Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KIMIA

KOLOID DAN KIMIA KARBON

Oleh:

Dewi Wijayanti

(113224213)

Fisika Reguler
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
2011/2012

KOLOID
A. SISTEM DISPERSI
Sistem Dispersi merupakan suatu campuran zat yang menyebar secara merata
dari suatu zat ke dalam zat lainnya. Berdasarkan ukurannya sistem suspensi dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu Koloid, larutan, suspensi.

Koloid adalah suatu campuran heterogen yang terdiri dari partikel-partikel kecil yang
ukurannya lebih besar daripada larutan dan lebih kecil daripada suspensi.

Larutan merupakan suatu campuran yang sangat kecil ukuran partikelnya sehingga
sulit untuk menagamatinya karena partikelnya tercampur seluruhnya dan sukar untuk
dipisahkan kembali.

Suspensi merupakan suatu campuran yang tidak dapat tercampur seluruhnya sehingga
dapat terjadi endapan kembali bila didiamkan.

JENIS- JENIS KOLOID MENURUT FASE TERDISPERSI DAN FASE


(MEDIUM) PENDISPERSINYA ADALAH:
a. Aerosol adalah sistem koloid yang terdispersi dalam gas berupa cair ataupun padat.
Aerosol padat

: zat yang terdispersi adalah zat padat, contohnya

asap dan debu dalam udara.


Aerosol cair/emulsi gas

: zat yang terdispersi adalah cair, contohnya kabut

dan awan.
b. Emulsi adalah sistem koloid yang terdispersi dalam zat cair lain bsrasal dari zat cair juga.
Emulsi air dalam minyak

: mayonaise,minyak ikan, minyak bumi.

Emulsi minyak dalam air

: santan, susu, dan lateks.

Emulsi padat

: fase pendispersinya adalah padat dan fase

terdispersinya adalah cair, contohnya adalah keju,jelly,dan mentega.

c. Sol adalah jenis koloid dimana fase terdispersinya adalah zat padat dan fase
pendispersinya adalah cair,contohnya adalah cat, tinta dan detergen.
Sol padat

: fase pendispersi dan terdispersinya padat.

Sol cair

: fase pendispersinya padat dan pendispersinya cair.

d. Buih merupakan koloid yang fase pendispersinya bisa padat atau cair dimana terdispersi
didalam gas.
Buih padat

: sabun, marshmallow

Buih cair

: busa sabun.

e. Gel adalah suatu campuran (koloid) yang kaku dengan partikel padat dan mediumnya
cair. Contohnya seperti gel rambut, jelly,dll.
PENGGOLONGAN KOLOID :

Koloid liofob adalah dispersi koloid yang gaya tarik menariknya lemah sehingga fase
terdispersinya tidak suka pada medium pendispersinya.

Koloid liofil adalah dispersi koloid yang afse terdispersinya suka menarik medium
pendispersi sehingga terjadi gaya tarik menariknya kuat.

Jika medium pendispersinya air maka koloid liofob disebut juga koloid hidrofob dan koloid
liofil disebut koloid hidrofil.
NO.
1.

Sifat
Daya adsorbsi terhadap

Koloid liofil
Kuat,mudah mengadsorbsi

Koloid liofob
Tidak mengadsorbsi

medium

mediumnya.

mediumnya

2.

Efek Tyndall

Kurang jelas

Sangat jelas

3.

koagulasi

sukar

Mudah(kurang stabil)

4.

lain-lain

bersifat reversibel

irreversibel

5.

kekentalan

< mediumnya

hampir = mediumnya

B. SIFAT SIFAT KOLOID


1. Efek Tyndall adalah efek terhamburannya cahaya oleh partikel koloid, contohnya
seberkas sinar yang menembus debu di udara.

2. Gerak brown adalah gerak koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak yang
terjadi akibat adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi dengan partikel
terdispersi secara berulang dan terus menerus.
3. Adsopsi adalah proses penyerapan muatan pada permukaan partikel koloid.
Contohnya koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap
kuman penyebab diare.
4. Koagulasi adalah proses penggumpalan (pengendapan) koloid yang diakibatkan
oleh peristiwa kimia atau mekanis. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan
oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
5. Elektroforesis adalah peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik.
6. Koloid pelindung merupakan koloid penstabil yang ditambahkan dalam sistem
koloid agar dapat meningkatkan kestabilan koloid.

