Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen berbahaya yang berbeda dapat mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma telinga termasuk faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan perubahan tekanan. Tergantung pada jenis trauma, baik eksternal, tengah, dan / atau telinga bagian dalam bisa terluka. B. Tujuan Penulisan. 1. ". #. $. %. &. ahasis!a dapat mengetahui pengertian Trauma telinga ahasis!a dapat mengetahui etiologi Trauma telinga ahasis!a dapat mengetahui menifestasi klinis dari Trauma telinga ahasis!a dapat mengetahui komplikasi Trauma telinga ahasis!a dapat mengetahui patofisiologi Trauma telinga ahasis!a dapat mengetahui pemeriksaan penunjang Trauma telinga

'. (.

ahasis!a dapat mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan dari Trauma telinga ahasis!a dapat mengetahui konsep asuhan kepera!atan Trauma telinga

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Anatomi dan Fisiologi Telinga . Anatomi Telinga )ecara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut. Telinga *uar, terdiri dari + a. Pinna/Aurikel/,aun Telinga Pinna merupakan gabungan tulang ra!an yang diliputi kulit, melekat pada )isi kepala. Pinna membantu mengumpulkan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. b. *iang Telinga/-analis Autikus ./ternus 0-A.1 emiliki tulang ra!an pada bagian lateral dan bertulang pada bagian medial, seringkali ada penyempitan liang telinga pada perbatasan tulang ra!an ini. Terdapat di -A. adalah sendi temporoman2dibular, yang dapat kita rasakan dengan ujung jari pada -A. ketika membuka dan menutup mulut. c. -analis Auditorius ./sternus Panjangnya sekitar ",% cm, kulit pada kanalis mengandung kelenjar glandula seruminosa yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut juga serumen. )erumen mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan kulit. -analis Auditorius .ksternus akan berakhir pada membran timpani. Telinga Tengah, terdiri dari + a. embran Timpani/3endang Telinga membatasi telinga luar dan tengah. erupakan suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncak2nya umbo mengarah ke medial. embrane timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis, lapisan fibrosa, tempat melekatnya tangkai malleus dan lapisan mukosa di bagian dalamnya. b. -a4um Timpani

,imana terdapat rongga di dalam tulang temporal dan ditemu2kan # buah tulang pendengaran yang meliputi + 11 "1 #1 alleus, bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga. 5nkus, menghubungkan maleus dan stapes. )tapes, melekat pda jendela o4al di pintu masuk telinga dalam. erupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian ba!ah samping ka4um timpani, antrum dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari lapisan mukosa ka4um timpani, rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang ba!ah antrum di dalam tulang temporalis. d. Tuba Auditi4a .ustakhius ,imana terdapat saluran tulang ra!an yang panjangnya 6 #,' cm berjalan miring keba!ah agak ke depan dilapisi oleh lapisan mukosa. Tuba .ustakhius adalah saluran kecil yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga. Telinga ,alam, terdiri dari + telinga dalam terdapat jauh didalam bagian petrous tulang temporal, didalamnya terdapat organ untuk pendengaran 0koklea1 dan keseimbangan 0kanalis semisirkularis1 dan saraf cranial 755 0ner4us fasialis1 dan ner4us 7555 0ner4us kokleo4estibularis1. !. Fisiologi Pendengaran Proses mendengar dia!ali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh pinna dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang koklea. 3etaran tersebut menggetarkan membrane timpani, diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan lurus membran timpani dan tingkap lonjong. .nergi getaran tersebut akan diteruskan ke stapes yang menggerakan tingkap lonjong sehingga perilimfe pada skala 4estibula bergerak. 3etaran

