Anda di halaman 1dari 25

1.1.

Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya sadar dan terencana untuk melaksanakan perubahan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan seluruh warga masyarakat untuk jangka panjang, di dukung oleh partisipasi masyarakat dengan menggunakan teknologi terpilih (Anonim 2008). Pendekatan pembangunan pertanian telah mengalami perubahan yang mendasar yaitu dari pendekatan komoditi menjadi pendekatan agribisnis. Hal ini sejalan dengan penegasan paradigma baru pendekatan pembangunan pertanian yang bertujuan membangun sistem agribisnis yang kuat sekaligus pemerataan sehingga berkesinambungan antar sektor dan antar wilayah. Visi pembangunan pertanian berdasarkan landasan tersebut adalah terwujudnya kehidupan sejahtera khususnya petani, melalui pembangunan sistem agribisnis dan usaha-usaha agribisnis berdaya saing, berkelanjutan dan terdesentralisasi (Mosher. 1997) .

1.2. Rumusan masalah Dari uraian diatas maka peneliti merumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah upaya pemberdayaan petani kenari dalam meningkatkan kualitas biji kenari yang diproduksi di Desa Balang Butung Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar?

1.3. Tujuan dan kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemberdayaan petani dalam meningkatkan kualitas biji kenari yang diproduksi di Desa Balang Butung Kecamatan Buki Kabupaten kepulauan Selayar. 1.3.2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah : Menambah wawasan dan pengetahuan petani tentang cara pengolahan biji kenari melalui kegiatan pemebrdayaan. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan dan peneliti selanjutnya

II. TINJAUAN PUSTAKA


Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu aktifitas refleksif, suatu proses yang mampu dinisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subjek yang mencari kekuatan atau penentuan diri sendiri (selfdetermination). Sementara proses lainnya hanya dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-sumber dan alat-alat prosedural yang melaluinya masyarakat dapat meningkatkan kehidupannya (Pertanian sehat Indonesia. 2012).

Supriyadi Fatkhi. 2012. mengemukakan bahwa pemberdayaan lebih terkait dengan pendekatan dari bawah keatas (bottom-up) dari pada pendekatan dari atas kebawah (top down). Lembagalembaga terkait dengan gerakan pemberdayaan mengambil tindakan berdasarkan kesadaran masyarakat. Hal inilah yang menjadi partisipasi dan konsekuensi yang disebut dengan pendekatan dari bawah keatas (bottom up). Sesungguhnya pendekatan ini lebih merupakan pendekatan perempuan terhadap pembangunan, dari pada pendekatan laki-laki.

Stanton (1985) mendefinisikan produk sebagai berikut : Sekumpulan atribut yang nyata (intangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat didentifikasikan, di dalamnya sudah ter-cakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginan. Menurut Kotler (1998) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Jadi, pada dasarnya produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat atau konsumen.

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November sampai dengan bulan Desember 2012 (selama 2 bulan) dengan mengambil lokasi yakni di Desa Balang Butung Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar. Penetapan lokasi tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa dilokasi tersebut terdapat 8 kelompok tani yang masing-masing beranggotakan 20 orang yang aktif melakukan pemecahan biji kenari.

4.1. Kondisi Geografis Lokasi penelitian berada pada wilayah Desa Balang Butung Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar yang memiliki 3 dusun yakni Dusun Bahorea, Dusun Balang Butung, Dusun. Luas wilayah Desa Balang Butung Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar berkisar 14,38 Km2 dan jarak dari ibukota Kecamatan (Buki) adalah 4 km dan dari ibukota Kabupaten (Benteng) sekitar 15 Km dengan posisi wilayah secara geografis 501540 503543 LS dan 1304048 - 1305246 BT. Batas-batas wilayah dapat dirinci sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bontomatene Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bonea Makmur Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Onto Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Flores Wilayah Desa Balang Butung Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar rata-rata relatif berbukit bukit dan memiliki ketinggian tanah 0 200 mdpl, rata-rata curah hujan adalah 200 mm/tahun dengan suhu rata-rata harian 270C.

