Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMBIAKAN TANAMAN PEMILIHAN BENIH TANAMAN BERMUTU

Oleh : 1. Aditya Budi S 2. Agnes Shita Mawarni 3. Akbar Maulana YP 4. Ambar Tri Wahyu 5. Amelia Sapitri (H3312001) (H3312002) (H3312003) (H3312004) (H3312005)

D-3 AGRIBISNIS MINAT HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN UNVERSITAS SEBELAS MARET 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang merupakan negara yang maju di bidang pertaniannya. Negara ini memiliki lahan yang luas, tanah yang subur, dan iklim yang sangat mendukung untuk membudidayakan berbagai macam varietas tanaman. Maka pengembangan pertanian di indonesia harus lebih di tingkatkan mutu dan kualitasnya untuk mengurangi jumlah impor bahan pangan dan berusaha menambah ekspor hasil pertanian. Mutu suatu varietas tanaman ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya benih yang disemaikan yang membawa sifat fisik dan sifat genetik dari tetuanya. Dalam persemaian benih harus diperhatikan mutu benih yang disemaikan sehingga budidaya tanaman menjadi lebih mudah penanganannya dan menghasilkan mutu yang tinggi dan berkualitas. Oleh karena itu diperlukan adanya kegiatan pemilihan benih yang akan disemaikan untuk mendapatkan benih bermutu tinggi yang akan menghasilkan tanaman baik dan hasil produksi yang maksimal dalan kualitas dan kuantitasnya. Pemilihan benih ini sangat perlu dilakukan oleh produsen maupun petani yang membeli benih yang akan disemaikan. Karena suatu produsen harus menjamin kelayakan tanam oleh benih yang akan diujikan pada badan uji benih yang akan dipasarkan pada petani. Hal ini dilakukan untuk menjaga sifat genetik atau kemurnian varietas. Selain itu juga digunakan untuk menjaga kualitas fisik benih yang akan dijual. Sedangkan pada petani pemilihan benih tanaman dilakukan untuk mendapatkan bibit yang baik untuk disemaikan. B. Tujuan Pembahasan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui tujuan pemilihan benih tanaman 2. Mengetahui cara pemilihan benih tanaman yang baik

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BENIH DAN BENIH BERMUTU TINGGI Benih merupakan salah satu faktor paling mahal, dan paling penting yang mempengaruhi potensi hasil. Kualitas benih ditentukan oleh

perkecambahan dan analisis kemurnian. Secara hukum, semua bibit tanaman harus diberi label untuk persen perkecambahan, benih tanaman, benih gulma dan kandungan bahan inert, dan tanggal pengujian perkecambahan. Membeli bibit akan lebih baik pada dealer benih terkemuka yang memiliki pembersihan penanganan tepat dan fasilitas penyimpanan. Benih berkualitas ditentukan oleh banyak faktor, terutama benih kemurnian dan

perkecambahan. Namun, banyak faktor lain seperti berbagai kehadiran benihpenyakit yang ditularkan, vigor benih, dan ukuran biji yang penting ketika mempertimbangkan pembelian benih. Teknologi perbenihan menjaga kita agar tidak tertipu oleh kenampakan benih dari luar. Berbagai metode pengujian mutu benih yang ada saat ini terus berkembang, sehingga didapatkan benih yang lebih bermutu dan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan/kebijakan. Sebagai contoh, salah satu syarat benih untuk dapat diedarkan adalah benih tersebut mempunyai daya berkecambah minimal. Hasil pengujian akan dijadikan dasar apakah suatu lot benih tersebut layak untuk diedarkan atau tidak. Benih yang benar sangat menggambarkan kejujuran dari suatu proses dan hasil kerja dari penangkar benih. Nilai kejujuran ini akan terinterpretasi menjadi benih yang baik dan benar yang sudah tentu membuat konsumen benih tidak akan merasa tertipu oleh kenampakan benih dari luar. Kedepan, tantangan peningkatan produksi, seperti produktivitas dan kualitas hasil pertanian semakin meningkat. Oleh karena itu, diharapkan penangkar benih dapat menghasilkan benih yang bermutu, dan konsumen benih dapat menggunakan benih tersebut, sehingga produktivitas dan kualitas hasil pertanian akan semakin meningkat.

Benih tes perkecambahan untuk menilai kemampuan benih dalam menghasilkan tanaman yang sehat ketika ditempatkan dibawah kondisi lingkungan yang menguntungkan. Tes perkecambahan dilakukan untuk jangka waktu yang ditentukan dalam kondisi laboratorium yang menjamin kelembapan suhu, optimum dan cahaya. Sayangnya, kondisi ini jarang ditemui di lapangan, dan munculnya lapangan dapat berlebihan oleh tes perkecambahan standar. Sayangnya, kondisi ini jarang ditemui di lapangan, dan kemunculannya dilapangan dapat melebihi tes perkecambahan standar yang telah dilakukan. Benih merupakan sarana produksi utama dalam budidaya tanaman karena dengan benih bermutu dapat meningkatkan produksi. Benih bermutu secara ekonomi memberi nilai tambah/manfaat bagi masyarakat/petani. Berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 1992, benih bermutu mempunyai ciri sebagai berikut : 1. Produktivitasnya tinggi, yaitu varietas/klon mempunyai produksi yang tinggi, artinya gap antara produksi yang diperoleh pada lingkungan pengujian sebelum varietas/klon tersebut dirilis dengan lingkungan pertanaman luas atau di masyarakat rendah, 2. Pertumbuhan seragam, yaitu pertumbuhan antar satu tanaman dalam suatu pertanaman sama, baik dari aspek tinggi tanaman, diameter batang, perkembangan kanopi, dan produktivitas. 3. Mutu genetisnya tinggi, yaitu struktur gen dalam kromosom sama pada setiap tanaman dalam klon/varietas tersebut. Misalnya pada tanaman pala dengan varietas Banda.

B. PENGERTIAN, KRITERIA, DAN CARA PEMILIHAN BENIH 1. Pengertian Pemilihan benih Benih dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya kecambah dan vigor) yang lebih tinggi, serta pertumbuhan dilapang yang lebih cepat dan seragam. Pemilihan benih untuk mendapatkan benih yang bernas dapat menggunakan larutan air garam atau abu (pada benih padi). Tujuan perendaman ini adalah untuk mendapatkan benih yang

bernas, menekan atau menghilangkan inokulum penyakit yang terbawa pada benih karena air garam atau abu berfungsi antiseptik. Hanya benih padi yang tenggelam dalam larutan air garam atau abu saja yang dipilih untuk disemai. Kemurnian benih ditentukan oleh jumlah material yang tidak diinginkan hadir dalam benih murni. Kontaminan seperti biji gulma berbahaya, biji tanaman yang tidak diinginkan atau bahan lembam tidak hanya meningkatkan biaya produksi, tetapi juga secara substansial mengurangi kualitas dan kuantitas panen. Jika membeli benih yang belum benar, dikondisikan untuk menghilangkan benih gulma yang tidak diinginkan, termasuk dalam pengambilan keputusan pemakaian herbisida untuk mengendalikan gulma berbahaya yang semuanya akan

meningkatkan biaya produksi. 2. Kriteria Pemilihan Benih Dalam pengelolaan benih agar bernilai ekonomi dan

menguntungkan, maka dikenal ada dua aspek, yaitu : 1. Biji bermutu, yaitu benih dari varietas benar dan murni, mempunyai mutu genetis, fisiologis, dan mutu fisik yang tinggi sesuai dengan standar mutu di kelasnya, 2. Standar mutu benih, yaitu spesifikasi benih yang mencakup fisik, genetis, fisiologis, dan kesehatan benih yang dibakukan dan merupakan konsensus semua pihak yang terkait. Syarat umum dalam pengembangan perbenihan agar diperoleh mutu ekonomi benih yang tinggi, adalah sebagai berikut : 1. Daya kecambah, minimal 80 %, artinya benih yang tumbuh dari benih yang ditanam minimal 80 persen. Hal tersebut ditetapkan guna menghindari penggunaan benih yang banyak, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi, 2. Benih murni, minimal 95 %, artinya benih yang ada pada setiap varietas/klon terdapat pada varietas/klon yang sama. Hal tersebut dilakukan guna menghindari ketidakseragaman pertumbuhan dan

ketahanan terhadap hama/penyakit yang akhirnya menyebabkan produksi menurun, 3. Benih dari varietas lain, maksimal 5 %, artinya benih murni dari varietas/klon yang sama, 4. Kotoran, maksimal 3 %, artinya benda asing dan lainnya seperti ranting, krikil, dan benda asing lainnya tidak ada, 5. Benih dari rumputan, maksimal 2 %, artinya bila benih terdapat batu, campuran benih dengan gulma, maka akan menyulitkan pemeliharaan dan keseragaman pertumbuhan karena dalam

pertumbuhan tanaman tersebut terjadi kompetisi antara gulma dan tanaman utama yang akhirnya dapat menurunkan tingkat produksi. 3. Cara Pemilihan Benih Dalam menetapkan suatu biji dikategorikan sebagai benih bermutu dan mempunyai nilai ekonomi diwajibkan melakukan pengujian berdasarkan PP No. 44 Tahun 1995, yaitu sebagai berikut : 1. Uji kadar air, yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui kadar air suatu benih, dengan metode oven. Hal tersebut dilakukan untuk tujuan penyimpanan/pengiriman, 2. Uji daya tumbuh, yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui persentase tumbuh benih yang dijadikan sebagai benih untuk tujuan budidaya dan pelabelan, 3. Uji kemurnian, yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui persentase benih secara genetik yang terkandung dalam suatu benih yang akan digunakan untuk budidaya maupun untuk tujuan pelabelan, 4. Uji campuran dari varietas lain, yaitu untuk mengetahui benih varietas lain yang terdapat dalam benih yang akan digunakan dalam budidaya, tujuannya agar diperoleh keseragaman benih, 5. Uji kompatabilitas benih (keseragaman), yaitu uji keserempakan tumbuh dan keseragaman benih,

6.

