Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK-TEKNIK PENGENDALIAN OPT DAN PENERAPAN KONSEP PHT ( PENGENDALIAN HAMA TERPADU)

Oleh : Nuryatiningsih, SP.

BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN SURABAYA Oktober 2011 Defenisi PHT menurut Untung, K (1993) adalah: Teknologi pengolaan ekosistim yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan petani, mempertahankan populasi hama / OPT dalam keadaan keseimbangan dengan musuh alaminya sehingga tidak merugikan, serta mengurangi atau membatasi penggunaan pestisida. Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel, semua teknik atau metode pengendalian hama yang didasarkan pada azas ekologi dan ekonomi. Definisi PHT menurut FAO (1976) Suatu sistem pengelolaan hama / system terpadu yang dalam konteks lingkungan bersangkutan dengan dinamika species hama, menggunakan smua teknik dan metode pengendalian yang cocok dengan cara yang seserasi mungkin serta mempertahankan populasi hama di bawah ambang yang mengakibatkan kerugian ekonomi. Prinsip PHT : Hama tidak dimusnahkan tetapi diusahakan agar selalu dibawah suatu tingkat populasi yang akan menimbulkan kerugian ekonomi. Ambang Ekonomi (AE) Tingkat populasi terendah yang akan menyebabkan kerugian ekonomi, sebagai landasan untuk melakukan tindakan pengendalian. Metode-metode pengendalian menurut PHT 1. Metode Agronomis, meliputi : A. Penggunaan Varietas tahan B. Rotasi tanaman C. Pengolahan tanah yang baik D. Pemangkasan E. Pengelolaan air F. Penanaman tanaman perangkap 2. Metode mekanis meliputi : a. Pemungutan hama b. Perlindungan dengan barrier c. Penggunaan perangkap hama 3. Metode fisis meliputi a. Pemanasan b. Pendinginan

c. Pengaturan kelembaban d. Penggunaan energi cahaya e. Penggunaan energi suara 4. Metode biologis meliputi : a. Penggunaan parasitoid b. Penggunaan predator ( Pemangsa) c. Penggunaan pathogen (Penyakit serangga) 5. Metode khemis meliputi a. Penggunaan pestisida b. Penggunaan attractant c. Penggunaan repellent d. Penggunaan sterilant e. Penggunaan antifeedant f. Penggunaan sex pheromone g. Penggunaan hormone 6. Metode genetis 7. Undang-undang VARIETAS TAHAN (Metode pengendalian agronomis) Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan lultivar yang resisten terhadap suatu hama sambil mempertahankan atau memperbaiki sifat-sifat agronomis tanaman yang mendasar. Peranan varietas tahan dalam PHT : 1. Penggunaan praktis dan secara ekonomis menguntungkan. Penerapan tidak memerlukan tambahan biaya dan keterampilan khusus, mengingat cara ini adalah praktek bercocok tanambiasa, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah. 2. Bersifat spesifik. Penggunaan varietas tahan hanya ditujukan kepada opt sasaran 3. Efektifitas pengendalian bersifat kumulatif dan persisten. Penanaman varietas tahan dari musim ke musimdapat semakin menurunkan populasi hama (kumulatif). Persistensi dapat dipertahankan dengan cara pergiliran varietas tahan. 4. Kompatibel dengan cara pengendalian lain. Dapat dipadukan dengan cara pengendalian yang lain, sehingga hasilnya lebih optimal 5. Dampak negatif terhadap lingkungan kecil Ketahanan tanaman terhadap serangga terbagi kedalam 3 bentuk : 1. Toleran, yakni dapat bertahan melalui serangan yang hebat tanpa kehilangan hasil yang banyak 2. Non preferen, dimana serangga tidak mau makan, meletakkan telur atau menggunakannya sebagai tempat berlindung 3. Antibiosis, bila serangga tidak tumbuh, bertahan, atau bereproduksi dengan baik Sedangkan ketahanan tanaman terhadap serangga terbagi kedalam 3 bentuk : 1. Imunitas, dimana tanaman tidak dapat diserang oleh penyakit dalam keadaan yang bagaimanapun 2. Hipersensitif, bagian tanaman yang terserang secepatnya diisolasi dan dihancurkan sehingga tidak dapat menyebar 3. Toleran, tanaman yang diserang masih dapat memberikan hasil yang lebih tinggi daripada yang rentan PENGENDALIAN MEKANIK Bertujuan untuk mematikan atau memindahkan hama secara langsung baik dengan tangan atau dengan bantuan alat / bahan lain 1. Pengambilan dengan tangan. Adalah teknik yang paling sederhana dan murah tentunya untuk daerah yang banyak tersedia tenaga manusia. Yang dikumpulkan

