Anda di halaman 1dari 23

Ini ada GUIDE Pengerjaan dari tahun sebelumnya, mungkin bisa jadi referensi

CHAPTER 1 THE RAIN, THE FIELD, AND THE MAXIMUM DELIVERY


REQUIREMENT
PART 1 - POLIGON THIESSEN
Step 1 Plotting The Rain Stations
Alkisah di sebuah negeri kita punya sungai yang udah ditrase sampai anak-anaknya (Gambar 1), terus
kita gambarin DASnya. Di sekitar DAS tersebut telah kita pilih tiga stasiun hujan, yaitu stasiun Manis,
Asem, dan Asin. Kemudian kita temukan letak ketiga stasiun tersebut pada peta (Gambar 2).
asem

m a n is

a s in

Gambar 1

Gambar 2

Step 2 Making The Polygon


Kemudian kita tarik poligon dari ketiga stasiun tersebut, seperti dicontohkan dengan segitiga kuning
(Gambar 3). (Poligon = segi banyak. Tapi karena hanya ada tiga sudut jadinya segitiga). Kemudian,
tariklah garis berat segitiga tersebut, seperti ditunjukkan dengan garis hijau (Gambar 4). Garis berat
ini membagi dua sisi segitiga dengan sama panjang dan tegak lurus sisi segitiga tersebut. (Lihat tanda
siku-siku merah, di gambar 4 maupun 5).

asem

asem

m a n is

m a n is

a s in

a s in

Gambar 3

Gambar 4

Baiknya kita hapus si segitiga kuning tersebut, kemudian rapikan garis-garis yang berlebih, kemudian
kita arsir. Hasilnya terlihat seperti pada gambar 6

Gambar 5

Gambar 6

Step 3 Area Measuring and Scale Conversion


Nah, sampailah kita pada akhir kisah Poligon Thiessen.
Area DAS yang kita punyai sebelumnya kini telah terbagi menjadi tiga bagian, dan ketiga bagian
tersebut memiliki stasiun pengaruhnya masing-masing. Seperti ditunjukkan pada gambar, daerah
DAS yang berwarna merah merupakan daerah pengaruhnya stasiun Manis, daerah DAS yang
berwarna biru merupakan daerah pengaruhnya stasiun Asem, begitu juga daerah DAS yang
berwarna kuning merupakan daerah pengaruhnya stasiun Asin.
Pekerjaan Berikutnya adalah menghitung luasdaerah pengaruh masing-masing stasiun. Untuk
memperleh luasan tersebut, dapat kita pergunakan metode GRID, DOTS, ataupun menggunakan
Planimeter.

Note: saya gak saranin pake benang.


Ceritanya setelah kita ukur, MISALNYA dengan skala peta 1:50.000, luas area masing-masing stasiun
adalah
No Stasiun Area peta (cm2) Area asli ( = area peta x (50.000)2, hasil dalam km2)
1
Manis
53
13,25
2
Asem
31
7,75
3
Asin
16
4,00
Total
100
25
misalnyaaa..

PART 2 PENGOLAHAN DATA HUJAN


Nah, di bagian ini kita bakal nyoba buat ngolah data hujan, dengan Metode Hujan Regional Thiessen
dan Metode Aritmatik.
Step 1 Mengumpulkan data hujan.
Misalnya data hujan udah kita kumpulin jadinya kayak gini, dan masih bolong-bolong.
Number
Name

88
Manis

Curah hujan (mm)


Tahun
Jan
Feb Mar Apr Mei
1979
275 242 112 154 226
1980
232 133 161
9 113
1981
324 170 289 253 104
1982
485 159
376
1983
121 294 98 175 692
1984
1985
264 323 191 170 22
1986
748 330 33
1987
227
1988
595 144 331 137 341
Nomor
Nama

Bulan
Jun Jul Agust Sep Okt Nop
398
0
45 248 103 475
56 37
144
19 528 1006
596 475
70 139 380 315
0
0
0
261
0
0
0 222 630
65 799
53
41
545
265 332
252 441 344 679
58
173
0
0
60 647 131

Total Rerata

2278
2639
3418
1140
2733
864
1609
262 3686
887 1172
0 2559
201
303
120
240

207.09
219.92
284.83
162.86
227.75
432.00
201.13
368.60
390.67
213.25

122
Asem

Bulan
Curah hujan (mm)
Tahun
Jan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop
1979
413 353 406 640 679 249 41
72 105 377 797
1980
393 370 328 554 174 67 137
352 282 488 999
1981
269 307 655 395 268 470 246
174 113 381 472
1982
412 213 427 133 581
7 19
0
0
0 182
1983
445 351
274
700 559
1984
354 318 261 162 170
21 1048 420 560
1985
517 171 188 243 215 48 167
193
679
1986
317 365 663 279 156 245 302
168 875
1987
1988
723 299 398 411 488 287 22
13 177 534 650
Number
Name