C. PEMBUATAN KOLOID
Cara pembuatan koloid dibagi menjadi dua cara yaitu cara dispersi dan cara
kondensasi.
(1) Cara Dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel.
a. Dispersi mekanik : cara penggerusan partikel besar untuk
memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan kedalam
medium pendispersi.
b. Dispersi elektronik/ Busur Bredig : cara penggunaan alat
khusus untuk pembentukan koloid logam,dengan medium
logam sebagai medium pendispersinya.
c. Peptisasi : cara pemecahan partikel partikel besar dengan
penambahan zat seperti air atau zat lain.

(2) Cara Kondensasi dilakukan dengan mengubah suatu larutan sejati menjadi
koloid.

a. Reaksi Hidrolisis : reaksi suatu zat dengan air. Contoh:


FeCl3(aq) + 3H2O(l)

Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)\

b. Reaksi Redoks : reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan


reaksi oksidasi dengan perubahan bilangannya. Contoh:
pembuatan sol belerang denagn mengalirkan gas H2S ledalam
larutan SO2.
2H2S(g) + SO2

2H2O (l) + 3S(s)

c. Reaksi pertukaran Ion dilakukan untuk membuat koloid dari


zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi
kimia.
D. PENGGUNAAN KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
Penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari mengakibatkan suatu pengaruh ada
yang menguntungkan dan ada juga yang tidak,seperti :
Menguntungkan : dilahan pertanian, pemutihan gula pasir, dan kebutuhan
sehari-hari (penjernihan air dengan penggunaan tawas), penggunaan koloid
sebagai obat diare.
Merugikan : menyebabkan polusi udara karena debu bahan-bahan yang tidak
mudah terlarut.

KIMIA KARBON
A. HIDROKARBON
Hidrokarbon adalah senyawa-senyawa yang didalam molekulnya terdapat
atom-atom C dan H saja. Senyawa karbon dibagi menjadi dua,yaitu senyawa
anorganik dan senyawa organik. Unsur-unsur yang sesuai dengan struktur
atomnya disebut dengan gugus fungsi.
B. KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK SENYAWA HIDROKARBON
1. Klasifikasi
Senyawa alifatik adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai rantai
atom C lurus bercabang atau melingkar.
Senyawa hidrokarbon alifatik dibagi dalam tiga golongan berdasarkan sifat
kejenuhannya, yaitu:

a. Alkana (paraffin,alifatik jenuh),senyawa yang mempunyai ikatan tunggal karbon.


hidrokarbon jenuh yang mempunyai rumus CnH2n+2 .
b. Alkena (olefin,alifatik tidak jenuh),senyawa yang mempunyai dengan satu ikatan
rangkap dua,di-ena,atau dengan ikatan rangkap dua berlebih.
c. Alkuna(asitilen),dengan ikatan rangkap tiga.
Senyawa alisiklik merupakan siloalkana yang tidak mngandung ikatan
ganda dan mempunyai rantai yang tertutup.
Senyawa Aromatik adalah senyawa-senyawa hidrokarbon yang
mempunyai rantai tetutup membentuk cincin benzena yang tersusun
dari 6 atom C yang di dalamnya terdapat tiga ikatan rangkap dua.
sikloalkana (senyawa hidrokarbon jenuh dengan memiliki
sekurang-kurangnya 1 cincin atom karbon, dengan rumus
molekul CnH2n)

sikloalkena
Sedangkan senyawa yang terdiri dari atom C, H dan O dikelompokkan
menjadi : alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester yang
akan dijelaskan secara singkat pada subbab berikutnya.

Berdasarkan letak dari atom karbon dalam molekul, atom karbon dapat
digolongkan menjadi empat golongan, yaitu atom :

1. Karbon primer

C1 berdiri sendiri; C2 mengikat C3; C4 mengikat C3; serta


C7, C9 dan C10 mengikat C8.

2. Karbon sekunder C5 mengikat C3 dan C6, C8 mengikat C6 dan C9


3. Karbon tersier

C3 mengikat C2, C4 dan C5

4. Karbon kuarter

C6 mengikat C5, C7, C8 dan C10

Dari contoh di atas dapat diperoleh simpulan bahwa Karbon primer ialah karbon
yang hanya mengikat 1 macam atom karbon saja, karbon sekunder mengikat 2 atom
karbon yang lain, karbon tersier mengikat 3 atom karbon yang lain dan karbon
kuarter mengikat 4 karbon yang lain.