adalah fase hidup hama yang mudah ditemukan atau bagian-bagian tanaman yang terserang. 2. Gropyokan. Biasanya dilakukan untuk pengendalian hama tikus. Tikus dibunuh secara langsung dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul dan alat pemukul. Sebaiknya dilakukan secara massal pada sawah dalam keadaan bera. 3. Memasang prangkap. Serangga hama diperangkap dengan berbagai jenis alat perangkap sesuai jenis dan fasenya. Alat diletakkan pada tempat atau bagian tanaman yang dilewati hama. 4. Pengusiran. Sasarannya adalah mengusir hama yang sedang berada di atau sedang menuju pertanaman, dengan memasang patung-patung atau mengeluarkan suara gaduh. 5. Cara-cara lain. Antara lain menggoyang pohon, menyikat, mencuci, memisahkan bagian terserang, memukul, dll PENGENDALIAN FISIK Adalah suatu usaha mempergunakan atau merubah factor lingkungan fisik sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan kematian dan mengurangi populasi hama. 1. Perlakuan panas dan kelembaban. Perlakuan seperti ini paling berhasil bila diterapkan dalam ruang tertutup seperti di gudang untuk hama yang menyerang dipenyimpanan. Faktor suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi penyebaran, fekunditas, kecepatan perkembangan, lama hidup dan mortalitas hama. 2. Penggunaan lampu perangkap. Dapat digunakan untuk mengurangi populasi serangga dewasa. 3. Penggunaan gelombang suara. Penggunaan suara sebagai pengendali serangga belum banyak dilakukan karena system akustik serangga belum banyak diketahui.secara teoritik ada 3 metode, yakni penggunaan suara dengan intensitas rendah serta dengan perekaman suara yang diproduksi serangga untuk mengganggu perilaku serangga hama. 4. Penggunaan penghalang atau barrier. Yakni dengan menggunakanberbagai ragam faktor fisik yang dapat menghalangi atau membatsi serangga hama sehingga tidak menjadi masalah bagi petani, contoh : peninggian pematang, lubang / selokan jebakan yang diisi air, pagar rapat, lembaran seng/ plastikdisekeliling pertanaman, mulsa plastik/ jerami, pembungkusan buah dengan kantong plastik. PENGENDALIAN DENGAN PESTISIDA Keuntungan penggunaan pestisida : 1. Praktis. 2. Cepat. 3. Sifat-sifat, penggunaan dan cara aplikasinya mempunyai kisaran yang luas. Ketergatasan penggunaan pestisida : 1. Resistensi. 2. Membunuh organisme non target 3. Ledakan hama sekunder 4. Polusi lingkungan 5. Harga relatif tinggi Penggunaan pestisida berdasarkan pH : 1. Aplikasi bila perlu (treatment when necessary) 2. Pengendalian hama 100% (pembasmian) tidak diperlukan untuk mencegah kehilangan hasil secara ekonomis. Dalam PHT penggunaan pestisida dapat dikategorikan 3 macam yaitu : 1. Penyemprotan pestisida didasarkan pada pemilihan waktu yang tepat, yaitu dtujukan pada titik lemah dari siklus hidup serangga.