Des

Des
597
395
513
408
363
272
532

Total Rerata

4729
4539
4263
2382
2692
3586
2953
3370
761 761
331 4333

394.08
378.25
355.25
198.50
448.67
358.60
295.30
374.44
761.00
361.08

160
Asin

Bulan
Curah hujan (mm)
Tahun
Jan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop
1979
496 317 506 427 766 138 74
135
84 197 481
1980
266 241 363 356 241 86 95
208 156 399 502
1981
385 625 349 414 400 332 241
130 272 242 436
1982
453 517 438 334 501
8
149
1983
496 317
271
25
0
0
8 347 372
1984
420 514
475 203 126 54
1985
380 239
77 192 526
1986
252 326 654 330
54
14 377 441 413
1987
365 777 328 268 164 43
35
1988
269 335 346 235 339 242 21
96
49 294 330

Total Rerata
Des
342 3963 330.25
472 3385 282.08
545 4371 364.25
2400 342.86
421 2257 225.70
1792 298.67
355 1769 294.83
307 3168 316.80
1980 282.86
357 2913 242.75

Step 2 Memperbaiki data hujan yang hilang


Buat memperbaiki data hujan yang hilang, kita pake metode rasional. Caranya simpel. Misalnya
untuk data hujan stasiun Manis bulan Desember 1979 kan ilang, kita kumpulin stasiun-stasiun
temennya di tahun yang sama.
Curah hujan (mm)
1979
Manis
Asem
Asin

Jan
275
413
496

Feb
242
353
317

Mar
112
406
506

Apr
154
640
427

Mei
226
679
766

Bulan
Rerata awal
Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
398 0
45 248 103 475
207
249 41
72 105 377 797 597
394
138 74
135 84 197 481 342
330

Langkah pertamanya, kita rata-ratain semua data stasiun. Seperti pada gambar, kita dapet rerata
stasiun Manis, Asem, dan ASin masing-masing 207, 394, dan 330.
Nah, sekarang kita pake jurus sakti mandraguna mengisi data hujan yang hilang dengan metode
rasional, yaitu

dengan

Jadi untuk cari Manis Des 1979 adlah dengan


(

Dan, jadilah kayak begini


Curah hujan (mm)
1979
Manis
Asem
Asin

Jan
275
413
496

Feb
242
353
317

Mar
112
406
506

Apr
154
640
427

Mei
226
679
766

Bulan
Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
398 0
45 248 103 475 264
249 41
72 105 377 797 597
138 74
135 84 197 481 342

Nah, metode ini diulang buat semua data hujan yang hilang. Gampang, kan? Cuma ya kalo ada 100
yang ilang, ngulangin 100 kali aja.
STEP 3 RERATA REGIONAL
Nah, rerata regional yangkita mau itung ada dua. Pertama pake Thiessen, kedua pake Aritmatik.
Untuk yang Thiessen, misalnya kita punya proporsi area sebagai berikut

No Stasiun Area peta (cm2) Area asli ( = area peta x (50.000)2, hasil dalam km2)
1
Manis
53
13,25
2
Asem
31
7,75
3
Asin
16
4,00
Total
100
25

Nah, rumus sederhananya,

Jadi untuk cari hujan regional Bulan Januari tahun 1979, dengan data hujan di atas misalnya, kita
dapetin

Lain halnya, dengan aritmatik yang cumangerata-ratain aja, dengan rumus

Kita dapetin

Nah, jadi kita dapetin di tabel berikut,


Curah hujan (mm)
1979 Jan
Manis
275
Asem
413
Asin
496
Rerata Thiessen
353
Rerata Aritmatik
395

Feb
242
353
317
288
304

Mar
112
406
506
266
341

Apr
154
640
427
348
407

Mei
226
679
766
453
557

Bulan
Jun Jul Agust
398 0
45
249 41
72
138 74
135
310 25
68
262 38
84

Sep
248
105
84
177
146

Okt
103
377
197
203
226

Nop
475
797
481
576
584

Des
264
597
342
380
401

STEP 4 ERROR CHECKING


Step ini bertujuan untuk mementukan metode mana yang terbaik, apakah Thiessen atau Aritmatik.
Caranya simpel,

Dengan R adalah cura hujan stasiun ke-i dan n adalah jumlah stasiun. Sederhana, kan?
Coooooontohnya, dengan data yang masih sama, untuk error Thiessen Jan 79, dengan rerata 353,
kita dapetin:

Dengan data yang masih sama juga, untuk error Aritmatik Jan 79, dengan rerata 395, kita dapetin:
|

Di sini, kita dapet error Aritmatik (0,23) lebih kecil daripada error Thiessen (0,24), dengan kata lain,
untuk data bulan Januari 79, rerata aritmatik lebih baik. Nah, langkan ini terus diulang untuk setiap
bulan, seperti kita dapetin

Curah hujan (mm)


1979
Manis
Asem
Asin
Rerata Thiessen
Rerata Aritmatik
Error Thiessen
Error Aritmatik

Jan
275
413
496
353
395
0.24
0.23

Feb
242
353
317
288
304
0.15
0.15

Mar
112
406
506
266
341
0.73
0.84

Apr
154
640
427
348
407
0.63
0.68

Mei
226
679
766
453
557
0.58
0.64

Bulan
Jun Jul Agust Sep Okt
398
0
45 248 103
249 41
72 105 377
138 74
135 84 197
310 25
68 177 203
262 38
84 146 226
0.57 0.53 0.35 0.70 0.49
0.43 0.27 0.47 0.51 0.58

