Disusun Oleh: KELOMPOK VII 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Indah Annisa D Muarif Diah Rizky Faradila Dannia Riski Ariani Andika Khalifah Ardi Purindri Maharani S. Saddam Husein S Fawzia Merdhiana Alifah Nurmala Sari Selly Marchella P. Nurtika GIA009004 GIA009013 GIA009014 GIA009027 GIA009029 GIA009050 GIA009070 GIA009098 GIA009099 G1A009104 G1A009105
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN 2011
BAB I PENDAHULUAN
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semuapihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu di antaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi, dan juga kehidupan masyarakat, tampak bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan banya macamnya. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, ternyata tidak sama antara satu Negara dengan Negara lainnya. Setiap Negara, tergantung dari kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan kesehatan, tingkat social ekonomi serta latar belakang politik, dapat memiliki bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang agak berbeda. Bentuk dan jenis
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju (developed countries) tidak sama dengan yang diselenggarakan di Negara-negara yang telah maju. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Amerika Utara misalnya, tidak sama dengan bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Negara-negara Eropa Barat. Dalam praktek sehari-hari, sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berbeda, namun pada waktu menyelenggarakannya, ternyata selalu ditemukan beberapa kesamaan. Kesamaan yang dimaksud jika disederhanakan, secara umumdapat dibedakan atas dua macam yaitu ilmu dan teknologi kedokteran. Perhatian utama dari penerapan ilmu dan teknologi kedokteran pada dasarnya aspek efektivitas. Artinya semata-mata ditujukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan, tanpa terlalu mempertimbangkan tersedia atau tidaknya sumber daya. Kedua ilmu dan teknologi administrasi, perhatian utama dari penerapan kemajuan ilmu dan teknologi administrasi pada dasarnya adalaha pada aspek efisiensi, artinya penyelesaian masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat harus disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia.
Info I Dokter X diangkat menjadi direktur baru RS Y di Kabupaten Z. RS Y merupakan RS Umum Negeri yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten. RS Y merupakan RS tipe D dengan kapasitas 100 tempat tidur, dengan akreditasi penuh. Indikator pelayanan RS Y menunjukkan BOR sebesar 91 % dengan ALOS 7,1 hari. Pergantian manajemen di RS Y bertujuan untuk memperbaiki kinerja RS, karena disinyalir kinerja RS menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas pelayanan yang diberikan pada pasien.. Hal ini ditunjukkan salah satunya dengan menurunnya tingkat kepuasan pasien dari 78 % pada tahun lalu menjadi 61 % pada tahun ini. Segera setelah resmi dilantik menjadi direktur, Dokter X melakukan identifikasi awal mengenai masalah yang membuat turunnya tingkat kepuasan pasien di RS Y. Setelah menggali informasi lebih lanjut ternyata didapatkan dua sumber utama penyebab turunnya kepuasan pasien yaitu permasalahan di instalasi rawat jalan dimana terdapat waktu tunggu yang sangat lama bagi pasien dan waktu kontak dengan dokter yang sangat singkat sehingga pasien merasa tidak nyaman. Permasalahan lain yang mengemuka adalah adanya keluhan dari pasien rawat inap bahwa biaya yang dihabiskan untuk mondok di RS Y dirasakan semakin mahal dibandingkan dengan RS swasta yang juga ada di Kabupaten Z.
Pertanyaan Panduan 1 1. Apakah masalah utama yang dihadapi oleh RS Y? Identifikasi masalah lain yang timbul di RS Y? 2. Mengapa tingkat kepuasan pasien penting pada manajemen RS ? Jelaskan berbagai indikator kualitas pelayanan RS yang lain!
3.
4.
Apakah yang dimaksud dengan BOR dan ALOS? Termasuk dalam kategori indikator apakah BOR dan ALOS ? Bagaimanakah BOR dan ALOS pada RS Y?
5.
Apa yang dimaksud dengan akreditasi RS? Bagaimanakah klasifikasi akreditasi RS? Parameter apa sajakah yang dinilai dalam akreditasi RS?
6.
Untuk mengatasi permasalahan di RS Y apa yang harus segera dilakukan oleh dokter X?
