Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI DASAR (GKP 0101)

PEMBELAJARAN PRAKTIKUM V ABSTRAKSI KARTOGRAFI II (PENYAJIAN INFORMASI RELIEF)

Disusun Oleh: Nama NIM : Fadhilah Indraswari : 13/353233/GE/07685

Program Studi : Pembangunan Wilayah Hari, Tanggal : Kamis, 21 November 2013 Waktu Asisten : 09.00 - 11.00 : Yudhistira Tri Nurteisa Nisfu Naharil M

LABORATORIUM DESAIN KONSTRUKSI DAN ANALISA PETA JURUSAN SAINS INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

ABSTRAKSI KARTOGRAFI II (PENYAJIAN INFORMASI RELIEF)


I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai mengikuti pembelajaran praktikum acara ini, mahasiswa diharapkan: 1. Memahami arti penting informasi topografi dalam geografi. 2. Dapat menyajikan informasi relief dengan berbagai cara (counturing, hachures, hill shading, hypsometric tinting, dan block diagram). MEDIA PEMBELAJARAN 1. Peta panduan (guide map) 2. Penggaris 3. Kalkulator 4. Pena gambar 5. Kertas HVS 6. Kertas millimeter blok 7. Alat tulis TEORI SINGKAT

II.

III.

Bentuk dari permukaan bumi sangat bervariasi. Permukaan bumi dapat terdiri dari Relief yang meliputi gunung, bukit, lembah, dataran, tebing dan sejenisnya, Drainase (pola aliran air), termasuk di dalamnya laut, sungai, danau, rawa, terusan, Culture (hasil rekayasa manusia) yang meliputi kota, jalan antar kota, jalan antar desa, jalan setapak, rel kereta api, lapangan terbang, pelabuhan laut, batas daerah dan nama tempat serta sejenisnya. Dalam peta sendiri, penyajian relief permukaan bumi dilakukan dengan dua metode yaitu metode pemetaan relief absolut dan metode pemetaan relief relatif. Metode pemetaan relief absolut dapat dilakukan dengan memperhitungkan titik ketinggian suatu relief, pembuatan garis kontur (counturing), dan juga hypsometric tinting. Garis kontur merupakan garis penghubung antara titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama pada permukaan bumi. Peta dengan garis kontur umum dipergunakan sebagai peta dasar dalam membuat peta geologi karena diyakini lebih praktis. Sifat-sifat yang dimiliki garis kontur yaitu tidak tergambar jika melewati bangunan, pada daerah yang sangat curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai garis kontur lebih jarang, garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri, dan dua garis kontur yang memiliki ketinggian yang sama tidak dapat dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur. Pembuatan garis kontur dapat dilakukan secara grafis dan matematis. Pembuatan garis kontur secara grafis yaitu dengan memproyeksikan tegak lurus garis-garis yang berpotongan bidang mendatar peta berdasarkan titik ketinggian yang diinginkan kemudian menghubungkan titik ketinggian yang sama. Pembuatan garis kontur berdasarkan titik tinggi dapat dilakukan dengan perhitungan rumus matematis:

Kemudian, garis hypsometric tinting merupakan garis yang menunjukkan ketinggian suatu tempat dengan garis-garis lengkung (yang cara penggambarannya mirip dengan garis kontur) yaitu merupakan garis-garis lengkung yang melingkar tertutup dan memusat. Garis-garis lengkung tersebut tidak ada besaran nilai ketinggian (seperti yang tampak pada garis kontur). Semakin kearah tempat dengan topografi yang lebih tinggi garis-garisnya maka akan menjadi semakin tebal dan semakin rapat sehingga tampak sebagai warna yang tampak gelap karena demikian rapatnya garis-garis lengkung itu.

Garis kontur

Hypsometric tinting Sementara metode pemetaan relief relatif dapat dilakukan dengan cara perspektif planimetik dan perspektif miring. Metode yang dilakukan dengan cara perspektif planimetik yaitu hachures dan shading. Hachures merupakan garis yang menunjukkan ketinggian suatu

tempat dengan garis lurus putus-putus yang memusat dan semakin ke arah tempat yang secara topografis menjadi lebih tinggi garisnya menjadi semakin tebal dan semakin rapat. Peta dengan model ini terbatas dipergunakan pada daerah yang berbukit-bukit dan gunung api. Sedangkan shading yang juga sering disebut dengan nama Digital Elevation Model (DEM)merupakan metode yang dilakukan dengan membuat penggambaran bayangan. Tetapi, dengan peta model ini anda akan mengalami kesulitan pada saat menentukan nilai ketinggian suatu tempat.

Metode hachures

Metode shading

Metode pemetaan relief relatif dengan melakukan perspektif miring dapat dilakukan dengan cara wireframe dab block diagram. Metode pemetaan wireframe maupun block diagram dapat dilakukan dengan perangkat lunak komputer. Dengan metode ini tampilan peta menjadi jauh lebih menarik karena diberikan efek 3D.

Wireframe map

Block Diagram

IV.

LANGKAH KERJA Pada praktikum kali ini, metodologi yang digunakan yaitu interpolasi garis kontur dengan metode hypsometric tinting dan pembuatan block diagram. Diagram alir langkah kerja dalam interpolasi garis kontur

Siapkan alat dan bahan berupa alat tulis, penggaris, dan peta yang berisi informasi titik tinggi

Memperhatikan titik-titik tinggi pada peta dan tentukan kontur interval

Membuat segitiga berdasarkan titiktitik tinggi yang berdekatan

Lakukan pewarnaan pada tiap interval ketinggian sesuai dengan metode hypsometric tinting

Memproyeksikan tegak lurus garis yang berpotongan bidang mendatar peta dan menghubungkan titik ketinggian yang sama

Ukur jarak antara dua titik tinggi dan lakukan perhitungan dengan cara matematis

Didapat hasil hasil penyajian informasi relief peta dengan metode garis kontur

Diagram alir langkah kerja dalam pembuatan block diagram

Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

Atur kemiringan peta garis kontur

Tentukan interval kontur yang akan menjadi acuan pembuatan block diagram

Didapat hasil hasil penyajian informasi relief peta dengan metode block diagram

Memulai pembuatan blok diagram dengan cara memberi efek 3D pada garis kontur

V.

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini hal-hal yang dilakukan antara lain pembuatan garis kontur berdasarkan titik tinggi, penyajian informasi relief dengan metode hypsometric tinting, dan pembuatan diagram block. Pada pembuatan garis kontur dengan berdasarkan titik tinggi, dibutuhkan ketelitian dalam penggambaran garis-garis tersebut. Selain itu perlu ditentukan interval kontur atau jarak antar garis kontur. Besar dari interval kontur ini berbanding terbalik dengan besar skala peta. Semakin besar skala peta, semakin banyak informasi yang tersajikan, sehingga interval kontur semakin kecil. Hasil penggambaran garis kontur yang telah dibuat menunjukkan adanya variasi jarak celah antar garis yang rapat maupun renggang atau jarang. Hal ini disebabkan karena variasi bentuk berdasarkan ketinggian permukaan bumi. Pada daerah yang sangat curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai garis kontur lebih jarang. Selain itu, karena garis kontur hanya mengubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama, maka garis kontur tidak dapat bercabang ataupun memoting garis lainnya. Garis kontur bersifat tertutup yaitu hanya dapat menutup atau bersambung dengan dirinya sendiri. Penggunaan metode garis kontur ini dianggap paling praktis dan efisien karena dapat mengetahui titik ketinggian suatu lokasi dengan tepat. Pada kegiatan penyajian informasi relief dengan menggunakan metode hypsometric tinting, garis-garis kontur yang memiliki interval tertentu dikelompokan berdasarkan warna. Tetapi, dalam penggunaan metode ini, didapat kelemahan berupa simbol-simbol atau informasi peta lainnya yang kurang nampak karena terdominasi oleh degradasi warna pada metode ini sehingga informasi peta lainnya akan terlihat rancu. Selain itu, penggunaan metode ini hanya terbatas pada daerah perbukitan atau pegunungan yang memiliki ketinggian yang bervariasi. Walaupun begitu, metode hypsometric tinting tampak menarik untuk dilihat. Pembuatan block diagram dilakukan agar peta topografi memiliki efek 3D dan tampak semakin menarik. Selain itu, dengan pembuatan block diagram, kita juga dapat mengetahui bentuk kenampakan secara jelas. Block diagram dapat dibuat secara digital dengan menggunakan perangkat lunak-perangkat lunak tertentu dan juga dapat dibuat secara manual dengan menggunakan garis kontur berdasarkan titik tinggi suatu permukaan bumi. Tetapi, kelemahannya adalah hasil penggambaran diagram block dengan cara manual belum tentu sama seperti kenampakan permukaan bumi aslinya. Hal tersebut disebabkan karena bisa jadi terjadi kesalahan-kesalahan penggambaran atau kesalahan dalam pengukuran garis kontur yang dapat mempengaruhi hasil penggambaran diagram block.

VI.

KESIMPULAN 1. Penyajian informasi relief permukaan bumi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode pemetaan relief absolut (counturing dan hypsometric tinting) dan metode pemetaan relief relatif (hachures, shading, wireframe, block diagram). 2. Metode yang paling efisien dalam penggunaannya adalah metode pembuatan garis kontur berdasarkan titik tinggi. 3. Pembuatan garis kontur dapat dilakukan dengan cara matematis maupun dengan cara grafis.

DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Ari. 2013. Petunjuk Praktikum Kartografi Dasar. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Muda, Iskandar. 2012. Garis Kontur: Sifat dan Interpolasinya. Bandung: FPTK Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia. http://id.scribd.com/doc/140379605/Peta-Topografi-2-pdf diakses pada 18 November 2013

Anda mungkin juga menyukai