H. Mutahar, sebanyak 40 kali kata itu dikumandangkan oleh paduan suara

kemerdekaan di kotaku, sebanyak 400 orang mendengar alunan khidmatnya, namun lebih dari 4000 orang yang sampai hati menganggapnya banyolan, padahal lagu sederhana itu selalu membuat hatiku terenyuh, menunduk dan sedih. Sampai sekarang aku belum temukan arti merdeka yang sejarah mengatakan bahwa tujuh huruf itu didapatkan dengan susah payah. Sampai sekarang tidak ada satu orang pun yang berani menyangkal sejarah kemerdekaaan, namun sampai sekarang aku masih tidak merasakan merdeka. Apa ini karena aku terlalu naf? Sedalam-dalamnya aku menyelami otak ini, yang kudapatkan hanya tanda tanya besar yang belum kutemukan jawabannya, tapi tanpa tahu merdeka pun, aku cinta negeri ini. Apa Anda tidak lebih malu dari saya yang notabene bodoh, naf, mengucapkan merdeka saja tidak bisa, tapi Anda gunakan kata cinta untuk menutupi keiblisan Anda? Alih-alih demi negara, karena cinta Indonesia, demi kemajuan, alasan klise itu tidak akan mampu mendobrak carut marut negeri. Sulitnya bagiku untuk bersuara demikian. Kutuliskan apa yang ada di benakku. Pukul 10 siang, terdengar ingar bingar sorak drum band, namun itu hanya lalu lalang saja. Setelah mereka menjauh, semua menjadi sepi. Hanya terlihat bungkusan plastik isi sirup ABC begitu warna-warni menggantung di sepanjang tiang jalan. Namun tidak ada manusia lain di jalan itu selain diriku. Satu pun! Inilah suasana kemerdekaan? Jalan sepi, bendera tiap rumah pun tidak mereka pajangkan. Kutuntun kakiku kembali melihat upacara, duduk dan kutuliskan: Merdeka tanpa cinta diri itu munafik, tapi dengan cinta negeri maka engkau akan merdeka. Aku pun tersenyum, ternyata aku merasakan merdeka itu.

Anda mungkin juga menyukai

  • PBL 1 Rahayu
    PBL 1 Rahayu
    Dokumen2 halaman
    PBL 1 Rahayu
    omonomon
    Belum ada peringkat
  • PBL 2 Resrpi
    PBL 2 Resrpi
    Dokumen4 halaman
    PBL 2 Resrpi
    omonomon
    Belum ada peringkat
  • 01 - Cover
    01 - Cover
    Dokumen1 halaman
    01 - Cover
    omonomon
    Belum ada peringkat
  • Informasi 1
    Informasi 1
    Dokumen1 halaman
    Informasi 1
    Dzicky Rifqi Fuady
    Belum ada peringkat
  • No
    No
    Dokumen1 halaman
    No
    omonomon
    Belum ada peringkat
  • Mobil
    Mobil
    Dokumen1 halaman
    Mobil
    omonomon
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Biokimia Endmet
    Format Laporan Biokimia Endmet
    Dokumen1 halaman
    Format Laporan Biokimia Endmet
    omonomon
    Belum ada peringkat
  • Mobil
    Mobil
    Dokumen1 halaman
    Mobil
    omonomon
    Belum ada peringkat