Info II Dokter X membentuk tim untuk meneliti penyebab dari turunnya tingkat kepuasan pasien. Tim menemukan bahwa memang terdapat waktu tunggu yang cukup panjang, rata-rata 15 menit dan waktu kontak dokterpasien cukup singkat yaitu 5 menit di instalasi rawat jalan RS Y. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa klinik yang memberikan kontribusi terbesar pada masalah ini adalah klinik umum. Dari analisis penyebab masalah didapatkan bahwa ternyata terdapat ketidakseimbangan antara jumlah kunjungan pasien dengan ketersediaan tenaga medis yang ada. Hal ini memaksa dokter untuk melakukan pemeriksaan secara lebih cepat. Tim menyarankan dilakukan penambahan kapasitas instalasi rawat jalan, terutama pada klinik umum. Tim juga menemukan bahwa tingginya biaya mondok di RS Y disebabkan oleh rata-rata lama perawatan yang lebih lama dibandingkan dengan RS lain untuk jenis penyakit sama. Lamanya masa mondok ini disebabkan oleh banyaknya variasi yang dilakukan dokter berkaitan dengan standar terapi yang diberikan kepada pasien. Untuk itu tim menyarankan disusun clinical practice guideline yang baru yang bisa dijadikan acuan bagi seluruh dokter.
Panduan Pertanyaan 2 1. Apakah permasalahan kualitas pada kasus diatas? Mengapa hal tersebut merupakan suatu permasalahan kualitas? Apakah definisi kualitas terutama pada bidang pelayanan kesehatan? 2. Dari permasalahan pana nomor 1, ranah (domain) kualitas apa yang tidak terpenuhi dalam pelayanan kesehatan? Ranah (domain) kualitas apa sajakah yang ada dalam pelayanan kesehatan ? 3. Dalam kasus diatas apakah dokter X telah menerapkan Continous Quality Improvement? Tunjukkan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh dokter X yang mengacu pada CQI! Apa yang dimaksud dengan CQI ? Apakah prinsipnya ? 4. Dalam melakukan analisis masalah tool quality manajemen apakah yang bisa digunakan pada kasus diatas?
Info III Mahalnya biaya di RS Y juga menimbulkan keluhan dari PT. ASKES yang anggotanya juga banyak memanfaatkan jasa pelayanan medis di RS Y. Selama ini PT ASKES mengganti semua biaya yang diklaim di oleh RS di belakang setelah dilakukan perawatan. Dokter yang bekerja di RS Y dibayar sesuai dengan jumlah pasien dan jumlah tindakan serta prosedur yang diberikan. Semakin banyak pasien, semakin lama pasien dirawat, atau semakin banyakan tindakan yang diberikan, dokter akan mendapatkan penghasilan lebih banyak.
Panduan Pertanyaan 3 1. 2. 3. Apa yang menjadi masalah pada kasus diatas? Jenis sistem pembayaran apakah yang diterapkan oleh RS Y Apakah dokter X harus mengubah sistem pembayaran yang dilakukan di RS Y? Alternatif apakah yang tersedia? Apa kerugian dan keuntungan masing-masing alternatif?
B. JAWABAN PERTANYAAN a. Panduan Pertanyaan 1 1. Apakah masalah utama yang dihadapi oleh RS Y? Identifikasi masalah lain yang timbul di RS Y!
Masalah utamanya adalah kualitas pelayanan kesehatan yang menurun. Seperti wanktu tunggu yang sangat lama bagi pasien instalasi rawat jalan, waktu kontak dengan dokter yang sangat singkat sehingga pasien merasa tidak nyaman, bagi pasien rawat inap biaya yang dihabiskan untuk mondok di RS Y dirasakan semakin mahal dibandingkan dengan RS swasta yang juga ada di kabupaten Z. Selain itu, ada pula masalah pada perbandingan SDM dengan pasien tidak seimbang, BOR tidak seimbang dan tidak ada SOP pada pelaksanaan pelayanan RS.
2. Mengapa tingkat kepuasan pasien penting pada manajemen RS ? Jelaskan berbagai indikator kualitas pelayanan RS yang lain! Mengapa tingkat kepuasan penting, karena hal ini merupakan poros utama atau bias dikatakan sebagai imaging tentang RS tersebut kepada masyarakat dan menjadi indicator dalam kualitas pelayanan kesehatan. Indikator Kualitas Pelayanan RS Kinerja (performance) diperkenalkan oleh INPRES No. 5 tahun 1988 tentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan SK Menteri Keuangan RI No. 826 tahun 1982, yang dalam pasal 1, butir 11- 12 disebutkan bahwa "Kinerja adalah prestasi yang dicapai BUMN dalam satu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan BUMN tersebut." Mengadaptasi kinerja yang dimaksudkan pada BUMN, maka kinerja rumah sakit dapat diukur dengan indikator- indikator tertetu (Wichaksana, 2006). Indikator tersebut adalah : a. Kepuasan pasien
b. c. d. e.
Kualitas pelayanan medis Efisiensi dan produktivitas rumah sakit Kepuasan pegawai rumah sakit atas pekerjaannya Kualitas limbah cair rumah sakit (Wichaksana, 2006). Indikator A dan D, dapat dinilai dengan teknik survei,
membuat daftar pertanyaan dan hasilnya dianalisis. Indikator C diperoleh dengan melakukan perhitungan costfinding, sehingga tiaptiap unit produksi akan mengetahui total biaya yang dikeluarkan. Jika pendapatan dan biaya tiap unit usaha produksi diketahui, maka efisiensi tiap unit produksi dapat dihitung dan diketahui. Indikator E dapat diketahui dengan mengukur kadar racun limbah rumah sakit. Seperti limbah lainnya limbah rumah sakit mengandung bahan organik dan anorganik yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya, seperti BOD (Biological Oxygen Demand, COD (Chemical Oxygen Demand) dan TSS (Total Suspended Solid). Indikator B (kualitas pelayanan medis) sangat erat berhubungan data rekam medis (Wichaksana, 2006). Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang subjeknya adalah masyarakat dalam hal ini berperan sebagai pasien. Pasien lah yang langsung merasakan bagaimana pelayanan dari tenaga kesehatan sehingga kepuasan pasienlah yang menjadi tolak ukur suatu keberhasilan program manajemen pada suatu rumah sakit. Perlu adanya survey stersendiri untuk menilai aspek kepuasan pasien. Apabila ada bagian atau asepk yang menjadi penyebab menurunnya kepuasan pasien perlu ada tinjauan maupun perbaikan agar tingkat pelayanan rumah sakit menjadi lebih baik. Terdapat beberapa cara mengukur atau menilai tingkat kepuasan pasien, diantaranya adalah : 1) Survey Servqual kepuasan pasien dengan menilai 5 dimensinya, yakni : a) Empati. b) Tangibility (kenyamanan).
c) Security assurance (ketepatan jadwal kunjungan dokter). d) Reliability (keandalan dan keterampilan). e) Responsiveness (kecepatanggapan petugas dalam merespon keluhan). 2) Menilai dari complaint and suggestion system (dari surat-surat di kotak saran). 3) Melalui Lost consumer analysis : wawancara terhadap pasienpasien yang sudah meninggalkan RS. 4) Melalui Foccus Group Discussion oleh karyawan di SMF masingmasing. 5) Melaluimetode Ghost Shopping (pembeli bayangan) yakni memilih satu pembeli untuk berobat ke RS yang akan dinilai dan RS lain tanpa tahu RS mana yang dinilai dan petugas RS tidak tahu pasien mana yang dijadikan penilai.
3.
Apakah yang dimaksud dengan RS tipe D? Bagaimanakah klasifikasi RS di Indonesia? a. Rumah Sakit Tipe D Rumah sakit tipe ini merupakan rumah sakit transisi karena pada satu saat akan ditingkatkan menjadi RS Type C. Pada saat ini pelayanan yang diberikan hanyalah pelayanan Kedokteran Umum dan Gigi. Rumah sakit tipe ini juga mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 pelayanan medik spesialis dasar.
b. Klasifikasi RS di Indonesia Sesuai dengan perkembangan yang dialami, maka rumah sakit dapat dibedakan atas beberapa macam yakni: 1. Menurut Pemilik a) Rumah Sakit Pemerintah 1) RS Pemerintah Pusat
Pengelolaannya diatur oleh Kemenkes dan Kementrian lainnya. 2) RS Pemerintah Daerah Pengelolaannya diatur oleh Pemerintah Daerah (UU Pokok Pem. Daerah No. 5 Tahun 1974) b) Rumah Sakit Swasta Berdasarkan UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992, beberapa RS di Indonesia dikelola oleh pihak swasta dan biasanya profit oriented. Namun 20% untuk orang kurang mampu. 2. Menurut Filosofi yang Dianut a) Profit Hospital (komersial dan bersifat mencari
keuntungan) b) Non-Profit Hospital 3. Menurut Jenis Pelayanan yang Diselenggarakan a) RS Umum, jika menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan. b) RS Khusus, jika hanya satu jenis pelayanan yang diselenggarakan. 4. Menurut Lokasi Rumah Sakit a) RS Propinsi b) RS Kabupaten c) RS Pusat 5. Menurut Kemampuan yang Dimiliki a) RS Type A Disebut juga sebagai RS Pusat yang memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan sub-spesialis luas sehingga ditetapkan sebagai tempat rujukan tertinggi (Azwar, 2010). Rumah sakit kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis dasar, 5 pelayanan spesialis penunjang
medik, 12 pelayanan medik spesialis lain dan 13 pelayanan medik sub-spesialis (Permenkes, 2010). b) RS Type B Terdiri dari RS Pendidikan maupun Non-
Pendidikan yang berada di wilayah propinsi dan menyediakan pelayanan spesialis luas dan spesialis terbatas (Azwar, 2010). Rumah sakit umum kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis dasar, 4 pelayanan spesialis penunjang medik, 8 pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 pelayanan sub-spesialis dasar (Permenkes, 2010). c) RS Type C Memberikan pelayanan spesialis terbatas seperti penyakit dalam, bedah, anak, dan kebidanan dan kandungan. RS type ini menerima rujukan dari Puskesmas (Azwar, 2010). Rumah sakit kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis dasar dan 4 pelayanan spesialis penunjang medik (Permenkes, 2010). d) RS Type D Rumah sakit tipe ini merupakan rumah sakit transisi karena pada satu saat akan ditingkatkan menjadi RS Type C. Pada saat ini pelayanan yang diberikan hanyalah pelayanan Kedokteran Umum dan Gigi (Azwar, 2010). e) RS Type E Merupakan rumah sakit dengan pelayanan khusus (Azwar, 2010).
4.
Apakah yang dimaksud dengan BOR dan ALOS? Termasuk dalam kategori indikator apakah BOR dan ALOS ? Bagaimanakah BOR dan ALOS pada RS Y? a. BOR (Bed Occupancy Rate) Merupakan presentasi pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya pamanfaatan tempat tidur RS. Nilai ideal untuk BOR adalah 60%-85%.
Keterangan; i. Jumlah hari perawatan termasuk pasien yang masih menjalani perawatan ii. TT = tempat tidur Analisis dalam kasus: Peningkatan nilai dari BOR menunjukkan sebuah proses pelayanan kesehatan yang inefisien yang bisa dianalisa
didapatkan dari jumlah hari perawatan. Semakin lama hari perawatan akan mengakibatkan BOR semakin tinggi. Kaidah ini tidak berlaku untuk RS khusus/ jiwa dengan masa penyembuhan yang lama. Tingkat BOR yang tinggi dapat menunjukkan ada peningkatan kemungkinan untuk terjadi infeksi nosokomial.
b.
ALOS (Average Length of Stay) Merupakan rata-rata lamanya perawatan seorang pasien. Indikator ini disamping merupakan gambaran tingkat efisiensi manajemen pasien disebuah RS, indikator ini juga dapat dipakai untuk mengukur mutu pelayanan apabila diagnosis penyakit tertentu dijadikan tracer-nya (yang perlu pengamatan lebih lanjut. Standar nasional untuk ALOS adalah 7-10 hari.