Uji

heterogenitas,

uji

yang

dilakukan

untuk

mengetahui

keseragaman besar dan ukuran biji dari setiap benih, 7. Uji tetrazolium, uji yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan benih dalam rangka daya kecambah dan dilakukan secara kimia, 8. Uji kesehatan benih, yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah benih tersebut terbebas dari patogen yang akan

membahayakan pertumbuhan. TEKNIK PEMILIHAN BENIH Pada budidaya tanaman langkah awal yang perlu dilakukan dan yang paling penting adalah pemilihan benih, karena dengan

menggunakan benih yang berkualitas dan bernas maka akan didapatkan hasil produksi tanaman yang maksimal. Hal ini berlaku pada benih varietas apapun juga. Benih yang digunakan harus bersertifkat, hal ini menandakan bahwa benih tersebut dapat dipertanggungjawabkan kelayakan tanamnya seperti masa dormansinya dan daya tumbuhnya. Dalam penggunaan benih yang bersertifikat, tidak semuanya dapat ditanam sebagai benih, melainkan harus dipilih yang bagus. Cara memilih benih yang bagus ada 3(tiga) cara dan petani hanya cukup menggunakan satu cara saja. Cara Memilih Benih dan Penyiapan Bibit yang Baik Penggunaan benih bersertifikat dan benih dengan vigor tinggi sangat disarankan, karena: 1. benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak 2. benih yang baik akan menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam 3. ketika ditanam pindah, bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat dan tegar 4. benih yang baik akan memperoleh hasil yang tinggi.

Cara memilih benih yang baik. Benih yang akan ditanam harus dipilih yang baik. Memilih benih yang baik ada tiga cara, tetapi hanya satu cara saja yang dipakai. Pilih satu dari tiga cara berikut: 1. Pemilihan benih yang baik dengan telur dan garam Siapkan ember dengan ukuran minimal cukup untuk 3 kali volume/banyaknya benih. Masukkan air ke dalam ember, sebanyak kira-kira 2 kali volume benih. Letakkan telur didasar air damn masukkan garam dapur sedikit demi sedikit sampai telur terangkat ke permukaan air, lalu telur diambil. Kemudian masukkan benih ke dalam larutan air garam. Selanjutnya di aduk-aduk dan benih yang mengambang dibuang atau tidak ditanam 2. Benih yang tenggelam disemaikan.

Pemilihan benih yang baik dengan air garam Siapkan ember dengan ukuran minimal cukup untuk 3 kali volume benih Buatlah larutan 20 gram garam dapur dalam 1 liter air. Masukkan larutan garam ke dalam ember sebanyak 2 kali volume benih. Masukkan benih ke dalam larutan garam tersebut. Kemudian diaduk-aduk dan benih yang mengambang dibuang atau tidak ditanam. Benih yang tenggelam disemaikan.

3.

Pemilihan benih yang baik dengan pupuk ZA Siapkan ember dengan ukuran minimal cukup untuk 3 kali volume benih. Buatlah larutan 20 gram pupuk ZA dalam 1 liter air.

Masukkan larutan pupuk ZA kedalam ember sebanyak 2 kali volume benih.

Masukkan benih kedalam larutan pupuk ZA tersebut Kemudian diaduk-aduk dan benih yang mengambang dibuang atau tidak ditanam.

Benih yang tenggelam disemaikan.

Setelah memperoleh benih yang bagus, petani harus berupaya memperoleh bibit yang bagus dengan memperhatikan

persemaian/pembibitan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: letak lokasi, cara mengolah tanah, cara melindungi bibit, dan lain-lain.

BAB III PENUTUP Dari makalah yang telah kami susun di atas. Dapat dipelajari tentang mutu benih dan cara bagaimana memilih benih yang baik. Baik pada produsen untuk lolos uji dan pemasaran pada petani maupun oleh petani untuk menghasilkan produksi tanaman yang bermutu tinggi. Pemilihan benih ini sangat penting peranannya untuk meningkatkan mutu hasil produksi tanaman hortikultura dan tanaman pangan di Indonesia. Sehingga negara ini dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negri sendiri. Dan Indonesia menjadi negara yang mandiri dalam pemenuhan bahan pangan dan kebutuhan tanaman lain. Terutama dalam mengurangi jumlah impor pangan dan meningkatkan ekspor hasil pertanian dengan kualitas dan mutu yang baik. Hal ini dikarenakan benih merupakan aspek utama untuk awal pesemaian tanaman, sehingga sangat menentukan kualitas tanaman yang akan dihasilkan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu tehnik pemilihan benih yang benar untuk mendapatkan benih bermutu tinggi. Jadi pemilihan benih tanaman ini menghasilkan tanaman yang bermutu tinggi dan memiliki sifat fisik dan genetik yang baik. Sehingga pemilihan benih ini digunakan untuk meningkatkan mutu hasil pertanian di Indonesia. Maka, hasil pertanian lokal di Indonesia dapat bersaing dengan hasil pertanian impor dalam hal kualitas dan kuantitas. Dan negara ini dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri (swasembada pangan).

Anda mungkin juga menyukai