5.1 Identifikasi Petani

Identitas responden yang diuraikan dalam pembahasan berikut menggambarkan berbagai aspek keadaan yang meliputi : a) Umur; b) Pendidikan; c) Pengalaman sebagai petani ; dan d) tanggungan responden.

Umur Responden
Umur sangat mempengaruhi aktivitas seseorang karena dikaitkan langsung dengan kekuatan fisik dan mental, sehingga berhubungan erat dengan pengambilan keputusan.

Tabel 7 menunjukkan bahwa umur responden antara 46 55 tahun sebanyak 12 orang atau 37,50%, sedang umur antara 36 45 tahun sebanyak 8 orang atau 25,00 %, umur 26 35 tahun dan 56 65 tahun ada 6 orang atau 18,75%. Dengan jumlah penduduk berumur produktif 26-35 dan 3656 yang cukup tinggi maka penerimaan materi pemberdayaan kesadaran masyarakat akan lebih mudah dan usia yang masih relatif muda semangat untuk berkembang lebih baik dibandingkan masyarakat berusia tua. Sehingga pembinaan dapat dioptimalkan, karena umumnya petani masih memiliki kekuatan fisik yang baik dibandingkan dengan petani yang berumur tua 60 tahun keatas

Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan partisipasi petani. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh responden, semakin tinggi pula tingkat partisipasi responden. Hasil penelitian yang telah diperoleh berdasarkan tingkat pendidikan responden disajikan pada Tabel 8

Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa pada umumnya petani memiliki pendidikan minimal sekolah dasar. Tingkat pendidikan yang relatif rendah tersebut mengidentifikasikan akan kemampuan dan pola pikir para petani responden yang masih perlu dikembangkan dalam rangka menumbuhkan peningkatan kualitas biji kenari yang lebih baik.

Pengalaman Responden Pengalaman merupakan faktor yang berperan dalam pengambilan keputusan. Pengalaman mempunyai pengaruh dalam melakukan pemeliharaan lingkungan, responden yang berpengalaman akan lebih cepat menerapkan teknologi dan lebih responsif terhadap inovasi, karena itu kegiatan pengalaman selalu memberikan manfaat.

Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa pengalaman usahatani dimana, terdapat 9 orang (28,13%) responden memiliki pengalaman antara 6 - 15 tahun, sedangkan 8 orang (25,00% ) petani responden pengalamannya 16 25 tahun dan ada 15 orang (46,87 %) yang pengalaman 26 sampai 35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani di daerah tersebut sudah lama mengenal kenari sebagai komoditi perkebunan yang bisa menghasilan nilai ekonomis tinggi bagi petani dan keluarganya.

Tanggungan Responden Besarnya tanggungan keluarga dapat mempengaruhi minat dan kemampuan petani kenari untuk meningkatkan kualitas biji kenari, Komposisi tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10 menunjukkan bahwa 5 orang (15,63 % ) responden mempunyai tanggungan keluarga 1 2 orang. 17 orang (53.13 %) responden mempunyai tanggungan keluarga 3 - 4 orang, 5-6 orang terdapat 10 orang (31,24 %) responden. Jumlah tanggungan petani responden dapat menambah dan meningkatkan kemauan untuk meningkatkan kualitas biji kenari. Hal ini dibuktikan dengan petani yang mempunyai tanggungan keluarga lebih banyak memiliki motivasi dan kemauan yang lebih dalam mendapatkan penghasilan dari biji kenari.

5.2 Indikator Pemberdayaan Petani Dalam Meningkatkan Kualitas Biji Kenari


Berdasarkan pengamatan dilapangan, tidak semua petani yang mengusahakan kemiri mampu memperbaiki/ meningkatkan ekonominya. Oleh karena itu diperlukan indikator untuk mengetahui tingkat usaha pemberdayaan petani dalam meningkatkan kualitas biji kemiri.

Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tujuan penumbuhan dan pengembangan kelompok yaitu sebagai wadah berorganisasi, belajar, bekerjasama, dan diharapkan mampu menghasilkan solusi dan rekomendasi bagi kemajuan usaha kelompoknya. Dari tabel 11 diketahui bahwa usaha pemberdayaan petani dalam meningkatkan kualitas biji kenari, untuk penumbuhan dan pengembangan kelompok berada pada kategori Rendah dengan nilai rata-rata 1,46. Hal ini menunjukkan bahwa petani kenari tidak menjalankan usaha kenari secara bersama-sama atau berkelompok. Bukti nyata rendahnya keinginan petani di Desa Balang Butung untuk menumbuhkan dan mengembangkan kelompok adalah belum adanya kelompok tani atau kelompok pemberdayaan yang berkaitan dengan usaha kenari di Desa Balang Butung. Meskipun di Desa Balang butung tidak ada kelompok tani yang berkaitan dengan usaha kenari tetapi mereka mampu bertahan dan menjalankan usahanya dengan baik selama bertahun-tahun. Mereka melakukan usaha sendiri dan bersaing secara sehat dengan mengembangkan usahanya masingmasing dan berusaha menghasilkan produk yang terbaik agar mampu menjual hasil produksinya dalam jumlah besar dengan nilai yang lebih tinggi guna menopang pembiayaan keluarga yang semakin hari semakin mahal.

Pengembangan Keterampilan Pengembangan keterampilan adalah berupa kegiatan penyuluhan dalam peningkatan keterampilan misalnya dalam menangani proses produksi dan pemasaran, serta pelatihan pelatihan dalam pengolahan kenari. Dari Tabel 11 diketahui kalau usaha pemberdayaan petani dalam meningkatkan kualitas biji kenari, untuk pengembangan keterampilan berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata 1,92. Hal ini menunjukkan bahwa petani di Desa Balang Butung memerlukan pengembangan keterampilan dalam usahanya misalnya keterampilan pemecahan dalam pengemasan, mengatur penyimpanan, memberikan beberapa macam variasi kenari sehingga lebih unik dan khas buatan Desa Balang Butung. Saat ini para petani kenari di Desa Balang butung pada umumnya masih mengunakan cara-cara tradisional dalam sistem pengolahan terutama pemecahan kenari.

Pengembangan Usaha Pembinaan dan pengembangan usaha adalah berupa kegiatan pembinaan usaha kecil dari pemerintah setempat, melakukan akses jaringan pasar untuk pengembangan usaha dan meningkatkan tingkat produksi usahanya. Dari Tabel 11 diketahui usaha pemberdayaan petani dalam meningkatkan kualitas biji kenari, untuk pembinaan dan pengembangan usaha berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa petani kenari perlu mendapat pembinaan lebih lanjut dalam usaha pengolahan kenari menjadi lebih baik dan berkualias, sehingga nantinya dapat memperoleh nilai tambah ekonomis yang sesuai dengan usaha kerja keras mereka. Saat ini Pemerintah terutama penyuluh memang telah memberikan pembinaan bagi petani agar mampu mengembangkan usahanya, namun tidak secara berkelanjutan. Selain itu akibat tidak adanya kelompok tani sehingga Pemerintah terutama penyuluh kesulitan dalam memberikan pembinaan atau informasi yang berhubungan dengan usaha kenari.

6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan, bahwa secara umum rata-rata usaha pemberdayaan petani dalam meningkatkan kualitas biji kenari di Desa Balang Butung, berada pada kategori sedang (1,79). Secara persial menunjukkan bahwa untuk pengembangan kelompok berada pada kategori Rendah dengan nilai rata-rata 1,46. Untuk pengembangan keterampilan termasuk dalam kategori sedang 1,92. Selain itu pengembangan usaha berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata 2,00

Disarankan Instansi setempat dapat memberikan kegiatan pemberdayaan petani dalam meningkatkan kualitas biji kemiri yang berkelanjutan sepreti contohnya memberikan pelatihan untuk pengembangan keterampilan bagi petani dalam mengembangkan usaha pengolahan kenari. Disarankan para petani kenari di Desa balang Butung meningkatkan pengetahuan dalam menghasilkan biji kenari yang berkualitas.

6.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai