Anda di halaman 1dari 24

PENEMU

1. P.E.C. SCHEMULLING TAHUN 1864 FOSIL VERTEBRATA DARI KALIOSO

2. EUGENE DUBOIS , KURANG TERTARIK

3. 1934, G.H.R. VON KOENINGSWALD MENEMUKAN ARTEFAK DI BARAT LAUT KUBAH SANGIRAN

FOSIL MANUSIA SANGIRAN


Situs Sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi fisik manusia saja, akan tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya,binatang,dan juga lingkungan. Beberapa fosil yg ditemukan dlam seri geologis-stratigrafis yg diendapkan tanpa terputus selama lebih dari 2 juta tahun,menunjukkan tentang hal itu. Situs Sangiran telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.

Jenis manusia puba sangiran 1.Meganthropus


Jenis Meganthropus yang paling terkenal adalah Meganthropus Palaeojavanicus yang ditemukan di Sangiran oleh Von Koenigswald tahun 1936-1941. Meganthropus Palaeojavanicus berasal dari kata mega = besar, palaeo = tua, dan java = Jawa, berarti Meganthropus Palaeojavanicus berarti manusia besar/raksasa dari Jawa Ciri-ciri yang dimiliki Meganthropus Paleojavanicus adalah : 1) mempunyai rahang yang tegap 2) mempunyai geraham yang besar 3) tonjolan kening mencolok 4) tulang pipi tidak tipis 5) memiliki sendi-sendi yang besar 6) mempunyai badan yang tegap 7) mempunyai otot rahang yang kuat 8) tidak mempunyai dagu 9) mempunyai tonjolan belakang yang tajam 10) mengonsumsi tumbuh0tumbuhan, dan 11) hidup berkelompok serta berpindah-pindah

Pithecanthropus
Pithecantropus yakni manusia kera. Ciri-ciri yang dimiliki oleh Pithecantropus adalah : 1) Tinggi tubuhnya kira-kira 165-180 cm 2) Badan tegap,namun tidak setegap Meganthropus 3) Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis 4) Mempunyai rahang bawah yang kuat 5) Mempunyai tulang pipi yang tidak tipis 6) Volume otak 900 cc 1300 cc 7) Hidung lebar tidak berdagu 8) Makanannya bervariasi,mulai dari tumbuhan dan daging hewan buruan

Jenis ini memiliki 4 tipe Pithecantropus ,yakni : 1. Pithecantropus Mojokertensis a) Adalah manusia kera dari Mojokerto ditemukan oleh Von Koenigswald di Perning,Mojokerto,Jawa Timur pada lapisan Pleistosen Bawah pada tahun 1936-1941 b) Penemuannya berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun.Diperkirakan hidup sekitar 2,5 juta sampai 2,25 juta tahun yang lalu 2.Pithecantropus Soloensis yakni manusia kera dari Solo yang ditemukan berbentuk 11 buah fosil tengkorak beserta tulang rahang dan gigi.Ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenreich pada tahun 1936-1941 di Lembah Sungai Bengawan Solo yang hidup sampai dengan akhir pleistosen tengah

3. Pithecanthropus Robustus, fosil jenis ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, Lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan pleistosen bawah. Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis 4. Pithecanthropus Erectus yakni manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di Trinil,Lembah Sungai Bengawan Solo yang berasal dari pleistosen tengah.

Homo ( Manusia )
Fosil ini pertama diteliti oleh Von Reitschoten di Wajak dan dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama teman-temannya Ciri-ciri dari Homo ( Manusia ) adalah : a) muka lebar b) hidung dan mulutnya menonjol c) dahi menonjol d) bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dari manusia sekarang Hidup dan perkembangan jenis Homo ini sekitar 40.000-25.000 juta tahun yang lalu Tempat penyebarannya tidak hanya di kepulauan Indonesia saja,tetapi juga di Filipina dan China Selatan Homo Sapiens berarti manusia sempurna (baik dalam segi fisik,volume otak,maupun postur badannya) Homo Sapiens dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis :

1. Homo Soloensis Fosil Homo Solensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, oppernooth, dan Von Koenigswald pada tahun 1931-1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya mencapai 1300 cc. Menururt Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Pithencantropus erectus Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dari Pithecantropus Mojokertensis. Oleh sebagaian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asis, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.

2. Homo Wajakensis Fosil Homo Wajakesnsis ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di desa Wajak, Tulungagung. Fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Temuan fosil ini merupakan temuan fosil manusia purba pertama yang dilaporkan berasal dari Indonesia. Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm, dengan berat badan antara 30150 jg. Volume otaknya mencapai 1300 cc. Manusia purba jenis ini hidup antara 40.000 25.000 tahun yang lalu pada pleistosen atas.

Peta Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Tengah Jawa Timur


1. Sangiran 2 . Sambungmacan 3 . Sonde 4 . Trinil 5 . Ngandong 7 . Kedung Brubus 8 . Kalibeng 9 . Kabuh 10 . Pucangan 11 . Mojokerto (Jetis-Perning)

Trinil adalah sebuah desa yang terletak di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah adminstrasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan. Penggalian Dubois dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak Pithecantropus erectus, dan beberapa buah tulang paha (utuh dan fragmen) yang menujukkan pemiliknya telah berjalan tegak. Penemuan Eugene Dubois di Trinil ini mebawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan.

Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di bagian puncaknya. Kubah tersebut diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang. Kondisi tersebut menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang. Pertama kali ditemukan pada tahun 1864 oleh P.E.C. Schemulling. Eugenen Dubois pernah datang juga ke Sangiran, namun Dubois kurang tertarik dengan temuan-temuan di Sangiran. G.H.R. von Koengiswald pada tahun 1934 menemukan artefak litik di wilayah Ngebug, sekitar 2 km di barat laut kubah Sangiran. Semenjak penemuan von Koenigswald tersebut, situs Sangiran menjadi terkenal berkaityan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus secara sporadis dan berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai