Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TENTANG PENYAKIT MENINGITIS

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH MANADO 2013

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Kita ketahui bersama bahwa Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas kepermukaan jarinag otak dan medulla spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pun atau serosa yang terdapat secara akut dan kronis. Meningitis dibagi menjadi dua : 1. Meningitis purulenta Yaitu infeksi selaput otak yang disebabkan oleh bakteri non spesifik yang menimbulkan eksudasi berupa pun atau reaksi purulen pada cairan otak. Penyebabnya adalah pneumonia, hemofilus influensa, E. Coli. 2. Meningitis tuberkulosa Yaitu radang selaput otak dengan eksudasi yang bersifat serosa yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis, lues, virus, riketsia.

Meningitis adalah radang pada membrane pelindung yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut meningen. Radang dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus,bakteri, atau juga mikroorganisme lain, dan walaupun jarang dapat disebabkan oleh obat tertentu. Meningitis dapat menyebabkan kematian karena radang yang terjadi di otak dan sumsum tulang belakang sehingga kondisi ini diklasifikasikan sebagai kedaruratan medik.

Meningitis dapat disebabkan bakteri. Penyakit mematikan ke-9 di dunia modern adalah meningitis umum. Jumlah rata-rata infeksi: lebih dari 1 juta orang setiap tahun. Meningitis merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia, tidak hanya dalam hal tingkat kematian, tetapi juga dalam kehidupan setelah pemulihan penuh juga. Infeksi yang fatal meliputi otak dan sumsum daerah tulang belakang. Bahkan, dengan diagnosis dini dan pengobatan yang dilakukan secara segera, 5 sampai 10 persen dari pasien yang mengalaminya tetap tidak tertolong. Sebanyak 10 sampai 20 persen pasien yang telah sembuh menderita gangguan pendengaran, kerusakan otak, atau ketidakmampuan belajar. Angka kematian : 174.000 jiwa setiap tahun Apabila ada tanda-tanda dan gejala meningitis, maka secepatnya penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite,fungsi hati dan ginjal,serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak). Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.

TUJUAN PENULISAN

1. Agar mengetahui apa yang di maksud dengan meningitis. 2. Agar mengerti apa yang menyebabkan meningitis. 3. Mengetahui proses dari meningitis. 4. Mengetahui pemeriksaan yang harus di lakukan pada penyakit meningitis. 5. Mengerti tentang cara pengobatan meningitis.

BAB II TINJAUAN TEORI

PENGERTIAN Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas kepermukaan jarinag otak dan medulla spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat secara akut dan kronis.

Meningitis dibagi menjadi dua :

1.

Meningitis purulenta Yaitu infeksi selaput otak yang disebabkan oleh bakteri non spesifik yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau reaksi purulen pada cairan otak. Penyebabnya adalah pneumonia, hemofilusinfluensa, E. Coli.

2.

Meningitis tuberkulosa Yaitu radang selaput otak dengan eksudasi yang bersifat serosa yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis, lues, virus, riketsia.

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medulla spinalis) dan di sebabkan oleh virus,bakteri atau organ-organ jamur).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada system saraf pusat

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikrorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus).

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater, araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superfic

ETIOLOGI 1. BAKTERI Merupakan penyebab tersering meningitis, adapaun beberapa bakteri yang secara umum diketahui dapat menyababkan meningitis :

Haemophillus influenza Nesseria meningitides (meningococcal) Diplococcus pneumonia (pneumococcal) Streptococcus, grup A Staphylococcus aureus Escerichia coli Klebsiela Proteus Pseudomonas

Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit terbentuk diruangan subarachnoit ini akan terkumpul dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intra cranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak mengalami infark.

2. VIRUS Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptic meningitis. Hal ini biasanya sering disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus seperti herpes simplek dan herplek zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh kortek serbi dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.

3. 4.

JAMUR PROTOZOA

PHATOFISIOLOGI Kuman- kuman masuk ke dalam susunan saraf pusat secara hematogen / langsung menyebar di nasofaring, paru-paru (pneumonia, bronkopneumonia) dan jantung (endokarditis), selain itu per kontinuitatum di peradangan organ / jaringan di dekat selaput otak misalnya abses otak, otitis media, martoiditis dan trombosis, sinus kavernosus. Invasi kuman (meningokok, pneumokok, hemofilus influenza, streptokok) ke dalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS dan sistem ventrikulus. Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi, dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear ke dalam ruang subaraknoid, kemudian terbentuk eksudat. Dalam beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu ke 2 sel-sel plasma. Eksudat

terbentuk dan terdiri dari dua lapisan, yaitu bagian luar mengandung leukosit, polimorfonuklear dan fibrin sedangkan di lapisan dalam terdapat makrofag. Peradangan menyebabkan cairan cerebrospinal meningkat sehingga terjadi obstruksi, selanjutnya terjadi hydrocephalus dan peningkatan intrakranial. Organisme masuk melalui sel darah merah, dapat melalui trauma penetrasi, prosedur pembedahan, atau kelainan system saraf pusat. Efek patologis yang terjadi adalah hyperemia meningens, edema jaringan otak, eksudasi. Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron-neuron. Dengan demikian meningitis dapat dianggap sebagai ensefalitis superfisial. Trombosis serta organisasi eksudat perineural yang fibrino purulen menyebabkan kelainan nervi kraniales Organisasi di ruang subaraknoid superficial dapat menghambat aliran dan absorbsi CSS sehingga mengakibatkan hidrosefalus komunikans. Mikro organisme penyebab dapat masuk mencapai membran meningen dengan berbagai cara antara lain : Hematogen atau limpatik Perkontuinitatum Retograd melalui saraf perifer Langsung masuk cairan serebrospinal Efek peradangan tersebut dapat mengenai lapisan meningen dan ruang-ruang yang berada diantara lapisan. Tidak jarang pula infeksi mengenai jaringan otak. Kondisi ini disebut meningo-encephalitis. Efek patologis yang terjadi antara lain : Hyperemia Meningens Edema jaringan otak Eksudasi

Perubahan-perubahan tersebut akan memberikan dampak terhadap peningkatan tekanan intracranial dan hydrocephalus (pada anak-anak). Hydrocephalus terjadi bila eksudat (lebih sering terjadi pada infeksi bakteri) menyumbat sirkulasi cairan cerebrospinal juga eksudat tadi dapat menetap di jaringan otak dan menyebabkan abses otak.

MANEFESTASI KLINIK Keluhan pertama biasanya Nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapat menyebar ke tengkuk dan punggung.Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi, kesadaran menurun. Tanda Kernig & Brudzinsky positif. Terjadi secara akut dengan panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernapasan, kejang, nafsu makan berkurang, minum sangat berkurang, konstipasi diare, biasanya disertai septicemia dan pneumonitis. Kejang terjadi pada lebih kurang 44% anak dengan penyebab hemofilus influenza ,25% streptokok pneumonia,78% oleh streptokok dan 10% oleh infeksi meningokok. Gangguan kesadaran berupa apati, letargi, renjatan, koma. Selain itu dapat terjadi koagulasi intravaskularis diseminata. Tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku kuduk, tanda kernig brudzinski dan fontanela menonjol untuk sementara waktu belum timbul. Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, permulaan penyakit juga terjadi akut dengan panas, nyeri kepala yang bias hebat sekali, malaise umum, kelemahan, nyeri otot dan nyeri punggung. Biasa dimulai dengan gangguan saluran pernapasan bagian atas. Selanjutnya terjadi kaku kuduk, opistotonus, dapat terjadi renjatan, hipotensi dan taki kardi karena septicemia.

Gangguan kesadaran berupa letargi sampai koma yang dalam dapat dijumpai pada penderita. Nyeri kepala dapat hebat sekali, rasanya seperti mau pecah dan bertambah hebat bila kepala digerakkan. Nyeri kepala dapat disebabkan oleh proses radang pembuluh darah. Meningeal, tetapi juga dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intracranial yang disertai fotofobi dan hiperestesi, suhu badan makin meningkat,tetapi jarang disertai gemetar (chills).

TANDA DAN GEJALA 1. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan edema serebral/ penyumbatan aliran darah 2. 3. 4. 5. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular Risiko tinggi terhadap trauma / injuri berhubungan dengan aktifitas kejang umum. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan, daya tahan tubuh yang lemah. Ditandai dengan gejala menolak untuk makan, refleks menghisap kurang, muntah, diare, tonus otot kurang, menangis lemah. Pada anak dan remaja biasanya terdapat tanda dan gejala demam tinggi, sakit kepala, muntah, perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi, foto fobia, delirium, halusinasi, maniak, stupor, koma, kaku kuduk, tanda kernig dan brudzinski positif, ptechial (menunjukkan infeksi meningococal).

PENATALAKSANAAN Penderita meningitis harus segera dirawat dirumah sakit tergantung padafasilitas yang tersedia oleh dokter umum yang bersangkutan, maka penderita dapat dikirim kedokter ahli saraf atau dirawat sendiri dirumah sakit. Bilamana penderita akan diobati oleh dokter umum sendiri maka ia harus dimasukan kerumah sakit. Disitu akan dilakukan tindakan pemeriksaan neurologic dan tindakan terapeutik darurat yang pada hakekatnya sangat menentuka n.

KOMPLIKASI

1. Hidrosefalus obstruktif 2. MeningococcL Septicemia (mengingocemia) 3. Sindrome water - friderichen (septik syok, DIC, perdarahan adrenal bilateral) 4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone) 5. Efusi subdural 6. Kejang 7. Edema dan herniasi serebral 8. Cerebral palsy 9. Gangguan mental 10. Gangguan belajar 11. Attention deficit disorder

BAB III STUDI KASUS

1. Asuhan keperawatan Tanggal MRS Jam : selasa,13 maret 2012 : pukul 10.00 pagi

Tanggal pengkajian : 13 maret 2012 Diagnose medis a. Pengkajian 1. Pengkajian umum Identitas pasien Nama Umur Tempat tgl lahir Jenis kelamin Anak ke Pendidikan Alamat Identitas orang tua Nama ayah/ibu Ayah Ibu : Supriyadi : Maryati : Maryadi : : Pontianak, 13 mei 1982 : laki- laki : 1 (satu) :: jl. Suiraya dalam : mengitis

Pekerjaan ayah/ibu Ayah : PNS

Ibu Alamat

: Guru : Jl. Suiraya dalam

2. Riwayat kesehatan sekarang a. Keluhan utama saat ini : 13 maret 2012 pukul 10.00 pasien mengalami deman tinggi dan kejang. b. Diagnosis medis saat masuk RS 3. Riwayat penyakit dahulu 4. Riwayat penyakit keluarga a.Ayah klien mengalami ISPA 5. pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik system pernafasan TTV : RR 35x/menit, TD 150/80 mmHg, Nadi 75x/menit, suhu 39 C a. Keluhan b. Inspeksi c. Sekresi batuk d. Nyeri/tidak waktu bernafas e. Frekuensi/pola nafas f. Auskultasi g. Alat bantu pernafasan Masalah keperawatan : sesak : bentuk dada simetris : ada sputum : nyeri : 30x/menit, ireguler : abnormal, adanya ronchi ::bersihan jalan nafas tidak Efektif : meningitis

: influenza dan radang tenggorokan

Pemeriksaan fisik system persarafan a. Tingkat kesadaran b. Eye Verbal Motorik Total GCS nilai c. Reflex fisiologis Bisep Trisep Patella d. Rangsang meningel : ada : ada : ada : kaku kuduk + Tanda kemik + Tanda brudzinki + e. Reflex patologis f. Kejang : babinski + : ada GCS : apatis : :4 :4 :3 : 11

Pemeriksaan system perkemihan a. Masalh kandung kemih b. Produksi urin c. Warna d. Betuk alat kelamin e. Uretra : normal : 30cc /hari : putih kekuning - kuningan : normal : normal

Pemeriksaan fisik system pencernaan a. Mulut dan tenggorokan Bibir Selaput lender mulut Hipersalivasi Lidah Kebersihan rongga mulut Tenggorokan Mual Muntah Terpasang NGT Hipersalivasi b. BAB c. Pola makan Pola persepsi Tingkat pengetahuan Lingkungan Sakit 6. Pemeriksaan laboratorium a. Lumba fungsi : puluren, keruh, glukosa menurun, protein meningkat : : : : normal : lembab : ada : kotor : berbau : sulit menelan : ya : ya : tidak : tidak : 1x /2 hari : 3x /hari

b.Leukosit 20 ribu /ml3

b. diagnosa keperawatan N O 1. Data subjektif Klien mengatakan Adanya penumpukan Bersihan jalan nafas sudah sputum pada jalan tidak efektif Data Etiologi Masalah

beberapa hari ini bersin nafas bersin Klien mengatakan

tenggorokannya sakit Data objektif 2 Klien tampak lemah Batuk disertai sputum Ronki +/+ RR 35x /menit Mikroorganisme mengatakan sakit diselaput otak Resiko infeksi penyebaran

Data subjektif Klien

dikepalanya Data objektif Kejang Suhu 39c TD 150/120 Ct scan : infeksi meningen Lumbal fungsi +

Leukosit 20ribu /ml3 Kejang Resiko cidera

Data subjektif : Keluarga mengatakan bahwa pasien telah mengalami

kejang sebanyak 3x Data objektif : Kejang Nadi 150x /menit Apatis GCS Eye : 4 Verbal: 4 Motorik : 3 4 Data subjektif : Klien mengatakan tinggal didaerah yang kumuh dan padat penduduk Data objeektif : Pendidikan terakhir klien Kurangnya informasi dan pemahaman klien terhadap penyakitnya Kurangnya pengetahuan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sputum pada jalan nafas 2. Resiko penyebaran infeksi b.d adanya mikroorganisme diselaput otak

3. Resiko cidera b.d kejang 4. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi dan pemahaman klien terhadap penyakitnya

c. N o 1 Tgl/hari

Intervensi Tujuan Criteria hasil Intervensi rasional

Meningkatkan kepatenan bersihan jalan nafas dalam waktu 1x24 jam

- Klien sudah tidak terlihat lemah - Klien nafasnya tidak sesak - Batuk disertai sputum hilang - Ronci berkurang s/d hilang - RR 2 normal -30x /menit

a. Berikan posisi flower atau semi flower b. Kaji bunyi paru frekuensi nafas kedalaman dan usaha produksi sputum c. Lakukan

a. Agar klien dapat bernafas lebih nyaman b. Untuk mengobserv asi adanya secret

fisioterapi/dada c. Untuk d. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan melakukan pengisapan: mis sunction mempermud ah klien dalam pengeluaran secret d. Untuk mengeluarka

n secret yang ada dijalan nafas klien 2 Mencegah penyebaran infeksi dan komplikasi - Demam turun hingga normal dengan suhu 36,5-37-5 c - Tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg - Hasil ct scan tidak ada infeksi - Cairan serebrospinal pada lumbal tidak ada kekeruhan - Leukosit normal berkisar 4000-1000 /ml3 - Kejang tidak terjadi lagi a. Observasi suhu pasien dan tekanan darah pasien b. Lakukan pemeriksaan ct scan dan lab c. Kolaborasi : beri obat penurun panas yaitu paracetamol beri antibiotic/ antiviral a. Untuk memantau status kondisi pasien b. Untuk mengetahu i keadaanda dari dalam tubuh pasien itu sendiri c. Untuk menurunk an panas dan menghind ari infeksi yang lebih

parah 3 Mencegah cidera pada pasien a. Kesadaran mulai normal b. Tidak terjadi cidera c. Tidak ada fraktur d. Tidak ada luka a. Pantau kesadaran klien b. Beri pengaman disekitar tempat tidur seperti bantal a. Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien b. Untuk menghindari terjadinya cidera: mis jatuh 4 Meningkatkan pengetahuan untuk klien dan keluarga a. Klien dan keluarga dapat menangani penyakitnya a. Beri penyuluhan kesehatan tentang kejang, sanitasi lingkungan a. Untuk meningkatk an pengetahua n pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit tersebut

d. implementasi 13 maret 2012, pukul 09.00 WIB 1. Pembersihan jalan nafas b.d penumpukan sputum pada jalan nafas a. Memberikan posisi semiflower b. Mengkaji bunyi paru; frekuensi nafas kedalaman; dan usaha sesuai dengan indicator dari penggunaan alat penunjang c. Mengauskultasi dada d. Melakukan fisioterapi dada e. Membersihkn secret f. Memeriksa tanda tanda vital g. Mengevaluasi status respirasi klien 2. Resiko penyebaran infeksi b.d adanya mikroorganisme selaput otak a. Mengkaji suhu pasien b. Memeriksa tekanan darah c. Melakukan pemeriksaan ct scan d. Melakukan pemeriksaan laboratorium e. Melakukan kolaborasi : memberikan obat penurun panas yaitu paracetamol 500 mg P.O dan antibiotic 500 mg I.V 3.Resiko cidera b.d kejang a. Memriksa nadi klien b. Memantau kesadaran klien c. Memberikan pengamanan di sekitar tempat tidur klien seperti bantal d. Memberikan obat kejang yaitu diazepam 0,5 mg per I.V

4.Timbulnya penyakit lain b.d kurangnya pengetahuan orang tua a. Memberikan penyuuhan kesehatan

e. Evaluasi 15 maret 2012, pukul 09.00 WIB 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sputum pada jalan nafas S : Klien mengatakan bahwa klien tidak bersin bersin lagi Tenggorokannya sudah tidak merasa sakit O : RR 2x /menit Ronchi berkurang hingga hilang Klien tidak tampak lemah Batuk berkurang hingga hilang 2. Resiko penyebaran infeksi b.d adanya mikroorganisme diselaput otak S : Klien mengatakan tidak merasakan sakit kepala lagi O : TD 120/80 mmHg Suhu 36C Tidak terjadi kejang Hasil ct scan tidak ada infeksi Leukosit turun hingga 9500 /ml3 Tidak ada kekurangan cairan serebrospinal pada lumbal fungsi

A : masalah teratasi P : pertahankan intervensi 3. resiko cidera b.d kejang S : Keluarga mengatakan klien tidak mengalami kejang lagi O : Tidak kejang Compos mentis Klien tidak mengalami cidera A : masalah teratasi P : pertahankan intervensi 4. timbulnya penyakit lain b.d kurangnya pengetahuan orang tua S : Klien mengatakan sudah mengerti bagaimana cara menangani penyakitnya O : Klien tampak sehat A : masalah tertasi P : keluarga mendapatkan lembar informasi berupa leaflet

Anda mungkin juga menyukai