Analisis kasus: Untuk nilai ALOS dalam kasus di atas masih dalam standar normal. Namun, jumlah ALOS dibatasi hingga 10 hari, karena kemungkinan rumah sakit tersebut dapat mengalami kerugian finansial. Hal ini disebabkan, pemasukan yang diberikan oleh pasien kepada rumah sakit yang paling besar adalah ketika pasien pertama kali dirawat inap di rumah sakit.
5.
Apa yang dimaksud dengan akreditasi RS? Bagaimanakah klasifikasi akreditasi RS? Parameter apa sajakah yang dinilai dalam akreditasi RS? a. Pengertian Akreditasi Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada rumah sakit karena telah memenuhi standartyang ditentukan. b. Klasifikasi Akreditasi Rumah Sakit Proses penilaian akreditasi sebuah RS meliputi penilaian terhadap jenis pelayanan yang diberikan. Pelayanan kesehatan diukur dengan beberapa parameter, diantaranya : a. Pelayanan kesehatan dasar 1. Administrasi dan manajemen (24 parameter) 2. Pelayanan medis (18 parameter) 3. Pelayanan gawat darurat (31 parameter) 4. Rekam medis (16 parameter) 5. Pelayanan keperawatan (23 parameter) b. Pelayanan kesehatan lanjut 1. Pelayanan famasi (16 parameter) 2. Keselamatan kerja, kebakaran kewaspadaan bencana (27 parameter) 3. Pelayanan radiologi (18 parameter) 4. Pelayanan laboratorium (23 parameter) 5. Pelayanan kamar operasi (25 parameter)
6. Pelayanan pengendalian infeksi (17 parameter) 7. Pelayanan periinatal resiko tinggi (12 parameter) c. Pelayanan kesehatan lanjut 2 1. Pelayanan rehabilitas medis (16 parameter) 2. Pelayanan gizi (17 parameter) 3. Pelayanan intensif (17 parameter) 4. Pelayanan darah (15 paramater) Total 319 parameter Penilaian hasil oleh surveyor kemudian diajukan ke KARS, dan keputusan akreditasi dapat sebagai berikut : a. b. c. Tidak terkareditasi (tidak lulus) Akrediatasi bersyarat : nilai total antara 65% - 75 % Akreditasi penuh : nilai total lebih dari 75% dan akreditasi berlaku untuk 3 tahun. d. Akreditasi istimewa : bisa didapatkan bila sebuah rumah sakit lulus akreditasi selama 3 kali berturut-turut. Akreditasi ini berlaku hingga 5 tahun.
6.
Untuk mengatasi permasalahan di RS Y apa yang harus segera dilakukan oleh dokter X? A. Mencari masalah mutu yang ada B. Mencari akar dari masalah mutu yang ada C. Melakukan plan, do, check, action (PDCA) Focus-PDCA Find a process to improve memperbaiki proses Organize a team that know the process membentuk tim untuk mengetahui proses Clarify current knowledge of the process mencari solusi Understand sources of variation mengetahui sumber variasi masalah Select the process improvement memilih solusi untuk memperbaiki Plan do check action cycle
b. Panduan Pertanyaan 2 1. Apakah permasalahan kualitas pada kasus diatas? Mengapa hal tersebut merupakan suatu permasalahan kualitas? Apakah definisi kualitas terutama pada bidang pelayanan kesehatan? Definisi Kualitas : tingkatan dimana pelayanan kesehatan untuk individu dan masyarakat untuk meningkatkan upaya pemenuhan keinginan yang konsisten dengan pengetahuan kedokteran terkini. Permasalahan Kualitas : Waktu tunggu yang cukup panjang Waktu kontak dokter-pasien yang singkat Ketidakseimbangan antara jumlah kunjungan pasien dengan ketersediaan tenaga medis Biaya mondok yang lebih mahal Perawatan yang lebih lama karena tidak ada standar prosedur
a. b. c. d. e.
2.
Dari permasalahan pana nomor 1, ranah (domain) kualitas apa yang tidak terpenuhi dalam pelayanan kesehatan? Ranah (domain) kualitas apa sajakah yang ada dalam pelayanan kesehatan ? Menurut Donabedian, domain atau komponen kualitas adalah sebagai berikut: 1) Efficacy (kemanjuran): kemampuan ilmu dan teknologi dalam pelayanan kesehatan untuk menciptakan keadaan yang baik 2) Effectiveness (keefektifan): adalah tingkatan dimana kemajuan dapat dicapai, atau dapat dijelaskan pula bahwa sejauh mana suatu program mencapai tujuan yang tepat sasaran 3) Efficiency (efisiensi): menjelaskan suatu hasil bahwa dengan input yang minimal, dapat menghasilkan output yang maksimal 4) Optimality (optimalisasi): optimalisasi adalah suatu luaran yang terbaik yang dapat dicapai, bukan hasil maksimal yang dicapai, namun hasil berdasarkan input dan proses yang terbaik 5) Acceptability (dapat diterima): kecocokan dengan harapan, keinginan, dan dugaan pasien dan keluarganya 6) Legitimacy: kesesuaian dengan hukum, aturan, dan nila-nilai yang dianut di masyarakat
7) Equity (adil): keadilan dalam ketersediaan pelayanan kesehatan dan kegunaannya di dalam masyarakat.
Yang tidak terpenuhi di dalam kasus adalah : a. Timely sebentar b. Efficient : biaya mahal tetapi sumber daya kurang : waktu tunggu lama dan kontak pasien yang
3.
Dalam kasus diatas apakah dokter X telah menerapkan Continous Quality Improvement? Tunjukkan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh dokter X yang mengacu pada CQI! Apa yang dimaksud dengan CQI ? Apakah prinsipnya ? CQI adalah pendekatan kualitas manajemen yang dibangun berdasarkan metode jaminan kualitas dengan menekankan organisasi dan sistem. Prinsip CQI :
a. Costumer driven : bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pasien. b. Process focus : selalu memperbaiki proses. c. Output measurement : menggunakan indikator output yang jelas untuk menilai perbaikan proses yang telah dilakukan. d. Organization wide : dilakukan bersama sama oleh seluruh bagian organisasi. e. Teamwork oriented : bertumpu pada kerja kelompok untuk mewujudkan proses yang lebih baik. Dari skenario diatas, dokter X telah menerapkan konsep dari CQI. Hal ini ditunjukkan dengan dilakukannya beberapa prinsip dari CQI. Pembahasannya adalah sebagai berikut: a. Customer driven, setelah menemukan masalah utama (dalam kasus ini adalah masalah waktu dalam ruang tunggu dan waktu bertemu dokter), beliau mencoba mencari jalan keluarnya dengan mencoba menetapkan clinical practice guideline, improvisasi penambahan
tenaga medis dan kapasitas instalasi rawat jalan, dan langkah yang lain untuk meningkatkan kepuasan pasien. b. Process focus, hal ini sudah diterapkan dengan mengidentifikasi masalah dan segera mencoba untuk memperbaiki masalah tsb. c. Output measurement, ini belum dilakukan mengingat belum dilakukannya pula usulan dari tim peneliti sehingga belum ada output yg dapat diukur. d. Organization wide, sudah dilaksanakan dengan dibentuknya tim dan dilakukan penelitian diseluruh lingkup organisasi untuk menentukan penyebab masalah. e. Teamwork oriented, proses penelitian hingga perencanaan tindakan untuk menyelesaikan masalah telah dilakukan dengan kerjasama tim, namun untuk proses penyelesaian masalahnya belum dilakukan.
4.
Dalam melakukan analisis masalah tool quality manajemen apakah yang bisa digunakan pada kasus diatas? a. Control Chart Control chart dap dimanfaatkan untuk mengidentifikasi variasi pada proses yang dilakukan secara terus-menerus. b. Cause Effect Mempunyai manfaat untuk menganalisis penyebab masalah sehingga bisa dilakukan intervensi yang spesifik sesuai dengan akar penyebab masalah. c. Pareto Diagram Untuk melihat seberapa besar dan sering masalah tersebut terjadi, serta melihat trend dari masalah tersebut. d. Flow Chart Mengidentifikasi apakah terdapat masalah pada alur prosedur tertentu, sehingga dapat diberikan intervensi terhadap masalah yang ditemukan.
c. Panduan Pertanyaan 3 1. Apa yang menjadi masalah pada kasus diatas? Masalah : Mahalnya biaya perawatan di RS Y
2.