2. Pengendalian dengan pestisida digunakan untuk mengatasi keadaan epidemik yakni apabila semua tindakan pengendalian tidak mampu untuk mencegah peningkatan populasi hama hingga mencapai ambang kerusakan ekonomis. 3. Perlakuan pestisida harus dilakaukan secara selektif dan sesuai dengan dosis anjuran. Pestisida bekerja dengan cara : 1. Racun perut, jika termakan dan diserap melalui saluran pencernaan 2. Racun kontak, bila terjadi kontak antar serangga dengan bagian yang telah diperlakukan dengan pestisida 3. Fumigan, memasuki tubuh serangga melalui sistem pernafasan 4. Racun sistemik, yang bergerak melalui sistem vaskuler tanaman dan diserap oleh serangga ketika memakan bagian tanaman tersebut 5. Racun fisik. Membunuh serangga karena sistim pernafasan ( contoh : debu) atau desifikasi (contoh : minyak tanah yang mengganggu pembentukan kutikula) 6. Hormon jevenil, yang dapat mengatur perkembangan serangga sehingga mencegahnya mencapai fase dewasa. Senyawa sintesis juga dikembangkan sebagai agen biokontrol. 7. Grow regulator. Yakni bahan kimia alami pada tanaman atau hewan yang mengontrol pertumbuhannya dan biasanya bekerja secara specifik, sehingga bila terjadi gangguan serius akan mengganggu peletakan telur, pembentukan kulit, pembentukan pupa, pembelahan dan perpanjangan sel. Sejenis senyawa kimia dengan fungsi tersebuttelah disintesis dengan efikasi yang tinggi. BIOTEKNOLOGI Dalam konteks PHT bioteknologi khususnya teknologi molekuler ditujukan kepada pengembangan metode pengendalian baru,seperti diciptakannya tanaman transgenic yang dimodifikasi secara genetis, diantaranya tanaman yang tahan terhadap herbisida, insektisida, dan virus. Contoh-contoh aplikasi bioteknologi dalam PHT : 1. Antibodi monoklonal yang digunakan pada benih uji, bahan tanaman, stek, dan cangkok untuk mengetahui keberadaan virus dan bakteri. 2. Regenerasi secara invitro berdasarkan fakta bahwa setiap sel tanaman dipenuhi oleh informasi genetik yang dibutuhkan untuk beregenerasi menjadi sebuah tanaman utuh. Jaringan meristem yang tidak mengandung virus digunakan dlm jaringan atau kultur in vitro untuk menghasilkan tanaman bebas virus. 3. Tanaman tahan herbisida yakni tanaman yang dikembangkan melalui transfer gen menggunakan sejenis bakteri yang tahan terhadap herbisida, seperti agrobacterium tumefasciens. 4. Tanaman transgenik tahan virus yang diciptakan dengan memasukkan gen selubung protein dari 6 jenis virus yang penting secara ekonomis seperti TMV dan PVX. Beberapa jenis tanaman transgenic taham virus seperti tembakau, tomat, dan kentang dikembangkan secara built in. 5. Tanaman transgenic tahan terhadap serangga diciptakan dengan mentransfer gen insectisida alami berasal dari bakteri bacillus thuringiensis yang menghasilkan sejenis protein berupa toksin, sehingga bila termakan oleh ulat maka ia akan mati 6. Tanaman simbion pathogen serangga. Jika sebuah gen memerintahkan untuk menghasilkan toksin serangga dimasukkan dalam bakteri tular tanah Pseoudomonas yang hidup berasosiasi dengan sistem perakaran (rhizophere), tanaman tersebut didorong oleh bakteri transgenic sehingga dapat mematikan serangga dan memakan perakarannya. 7. Baculovirus hypervirulen. Manipulasi genetika dapat meningkatkan virulensi Baculovirus hypervirulen sehingga lebih efektif sebagai agens hayati. Baculovirus

juga dapat dimanipulasi untuk menghasilkan protein asing untuk tujuan therapeutic dan prophylactic. Sedangkan objek dari penelitian saat ne adalah : Biologi molekuler dari gen kunci yang mengatur perkembangan dan reproduksi serangga Aspek molekuler dari insectisida biologi saat ini untuk memecahkan masalah dalam produksi dan efikasi. Mempelajari hubungan gen dan gen dari interaksi inang dan pathogen KULTUR TEKNIS Merupakan jenis pengendalian yang digunakan oleh petani baik secara sadar atau tidak untuk meningkatkan hasil Metode-metode kultur teknis yang dapat meningkatkan pengendalian OPT : 1. Penggunaan bahan tanaman bebas OPT 2. Pembajakan tanah, dan pembakaran sisa pertanaman sebelumnya 3. Sinkronisasi pertanaman 4. Penanaman tanaman perangkap 5. Intercropping 6. Rotasi tanaman 7. Aplikasi pupuk yang seimbang 8. Penanaman tanaman pelindung 9. Sanitasi PENGGUNAAN FEROMON Feromon adalahsuatu zat yang dihasilkan oleh serangga dan tungau sebagai alat komunikasih dalam satu species. Sex feromon memungkinkan serangga jantan untuk mengenali serangga betina. Sebagian besar penelitian adalah menggunakan sex feromon untuk memerangkap serangga jantan dan mengganggu komunikasihnya. Contoh adalah pada hama kapas pectinophora gossypiella yang berhasil dikendalikan secara efektif dengan memenuhi udara sekitar pertanaman kapas dengan feromon. Feromon dilepas dengan system paket perlepasan perlahan sehingga dapat menhalangi jantan yang menemukan betinanya. Perangkap umpan feromon digunakan untuk memonitor distribusi dan melimpahnya populasi untuk menentukan waktu yang paling tepat dalam menggunakan pestisida atau untuk menangkap sejumlah besar serangga jantan dewasa untuk menurunkan kepadatan populasi. Metode ini kurang efektif pada populasi tinggi dan bila serangga mampu untuk melakukan perkawinan lebih dari sekali Feromon sintetis sering digunakan. Kadang-kadang sejenis bahan kimia sederhana pun dapat menjadi sangat menarik bagi serangga sebagaimana sex feromon. Seperti aseton yang dapat sebagai pengganti sex feromon yang dapat menarik lalat tsetse, namun sayangnya harganya masih relatif mahal. PENGENDALIAN SECARA PREVENTATIF Pengukuran preventatif bertujuan untuk mencegah munculnya OPT baru atau untuk membatasi keberadaannya sehingga tidak akan menjadi masalah serius. Pengukuran preventatifbiasanya melibatkan karantina dan undang-undang. Karantina dan peraturan undan-undang ditegakkan dibanyak negara untuk mencegah masuk dan penyebaran OPT. Negara-negara dengan pelayanan karantina yang efisien membutuhkan inspeksi yang ketat dan fumigasi terhadap bahan tanaman impor pada stasiun karantinatempat masuknya. Pembatasan penyebaran OPT baru secara permanen atau secara khusus di

daerah perbatasan negara. Pemerintah bertanggung jawab dalam program pengendalian termasuk eradikasi, pembatasan penyebaran dan pemusnahan OPT. Karantina Tumbuhan Indonesia Tujuan : 1. Mencegah masuknya OPTK dari luar negeri ke wilayah Negara RI 2. Mencegah tersebarnya OPTK dari suatu area ke area lain dalam wilayah Negara RI 3. Mencegah keluarnya OPT dari wilayah Negara RI apabila negara tujuan menghendakinya. OPT : Semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan, antara lain : Hama, serangga, siput, tungau dsb Pathogen, virus, bakteri, jamur Gulma Nematoda OPTK Semua OPT yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dicegah masuknya kedalam, tersebarnya di dalam dan keluarnya dari wilayah Negara RI

DAFTAR PUSTAKA Mangoen dihardjo, s 1983. Pengendalian hayati. Jurusan Ilmu Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Reichelderfer, K.H dan D.G. Battrell, 1985Evaluating the economic sociologieal implication of agricultural pest and their contro. Crop port 4 (3) : 281- 297 Untung, K. 1993. Konsep pengendalian hama terpadu. Andi offset, yogyakarta. 150 hlm

Anda mungkin juga menyukai