Anda di halaman 1dari 0

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini media massa merupakan sebuah sarana yang
paling efektif untuk menyebarkan informasi ke seluruh penjuru dunia. Dengan
munculnya media massa, dunia ini seakan tidak memiliki batasan antar Negara.
Media massa serta proses komunikasi massa (peran yang dimainkannya)
saat ini semakin banyak dijadikan sebagai obyek studi. Gejala ini seiring dengan
kian meningkatnya peran media massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting
dalam masyarakat. Asumsi tersebut ditopang oleh dalil:
- Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri
lain yang terkait; media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki
peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut
dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya.
- Media massa merupakan sumber kekuatan- alat kontrol , manajemen dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainnya.
- Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional.
- Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan symbol,
tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup
dan norma-norma.
- Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat
dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan
penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. (McQuail
1987, 3)
Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa memberikan
fungsi media massa.
2
Adapun fungsi media massa dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Informasi (menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dunia; menunjukan hubungan kekuasaan; memudahkan
inovasi,adaptasi dan kemajuan).
2. Korelasi (menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan
informasi; menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan; melakukan
sosialisasi; mengkoordinir beberapa kegiatan; membentuk
kesepakatan;menentukan urutan prioritas dalam memberikan status
relatif).
3. Kesinambungan (mengekspresikan budaya dominant dan mengakui
kebenaran kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya
baru; meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai).
4. Hiburan (menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksi;
meredakan ketegangan sosial).
5. Mobilisasi (mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,
perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam
bidang agama). (McQuail 1987, 70-71)
Dalam Ilmu Komunikasi istilah jurnalistik mempunyai arti cara
penyampaian isi pernyataan dengan menggunakan media massa periodik. Yang
termasuk media massa periodik adalah pers (surat kabar, majalah, buletin, kantor
berita), radio, televisi dan film (Soehoet 2003, 6).
Di Indonesia nama majalah Tempo sudah begitu melegenda. Selain berita-
berita tajam hasil karya jurnalistik yang nyaris sempurna, Tempo juga dikenal
sebagai sosok majalah yang `Die Hard` jika memimjam istilah film Hollywood
yang tenar berkat akting kocak Bruce Willis. Dua kali sudah majalah ini dibredel
oleh penguasa yang tak berkenan dengan pemberitaannya, tahun 1982 dan 1994.
Belum lagi tuntutan-tuntutan Perdata puluhan miliar rupiah dari orang-orang yang
dibongkar belangnya oleh majalah yang terbit pertama kali pada Maret 1971 itu,-
termasuk kasus gugatan Rp 1 miliar dan 2 miliar dolar AS-. Toh, majalah yang
dipimpin oleh Goenawan Mohammad itu tetap eksis hingga sekarang.
3
Namun terlepas dari sosok Tempo yang tidak ada matinya, majalah ini
mempunyai peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia
dengan penyajian berita-berita politik, dan konsitensinya untuk menyuarakan
kebenaran di republik yang menyuburkan korupsi dan kolusi. Dengan kata
lain,Tempo mampu memerankan fungsinya sebagai pilar demokrasi, sebagai
pendidik dan pengawas.
Melihat dari permasalahan di atas, maka peneliti mencoba untuk
menganalisis rubrik opini baik dari segi penulisan maupun makna yang
terkandung di dalamnya. Penulis juga ingin melihat bagaimana teks dalam
pemberitaan tersebut sehingga nantinya dapat mengundang perhatian serta
tanggapan pembaca setelah membaca rubrik tersebut.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan dalam penelitian ini karena untuk menghindari
pembiasan dalam penelitian. Penelitian ini mengenai kasus hukum Soeharto yang
terdapat dalam rubrik opini pada Majalah Tempo.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pandangan dari latar belakang di atas, timbul keingintahuan
penulis untuk membuat rumusan masalah, yaitu;
1. Bagaimana makna yang terkandung dalam kasus hukum Soeharto yang
terdapat pada rubrik opini di Majalah Tempo?
4
2. Bagaimana penyajian teks dalam kasus hukum Soeharto yang terdapat
pada rubrik opini di Majalah Tempo?
D. Rumusan Masalah
Dengan identifikasi di atas, maka penulis merumuskan masalah
sejauhmana Majalah Tempo Menyajikan opini pada Kasus Hukum Soeharto
ditinjau dari pendekatan Analisis Wacana.
Dari rumusan masalah di atas penulis menetapkan judul skripsi :
ANALISIS WACANA KASUS HUKUM SOEHARTO PADA
RUBRIK OPINI DI MAJALAH TEMPO.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang penulis lakukan ini adalah untuk :
a. Mengetahui makna yang terkandung dalam kasus Hukum Soeharto pada
rubrik Opini di Majalah Tempo .
b. Mengetahui bagaimana penyajian teks yang ditampilkan dalam kasus
Hukum Soeharto pada rubrik Opini di Majalah Tempo .
F. Signifikasi Penelitian
1. Signifikasi Teoritis
Kegunaan dari penelitian ini adalah mencoba memberi masukan
kepada ilmu komunikasi, khususnya ilmu jurnalistik yang merupakan
landasan utama dari penelitian mengenai analisis wacana kasus hukum
5
Soeharto pada rubrik opini di Majalah Tempo serta dapat mengetahui
sejauh mana teori-teori mengenai komunikasi yang dikemukakan oleh para
ahli dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan ilmu komunikasi
khususnya ilmu jurnalistik.
2. Signifikasi Praktis
a. Memberikan gambaran kepada pihak Majalah Tempo serta khalayak
umum tentang penyajian dan makna yang tedapat di dalam kasus
hukum Soeharto pada rubrik opini di Majalah Tempo.
b. Memberikan masukan kepada pihak Majalah Tempo serta khalayak
umum tentang penyajian dan makna yang tedapat di dalam kasus
hukum Soeharto pada rubrik opini di Majalah Tempo.

Anda mungkin juga menyukai