A. Alkohol dan Eter

Alkohol dan eter sama-sama memiliki persamaan yaitu rumus molekulnya,


yaitu CnH2n+2O. Akan tetapi mereka juga memiliki perbedaan yang terletak pada
gugus fungsinya, sehingga penamaan atau tatanamanya pun berbeda serta beberapa
ciri fisik dan kimianya seperti yang akan dijelaskan berikut ini :

Alkohol adalah istilah untuk senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil (OH) dan terikat pada atom karbon. Untuk tata namanya dengan menggunaka
sistem IUPAC, aturannya sebagai berikut :
1. Tentukan rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus OH. Rantai
terpanjang tersebut merupakan rantai utama diberi nama sesuai dengan
nama alkananya, tetapi huruf terakhir a diganti dengan ol. Rantai
terpanjang pada contoh di atas mengandung 5 atom karbon, sehingga diberi
nama pentanol.
2. Semua atom karbon di luar rantai utama dinamakan cabang, dinamai sesuai
jumlah atom C

3. Urutan pemberian nama: nomor cabang-nama alkil- nomor gugus OHnama rantai utama.Jika cabang lebih dari satu jenis, maka diurutkan sesuai
abjad. 3,4-dimetil-2-pentanol
4. Jika terdapat lebih dari satu gugus OH pada molekul yang sama
(polihidroksil alkohol), digunakan akhiran diol, triol, dan seterusnya. Dalam
hal ini akhiran a pada alkana rantai utama tetap dipakai. Pada contoh
berikut terdapat dua buah cabang, yaitu etil di nomor 4 dan metil di nomor
3. Rantai terpanjang terdapat 6 atom C (heksana) dan dua gugus OH di
nomor 2 dan 4.

Tatanama trivial (lazim) ialah penamaan yang sering digunakan sebelum


lahirnya kesepakatan sistem IUPAC. Biasanya, tatanama trivial alkohol
dilakukan dengan menyebutkan nama alkil diakhiri dengan alkohol.
Klasifikasi alkohol didasarkan pada jenis atom C yang mengikat gugus OH ada
3 macam, antara lain :
a) Alkohol primer alkohol dengan gugus OH pada atom C primer
Contoh :

b) Alkohol sekunder alkohol dengan gugus OH pada atom C sekunder


Contoh :

c) Alkohol tersier alkohol dengan gugus OH pada atom C tersier


Contoh :

Sifat fisik dari alkohol adalah titik didih (ukuran kasar dari jumlah energi yang
diperlukan untuk memisahkan suatu molekul cair dari molekul terdekatnya)
alkohol yang relatif tinggi merupakan akibat langsung dari daya tarik
intermolekular yang kuat dan kelarutan (massa molekul relatif rendah sehingga
dapat larut dalam air dengan baik)
Sifat kimia yang dimiliki antara lain :
Dehidrasi alkohol
Oksidasi alkohol
Reaksi alkohol dengan Na atau K
Metanol dapat digunakan untuk menggandakan tingkat pertumbuhan tanaman
dan mengurangi kebutuhan air hingga separuhnya (penyemprotan pada kondisi
panas), sebagai pelarut, bahan bakar bersih, bila diubah menjadi formaldehid,
dapat digunakan untuk mensintesa bahan kimia lain. Namun pada minuman,
alkohol sangat beracun walaupun hanya sedikit, hingga dapat merusak hati
(hepar). Senyawa alkohol lain yang sering kita temui adalah spirtus sebagai
bahan bakar lampu spiritus (pembakar spiritus) dan untuk menyalakan lampu
petromak, dan lain-lain

Sedangkan tatanama eter apabila menggunakan sistem IUPAC, disebut juga


alkoksi alkana. Untuk tatanama ini, dilakukan dengan dua cara, yaitu
menetapkan alkil yang lebih kecil sebagai alkoksi dan alkil yang lebih besar
sebagai alkana. Sedangkan tatanama dengan nama trivial dilakukan dengan

menyebutkan nama alkil sesuai urutan abjad dan diakhiri eter. Jika kedua alkil
sama digunakan awalan di.

Kegunaan dari eter dalam kehidupan kita antara lain dietil eter sebagai obat bius,
pelarut senyawa organik, metil tetra-butil eter (MTBE)untuk mengurangi emisi
karbon monoksida, menggantikan tetra etil lead (TEL) sebagai zat anti knoking,
Etilen glikol digunakan untuk mensterilkan alat-ala kesehatan, pembuatan fiber
poliester dan zat anti beku serta masih banyak lagi.

B. Aldehid dan Keton


Sama-sama memiliki rumus molekul CnH2nO, aldehid dan keton lagi-lagi tampak
serupa seperti kasus sebelumnya yaitu alkohol dengan eter. Namun semirip apapun
kedua senyawa ini, tetap saja ada perbedaan pada diri mereka. Berikut perbedaannya
dari segi tatanama.

Tatanama aldehid berdasarkan sistem IUPAC diturunkan dari nama alkana


induknya dengan mengubah huruf terakhir a pada alkana dengan huruf al untuk
aldehid. Tentukan rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi. Penomoran
selalu dari C gugus fungsi sehingga atom karbon pada gugus -CHO selalu memiliki
nomor 1. Penomoran pada atom karbon pada aldehid dapat menggunakan huruf

yunani. Karbon tersekat dengan gugus -CHO disebut karbon alfa (). Karbon
berikutnya beta (), kemudian gama (), delta () dan seterusnya.
Tatanama trivial aldehid diambilkan dari nama asam karboksilat induknya
dengan mengubah asam-oat atau asam-at menjadi akhiran aldehid. Misalnya asam
asetat menjadi asetaldehid.
Sifat fisik yang dimiliki oleh aldehid, umumnya berfase cair, kecuali
fomaldehid yang berfase gas, suku tinggi, mempunyai bau yang enak dan digunakan
untuk parfum dan aroma tambahan. Sedangkan sifat kimianya dapat digunakan
untuk tes Fehling dan tes Tollens. Kegunaan lainnya : formaldehid sebagai pereaksi
untuk penyiapan senyawa organik lain, untuk pembuatan polimer seperti Bakelit,
Formika, dan Melmac, untuk mengubah sifat protein, sehingga protein tidak dapat
larut dalam air dan tahan terhadap bakteri pembusuk, dan lain-lain.

Keton diberi nama dengan mengubah huruf terakhir a pada alkana dengan
huruf on. Tentukan rantai terpanjang yang melewati gugus fungsi -CO-.
Penomoran dimulai dari ujung terdekat gugus fungsi.
Tatanama trivial keton, diambilkan dari nama alkil yang melekat pada
gugus karbonil kemudian ditambahkan kata keton. Tabel dibawah ini memuat
beberapa contoh nama trivial aldehid dan keton.

Sifat fisik keton hampir sama dengan aldehid. Aseton mempunyai bau yang
enak, dan merupakan satu-satunya keton yang sangat larut dalam air. Homolog yang
lebih tinggi merupakan cairan tak berwarna dan kurang larut dalam air, dan tidak
seperti aldehid, mempunyai bau yang lembut. Kegunannya : aseton (sebagai pelarut
industri dan pembersih cat kuku, bahan pembuatan kloroform, iodoform, pewarna,
methacrylat, dan banyak senyawa organik kompleks yang lain).

C. Asam Karboksilat dan Ester

Tatanama asam karboksilat berdasarkan sistem IUPAC diturunkan dari


nama alkana induknya dengan memberi awalan asam dan mengubah huruf terakhir
a pada alkana dengan huruf oat untuk asam karboksilat. Tentukan rantai
terpanjang yang mengandung gugus fungsi. Penomoran selalu dari C gugus fungsi

sehingga atom karbon pada gugus -COOH selalu memiliki nomor 1. Penomoran
pada atom karbon pada asam karboksilat dapat menggunakan huruf yunani. Karbon
terdekat dengan gugus -COOH disebut karbon alfa (). Karbon berikutnya beta (),
kemudian gama (), delta () dan seterusnya. Tatanama trivial asam karboksilat
diambilkan dari sumber asam karboksilat tersebut. Misalnya asam metanoat, nama
trivialnya asam formiat atau asam semut (formica dalam bahasa latin berarti semut),
karena asam metanoat diperoleh dari penyulingan semut merah. Beberapa nama
trivial asam karboksilat dapat dilihat pada tabel berikut:

Sifat fisik dan kimia yang dimiliki adalah bau yang tidak enak, merupakan
padatan seperti lilin, sangat polar dan membentuk ikatan hidrogen intermolekular
yang kuat

Ester disebut juga alkil alkanoat. Penamaan ester dilakukan dengan


menyebutkan terlebih dahulu alkil yang melekat pada gugus karbonil kemudian
disusul nama karboksilatnya. Untuk nama trivialnya, mengikuti nama asam
karboksilatnya. Ester ialah turunan dari asam karboksilat pada umumnya
mempunyai denhgan sifat yang berlawanan dari zat asalnya, karena ester
mempunyai bau yang menyenangkan dan sering terdapat pada aroma buah-buahan

dan bunga-bungaan. Ester merupakan senyawa yang bersifat netral. Biasanya ester
mengalami reaksi kimia dimana gugus alkoksi (-OR) digantikan oleh gugus yang
lain.

DAFTAR PUSTAKA
http://husita.wordpress.com/2009/05/22/ringkasan-kimia-organik/
http://id.wikipedia.org/

Anda mungkin juga menyukai