Anda di halaman 1dari 17

OSTEOPOROSIS

Ahmad Imanudin (09029067) Sidiq Mahendra Pamungkas (07029112) Fahmi Fitrhoh MutTaqien (09029068) Vicktori Harjunanto (07029155) Nur Aida Ardiyanti (09029077) Oki Hernanda Saputra (08029119) Mariani B. A. Wahab (09029083) Dani Sandra Arista (090029033) Kiki Sanjaya (09029085) Layudi (09029037) Alfa Kurniawan B. S (09029090) Efriyono (09029041) Arie Anita Putri (09029103) Ivan Wahyu Pribadi (09029043) Sukrisno (090290139) Jaya Satriawati (09029060)

A. Latar Belakang
Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Di Amerika Serikat osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3 wanita post-menopause dan lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun.

lanjutan
Sekitar 80% persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.

Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian osteoporosis, etiologi osteoporosis, patofisiologi osteoporosis, faktor risiko osteoporosis, pengobatan osteoporosis, dan pencegahan osteoporosis.

Rumusan Masalah
1. 2. 3. 4. 5. 6. Apakah yang dimaksud dengan osteoporosis ? Bagaimana etiologi osteoporosis ? Bagaimana patofisiologi osteoporosis ? Faktor risiko apa saja yang mempengaruhi osteoporosis ? Bagaimana pengobatan osteoporosis ? Bagaimana pencegahan osteoporosis ?

A. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan massa (berat) tulang yang rendah dan kerusakan pada jaringan di dalam tulang. Penyakit osteoporosis selama ini dikenal dalam masyarakat dimana tulang menjadi keropos. Massa tulang (ukuran dan ketebalan) meningkat selama masa kanak-kanak dan kehidupan dewasa awal, mencapai maksimum pada usia 20 sampai 25.

lanjutan
Osteoporosis adalah kondisi progresif di mana tulang menjadi lemah dan secara struktural lebih mungkin untuk fraktur atau patah. Biasanya, tubuh membentuk jaringan tulang baru yang diserap oleh tubuh untuk menyeimbangkan jumlah jaringan tulang yang dipecah dalam tubuh.

B.Etiologi
Tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan masa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. genetik, nutrisi, pilihan gaya hidup dan aktifitas fisik mempengaruhi puncak masa tulang menghilangnya estrogen pada saat menopause dan pada ooforektomi mengakibatkan percepatan resorsi tulang dan berlangsung terus menerus selama bertahun tahun pascamenopouse.

Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting untuk absorpsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan remodeling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis.

N3xT

C. Patofisiologi
Apabila massa tulang rendah dan kerusakan jaringan tulang microarchitectural terjadi, menyebabkan kerapuhan tulang dan peningkatan risiko patah tulang. Ini hasil dapat berasal dari faktor keturunan dan lingkungan yang mempengaruhi massa tulang dan kualitas tulang. Sedangkan untuk memahami patogenesis osteoporosis dimulai dengan mengetahui bagaimana pembentukan tulang dan remodeling terjadi.

Lanjutan
Risiko osteoporosis lebih tinggi jika usia lanjut, riwayat keluarga osteoporosis, menopause, riwayat patah tulang, orang tua memiliki riwayat penyakit patah tulang pinggul, amenore, anorexia nervosa, gaya hidup tidak aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D, rendah testosteron (hipogonadisme), merokok, terlalu banyak minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu (termasuk beberapa obat anti-kejang, hormon tiroid dalam dosis besar, atau steroid), dan sebagainya. Kondisi hormonal tertentu juga dapat mempengaruhi penyakit osteoporosis.

D.Faktor Risiko
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah: a. Menopause b. Ras c. Usia d. Genetik

2. Faktor risiko yang dapat diubah


a. Obat-obatan (seperti steroid) b. Merokok c. Konsumsi alkohol, kopi, daging merah dan minuman bersoda berlebih d. Malas berolahraga e. Kurus atau kegemukan.

E. Pencegahan
a. b. c. d.

Menabung kalsium Mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D Berolah raga secukupnya secara rutin. Menghindari faktor risiko osteoporosis (merokok, mengonsumsi kopi, minuman bersoda, dan minuman beralkohol, dan lainlain). e. Melakukan bone check secara teratur

F. Pengobatan
a. mengonsumsi kalsium, fluorida dan vitamin D b. Wanita paska menopause menonsumsi pil estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat

Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan massa (berat) tulang yang rendah dan kerusakan pada jaringan di dalam tulang.. Faktor risiko penyakit osteoporosis dibedakan menjadi dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang dapat dirubah antara lain genetic, menopause, ras, dan ibu menyusui. Faktor risiko yang dapat dirubah antara lain obat-obatan, merokok, konsumsi alcohol, malas berolahraga, kurus atau kegemukan, dan depresi. Pencegahan osteoporosis yaitu menabung kalsium, mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D harian, berolahraga secukupnya, dan menghindari faktor risiko.

KESIMPULAN

TERIMA KASIH WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai