Anda di halaman 1dari 16

BENTONIT

TUGAS PEMANFAATAN BAHAN GALIAN INDUSTRI BENTONIT

DISUSUN OLEH :

YANSYAH OKTRIONO PUTRA 12.2010.1.00125 Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. 2013
i

BAHAN GALIAN INDUSTRI

BENTONIT

BENTONIT (Na,Ca)0.33(Al,Mg)2Si4O10(OH)2(H2O)
Bentonit adalah salah satu jenis batuan degan komposisi utama lempung (85%) dan sisanya terdiri dari mineral montmorilonit (Mg2Al10Si24O60(OH)12(Na,Ca). Bentonite terbentuk dari abu vulkanik dengan unsur kimia bentonit (Na,Ca)0.33(Al,Mg)2Si4O10(OH)2(H2O). Sifat material pada bentonit tidak menyerap air. Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alumunium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak.

Gambar 1.1. Bentonit

Tipe Kimia Bentonit : Sedangkan berdasarkan tipe kimianya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu : a. Natrium Bentonit Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+). Mengandung relatif banyak ion Na+ dibandingkan ion Ca++ and Mg++, kandungan Na2O>2%, sering dipakai sebagai Galian. Penggunaan yang utama adalah untuk lumpur (bor) pembilas dalam kegiatan pemboran, pembuatan pellet biji besi, penyumbat kebocoran bendungan/kolam. Ca, Mg Bentonit
BAHAN GALIAN INDUSTRI

b.

BENTONIT
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu. Sifat Bentonit: 1. Komposisi dan jenis mineral dapat diketahui degan pengujian difraksi sinar x 2. Sifat kimia, dgn alvalisis sifat kimia tidak langsung dapat menentukan kualitas bentonit 3. Sifat teknologi, erat kaitannya degan pemanfaatannya seperti : sifat pemucatan, plastis, suspensi, mengikat dan melapisi 4. Pertukaran ion, sifat ini menentukan jumlah air (uap air) yang dapat diserap bentonit. Hal ini disebabkan karena struktur kisi-kisi krismin montmorilonit serta adanya unsur (ion+Kayion) yang mudah tertukar maupun menarik air. Kation / ion Na mempunyai daya serap air > Mg, Ca, K dan H. Mk jika dimasukan ke dalam air akan mengembang dan membentuk larutan koloid. Bila air dikeluarkan akan membentuk masa yang kuat, liat dan keras serta tidak tembus air disamping itu bersifat lembab atau tahan terhadap reaksi kimia. Karena itulah bentonit digunakan dalam pemboran sebab bentonit melapisi dinding dan mampu menahan rembesan air.

Gambar 1.2. Sifat bentonit masif (kiri) dan sifat bentonit yang telah dilebur (kanan).

Sifat Fisik Bentonit 1. Kapasitas pertukaran kation/cation excange capacity Karena struktur kisi-kisi montmorilonit ion dan kation yang mudah tertukar dan menarik air (ion Na) menyebabkan bentonit segar mengembang bila dimasukan dalam air, semakin tinggi harga kadar, maka mutu semakin baik dan bentonit ini dapat digunakan untuk menyumbat kebocoran dan pemboran 2. Daya serap Adanya ruang pori antar ikatan minimal lempung serta ketidakseimbangan muatan listrik dalam ion-ionnya maka bentonit dapat digunakan sebagai Galian penyerap berbagai keperluan
BAHAN GALIAN INDUSTRI

BENTONIT
3. Luas permukaan biasa dinyatakan sebagai Galian jumlah luas permukaan kristal/ butir bentonit yang berbentuk tepung setiap gram berat (m2/gr). makin luas makin besar zat yang melekat, maka bentonit dpt dipakai sebagai Galian pembawa dalam insektisida, pengisi kertas, plastik. 4. Rheologi apabila bentonit dicampur degan air dan dikocok maka akan menjadi agar-agar, namun bila didiamkan akan mengeras seperti semen (tiksotropi) a. Apabila kekentalan dan daya suspensinya baik maka bentonit ini baik untuk Lumpur pemboran, industri cat, kertas b. Apabila teksotropinya sangat baik maka baik untuk pelapis maupun pelindung fondasi. 5. Sifat mengikat dan melapisi Kemampuan bentonit mengikat bijih/logam dan material lain membuat bentonit dapat digunakan untuk pengikat pellet konsentrat/ bijih, pelekat cetakan logam 6.sifat plastis: digunakan sebagai Galian pencampur keramik maupun dempul kayu Komposisi Kimia Standar 55,40% SiO2, 20,10% Al2O3, 3,7% Fe2O3, 0,49% CaO, 2,49% MgO, 2,76% Na2O3, 0,60% K2O, 13,5 % habis terbakar Genesa Secara genesa geologinya bentonit berasal dari berbagai proses diantaranya adalah : 1. Proses Pelapukan Hsl dekomposisi kimia batuan silika akibat pengaruh air tanah. Pembentukan akan lancar bila batuan asal yang merupakan batuan beku asam mengandung unsure alumina tinggi (plagioklas, kalium, feldspar, biotit) yang sangat berperan dalam pembentukan montmorilonit. Pada proses ini terjadi reaksi ion hydrogen dalam air tanah degan min silikat. Ion H+ berasal dari pembusukan zat organic oleh bakteri. 2. Proses Alterasi Hidrothermal larutan hydrothermal yang menerobos celah/rekahan akan bereaksi dengan dinding batuan. Pada mulanya larutan bersifat asam dengan kandungan Cl, S, CO2, Si karena bereaksi dengan dinding sehingga berubah dari asam ke basa Pada hydrothermal lemah, mineral yang kaya akan magnesia cenderung membutuhkan khlorit, namun kehadiran unsure alkali dan alkali tanah maka akan membentuk montmorilonit, kecuali kalium, mika, feromagnesia, feldspar. Terjadinya montmorilonit karena magnesium dan kalium. 3. Proses Transformasi (Devitrivikasi) ubahan dari abu vulkanis yang mempunyai komposisi gelas akan menjadi mineral lempung (devitrivikasi) akan lebih sempurna bila terjadi pada danau, cekungan sedimentasi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI

BENTONIT
Mineral gelas penyusun utama dari abu vulkanis terendapkan karena proses ubahan bercampur degan batuan sedimen laut lainnya (batupasir). 4. Proses Pengendapan/sedimen Kimia Montmorilonit dapat terbentuk sebagai Galian endapan dalam suasana basa (alkalis) dalam suatu cekungan di mana karbonat dan silica mempunyai sifat alkalis pH tinggi, seperti antapulgit, speolit, montmorilonit (mengandung larutan silica) yang dalam beberapa hal dapat terendapkan sebagai Galian flint, kritobalit atau senyawa aluminium, magnesium Penyebaran Bentonit di Indonesia 1. Jabar : karangnunggal, manonjaya, kowalu (tasikmalaya). Sukabumi, subang, bojong manik 2. Jateng: sangiran, sragen, wonosegoro, semarang 3. DIY : Manggulan 4. Jatim: Pacitan, trenggalek, malang, ponorogo, tulungagung 5. Sumut: pangkalan brandan, sumalungun 6. Sumsel: Muara Tiga 7. Sulut : Manado 8. Kalteng : Barito putera Pengolahan Hasil penggalian endapan bentonit dari tambang berupa bongkah-bongkah, (raw material) diangkut dengan truk ke pabrik untuk diolah melalui beberapa tahapan proses, yaitu penghancuran, pemanasan, penggilingan dan pengayakan

Gambar 1.3. Pengolahan bentonit dalam industri pertambangan

BAHAN GALIAN INDUSTRI

BENTONIT
a. Pengembangan bentonit Bentonit mempunyai sifat menyerap sebab ukuran partikel koloidnya amat kecil dan memiliki kapasitas permukaan ion yang tinggi. Pengembangan bentonit disebabkan oleh adanya penggantian isomorphous pada lapisan oktohedral (Mg oleh Al) dalam menghadapi kelebihan muatan di ujung kisi-kisinya. Adanya gaya elektrostatis yang mengikat kristal pada jarak 4,5o dari permukaan cukup kuat untuk mempertahanan ion di per-mukaan unit-unitnya, dan tetap men-jaga unit itu tidak saling merapat. Bila dicampur air akan mengembang, maka jarak antara unit makin melebar dan lapisannya membentuk serpihan, serta memiliki permukaan luas jika dalam zat pengsuspensi. b. aktivasi bentonit Aktivasi bentonit bertujuan untuk me-naikkan daya adsorpsi dan memperoleh sifat bentonit yang diinginkan. Montmorillonit memiliki struktur ber-tingkat dan kapasitas pertukaran ion yang aktif di bagian dasar. Oleh karena itu, strukturnya dapat diganti seperti struktur bagian dasar, yaitu dengan penambahan asam agar terjadi penggantian ion-ion K+, Na+ dan Ca+2 dengan H+ dalam ruang interlamelar, dan akan melepaskan ion-ion Al+3, Fe+3 dan Mg+2 dari kisi strukturnya sehingga lempung lebih aktif. Aktivasi bentonit sangat dipengaruhi oleh konsentrasi asam. Biasanya dipakai asam sulfat. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sifat dasar, distribusi ukuran pori, keasaman, dan nilai SiO2 atau Al2O3 dari endapan bentonit. Faktor-faktor tersebut tergantung juga pada komposisi mineral lempung bentonit dan cara aktivasi. Beberapa hasil aktivasi dapat diterangkan seperti di bawah ini. 1) Aktivasi dengan pemanasan Pada proses penjernihan minyak sawit dengan bentonit sebagai absorben memperlihatkan bahwa bentonit mulai aktif menyerap warna pada suhu 80o 130 oC. Tingkat kejernihan tidak begitu besar setelah suhu mencapai 140-150 oC, bahkan cenderung menurun. Pada proses pemucatan minyak kedele penghilangan warna minimum pada suhu sekitar 100o C. 2) Pengaruh waktu Pengontrolan minyak dengan tanah pemucat sangat dipengaruhi oleh waktu. Pada kondisi suhu, tekanan, dan jumlah tanah pemucat yang sama menunjukkan bahwa hasil penghilangan warna maksimum pada temperatur tertentu, dan cenderung menurun bila kontak diperpanjang. Penurunan pemucatan karena daya serap lempung akan habis. 3) Pengaruh tekanan Proses penghilangan warna dari bahan pemucat dipengaruhi juga oleh luas permukaan tanah pemucat yang dikontakkan dengan minyak. Dengan menurunkan tekanan pori-pori tanah pemucat sampai tekanan atmospir, bentonit akan terdeareasi, sehingga luas permukaan akan lebih besar. Tekanan yang umum dilakukan di industri-industri adalah 5,077 mm Hg.

BAHAN GALIAN INDUSTRI

BENTONIT

Penggunaan dan Spesifikasi Ada dua jenis bentonit yang dipakai dalam industri, yaitu Sodium (Na) bentonit dan Cabentonit. Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Cabentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap. Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan. Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Nabentonit dan diharapkan terjadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut Agar mencapai persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk bahan lumpur bor. Sifat bentonit yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pemanfaatannya adalah : Komposisi dan jenis mineral yang dikandung dalam bentonit, antara lain monmorillonit, kaolinit, illit, kwarsa, plagioklas, kristobalit, dan lainnya. Komposisi kimia, yaitu unsur-unsur kimia yang terkandung antara lain, SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, Fe2O3 H2O dll. Sifat teknologi. Sifat pertukaran ion; sifat ini antara lain, sifat pemucatan, adhesi, sifat penyerapan dan sifat lainnya. Penggunaan Na-bentonit (sodium bentonit) 1. Sebagai lumpur bor Fungsi utama Na-bentonit sebagai lumpur bor adalah : menaikkan daya suspensi air pembilas; pendingin dan pelumas mata bor; menahan kotoran bor tidak mengendap walaupun kegiatan pemboran sedang dihentikan; sebagai penahan stang/tali bor yang makin berat dengan bertambahnya kedalaman atau panjang stang bor yang digunakan; menahan tekanan air, gas atau minyak yang keluar dari batuan yang ditembus dan mencegah peresapan kembali, serta penguat lapisan atau penahan pada dinding lubang bor dan mencegah terkadinya urug. Bentonit untuk pemboran minyak dan gas bumi harus memiliki sifat mengembang sesuai standar API yang biasa disebut RP 29, RP 13B, atau dari OCMA.

BAHAN GALIAN INDUSTRI

BENTONIT
2. Pengecoran Logam Bentonit yang dipakai pada industri pengecoran logam besi atau bukan besi adalah bentonit alam dan sintetis yang berfungsi sebagai bahan pengikat dalam alat cetak. Dalam dunia perdagangan, bentonit alam disebut juga bentonit Wyoming, sedangkan bentonit sintetis disebutbrekbond 2 (Inggris) dan berkonit (Italia). Sifat daya tahan terhadap panas dari kedua jenis bentonit tersebut tidak sebaik lempung tahan api yang berupa butiran seperti kuarsa, zircon, kromit dan lain-lain. Jumlah bentonit yang dipakai untuk pengecoran logam antara 4 6 % dari berat alat cetak. Pengecoran pada suhu dan tekanan tinggi diperlukan pengikatan yang lebih sempurna dengan pemakaian bentonit antara 8 10 % dari jumlah berat alat cetak. Apabila alat cetak mengalami keausan atau rusak, pembaharuan cukup dengan menambahkan bentonit 0,1 1 % dari jumlah berat alat cetak. Persyaratan bentonit untuk pembuatan alat cetak pengecoran logam (besi baja) biasanya mengacu kepada syarat standar Steel Founders Society of America (SFSA). Syarat tersebut didasarkan pada kandungan uap air, konsentrasi CaO, derajat pH dan batas cair. Nilai batas cair bagi lempung bentonit atau jenis lempung lain harus lebih besar dari 600o C. 3. Pembutan pelet konsentrat besi dan logam Lain Pemanfaatan bentonit dalam proses pembuatan pelet konsentrat bijih besi dianggap cukup mahal. Selain itu, apabila dipakai campuran bentonit sekitar 1 % dapat terjadi kontaminasi, kadar besi turun 0,6 % dan silika naik 0,5 %. Untuk itu, perlu ditambahkan batu gamping dan kokas. Batu gamping (kapur tohor=CaO) atau kapur padam (Ca(OH)2) berfungsi menurunkan suhu pembakaran dan mencegah terjadinya retak-retak, sementara kokas berfungsi untuk mengikat kelebihan silikat dan terbentuknya silikon karbid yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok, pemoles atau ampelas. 4. Teknik sipil Pemakaian bentonit dalam teknik sipil masih terbatas pada pembangunan konstruksi beton, seperti jembatan, bendungan dan bangunan yang berhubungan langsung dengan air tanah dan air laut. Sifat bentonit yang dimanfaatkan adalah sifat tiksotropinya. Tujuan pemakaian Na-bentonit adalah untuk menunjang kekuatan dinding diafragma dan tembok/fondasi yang masuk ke dalam tanah. Selain sebagai penyelubung, juga berfungsi sebagai penahan atau pengisi lubang, celah dan pori-pori batuan atau formasi di sekitar dinding atau tembok/fondasi. Bentonit yang digunakan 3 10 %. berukuran 200-300 mesh; Zn murni : 98-99 %; Kandungan Pb : maks 1 %. 5. Bahan pencuci atau pemutih

BAHAN GALIAN INDUSTRI

BENTONIT
Pemakaian Na-bentonit sebagai bahan pemutih dan pencuci termasuk mahal, tetapi memberikan hasil yang baik dan banyak dilakukan. Atas pertimbangan biaya, fungsi bentonit banyak digantikan oleh lempung asam aktif atau fullers earth. 6. Penggunaan lainnya Penggunaan Na-bentonit di bidang pertanian dan peternakan (sebagai katalis), pembuatan cat dan lain-lain dipandang sangat mahal. Sebagai subtitusi Na-bentonit dipakai lempung asam, fullers earth, pirofilit, atau talk yang lebih mudah diperoleh dan dari sisi harga lebih murah. Walaupun demikian, penggunaan bentonit untuk tujuan tersebut masih dilakukan oleh industri atau pengusaha tertentu. Dalam industri pakan ternak (terutama unggas) bentonit berfungsi sebagai pengikat dengan pembuatan sama seperti pembuatan pelet konsentrat bijih besi dan ogam lain), yaitu 1-2 % dari berat pakan yang diolah. 7. Pakan ternak a. campuran pakan ayam cukup digiling 160 mesh dan dicampurkan ke pakan ayam sebanyak 6% shg dpt menghilangkann bau, daging lebih baik, pakan lebih ekonomis dan tdk mengganti alas kandang b. Utk pakan penguat sapi perah, bentonit sebanyak 6% dicampur dgn ampas tahu dedak, mollases, urea, kedekai goring, jagung dgn perbandingan ttu. Bila sapi rusak diberi pakan penguat ini 1 kg/ hari maka dlm waktu 2 minggu akan menghasilkan susu sekitar 11 liter. Pengolahan bentonit : Bongkahan Bentonit dari tambang Penimbunan Preparasi Ukuran Pengayakan 10 mm +10mm Pengeringan 1,5 jam Penggilingan pengeringan 1 jam +200mesh pengayakan Penggilingan +200mesh Pemisahan 10mm pengayakan 5mm pengeringan 1 jam #200mesh -200 mesh Produk -200mesh

BAHAN GALIAN INDUSTRI

BENTONIT
Ca-bentonit (kalsium bentonit) Berbeda dengan Na-bentonit, Ca-ben-tonit tidak memiliki sifat mengembang yang baik sebab tidak adanya ion Na+ di dalam kesatuan sel pada kisi kristal montmorilonit (Tabel 1). Pemakaian Ca-bentonit pada dasarnya sama dengan pemakaian lempung yang tergolong fullers earth, antara lain untuk lumpur pemboran, pencuci dan pembersih minyak bakar, minyak goreng, industri obat-obatan, kimia, kertas, keramik dan lainnya. Tetapi pemanfaatan yang utama adalah untuk pembuatan sodium bentonit sintetis, dan bahan baku pembuatan lempung aktif. Pemakaian Ca-bentonit untuk bahan pembuatan sodium bentonit lebih banyak keuntungan daripada jenis lempung lain, kecuali lempung asam, terutama saat penggerusan, penyaringan dan pengeringan. Ca-bentonit memiliki sifat pertukaran ion yang baik dan menghasilkan produk sampingan yang berharga, yaitu bahan pemutih sintetisprecipitated calcium carbonate (PCC). Biasanya, bahan yang digunakan mempunyai kelembaban sekitar 33 % dan ukuran butir 5 cm. Bahan lalu dikeringkan hingga kelembaban antara 3-10 %, selanjutnya digerus dengan ukuran butir mencapai 90 100 mesh. cara mengubah Ca-Bentonit Menjadi Na-Bentonit yang dipakai sebagai lumpur pemboran : Bentonit yang diteliti disini adalah bentonit yang dipakai sebagai bahan dasar dari lumpur pemboran sumur-sumur minyak, gas atau geothermal. Bentonit yang selama ini digunakan pada kegiatan pemboran adalah Na-Bentonit yang diimpor dari Wyoming, Amerika Serikat. Program penelitian ini mencoba merubah Ca-Bentonit lokal yang banyak di dapati di beberapa daerah di Indonesia menjadi Na-Bentonit dengan Proses Ion Exchange, sehingga Bentonit lokal dapat mendekati sifat-sifat Bentonit impor, dan dapat dipakai disetiap operasi pemboran sumursumur minyak dan gas bumi di Indonesia. Hasil yang dicapai dari penelitian ini cukup menggembirakan dari metode yang dipakai, yakni dengan metode menghisap atau menekan larutan melewati filter dari hasil proses ion exchange pada pencampuran bentonit-air-Na2 EDTA dan Na OH. Ternyata kandungan Ca yang dapat dikeluarkan sangat menggembirakan, yakni rata-rata hampir 90 %. Akan tetapi unsur Na juga ikut keluar dari endapan Bentonitnya yakni rata-rata 42 %. Untuk mengatasi hal ini Campuran Bentonit dengan Na-EDTA tersebut dijenuhi dengan Na dengan menambahkan Na-OH. Dari hasil pemeriksaan analisa kimia dengan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) ternyata unsur Ca-nya telah terusir sedang unsur Na-nya pun telah masuk kedalam Bentonit. Banyaknya kandungan Ca yang dapat dikeluarkan dari basal plane bentonit lokal rata-rata diatas 90% dan unsur Na yang dapat dimasukkan kedalam basal plane bentonit lokal berkisar antara 120% sampai 1367% dari banyaknya kandungan Na di basal plane mula-mula. Dengan demikian yang tadinya berupa Ca-Bentonit telah berubah menjadi Na-Bentonit. Untuk lebih menyakinkan apakah unsur Ca-nya telah keluar dari Bentonit dan telah berubah menjadi Na-Bentonit dilakukan pengukuran dengan XRD (X Ray Difractometer) dan DTA (Differential Thermal Analysis). Jarak antara basal plane (d) hasil pengukuran XRD Bentonit Boyolali ialah sebesar 15A sebelum mengalami perlakuan dan sebesar 12,9A setelah mengalami perlakuan. Hal ini sesuai dengan d dari Ca-bentonit sebesar 15,2A dan d dari Na-bentonit sebesar 12,8A.

BAHAN GALIAN INDUSTRI

BENTONIT
Cara pengolahan bentonit sebagai penjernih minyak kelapa, yaitu: Bahan baku bentonit alam dikeringkan dengan cara dijemur untuk mengurangi kandungan airnya. Proses pemecahan dan penggerusan dimana bentonit dipecah menjadi dua ukuran, masingmasing sebesar biji kacang tanah dan setengah dari ukuran biji kacang tanah. Hasil pecahan bentonit dicuci sampai bersih, lalu dikeringkan (dijemur atau di oven). Bentonit kering masing-masing dimasukkan ke dalam tabung penyaring (1) untuk ukuran besar dan tabung penyaring (2) untuk ukuran kecil, dengan jumlah masing-masing sebanyak kg (dapat digunakan untuk 20 liter minyak goreng). Masukkan minyak goreng ke dalam tabung penyaring (1), tahan beberapa menit, buka kran dan dialirkan ke tabung penyaring(2), tahan beberapa menit, lalu ditampung di ember. Lakukan proses ini 3 kali. Minyak yang sudah disaring, dicampur dengan larutan soda api (1 sendok the soda api ditambah 1 l air) dengan perbandingan 2 :1 ( 2 bagian minyak, 1 bagian larutan soda api). Aduk sampai merata sampai cairan agak mengental berwarna keputih-putihan. Campuran (e) dimasukkan ke dalam tabung pemisah sabun (3), biarkan beberapa menit sampai air berpisah dengan minyak (air di bagian bawah dan minyak di bagian atas). Kemudian bagian air (bawah) di buang. Cuci bagian minyak dengan air panas dengan perbandingan 1: 1 (1 bagian air panas, 1 bagian minyak). Aduk merata dan lakukan pemisahan pada tabung pemisah sabun (3) seperti pada cara (e). Lakukan pencucian 3 kali. Minyak yang sudah dicuci, dipanaskan secara perlahan (api kecil) selama 3 4 jam, untuk menghilangkan kadar air dalam minyak. Minyak yang telah dipanaskan disaring dengan kain, dinginkan dan masukkan ke dalam botol atau jerigen. Minyak siap digunakan Selain yang diterangkan di atas terdapat lempung sejenis yang pemanfaatannya sama atau hampir sama dengan Bentonit, yaitu atapulgit, sepiolit, dan lempung asam. Spesifikasi Produk Di Industri Hilir Di indonesia, sebagian besar penggunaan Ca-bentonit adalah di industri penjernihan minyak kelapa sawit. Untuk menghasilkan minyak kelapa sawit bermutu tinggi diperlukan Ca-bentonit dengan persyaratan tertentu, terutamableaching power. Beberapa peryaratan dan spesifikasi bentonit yang perlu diperhatikan dalam pengunaannya di berbagai jenis industri pemakai, antara lain adalah: a) Special Foundry Sand; Kuat tekan, kuat tarik dan deformasi. b) Special Iron ore Pellet Test; Green drop; hijau, kering dan kuat padat pembakaran (fired compress strengths),deformation; dan tumble determination). c) Perdagangan Katalis dan Pemurnian Minyak; Spesifikasi material murni dengan kadar besi dan metal berat rendah. Tes diambil dari BSCRA specification dengan persyaratan sebagai berikut :
BAHAN GALIAN INDUSTRI

10

BENTONIT
Moisture content (6-12 %); Green compressive strength; Dry compressive strength; Batas cair (sekitar 600oC); Life test; Komposisi kimia (CaO maks. 0,7 %); pH 8,2; Kuat panas. d) Farmasi dan Kosmetik; Di bidang ini, uji bentonit dibuat terhadap sifat-sifat sebagai berikut : rupa (wujud), bentuk, brightness, residu pada 200 mesh (%), pH (dispersi 2 %), swelling (1/2 gram dalam 10 ml air, setelah 2 jam), Batas cair, formasi gel (dengan MgO setelah 24 jam), cps viscosity (1%, 3% dan 5 % dispersi). e) Deproteinizing Wine, (oil, fluids); Untuk Deproteinizing wine, uji bentonit dibuat untuk mengetahui sifat-sifat sebagai berikut: Deproteinizing power, soluble sodium, soluble lead, soluble phosphate. Harus stabil pada panas 500o-600o C, porositas 60-70 %, area permukaan sekitar 120-140 mm/g, pH hampir netral, rasa/bau kecil. f) Fullers Earth; Fullers earth tidak diaktifkan secara komersial dan tidak berbaur terhadap aktivasi dengan asam. Sedangkan atapul-git dan monmorillonite di alam kebanyakan memiliki kemampuan menjernihkan minyak. Selain itu, mempunyai spesifikasi sebagai berikut : Rapatan muatan : 0,45-0,75 g/ml; True density : 2,4 2,6 g/ml; pH : 6,5 7,5; porositas : 60 70 %; area permukaan : 120-140 mm/g; pori-pori berdiameter rata-rata 170 200 A; organic diserap 12-15 % bobot clay (clay akan menyerap 30-50% bobot cair organik tanpa kehilangan sifat dan daya mengalir secara bebas). Spesifikasi di Pasaran Untuk mendapatkan bahan penyerap yang bermutu baik, dapat dilihat sebagai berikut : perbandingan SiO2 dan Al2O3 lebih tinggi dari kaolinit, yaitu 4/1 -6/1; keasaman yang relatif lebih tinggi dalam air, diperlukan 10 150 cc, 0,1 N larutan NaOH untuk menetralisasi 100 gram bahan penyerap dengan indikator phenolphtalin; Densitas yang rendah; 0,65 0,80 gram/cc; Kandungan mineral pengotor sedikit, seperti kuarsa, garam-garam terlarut, kalsit dan oksida besi. Proses penyerapan dikenal ada dua macam, yaitu : 1) Cara kontak dilakukan dengan cara memanaskan dan mengaduk campuran minyak dan bahan penyerap kemudian diteruskan dengan penyaringan; 2) Cara perkolasi, yaitu dengan melewatkan minyak yang dicuci pada butir-butir kasar bahan penyerap. Proses penjernihan minyak sawit dan kelapa dengan operasi adalah sebagai berikut
BAHAN GALIAN INDUSTRI

11

BENTONIT
Bentonit dijemur sampai kering di udara atau dalam oven (70oC); Digiling dan disaring sehingga diperoleh tiga fraksi dengan ukuran 150-100#, 200-150# dan 200#; Masukkan minyak goreng dalam gelas beaker dengan ukuran tertentu sebanyak 500 cc; Menghilangkan residu minyak terlebih dahulu disaring dan bila minyak mengental, penyaringan sambil dipanaskan 50oC. Persyaratan standar bentonit untuk lumpur bor harus memenuhi standar spesifikasi dari American Petroleum Institute(API) dan Oil Companies Materials Association (OCMA). Spesifikasi dari API a) Analisis ayak secara basah : 200 mesh maksimum 4 %; b) Kandungan air (sewaktu pengiriman) maksimum 10 %; c) Pada contoh basah 22,5 gr bentonit dalam 350 ml air murni : Pembacaan Fann VG Viscometer pada 600 rpm, 30 menit; Yield point minimum tiga kali viscositas plastis; Air tapisan pada 100 psi, suhu 2530 oC & waktu 30 menit maks. 13,5 ml; Air tapisan pada 100 psi, suhu 2530 oC & waktu 30 menit maks. 13,5 ml; Viscositas semu min. 15 cp; Viscositas plastis, min. 8,0 cp; d) Hasil pencampuran minimum 94,02 bbl/short ton; e) Hasil pencampuran minimum 94,02 bbl/short ton; f) Analisis ayak secara kering: + 200 mesh; g) Pengembangan 10-12 kali volume kering; h) Tidak mengandung bahan-bahan magnetik dan radioaktif. Spesifikasi dari OCMA adalah: Satu short ton bentonit menghasilkan lumpur dengan viscositas 15 cp dan volume minimum 16 m3; Adukan 7,5 gr bentonit dalam 100 ml air murni tidak boleh memberikan air tapisan < 15 ml. Perkembangan Pemasokan dan Permintaan Bentonit Indonesia Sampai saat ini, produsen Na-bentonit bukan sebagai produsen tambang tetapi hanya sebagai pemasok saja, walaupun ada, jumlah dan kontinuitas produksi dapat dikatakan tidak pasti, sehingga pertumbuhan tahunannya sulit untuk dievaluasi. Kebutuhan Na-bentonit di dalam negeri dipakai dalam kegiatan pemboran menengah dan pemboran dalam. Sebaliknya, produsen dan produksi Ca-bentonit berkembang cukup pesat. Produsen Ca-bentonit sebagian besar berada di kota besar di P. Jawa, sesuai dengan keberadaan industri pemakai utama bentonit. Produksi mineral bentonit dalam kurun 1981-1999 secara umum meningkat, dengan laju perubahan tahunan sebesar 22,92 %. Produksi tahun 1981 tercatat sebesar 4.173 ton dan terus

BAHAN GALIAN INDUSTRI

12

BENTONIT
meningkat sampai dengan tahun 1996 sebesar 99.208 ton. Pada tahun 1998 produksi mineral bentonit menurun menjadi 83.372 ton dan tahun 1999 naik menjadi 90.435 ton Kenaikan produksi ini tidak terlepas dari konsumsi bentonit di industri pemakai yang terus bertambah dengan laju per-tumbuhan tahunan sebesar 13,79 %, terutama Industri minyak sawit. Pemakaian bentonit oleh beberapa industri pemakai dengan alasan lebih ekonomis dan kualitas produk akhir. Pemakaian bentonit impor oleh industri minyak sawit lebih ditekankan kepada kemampuan bleaching yang tinggi (> 65 %), karena kemampuan bleaching bentonit domestik dinilai masih sangat rendah (27 38 %), sehingga perlu aktivasi terlebih dahulu. Menjadi masalah krusial dengan pemakaian mineral asal domestik, karena mutu bahan galian dianggap kurang dapat diandalkan untuk menghasilkan produk-produk dengan kualitas cukup dan baik. Adanya Impor bentonit diperkirakan sebagian besar berupa Na-bentonit yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi minyak bumi. Dari Tabel 6., dapat dilihat asal impor bentonit tahun terakhir 1999. Dalam dunia perdagangan, Ca-ben-tonit juga dikenal dengan nama lain, seperti NKH, Tonsil, Galleon, dan lain-lain. Pemakai utama Ca-bentonit adalah industri minyak sawit dan minyak kelapa, kemudian diikuti oleh industri margarine, logam untuk bangunan, dan industri mesin cor). Pada tahun 1999, industri minyak sawit mengkonsumsi bentonit, yaitu sekitar 70 % (68.910,6 ton), kemudian industri minyak kelapa sekitar 16 % (15.751,1 ton) dan sisanya sebesar 14% (13.782,2 ton) dikonsumsi oleh industri margarine, pengecoran logam, mesin, sabun, kosmetika dan cat. Ekspor bentonit diperkirakan dari jenis Ca-bentonit. Ekspor bentonit dalam tahun pengamatan walaupun berfluk-tuasi, namun cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 14,67 % untuk volume dan 12,66 % untuk nilainya. Ekspor pada tahun 1999 sebagian besar ditujukan ke Singapura sekitar 89.00 % dan sisanya ke Malaysia dan Taiwan. Ekspor bentonit sebagian besar diperkirakan masih belum diaktivasi . Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) dalam kurun pengamatan hanya naik sekitar 4,86 % per tahun, padahal sampai Juli 1997, perkembangan kenaikan ekonomi nasional cukup menakjubkan. Namun, sejak itu, ditandai dengan nilai rupiah yang merosot, tahun 1998 (PDB) turun 13,2 % dan hanya naik 0,19 % pada tahun 1999. Dari sisi industri pemakai Ca-bentonit industri minyak goreng adalah sebagai pemakai utama untuk pengolahan Crude Palm Oil (CPO). Untuk dapat dijadikan minyak goreng dilakukan proses penjernihan dengan bentonit, kemudian dilakukan proses deodorizing. Produksi minyak goreng sawit dalam kurun pengamatan meningkat cukup berarti dengan laju tahunan sebesar 17,51 %. Tahun 1999 produksi minyak goreng telah mencapai 2,4 juta. Kenaikan produksi tersebut didorong oleh pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang otomatis menambah pemakaian bentonit dari jenis kalsium. Beberapa industri pemakai bentonit lain yang cukup banyak adalah minyak goreng kelapa dan Industri margarine dengan laju pertumbuhan sebesar 8,22 % dan 25,3 % masing-masing.

BAHAN GALIAN INDUSTRI

13

BENTONIT
Kebutuhan bentonit dalam setiap jenis industri minyak goreng berlainan. Untuk minyak goreng kelapa rata-rata dibutuhkan sekitar 2 persen dari hasil akhir, atau untuk setiap per ton minyak goreng kelapa perlu 20 kg Ca bentonit. Sementara minyak goreng kelapa sawit dibutuhkan lebih tinggi lagi yaitu 4 % atau untuk setiap per ton minyak goreng kelapa sawit dibutuhkan 40 kg kalsium bentonit. Untuk industri margarine, kebutuhan Ca-bentonit prosentasenya lebih tinggi lagi, yaitu berkisar antara 4 5 % dari produk akhir atau untuk setiap ton perlu 40 50 kg kalsium bentonit.

Gambar 1.4. Hasil produk olahan bentonit

BAHAN GALIAN INDUSTRI

14

BENTONIT
DAFTAR PUSTAKA BPKMI, Kemenperin ; 2012, http ://www.bpkimi.kemenperin.go.id, Kajian penggunaan bentonit dalam industri, Surabaya.

Achmadin, Wordpress ; 2011, http ://www. achmadinblog.wordpress.com, Bentonit.

Mia, 2012, http ://www.mheea-nck.blogspot.com, Pemanfaatan Bentonit.

BAHAN GALIAN INDUSTRI

15

Anda mungkin juga menyukai