IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn .S
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
: Pakis 1/1 Pakis
Tanggal Masuk : 29 Oktober 2013
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Ku: cm, tampak sakit sedang
Vital sign : TD: 120/80 HR: 80x/menit
RR:20x/menit
Oculi dextra
Oculi sinistra
Supersilia
Utuh, rontok (-), warna hitam (+), Utuh , rontok (-),warna hitam (+),
simetris (+)
simetris (+)
Margo palpebra
Silia
Hiperemis (+), benjolan (-), hematom Hiperemis (-), benjolan (-), hematom (-)
(-)
Hiperemis (+), benjolan (-), hematom Hiperemis (-), benjolan (-), hematom (-)
(-)
Konjungtiva bulbi
Injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar Injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-),
(+), perdarahan subkonjuntiva (-)
Simetris
Simetris
Bebas bergerak ke segala arah (+), nyeri Bebas bergerak ke segala arah (+), nyeri
(-)
(-)
Kornea
Keruh (+), sikatrik (-), infiltrat(+), Jernih (+),sikatrik (-), infiltrat(-), ulkus
ulkus (+), sensibilitas tak dilakukan, (-),sensibilitas tak dilakukan
COA
edema
Kedalaman
sulit
dinilai,
keruh
Iris
Irirs bengkaka, Warna sulit dinilai (+), Warna kecoklatan (+), kripte baik (+)
kripte irregular (+)
Pupil
Miosis, irrehgular
Lensa
Sekret
Tidak ada
Tidak ada
Tak dilakukan
Tak dilakukan
Fundus okuli
Tak dilakukan
Tak dilakukan
Lapang pandang
Tak dilakukan
Tak dilakukan
Tak dilakukan
Tak dilakukan
Visus
Tak dilakukan
Tak dilakukan
Fluoresin test
Tak dilakukan
Tak dilakukan
Diagnosis
Diagnosis pada kasus diatas adalah ulkus
kornea cum hypopion
Terapi
Terapi : - tetes mata cendo atropin 2
tetes OD (saat di poli)
Cefadroxyl 500 mg 2x1
Ponalar 500 mg 2x1
Zalp cendomycetin 4x1 zalp OD
TINJAUAN
PUSTAKA
B. Anatomi Kornea
C.Epidemiologi
D. Klasifikasi
Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus
kornea , yaitu:
1. Ulkus kornea sentral
Ulkus kornea bakterialis
Ulkus kornea fungi
Ulkus kornea virus
Ulkus kornea acanthamoeba
2. Ulkus kornea perifer
Ulkus marginal
Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus
roden)
Ulkus cincin (ring ulcer)
b Ulkus Kornea
ulkus kornea
Ulkus marginal
ulkus moorens
E. ETIOLOGI
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Alergi
5. Defisiensi vitamin A
6. Sebab-Sebab Lain (penyakit pada
permukaan mata, kondisi sistemik,
penggunaan soflens, trauma, operasi mata,
abnormalitas epitel kornea, obat-obatan)
F. PATOGENESIS
F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala Subjektif
Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva
Merasa ada benda asing di mata
Pandangan kabur
Mata berair
Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
Silau
Nyeri
Gejala Objektif
Injeksi siliar
Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan
adanya infiltrat
Hipopion
HIPOPION
Hipopion didefinisikan sebagai pus steril yang
terdapat pada bilik mata depan, terlihat
sebagai lapisan putih yang mengendap di
bagian bawah bilik mata depan karena
adanya gravitasi. Komposisi dari pus biasanya
steril, hanya terdiri dari lekosit tanpa adanya
mikroorganisme patogen, seperti bakteri,
jamur maupun virus, karena hipopion adalah
reaksi inflamasi terhadap toxin dari
mikroorganisme patogen, dan bukan
mikroorganisme itu sendiri.
G. DIAGNOSIS
H. PENATALAKSANAAN
1.Pengobatan konstitusi
Oleh karena ulkus biasannya timbul pada
orang dengan keadaan umum yang kurang
dari normal, maka keadaan umumnya harus
diperbaiki dengan makanan yang bergizi,
udara yang baik, lingkungan yang sehat,
pemberian roboransia yang mengandung
vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin
C.
2. Pengobatan lokal
Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera
dihilangkan. Lesi kornea sekecil apapun harus diperhatikan
dan diobati sebaik-baiknya. Konjungtuvitis, dakriosistitis
harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada hidung, telinga,
tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.
Infeksi pada mata harus diberikan :Sulfas atropine sebagai
salep atau larutan.
Efek kerja sulfas atropine :
Sedatif, menghilangkan rasa sakit.
Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.
Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor pupil.
Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya
akomodsi sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan
lumpuhnya M. konstriktor pupil, terjadi midriasis sehinggga
sinekia posterior yang telah ada dapat dilepas dan mencegah
pembentukan sinekia posterior yang baru
8. Keratoplasti
Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan
penatalaksanaan diatas tidak berhasil.
Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut
yang mengganggu penglihatan, kekeruhan
kornea yang menyebabkan kemunduran
tajam penglihatan, serta memenuhi beberapa
kriteria yaitu :
Kemunduran visus yang cukup menggangu
aktivitas penderita
Kelainan kornea yang mengganggu mental
penderita.
Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.
I. KOMPLIKASI
Iridosiklitis toksik.
Desmatocele
Glaukoma sekunder
Perforasi ulkus kornea
PROGNOSIS
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa
Pasien datang dengan keluhan pandangan tidak
jelas pada mata sebelah kanan sejak 1 minggu
ini, mata sebelah kanan terasa ada yang
mengganjal dan terasa gatal (+), keluar air
mata pada mata kanan (nrocos) (+), mata
kanan terasa perih dan merah (+), pusing (+),
melihat cahaya silau, mual/muntah (-), kesulitan
membuka mata (-), melihat pelangi disekitar
mata (-). 1 minggu sebelumnya pasien kelilipan
di tempat kerja (kerja di bangunan) kemudian
mata dikucek-kucek karena terasa mengganjal,
pasien mengatakan badan tidak panas / demam
(+).
KESIMPULAN
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
maka pasien didiagnosis dengan ulkus kornea
cum hipopion dan pengobatan yang diberikan
sudah sesuai. Saran pada pasien ini adalah
mata sebaiknya ditutup dulu dan kontrol
kembali ke dokter .
DAFTAR PUSTAKA
Suharjo, Fatah widido. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito Sebagai Tempat
Pelayanan Mata Tertier. Dikutip dari www.tempo.co.id. 2007.
Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2004
Perhimpunan Dokter Spesislis Mata Indonesia, Ulkus Kornea dalam : Ilmu Penyakit Mata Untuk
Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2, Penerbit Sagung Seto, Jakarta,2002
Marcelle Yulianne. 2010. Hipopion. Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara: Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Semarang