Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR KLAVIKULA A.

Definisi Fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan (Back dan Marassarin, 1993). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( melt!er ." # Bare B.$, %&&1). Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh ('ee(es ".),'ou* $ # +ockhart, %&&1). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, ,ri-, et al, %&&&). .engertian -raktur pada anggota tubuh, disesuaikan menurut anatominya, misalnya /la(ikula (tulang /olar). 0ari pengertian di atas, -raktur /la(ikula merupakan suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang tejadi pada tulang /la(ikula. Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu -raktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi1 a. Fraktur tertutup yaitu -raktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit. b. Fraktur terbuka yaitu -raktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka -raktur terbuka potensial terjadi in-eksi. +okasi patah tulang pada kla(ikula diklasi-ikasikan menurut 0r. F+ ,llman tahun 1923 dan dimodi-ikasi oleh 4eer pada tahun 1925, yang membagi patah tulang kla(ikula menjadi 3 kelompok1 1. /elompok 11 patah tulang pada sepertiga tengah tulang kla(ikula (insidensi kejadian 3675&8). a. .ada daerah ini tulang lemah dan tipis. b. 9mumnya terjadi pada pasien yang muda. %. /elompok %1 patah tulang kla(ikula pada sepertiga distal (167%68). :erbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracocla(icular yakni (yakni, conoid dan trape!oid). a. :ipe 1. .atah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang maupun ganguan ligament coracocle(icular.

b. :ipe % ,. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament coracocla(icular masih melekat pada -ragmen. c. :ipe % B. :erjadi ganguan ligament. duanya. d. :ipe 3. .atah tulang yang pada bagian distal cla(ikula yang melibatkan ," joint. e. :ipe ;. +igament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan -ragmen proksimal berpindah keatas. -. :ipe 6. .atah tulang kal(ikula terpecah menjadi beberapa -ragmen. 3. /elompok 31 patah tulang kla(ikula pada sepertiga proksimal (68) .ada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neuro(askuler. alah satunya terkoyak ataupun kedua7

B. Etiologi Faktur Kla ikula Fraktur terjadi ketika tekanan yang kuat kuat diberikan pada tulang normal atau tekanan sedang pada tulang yang terkena penyakit (Borley, %&&2). !. "anifestasi Klinis $ambaran klinis pada patah tulang kla(ikula biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh atau trauma. .asien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan. .ada pemeriksaan -isik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah

-raktur dan kadang7kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. 0apat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari -ragmen patah tulang. .embengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan <arna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti -raktur. 9ntuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang (Mansjoer, ,ri-, et al, %&&&). D. Pat#ofisiologi /la(ikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama perkembangan embrio minggu ke76 dan 2. :ulang kla(ikula, tulang humerus bagian proksimal dan tulang skapula bersama7sama membentuk bahu. :ulang kla(ikula juga membentuk hubungan antara anggota badan atas dan :hora*. :ulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke belakang thora*. .ada bagian proksimal tulang cla(ikula bergabung dengan sternum disebut sebagai sambungan sternocla(icular ( "). .ada bagian distal kla(ikula bergabung dengan acromion dari skapula membentuk sambungan acromiocla(icular (,"). .atah tulang kla(ikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang kla(ikula adalah tulang yang terletak diba<ak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relati- di depan. /arena posisinya yang teletak diba<ah kulit maka tulang ini sangat ra<an sekali untuk patah. .atah tulang kla(ikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. =nergi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan -raktur (,ppley, 1996). E. Pat#$a%

F. Pe&eriksaan 'enun(ang) a. 'adiogra-i pada dua bidang. b. :omogra-i, ": can, M'> (jarang) c. 9ltrasonogra-i dan scan tulang dengan radioisotope. (scan tulang berguna ketika radiogra-i dan ": can memberikan hasil negati(e pada kecurigaan -raktur secara klinis (Borley, %&&2). *. Ko&'likasi /omplikasi -raktur kla(ikula meliputi trauma sara- pada pleksus brakhialis, cedera (ena atau arteria subkla(ia akibat -rakmen tulang, dan malunion (penyimpangan penyatuan). Malunion merupakan masalah kosmetik bila pasien memakai baju dengan leher rendah. /omplikasi akut1 a. "edera pembuluh darah b. .neumouthora* c. ?aemothora* /omplikasi lambat 1 a. Mal union1 proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam <aktu semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal. b. 4on union1 kegagalan penyambungan tulang setelah ; sampai 2 bulan (Mansjoer, ,ri-, et al, %&&&). H. Penatalakasanaan .ada prinsipnya penangan patah tulang kla(ikula adalah untuk mencapai penyembuhan tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya -ungsi, dan sisa kelainan bentuk. /ebanyakan patah tulang kla(ikula telah berhasil ditangani dengan metode tanpa operasi. .era<atan nonoperati(e dengan cara mengurangi gerakan di daerah patah tulang. :ujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Modi-ikasi spika bahu (gips kla(ikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap kla(ikula dapat digunakan untuk mereduksi -raktur ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap kla(ikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. .eredaran darah dan sara- kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1@3 distal kla(ikula tanpa

pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasan gerakan lengan. Bila -raktur 1@3 distal disertai dengan terputusnya ligamen korakokla(ikular, akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan -iksasi interna. elama imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari akti(itas yang berat. :indak lanjut pera<atan dilakukan dengan pemantauan yang dijad<alkan 1 hingga % minggu setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan kemudian setiap % hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis. .emeriksaan -oto rontgen tidak perlu selama proses pera<atan, tetapi akan lebih baik dilakukan pada saat proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke ; sampai minggu ke 2 (pada saat -ase remodeling pada proses penyembuhan tulang). :anda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan kembali normal. :idakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal7hal berikut 1 a. Fraktur terbuka. b. :erdapat cedera neuro(askuler. c. Fraktur comminuted. d. :ulang memendek karena -ragmen -raktur tumpang tindih. e. 'asa sakit karena gagal penyambungan (nonunion). -. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion). .emberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Abat7obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik antiin-lamasi seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan 4 ,>0s seperti ibupro-en (Mansjoer, ,ri-, et al, %&&&).

I. Pengka(ian Asu#an Ke'era$atan 1) ,kti(itas@istirahat1 $ejala1 a. /eterbatasan@kehilangan -ungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera akibat langsung dari -raktur atau akibat sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri. %) irkulasi1 :anda1 a. .eningkatan tekanan darah mungkin terjadi akibat respon terhadap nyeri@ansietas, sebaliknya dapat terjadi penurunan tekanan darah bila terjadi perdarahan. b. :akikardia c. .enurunan@tak ada denyut nadi pada bagian distal area cedera, pengisian kapiler lambat, pucat pada area -raktur. d. ?ematoma area -raktur. 3) 4eurosensori1 $ejala1 a. ?ilang gerakan@sensasi b. /esemutan (parestesia) :anda1 a. 0e-ormitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot, kelemahan@kehilangan -ungsi. b. /eterbatasan@kehilangan -ungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera akibat langsung dari -raktur atau akibat sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri. c. ,gitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri@ansietas atau trauma lain. ;) 4yeri@/enyamanan1 $ejala1 a. 4yeri hebat tiba7tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area -raktur, berkurang pada imobilisasi. b. pasme@kram otot setelah imobilisasi. 6) /eamanan1 :anda1 a. +aserasi kulit, perdarahan b. .embengkakan lokal (dapat meningkat bertahap atau tiba7tiba) 2) .enyuluhan@.embelajaran1 a. >mobilisasi

b. Bantuan akti(itas pera<atan diri c. .rosedur terapi medis dan kepera<atan 3) .engkajian 0iagnostik1 .emeriksaan diagnostik yang sering dilakukan pada -raktur adalah1 1. B7ray 7 menentukan lokasi@luasnya -raktur %. can tulang1 7 memperlihatkan -raktur lebih jelas, mengidenti-ikasi kerusakan jaringan lunak 3. ,rteriogram 7 dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan (askuler. ;. ?itung 0arah +engkap 7 hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada perdarahanC peningkatan lekosit sebagai respon terhadap peradangan. 6. /retinintrauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, trans-usi atau cedera hati. ( melt!er, %&&1). +. Diagnosa ke'era$atan %ang &ungkin &un,ul) 1. 4yeri akut berhubungan dengan agen injuri -isik (-raktur). %. /erusakan mobilitas -isik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler. 3. 'esiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse. ;. indrom kurang pera<atan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan akti(itas. 6. 'esiko in-eksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur in(asi(e. 2. /urang pengetahuan tentang penyakit dan pera<atannya b@d kurang paparan terhadap in-ormasi, terbatasnya kogniti-. ( melt!er, %&&1). 2. .ro-il koagulasi

K. I&'le&entasi Ke'era$atan 1. Mengkaji tingkat nyeri dengan analog (isual scale. %. Mengatur posisi sesuai dengan posisi kesegarisan. 3. Menghindari getaran pada tempat tidur. ;. Menggunakan terapi distraksi dan sentuhan terapeutik 6. Memonitor dan catat kemampuan akti(itas yang bias dilakukan klien. 2. Mengkaji kekuatan otot dan kemampuan sendi. ( melt!er, %&&1).

DAFTAR PU-TAKA , $raham ,ppley. 1996. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay Edisi 7 . )akarta1 Didya Medika. Black, ).M, et al. 1993. Luckman and Sorensens Medikal Nursing : A Nursing Approac!" # t! Edition$ D.B. aunder "ompany. Mansjoer, ,ri-, et al, /apita elekta /edokteran, )ilid >>, Medika ,esculapius F/9>, )akarta, %&&&. 'ee(es "), 'ou* $ and +ockhart ', %&&1, /epera<atan Medikal Bedah, Buku >, (.enerjemah )oko etyono), )akarta 1 alemba Medika melt!er, u!anne ". %&&1. Buku ,jar /epera<atan Medikal Bedah dari Brunner # uddarth, =disi 5. =$" 1 )akarta. ,uladi. %&1&. ato%isiologi %raktur. http1@@<<<.docstoc.com@docs@;5&3332;@pato-isiologi -raktur. diakses &371&7%&13. Borley # .ierce. %&&2. At a &lands 'lmu Beda!. )akarta1 =rlangga. rocess

Anda mungkin juga menyukai