c. Antrum Timpani

diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfe sehingga akan menimbulkan gerakan relati4e antara membran basalis dan membrantektoria. Proses ini merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel2sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. -eadaan ini meimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran di lobus temporalis. B. Tra"ma Telinga 1. Pengertian Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen berbahaya yang berbeda dapat mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma telinga termasuk faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan perubahan tekanan. Tergantung pada jenis trauma, baik eksternal, tengah, dan / atau telinga bagian dalam bisa terluka. Trauma liang telinga umumnya disebabkan oleh kesalahan se!aktu membersihkan telinga dengan cotton bud atau alat pembersih telinga lainnya. Akibatnya terjadi luka atau hematoma pada kulit liang telinga. Trauma pada membran timpani disebabkan oleh tamparan, ledakan 0barotrauma1, menyelam yang terlalu dalam, luka bakar ataupun tertusuk. Akibatnya timbul gangguan pendengaran berupa tuli konduktif karena robeknya membran timpani atau terganggunya rangkaian tulang pendengaran, yang terkadang disertai tinitus. Trauma tulang temporal dan fraktur basis kranium yang terbanyak adalah dari jenis fraktur yang mempunyai garis fraktur longitudinal. 8raktur jenis ini mengenai liang telinga, membran timpani, telinga tengah, tuba eustachius dan foramen laserum. 3ejalanya berupa perdarahan pada liang telinga, tuli konduktif, keluarnya cairan serebrospinal dan paresis saraf

fasial. 8raktur tulang temporal jenis lain adalah fraktur tulang temporal dengan garis fraktur transversal. Biasanya memberikan gejala yang lebih berat. ,apat ditemukan hemotimpanum, keluarnya cairan serebro spinal dari hidung, tuli sensorineural dan sering ditemukan paresis saraf fasialis. ". .tiologi enurut )oepardi 0"999+ #91, penyebab utama dari trauma telinga antara lain+ a. c. e. #. -ecelakaan lalu lintas -ecelakaan dalam bidang olahraga -ebiasaan mengorek kuping anifestasi -linik enurut )oepardi 0"999+ #91, manifestasi klinik trauma telinga antara lain+ a. c. e. f. g. h. i. .dema *uka robek Perdarahan :ematom ;yeri kepala ;yeri tekan pada kulit kepala 8raktur tulang temporal b. *aserasi d. :ilangnya sebagian/seluruh daun telinga b. Perkelahian d. *uka tembak

#. Tra"ma telinga l"ar . Pengertian Trauma telinga luar merupakan cedera pada telinga luar misalnya akibat pukulan tumpul, atau akibat suatu

k e c e l a k a a n , b i s a m e n y e b a b k a n m e m a r d i a n t a r a kartilago dan perikondrium. $a%am&$a%am Tra"ma a. *aserasi 11 .tiologi, merupakan luka pendarahan yang disebabkan oleh mengorek2ngorek telinga. "1 3ambaran klinis, laserasi pada dinding kanalis dapat menyebabkan perdarahan sementara. #1 Pengobatan, tidak memerlukan pengobatan selain hentikan perdarahan, bila perlu p e r g i k e d o k t e r u n t u k m e m a s t i k a n t i d a k a d a p e r f o r a s i m e m b r a n t i m p a n i . *aserasi hebat pada aurikula harus die/plorasi untuk mengetahui apakah ada kerusakan tulang ra!an. b. 8rostbitea 11 .tiologi, )engatan pada suhu yang dingin pada aurikula timbul dengan cepat pada lingkungan bersuhu rendah dengan angin dingin yang kuat. "1 3ambaran klinis, )engatan pada suhu yang dingin pada aurikula timbul dengan cepat pada lingkungan bersuhu rendah dengan angin dingin yang kuat. )ehingga mengalami 7asokontriksi hebat pembuluh darah telinga bagian luar yang di ikuti priode dilatasi yang berlangsung lebih lama. #1 Pengobatan/penatalaksanaan $1 Pemanasan yang cepat 199219( 8/ tidak < #' =. %1 Berikan analgesik &1 >ika menimbulkan infeksi yang nyata secara klinis, berikan antibiotic. c. :ematoma 11 .tiologi, 3umpalan darah yang diakibatkan oleh luka dalam yang sering terjadi pada petinju dan pegulat. "1 3ambaran klinis, >ika terjadi penimbunan darah di daerah yang cedera tersebut, maka akan terjadi perubahan bentuk telinga luar dan tampak massa ber!arna ungu kemerahan. ,arah yang

tertimbun ini 0hematoma1 bisa menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago sehingga terjadi perubahan b e n t u k t e l i n g a . -elainan bentuk ini disebut telinga bunga kol, yang sering ditemukan pada pegulat dan petinju. #1 Penatalaksanaan, ?ntuk membuang hematoma, biasanya digunakan alat penghisap dan penghisapan dilakukan sampai hematoma betul2betul sudah tidak ada lagi 0biasanya selama #2' hari1. ,engan pengobatan, kulit dan perikondrium akan kembali ke posisi normal sehingga darah bisa kembali m e n c a p a i kartilago. >ika terjadi robekan pada telinga, maka dilakukan penjahitan dan p e m b i d a i a n p a d a k a r t i l a g o n y a . P u k u l a n y a n g k u a t p a d a r a h a n g b i s a menyebabkan patah tulang di sekitar saluran telinga dan merubah bentuk saluran telinga dan seringkali terjadi penyempitan. Perbaikan bentuk bisa dilakukan melalui pembedahan.@ D. Tra"ma Telinga Tenga' Trauma pada telinga tengah biasanya disertai dengan sakit telinga dan kadang2kadang juga disertai dengan pendarahan dari telinga, gangguan pendengaran, dan kelemahan !ajah ipsilateral. Bentuk lengkung .A=, dengan isthmus sempit, membantu untuk melindungi T 8ungsi pecahnya T dari cedera langsung. untuk mencegah laindari tuba eustachius juga membantu

dari perubahan tekanan berlebih. -etika mekanisme pelindung dapat terjadi, biasanya terjadi di bagian tengah. )ebuah dapat disebabkan oleh trauma langsung ke T oleh

gagal, atau kekuatan ekstrem terjadi pada telinga atau kepala, perforasi traumatis dari T perforasi traumatik T

8B, ledakan, tekanan perubahan dari udara atau air, atau akibat dari trauma kepala dengan atau tanpa fraktur tulang temporal. ayoritas perforasi T traumatis akan dapat sembuh secara spontan. >ika tidak ada bukti infeksi, penggunaan topikal antibiotik tidak diperlukan. Resep obat tetes telinga mengandung gentamisin selama lebih dari lima sampai

tujuh hari dapat mengakibatkan ototo/icity dan harus dihindari. konser4atif untuk mencegah infeksi sekunder biasanya

Terapi

diperlukan.

Tympanoplasty jarang diperlukan, kecuali bila perforasi terus2menerus terjadi. -etika luka misalnya terjadi perforasi T sangat sulit untuk disembuhkan. ,alam kondisi di mana perubahan tekanan eksternal yang cepat (misalnya dalam penerbangan pesa!at, menyelam, atau ledakan1 barotrauma otic mungkin terjadi. Pecahnya pembuluh darah halus di telinga tengah atau ruang menyebabkan pengumpulan darah pada dalam permukaan T

telinga tengah, yang dikenal sebagai hemotympanum. Pencegahan barotrauma selama penerbangan pesa!at sangat penting utamanya pada fungsi tuba eustachius. Trauma membran tympani adalah kelainan pada mebran timpani yang disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak langsung. Biasanya muncul gejala tinius, gangguan pendengaran, 4ertigo, dan dapat terjadi infeksi. Penangannya yaitu Pada keadaan akut, dilakukan pencegahan terjadinya infeksi sekunder dengan menutup liang telinga yang trauma dengan kasa steril. Biasanya perforasi akan sembuh secara spontan.Aperasi emergensi dilakukan pada trauma tembus dengan gangguan pendengaran sensorineural dan 4ertigo, dengan kecurigaan fraktur dan impaksi kaki stapes ke 4ertbuler atau fistua perilimpa. >ika perforasi menetap setelah $ bulan, dan terdapat gangguan pendengaran konduktif <"9 dB, merupakan indikasi timpanoplasti. *akukan pemeriksaan Audiometri atau =T scan bila diduga ada benda asing atau rusaknya rangkaian tulang pendengaran E. Tra"ma telinga dalam Argan yang sangat sensitif di dalam telinga adalah organ pendengaran 0koklea1 dan keseimbangan 0Reseptor otolithic dan kanal berbentuk setengah lingkaran1 yang terletak dalam bagian dari tulang temporal, dikelilingi oleh tulang padat dikenal sebagai kapsul otic. eskipun perlindungan yang baik dari tulang dalam tubuh manusia, unsur2unsur telinga dalam yang rapuh, rentan terhadap trauma kepala baik longitudinal atau trans4ersal yang menyebabkan

fraktur. )eorang pasien dengan ri!ayat trauma kepala, menunjukkan pendarahan dari telinga, mengalami gangguan pendengaran konduktif, dan kelainan bentuk membran timpani yang diperiksa dengan menggunakan otoscopy 03ambar (1, merupakan gejala dari fraktur longitudinal. =edera kepala berat, biasanya setelah pukulan ke tengkuk, dapat mengakibatkan fraktur melintang di labirin tulang. 3ambaran klinis dari fraktur melintang meliputi kerusakan saraf sensorik yang mengakibatkan gangguan pendengaran dan 4ertigo yang parah. =omputed tomography 0=T1 scan tulang temporal adalah alat yang bermanfaat untuk mendiagnosis. F. Penatalaksanaan (edar"ratan tra"ma telinga 1. Pasien diistirahatkan duduk atau berbaring ". Atasi keadaan kritis 0 tranfusi, oksigen, dan sebagainya 1 #. Bersihkan luka dari kotoran dan dilakukan debridement,lalu hentikan perdarahan $. Pasang tampon steril yang dibasahi antiseptik atau salep antibiotik. %. Periksa tanda2tanda 4ital, &. Pemeriksaan otoskopi secara steril dan dengan penerangan yang baik, bila mungkin dengan bantuan mikroskop bedah atau loup untuk mengetahui lokasi lesi. '. Pemeriksaan radiology bila ada tanda fraktur tulang temporal. Bila mungkin langsung dengan pemeriksaan =T scan. ). PE$ERI(SAAN PENUNJAN) a. Pemeriksaan dengan Atoskopik Mekanisme : 2 Bersihkan serumen 2 *ihat kanalis dan membran timpani Interpretasi : 2 Barna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi

2 Barna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang gendang. 2 -emungkinan gendang mengalami robekan. b. Pemeriksaan -etajaman Test penyaringan sederhana 1. *epaskan semua alat bantu dengar ". ?ji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga #. Berdirilah dengan jarak #9 cm $. Tarik nafas dan bisikan angka secara acak 0tutup mulut1 %. ?ntuk nada frekuensi tinggi+ lakukan dgn suara jam c. ?ji -etajaman ,engan 3arpu Tala Uji weber 1. enguji hantaran tulang 0tuli konduksi1 ". Pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan #. *etakan tangkai garpu tala pada puncak kepala pasien. $. Tanyakan pada pasien, letak suara dan sisi yang paling keras. H. PENATALA(SANAAN $EDIS 1. Pasien diistirahatkan duduk atau berbaring ". Atasi keadaan kritis 0 tranfusi, oksigen, dan sebagainya 1 #. Bersihkan luka dari kotoran dan dilakukan debridement,lalu hentikan perdarahan $. Pasang tampon steril yang dibasahi antiseptik atau salep antibiotik. %. Periksa tanda2tanda 4ital &. Pemeriksaan otoskopi secara steril dan dengan penerangan yang baik, bila mungkin dengan bantuan mikroskop bedah atau loup untuk mengetahui lokasi lesi. '. Pemeriksaan radiology bila ada tanda fraktur tulang temporal. Bila mungkin langsung dengan pemeriksaan =T scan.

I. Pato*isiologi 1. Trauma liang telinga umumnya disebabkan oleh kesalahan se!aktu membersihkan telinga dengan cotton bud atau alat pembersih telinga lainnya. Akibatnya terjadi luka atau hematoma pada kulit liang telinga. ". Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa factor antara lain pada anak C anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut, factor kecerobohan misalnya menggunakan alat2alat pembersih telinga pada orang de!asa seperti kapas, korek api ataupun lidi. #. asuknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. ;amun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda tersebut ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai, akan menyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga atau otalgia dan kemungkinan adanya risiko terjadinya infeksi. J. (om+likasi Akibat Trauma telinga yaitu akan terjadi komplikasi, yaitu tulang ra!an hancur dan menciut serta keriput, sehingga terjadi telinga lisut 0cauliflo!er ear1.0:elmi )osialisman dkk,"99$1

BAB III ASUHAN (EPERA,ATAN PADA PASIEN TRAU$A TELIN)A A. Pengka-ian 1. -eluhan utama Biasanya klien mengeluh adanya nyeri, apalagi jika daun telinga disentuh. ,idalam telinga terasa penuh karena adanya penumpukan serumen atau disertai pembengkakan.Terjadi gangguan pendengaran dan kadang2 kadang disertai demam.Telinga juga terasa gatal. ". Ri!ayat kesehatan a. Ri!ayat kesehatan sekarang+ Baktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan segera yang diberikan setelah kejadian b. Ri!ayat -esehatan asa. *aluTanyakan pada klien dan keluarganya+ 11 Apakah klien dahulu pernah menderita sakit seperti iniD "1 Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi,kejangD #1 Apakah klien sering mengorek2ngorek telinga dengan benda asing yangdapat mengakibatkan lesi 0luka1D $1 Bagaima klien mengobati luka tersebut pada telingaD %1 Apakah pernah menggunakan obat tetes telinga atau salepD &1 Apakah pernah keluar cairan dari dalam telingaD '1 Bagaimana karakteristik dari cairannya 0!arna, bentuk, dan bau1D #. Biodata a. 5dentitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, dandiagnosa medis. b. 5dentitas orang tua yang terdiri dari + ;ama Ayah dan 5bu, usia, pendidikan,pekerjaan/sumber penghasilan, agama, dan alamat. c. 5dentitas saudara kandung meliputi nama, usia, jenis kelamin, hubungandengan klien, dan status kesehatan.

$. Pemeriksaan fisik a. 5nspeksi 5nspeksi keadaan umum telinga, pembengkakan pada A. 0meatusauditorius eksterna1 perhatikan adanya cairan atau bau, !arna kulit telinga,penumpukan serumen, tonjolan yang nyeri dan berbentuk halus, serta adanya peradangan. b. Palpasi, *akukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeridari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksternasirkumskripta 0furunkel1. %. ,ata subjektif dan data objektif a. ,ata subjektif 11 -lien mengeluh telinganya sakit atau nyeri atau terasa gatal "1 -lien mengeluh pendengarannya berkurang. #1 -lien mengatakan sering mengorek telinganya dengan benda asing sehingga menyebabkan lesi. $1 -lien mengatakan kepala terasa pusing. b. ,ata objektif 11 -lien berespons kesakitan saat daun telinganya disentuh. P + saat disentuh E + menusuk R + daerah sekitar telinga )+% T + intermitten 0saat disentuh1 "1 -lien tampak meringis kesakitan #1 -lien sering mendekatkan telinganya kepada pera!at saat pera!atberbicara. $1 Adanya benjolan atau furunkel pada telinga atau filamen jamur yangber!arna keputih2putihan. %1 *iang telinga tampak sempit, hyperemesis dan edema tanpa batas yangjelas.

B. Diagnosa ke+era.atan 1. ;yeri b/d trauma dan proses inflamasi ". 3angguan persepsi sensori+ pendengaran b/d adanya benjolan atau furunkel #. 3angguan komunikasi 4erbal yang berhubungan dengan kesukaran memahami orang lain 0kurangnya pendengaran1. $. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya. %. Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan terjadinya ketulian, sekunder terhadap tanda2tanda infeksi. #. Inter/ensi 1. ;yeri b/d trauma dan proses inflamasi a. -aji tingkat nyeri klien b. *akukan pembersihan telinga secara teratur dan hati2hati. c. Beri penyuluhan kepada klien tentang penyebab nyeri dan penyakit yang dideritanya. d. Berikan kompres hangat pada daerah nyeri e. -olaborasi dalam pemberian analgetik dan antibiotik. ". 3angguan persepsi sensori+ pendengaran b/d adanya benjolan atau furunkel a. asukkan tampon yang mengandung antibiotik ke dalam liang telinga. b. Berikan kompres ri4anol 1/1999 selama " hari. c. *akukan irigasi telinga dan keluarkan serumen atau secret. d. *akukan aspirasi secara steril 0bila terjadi abses1 untuk mengeluarkan nanahnya. #. 3angguan komunikasi 4erbal yang berhubungan dengan kesukaran memahami orang lain 0kurangnya pendengaran1 a. -aji kemampuan mendengar klien. b. 5dentifikasi metode alternatif dan efektif untuk berkomunikasi c. ?sahakan saat berbicara selalu berhadapan dengan klien. $. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya.

a. -aji status psikologis dan emosional b. Anjurkan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya. c. 3unakan terminologi positif, hindari penggunaan istilah yang menandakan abnormalitas prosedur atau proses. d. Berikan kesempatan pada klien untuk memberi masukan pada proses pengambilan keputusan. e. Anjurkan relaksasi. %. Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan terjadinya ketulian, sekunder terhadap tanda2tanda infeksi. a. ,orong indi4idu atau keluarga untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pandangan, pemikiran, dan perasaan seseorang. b. ,orong indi4idu atau keluarga untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosa kesehatan. c. Berikan informasi yang akurat kepada klien dan keluarga dan perkuat informasi yang sudah ada. d. Perjelas berbagai kesalahan konsep indi4idu mengenai diri, pera!atan, atau pemberi pera!atan. penggunaan/kontinuitas teknik pernapasan dan latihan

BAB I0 PENUTUP
A. (esim+"lan Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks 0pendengaran dan keseimbangan1 . 5ndera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam akti4itas kehidupan sehari2hari. )angat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen berbahaya yang berbeda dapat mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma telinga termasuk faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan perubahan tekanan. Tergantung pada jenis trauma, baik eksternal, tengah, dan / atau telinga bagian dalam bisa terluka. . B. Saran 11 )emoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama mahasis!a kepera!atan "1 )emoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasis!a kepera!atan. #1 semoga makalah ini dapat menjadi pokok bahasan dalam berbagai diskusi dan forum terbuka

DAFTAR PUSTA(A
Adams, 3eorge *. 01FF'1. Boles+ buku ajar penyakit T:T. >akarta+ .3=. =ody, , Thane, -ern, .ugene G Pearson, B Bruce. 01FF11. Penyakit telinga hidung dan tenggorokan. >akarta+ .3=. ,oengoes, ..., oorhouse, any 8rances, G 3eissler, Alice ==. 01FFF1. Rencana asuhan kepera!atan+pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pera!atan pasien. edisi #. >akarta+ .3=. :aryani, Ani. 0"99$1. ;ursing diagnosis a guide to planning care. $th ed. :arold, *udman. 01FF"1. Petunjuk penting pada penyakit T:T. >akarta+ :ipokrates. 5gnati4icius, ,onna ,., Bayne, arilynn 7. 01FF11. edical surgical nursing+ a nursing process approach. Philadelphia+ BB )aunders =ompany. ;anda. 0"9911. ;ursing diagnosis+ definition and classification, "9912"99". Philadelphia+ ;orth American ;ursing ,iagnosis Association. Priharjo, Robert. 01FF&1. Pengkajian kepala dan leher. ,alam $ Asih, ;i *uh 3ede. )meltHer, )uHHane =., Bare 3. Brenda. 0"9991. Brunner and )uddartIs+ te/tbook of medical2surgical nursing. Philadelphia+ *ippincett.

Anda mungkin juga menyukai