Apakah jenis sistem pembayaran apakah yang diterapkan oleh RS Y? Sistem pembayaran yang berlaku di RS Y adalah fee for service, dimana tenaga kesehatan dibayar berdasarkan tindakan spesifik yang diberikan kepada pasien.
3.
Apakah dokter X harus mengubah sistem pembayaran yang dilakukan di RS Y? Alternatif apakah yang tersedia? Apa kerugian dan keuntungan masing-masing alternatif? Sistem pembayaran yang ada di RS Y tidak perlu diubah Namun, penggunaan sistem ini harus disertai dengan standar prosedur yang sama untuk setiap tenaga medis yang menangani kasus yang sama untuk menghindari tindakan yang berlebihan. Namun, fee for service dapat efektif digunakan untuk tindakan yang jarang dilakukan. Alternatif jenis pembayaran yang dapat diberikan lainnya adalah a. Fee for service Sistem ini menganut pembayaran kepada provider atas jasa kesehatan yang dilakukan kepada pasien. Ada 3 pembagian dalam sistem ini: 1) Open ended fee: pelayanan kesehatan berhak mengatur sendiri tarif yang ditetapkan yang nantinya harus dibayar pasien / asuransi. 2) Negotiated fee: tarif yang berlaku disini adalah hasil kesepakatan antara asuransi dan pemberi pelayanan kesehatan. 3) Regulated fee Dalam sistem ini pemerintah ikut andil dalam menentukan tarif yang berlaku melalui aturan yang dikeluarkan berskala nasional.
b. Salary Sistem ini berarti pembayaran tidak dipengaruhi oleh jumlah pasien maupun banyaknya jenis pengobatan yang diberikan.
c. Kapitasi Sistem pembayaran yang berarti pemberi layanan kesehatan dapat bekerja sama dengan pihak lain yang kemudian dapat menentukan tarif sesuai dengan jumlah peserta asuransi tersebut. Pihak yang diajak kerja sama dapat berupa asuransi kesehatan atau bahkan industri yang ingin menjamin tingkat kesehatan
karyawannya.
d. Case payment Sistem pembayaran yang dilakukan berdasarkan atas kasus yang terjadi. Jadi pembayaran yang dilakukan sudah mencakup semua aspek pelayanan kesehatan.
e. Line item budget Sistem pembayaran yang diberikan untuk masing masing program pelayanan kesehatan.
f. Global budget Pembayaran yang diberikan kepada suatu pelayanan kesehatan untuk menjalankan segala tindakan dan diberi kebebasan untuk mengatur manajemen sistem pembayaran dan operasional di pelayanan kesehatan itu sendiri.
1.
Sistem manajemen dan administrasi RS yang baik akan membawa rumah sakit menuju ke pusat pelayanan kesehatan yang bermutu. Dikarenakan rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang pada karya, padat modal, padat teknologi, dan padat masalah.
2.
Penggolongan rumah sakit ditujukan untuk mempermudah pasien memilih dan mempermudah organisasi pelayanan kesehatan dalam proses rujukan pasien.
3.
Akreditasi rumah sakit, diperlukan untuk mengontrol mutu prospektif walaupun dilakukan secara sukarela.
4.
Sistem pembayaran terhadap tenaga medis ada bermacam-macam, namun dari kesemuanya itu terdapat kelemahan dan kelebihan sehingga harus dibuat sistem pembayaran yang terpadu sehingga tidak merugikan pasien dan terutama tenaga medis yang melakukan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Ed. 3. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher, hal. 64-65, 93-96. Ginter, Peter M.,Linda E. Swayne,Walter JD. 2002. Strategic Management of Health Care Organizations. Muninjaya AAG. 2004. Manajemen Kesehatan, Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Permenkes No. 340 tahun 2010. Wichaksana, Aryawan. 2006. Rekam Medis dan Kinerja Rumah Sakit. Available from: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/17RekamMedisdanKinerjaRumah Sakit129.pdf/17RekamMedisdanKinerjaRumahSakit129.html. Access on: Maret 8, 2011. .