Nop
475
797
481
576
584
0.23
0.24

Des
264
597
342
380
401
0.30
0.34

Note: untuk data yang nilainya 0 (nol), jangan ikut diikutin di error checking.
Perhitungan error belum sampai di sini, lanjut kita rata-ratain error masing-masing metode.Simpel.
Tinggal rata-ratain, sebagai contoh.
Curah hujan (mm)
1979
Manis
Asem
Asin
Rerata Thiessen
Rerata Aritmatik
Error Thiessen
Error Aritmatik

Jan
275
413
496
353
395
0.24
0.23

Feb
242
353
317
288
304
0.15
0.15

Mar
112
406
506
266
341
0.73
0.84

Apr
154
640
427
348
407
0.63
0.68

Mei
226
679
766
453
557
0.58
0.64

Bulan
Jun Jul Agust Sep Okt
398
0
45 248 103
249 41
72 105 377
138 74
135 84 197
310 25
68 177 203
262 38
84 146 226
0.57 0.53 0.35 0.70 0.49
0.43 0.27 0.47 0.51 0.58

Nop
475
797
481
576
584
0.23
0.24

Rerata awal
Des
264
207
597
394
342
330
380
Mean Error
401
0.30
0.46
0.34
0.45

Kita dapet error Aritmatik (0,45) lebih kecil daripada error Thiessen (0,46), dengan kata lain, untuk
data tahun 79, rerata aritmatik lebih baik. Kemudian, proses error checking ini diulang untuk setiap
tahunnya.
Setelah diulang, kita jumlahin semua error masing-masing metode. Misalnya kita dapet total
errornya 31,60 untuk Thiessen dan 28,45 untuk Aritmatik (sumpah ni angka ngasal). Artinya, untuk
seluruh set data yang kita punya, metode aritmatik lebih baik (lebih kecil errornya). Maka dari itu,
kita kumpulkan data rerata aritmatik sebagai data yang akan kita gunakan ke depan. Hal yang sama
juga berlaku kalau kita dapat error Thiessen ternyata lebih baik.
Untuk contoh di panduan ini, kita gunakan rerata Thiessen.

STEP 5 DATA COMPILING, SORTING, AND RAINFALL PROBABILITY


Okay. Sekarang kita akan mendekati akhir perjalanan kita.
Setelah kita hitung cerah hujan rerata masing-masing tahun, kemudian kita daptai rerata aritmatik
lebih kecil errornya, maka kita kumpulkan data rerata Aritmatik masing-masing tahun. Seperti pada
contoh berikut.
Curah hujan rerata
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988

Jan
395
314
331
503
346
456
469
360
800
437

Feb
304
230
319
362
345
534
305
329
952
295

Mar
341
310
399
413
214
372
337
690
377
423

Apr
407
370
344
218
290
501
291
293
373
206

Mei
557
172
334
349
837
213
153
81
201
322

Jun Jul Agust


262 38
84
57 79
213
396 268
118
6
6
0
118
0
0
113 85
28
87 85
128
164 304
132
83 44
17
186 12
54

Sep
146
140
713
0
6
781
85
599
223
91

Okt
226
383
280
2
340
389
198
413
57
416

Nop
584
730
442
129
529
501
544
667
391
413

Des
401
396
465
463
408
347
363
275
596
289

Dari sini, kita sort (urutkan datanya dari besar ke kecil, untuk masing-masing bulan), kemudian
tambahkan kolom probability, seperti pada tabel berikut
Rank
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jan
800
503
469
456
437
395
360
346
331
314

Feb
952
534
362
345
329
319
305
304
295
230

Mar
690
423
413
399
377
372
341
337
310
214

Apr
501
407
373
370
344
293
291
290
218
206

Mei
837
557
349
334
322
213
201
172
153
81

Jun Jul Agust


396 304
213
262 268
132
186 85
128
164 85
118
118 79
84
113 44
54
87 38
28
83 12
17
57
6
0
6
0
0

Sep
781
713
599
223
146
140
91
85
6
0

Okt
416
413
389
383
340
280
226
198
57
2

Nop
730
667
584
544
529
501
442
413
391
129

Des Probability
596
9.09%
465
18.18%
463
27.27%
408
36.36%
401
45.45%
396
54.55%
363
63.64%
347
72.73%
289
81.82%
275
90.91%

Hitungan probability yang digunakan adalah metode weibull, yang secara matematis dijabarkan
sebagai

dengan
P = probability
m = rank (1 10)
n = jumlah data (10)
STEP 6 80% PROBABLE RAINFALL
Kita dapetin sampai proses terakhir, ada hujan-hujan dengan probability 9.09%, 18.18%, 27.27%,
36.36%, 45.45%, 54.55%, 63.64%, 72.73%, 81.82%, dan 90.91%. tapi jelas ga ada 80%. Untuk cari
hujan-hujan dengan probabilitas tersebut, kita pakai cara interpolasi. Gampang.

Untuk cari R80, yang pastinya berada di antara R81,82 dan R72,73

Misalnya untuk data Januari,

Sehingga kita dapatkan hasil seperti tabel berikut


Rank
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Sorted
9.09%
18.18%
27.27%
36.36%
45.45%
54.55%
63.64%
72.73%
81.82%
90.91%
R80

Jan
800
503
469
456
456
437
360
346
331
314
334

Feb
952
534
408
362
345
329
319
305
295
230
297

Mar
690
423
413
399
377
372
361
337
310
214
316

Apr
501
438
373
370
344
293
291
290
218
206
232

Mei
837
540
349
334
322
213
201
172
153
81
157

Jun Jul Agust


396 304
213
217 268
132
186 85
128
164 85
118
118 79
67
113 44
54
87 40
28
83 12
17
57
6
0
6
0
0
62
7
3

Sep
781
713
599
223
140
96
91
85
6
0
22

Okt
416
413
389
383
340
280
198
196
57
2
85

Hal serupa dilakukan untuk memperoleh nilai R dengan probabilitas lainnya.

Nop
730
667
544
529
524
501
442
413
391
129
395

Des
596
465
463
411
408
396
363
347
289
275
301

PART 3 MONTHLY DISCHARGE, EFFECTIVE RAINFALL, AND


EVAPOTRANSPIRATION
Di bagian ini dibahas tentang penentuan debit bulanan, curah hujan efektif, dan evapotranspirasi
STEP 1 MONTHLY DISCHARGE
Data yang kita pake untuk menentukan debit yang mengalir sampai ke bendung kita, seharusnya kita
dapatkan dari rekaman AWLR (automatic water level recorder). Tapi, tidak semua sungai punya alat
ini, apalagi sungai-sungai kecil. Maka dari itu, kita generate data debitnya dengan menggunakan
data hujan yang kita punya.
Metode yang kita pakai adalah metode rasional yakni

dengan
C

= kefisien pengaliran

= intensitas hujan

= luas daerah tangkapan hujan (DTH/DAS)

Rumus ini, sebenarnya haya berlaku untuk DAS kecil saja, kalau nggak salah yang luasnya kurang dari
200km2. Tapi karena tugas ini untuk latihan, kita pakai saja.
Koefisien pengaliran (C) biasanya disepakati besarnya berapa, misalnya 0,75. Kemudian luas area (A)
merupakan luas DAS sungai yang kita punya. Sedangkan intensitas hujan, harusnya kita tentuin
dengan metode Mononobe
(

dengan R24 itu hujan maksimum dalam 24 jam dan t dalam satuan jam.
But once again, to be short, kita langsung masukin nilai R yang kita dapet dari part sebelumnya buat
ngegantiin I ini.
Jadi, untuk C = 0,75 dan A = 25 km2 (sesuai part sebelumnya), kita dapatkan

Kemudian kita ulangi untuk masing-masing bulan, sehingga kita dapatkan

R80
Q80

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul


Agust Sep Okt Nop Des
mm/bulan
334 297 316 232 157 62
7
3 22 85 395 301
2416 2148 2286 1678 1136 448
51
22 159 615 2857 2177
l/s

Jangan lupa dibuat grafiknya,

Nilai-nilai ini kita simpan dahulu, untuk kemudian kita gunakan di penentuan luas daerah terlayani.
STEP 2 EFFECTIVE RAINFALL
Data yang digunakan pada penentuan curah hujan efektif adalah curah hujan dari stasiun yang
letaknya paling dekat dengan petak yang kita miliki. Sebagai contoh, dari plotting stasiun hujan yang
datanya kita gunakan, kita dapati stasiun asin merupakan stasiun yang paling dekat denga petak
irigasi yang akan kita airi.
asem

m a n is

a s in

Kita panggil kembali data hujan dari stasiun asin, yang telah kita perbaiki sebelumnya pada PART 2.
Tahun
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988

Jan
496
266
385
453
496
420
472
252
365
269

Feb
317
241
625
517
317
514
322
326
777
335

Mar
506
363
349
438
171
339
380
654
328
346

Apr
427
356
414
334
271
475
239
330
268
235

Mei
766
241
400
501
686
203
148
68
164
339

Bulan
Jun Jul Agust
138 74
135
86 95
208
332 241
130
8
9
0
25
0
0
126 54
24
87 89
126
54 260
14
43 34
13
242 21
96

Sep
84
156
272
0
8
713
77
377
165
49

Okt
197
399
242
2
347
351
192
441
35
294

Nop
481
502
436
149
372
453
526
413
337
330

Des
342
472
545
673
421
316
355
307
517
357

Seperti biasa, kita sort dan kita tentukan exceedence probabilitynya dengan metode Weibull
Rank Probability
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

9.09%
18.18%
27.27%
36.36%
45.45%
54.55%
63.64%
72.73%
81.82%
90.91%

Jan
496
496
472
453
420
385
365
269
266
252

Feb
777
625
517
514
335
326
322
317
317
241

Mar
654
506
438
380
363
349
346
339
328
171

Apr
475
427
414
356
334
330
271
268
239
235

Mei
766
686
501
400
339
241
203
164
148
68

Bulan
Jun Jul Agust
332 260
208
242 241
135
138 95
130
126 89
126
87 74
96
86 54
24
54 34
14
43 21
13
25
9
0
8
0
0

Sep
713
377
272
165
156
84
77
49
8
0

Okt
441
399
351
347
294
242
197
192
35
2

Nop
526
502
481
453
436
413
372
337
330
149

Des
673
545
517
472
421
357
355
342
316
307

Lalu kita tentukan juga R50 dan R80nya dengan interpolasi


Rainfall (mm/bulan)
R50
R80

Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun Jul
Agust Sep
Okt
Nop
Des
402.50 330.50 356.00 332.00 290.00 86.56 64.00 59.96 120.00 268.00 424.50 389.00
266.60 317.00 330.26 244.80 150.87 28.60 11.37 2.67 16.20 66.40 331.34 321.04

Setelah itu, kita tentukan curah hujan efektif harian, dengan mengalikan konstanta efektifitas 0,7,
dan mengubah satuan hujannya ke dalam mm/hari (dengan membagi 30).
effective Rainfall (mm/hari)
Re50
Re80

Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun Jul
Agust Sep
Okt
Nop
Des
9.39
7.71
8.31
7.75
6.77 2.02 1.49 1.40
2.80
6.25
9.91
9.08
6.22
7.40
7.71
5.71
3.52 0.67 0.27 0.06
0.38
1.55
7.73
7.49

Jangan lupa dibuat grafik Re-nya juga

STEP 3 EVAPOTRANSPIRATION
Metode penentuan nilai evapotranspirasi yang digunakan adalah metode Penman Modifikasi, yakni
metode penentuan evapotranspirasi yang sampai saat ini dianggap paling lengkap dan akurat.
Langkah pertama yang dilakukan adalah merata-ratakan data klimatologi yang kita miliki menjadi
bentuk rerata bulanan.
DATA TEMPERATUR ( C )
Tahun
Jan Feb
1979
27.0 26.7
1980
27.3 26.6
1981
27.0 26.9
1983
27.3 27.3
1984
26.3 26.3
1985
27.4 26.5
1986
27.0
1987
27.1 26.3
1988
27.0 27.2
1989
26.2 25.8
rerata bulanan ( C ) 26.96 26.62

Mar
27.0
26.7
26.7
27.8

Apr
27.3
26.5
26.7
27.6
26.7
26.9
26.4
27.3

Mei
26.9
26.9
26.4
26.3
27.0
26.9
27.2
26.1
27.2
26.6
27.1
27.8
27.9
25.1 25.9 25.5
26.74 26.81 26.84

Juni
25.6
26.0
26.3
25.2
25.8
26.8
26.6
26.0
26.3
25.7
26.03

Juli
25.2
26.2
25.0
24.4
25.5
25.9
25.4
25.5
25.4

Ags
25.5
25.9
25.6
24.5
25.9
26.7
24.8
25.1
26.0
24.6
25.39 25.46

Sept
26.7
26.7
25.9
25.7
26.0
26.5
25.8
26.2
25.9
24.3
25.97

Okt
27.1
27.2
26.9
25.5
26.9
27.1
26.3
26.3
26.5
24.8
26.46

Nov
27.9
26.6
26.2
27.0
27.2

Des
27.0
27.1
26.9
26.3
26.9

27.6
26.6

27.0
26.3
25.2
27.01 26.59

DATA PENYINARAN MATAHARI ( % )


Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1979
39
49
51
69
58
48
50
71
62
62
52
1980
48
46
50
47
55
78
74
69
78
61
41
1981
39
54
62
63
75
70
54
79
57
71
44
52
1983
54
58
59
58
41
40
57
71
70
54
46
43
1984
37
42
46
67
40
58
55
30
63
44
38
1985
59
29
58
56
66
57
74
64
71
67
52
1986
49
40
66
84
19
59
62
48
46
1987
33
45
58
55
69
21
61
62
63
46
52
46
1988
44
46
37
59
31
49
22
21
51
41
50
1989
43
35
29
60
75
27
43
16
21
46
rerata bulanan (%)
44.50 44.89 49.33 57.78 64.90 42.56 59.33 57.70 52.50 54.20 48.71 46.00

DATA KELEMBABAN UDARA ( % )


Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1979
89
89
88
89
89
89
90
80
86
84
88
89
1980
87
89
88
89
86
83
86
85
82
84
88
1981
86
85
85
84
85
88
88
84
85
82
86
84
1983
88
88
87
88
92
88
88
86
84
89
87
86
1984
86
86
86
86
85
84
83
85
83
84
86
1985
83
85
81
85
82
83
81
84
79
81
82
1986
82
85
81
74
78
75
77
82
81
1987
85
88
88
86
86
88
84
84
84
81
86
87
1988
85
82
87
85
86
86
87
85
84
86
87
1989
88
89
86
88
80
82
81
84
86
85
rerata bulanan (%)
85.90 86.78 86.11 86.22 84.50 85.00 84.67 83.10 83.60 83.50 85.57 86.50
DATA KECEPATAN ANGIN (Knot)
Tahun
Jan Feb Mar
1979
1980
1981
2
2
1
1983
1984
2
2
1985
1986
2
1
1987
1988
1989
rerata bulanan (knot)
2.0
2.0
1.0

Apr

Mei

Juni

Juli

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

1
1
2

1.0

1.0

1.3

1.3

1.3

1.7

1.3

1.5

2.0

Sayang sekali, pada bagian ini tidak akan terlalu banyak dibahas mengenai evapotranspirasi, karena
langkah pengerjaannya cukup panjang dan sudah tersedia referensi yang cukup baik mengenai. Oleh
karena itu, pada bagian ini hanya akan ditampilkan hasilnya saja. Selebihnya, tolong lihat referensi.
Bulan
ET0 (mm/hari)

Jan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Agu Sep Okt Nov Des
4.61 4.83 3.99 4.44 4.08 2.94 3.47 2.95 3.27 4.71 4.32 4.69

PART 4 CROP CYCLE AND FIELD REQUIREMENT


Pada bagian ini akan dibahas mengenai pola tanam dan kebutuhan air.
STEP 1 THE CYCLE START
Hal yang pertama kali harus kita tentukan adalah kapan kita akan mulai menanam padi.
Penentuannya berdasarkan kapan (pada bulan apa) curah hujan daerah sawah kita relatif tinggi
dibanding bulan-bulan lainnya. Untuk menentukan waktu tersebut, kita gunakan grafik R80 dari
PART 3 STEP 2, karena padi yang kita tanam akan mengandalakn Re80.

Kurva curah hujan di Indonesia umumnya berbentuk seperti pelana. Bagian yang dilingkari
merupakan bulan-bulan ketika curah hujan mulai naik kembali, biasanya sekitar September sampai
November.
Pada kasus ini, curah hujan mulai naik ketika bulan Oktober dan November, dengan curah hujan
November lebih tinggi dibanding Oktober. Oleh karenanya, kita pilih bulan November sebagai awal
waktu cocok tanam kita.
Hal penting yang perlu diingat, pola tanam yang kita lakukan pada daerah irigasi kita, tidak serentak
dimulai pada bulan yang kita pilih, tetapi waktu dimulainya penanaman dibagi ke dalam tiga
golongan. Golngan-golongan tersebut yakni Golongan A yang dimulai pada waktu yang kita pilih,
Golongan B yang dimulai pada h+15 dari waktu yang kita pilih, dan Golngan C yang dimulai pada
h+30 dari waktu yang kita pilih.
Sebagai contoh, dengan bulan November yang kita pilih sebagai awal waktu tanam kita, Golongan A
dimulai pada awal November, Golongan B dimulai pada pertengahan November, dan Golongan C
dimulai pada awal Desember.
STEP 2 THE CROPPING PATTERN AND CROP COEFFICIENT
Sangat penting menentukan pola tanam dan tanaman mana yang kita pilih, karena berpengaruh
terhadap lama tanam dan kebutuhan air. Tanaman yang dipilih antara lain Padi Unggul (U), Padi
Biasa (B), dan Palawija (P). Pola tanam yang dapat dipilih merupakan kombinasi penanaman
tamanan-tanaman tersebut.

Pada tugas besar ini, kita gunakan pola tanam UUP (Unggul-Unggul Palawija). Kedua tanaman
memiliki masa tanam 6 periode (1 periode = bulan). Nilai-nilai koefisien tanam tertera pada tabel
di bawah ini, dengan mengacu pada Tabel 2.1 Buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi.
Periode

Koefisien tanam
Padi Varietas Unggul
Palawija
(standar FAO)
1
1,1
0,5
2
1,1
0,75
3
1,05
1,0
4
1,05
1,0
5
0,95
0,82
6
0
0,45
Koefisien tanam merupakan angka pengali Evapotranspirasi potensial. Angkanya berubah-ubah
sesuai dengan umur tanaman karena tanaman bertranspirasi dengan rate yang berbeda tergantung
kepada umur tanaman tersebut.
STEP 3 CROP CYCLE SCHEME
Pertama-tama, kita mulai dengan membuat tabel untuk 24 periode tanam (jumlah bulan dikali 2).

Bulan Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct
Periode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Kemudian, untuk penanaman Golongan A yang dimulai awal Bulan November, sebelum kita letakkan
koefisien tanam, kita bagi terlebih dahulu golongan ini ke dalam kelompok tanam, yakni C1, C2, dan
C3. Perbedaan dari ketiga kelompok tanam ini adalah masa LP (Land Processing) yang berbeda-beda:
C1 satu periode, C2 dua periode, dan C3 tiga periode.
Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct
Bulan
Periode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
C1
LP
C2
LP LP
C3
LP LP LP

Setelah LP masuk, kita masukkan angka-angka koefisien tanaman ke setiap kelompok tanam. Sampai
tahap ini, kita telah mendapatkan U dari pola tanam UUP.
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar
Bulan
Periode I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
C1
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
C2
LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
C3
LP LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00

Apr
I

II

May
II

Jun
I

Jul
II

Aug
II

Sep
II

Oct
II

II

Setelah itu, kita masukkan kembali LP yang lamanya masih berbeda-beda untuk setiap kelompok
tanam. LP tidak boleh dimasukkan segera setelah masa tanam habis, namun tunggu sampai masa
tanam kelompok terakhir habis. Kemudian seperti biasa, kita masukkan koefisien tanam padi unggul.
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Bulan
Periode I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
C1
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
C2
LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
C3
LP LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00

Aug
I

Sep
II

Oct
II

II

Sampai tahap ini kita telah mendapatkan UU dari pola tanama UUP kita. Untuk huruf P-nya, kita
akan memasukkan palawija. Tidak sepeti memasukkan U yang membutuhkan LP terlebih dahulu.
Setelah habis masa tanam padi unggul kedua, langsung saja masukkan P.
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Bulan
Periode I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
C1
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45
C2
LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45
C3
LP LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45

Terakhir, kita rata-ratakan koefisien tanamannya untuk setiap periode (setiap kolom). Khusus untuk
kolom yang ber-LP, nilai reratanya menjadi LP.
Gol. A
Bulan
Periode
C1
C2
C3
C

I
LP
LP
LP
LP

Nov
II
1.10
LP
LP
LP

Dec

Jan

Feb

II

II

1.10
1.10
LP
LP

1.05
1.10
1.10
1.08

1.05
1.05
1.10
1.07

0.95
1.05
1.05
1.02

II

Mar
II

0.00
LP
0.95 0.00
LP
1.05 0.95 0.00 LP
0.67 0.48 0.00 LP

Apr

May
II

II

1.10
LP
LP
LP

1.10
1.10
LP
LP

1.05
1.10
1.10
1.08

1.05
1.05
1.10
1.07

Jun

Jul

Aug

Sep

II

II

II

0.95
1.05
1.05
1.02

0.00
0.95
1.05
0.67

0.50
0.00
0.95
0.48

0.75
0.50
0.00
0.42

1.00
0.75
0.50
0.75

1.00
1.00
0.75
0.92

0.82
1.00
1.00
0.94

Oct
II

II

0.45
0.82 0.45
1.00 0.82 0.45
0.76 0.64 0.45

Jadilah UUP golongan A. Utuk golongan B yang dimulai satu periode setelah Golongan A, tinggal
geser saja satu kolom. Gitu juga dengan golongan C.
Gol. B
Nov
Dec
Bulan
Periode I
II
I
II
C1
LP
1.10 1.10
C2
LP LP
1.10
C3
0.45 LP LP LP
C
0.5 LP LP LP
Gol. C
Nov
Dec
Bulan
Periode I
II
I
II
C1
LP
1.10
C2
0.45
LP LP
C3
0.82 0.45 LP LP
C
0.6 0.5 LP LP

Jan
I

Feb
II

II

Mar
II

Apr
I

1.05 1.05 0.95 0.00


LP
1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP
1.1 1.1
1 0.7 0.5
0 LP

Jan
I

Feb
II

II

Mar
II

II
1.10
LP
LP
LP

II

1.10 1.05 1.05 0.95 0.00


LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
LP
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP
LP
1.1 1.1
1 0.7 0.5
0 LP

Jun
I

Jul
II

Aug
II

Sep
II

Oct
II

II

1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82
LP
1.1 1.1
1 0.7 0.5 0.4 0.8 0.9 0.9 0.8 0.6

Apr
I

May
II

May
II

1.10
LP
LP
LP

Jun
I

Jul
II

Aug
II

Sep
II

Oct
II

II

1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00
LP
1.1 1.1
1 0.7 0.5 0.4 0.8 0.9 0.9 0.8

STEP 4 FIELD REQUIREMENT


Pada bagian ini, pada dasarnya kita hanya menggunakan persamaan NFR (Net Field Requirement)
yang tertera di Buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi, yakni

Langsung saja kita sediakan baris buat mereka. Khusus untuk ETC terlebih dahulu kita siapkan baris
ET0 karena ETC merupakan perkalian ET0 dengan koefisien tanaman. Kemudian untuk Re, kita
sediakan dua baris: satu untuk Re80 yang kita gunakan untuk padi dan satu untu Re50 yang kita
gunakan untuk palawija.
Perlu diingat, satuan-satuan ET0, P, Re50, Re80, WLR, ETC, dan NFR adalah mm/hari. Sedangkan
satuan DR adalah l/s/ha.

Gol. A
Bulan
Periode
ET0
P
Re50
Re80
WLR
C1
C2
C3
C
ETC
NFR
DR

Nov
II

LP
LP
LP
LP

1.10
LP
LP
LP

Dec

Jan

Feb

II

II

1.10
1.10
LP
LP

1.05
1.10
1.10
1.08

1.05
1.05
1.10
1.07

0.95
1.05
1.05
1.02

II

Mar
II

0.00
LP
0.95 0.00
LP
1.05 0.95 0.00 LP
0.67 0.48 0.00 LP

Apr

May
II

II

1.10
LP
LP
LP

1.10
1.10
LP
LP

1.05
1.10
1.10
1.08

1.05
1.05
1.10
1.07

Jun

Jul

Aug

Sep

II

II

II

0.95
1.05
1.05
1.02

0.00
0.95
1.05
0.67

0.50
0.00
0.95
0.48

0.75
0.50
0.00
0.42

1.00
0.75
0.50
0.75

1.00
1.00
0.75
0.92

0.82
1.00
1.00
0.94

Oct
II

II

0.45
0.82 0.45
1.00 0.82 0.45
0.76 0.64 0.45

Pertama-tama kita masukkan data yang sudah kita peroleh dari tahapan-tahapan sebelumnya, yakni
ET0 dari PART 3 STEP 3, serta Re50 dan Re80 dari PART 3 STEP 2.
Gol. A
Bulan
Periode
ET0
P
Re50
Re80
WLR
C1
C2
C3
C
ETC
NFR
DR

Nov
I

Dec
I

II

II

Jan
I

II

Feb
I
II

Mar
I
II

Apr
I

May
I
II

II

Jun
I
II

Jul
I

II

Aug
I
II

Sep
I

Oct
I

II

II

4.61

4.61

4.83 4.83

3.99 3.99 4.44

4.44

4.08

4.08

2.94

2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27

4.71 4.71

4.32

4.32

4.69

4.69

9.39
6.22

9.39
6.22

7.71 7.71
7.40 7.40

8.31 8.31 7.75


7.71 7.71 5.71

7.75
5.71

6.77
3.52

6.77
3.52

2.02
0.67

2.02 1.49 1.49 1.40 1.40 2.80 2.80


0.67 0.27 0.27 0.06 0.06 0.38 0.38

6.25 6.25
1.55 1.55

9.91
7.73

9.91
7.73

9.08
7.49

9.08
7.49

1.05
1.05
1.10
1.07

0.00
0.95
0.48

LP
LP
0.00 LP
0.00 LP

1.00
0.75
0.50
0.75

0.82
1.00
1.00
0.94

0.45
0.82
1.00
0.76

0.45
0.82
0.64

0.45
0.45

LP
LP
LP
LP

1.10 1.10
LP
1.10
LP
LP
LP
LP

1.05
1.10
1.10
1.08

0.95
1.05
1.05
1.02

0.00
0.95
1.05
0.67

1.10 1.10
LP
1.10
LP
LP
LP
LP

1.05
1.10
1.10
1.08

1.05
1.05
1.10
1.07

0.95
1.05
1.05
1.02

0.00
0.95
1.05
0.67

0.50
0.00
0.95
0.48

0.75
0.50
0.00
0.42

1.00
1.00
0.75
0.92

Setelah itu, masukkan nilai P sebesar 2 mm/hari dan nilai WLR sesuai panduan pada Buku Bagian
Penunjang Standar Perencanaan Irigasi.
Gol. A
Bulan
Periode
ET0
P
Re50
Re80
WLR
C1
C2
C3
C
ETC
NFR
DR

Nov
I

Dec
I

II

4.61

4.61

2.00
9.39
6.22

2.00
9.39
6.22

LP
LP
LP
LP

II

4.83 4.83

2.00 2.00
7.71 7.71
7.40 7.40
1.10
1.10 1.10 1.05
LP
1.10 1.10
LP
LP
1.10
LP
LP
1.08

Jan
I

II

Feb
I
II

Mar
I
II

Apr
I

3.99 3.99 4.44

4.44

4.08

4.08

2.94

2.00
8.31
7.71
1.10
1.05
1.05
1.10
1.07

2.00
7.75
5.71
1.10

2.00
6.77
3.52

2.00
6.77
3.52

2.00
2.02
0.67

2.00
8.31
7.71
2.20
0.95
1.05
1.05
1.02

2.00
7.75
5.71
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

0.00
0.95
0.48

LP
LP
0.00 LP
0.00 LP

May
I
II

II

Jun
I
II

Jul
I

II

2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27

2.00 2.00 2.00 2.00


2.02 1.49 1.49 1.40
0.67 0.27 0.27 0.06
1.10 1.10 2.20
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95
LP
1.10 1.10 1.05 1.05
LP
LP
1.10 1.10 1.05
LP
LP
1.08 1.07 1.02

Nilai ETC ditentukan dengan

Tetapi khusus untuk periode bernilai LP, ditentukan dengan

2.00
1.40
0.06
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

2.00
2.80
0.38
1.10
0.50
0.00
0.95
0.48

Aug
I
II

Sep
I

Oct
I

II

II

4.71 4.71

4.32

4.32

4.69

4.69

2.00
2.80
0.38

2.00 2.00
6.25 6.25
1.55 1.55

2.00
9.91
7.73

2.00
9.91
7.73

2.00
9.08
7.49

2.00
9.08
7.49

0.75
0.50
0.00
0.42

1.00
0.75
0.50
0.75

0.82
1.00
1.00
0.94

0.45
0.82
1.00
0.76

0.45
0.82
0.64

0.45
0.45

1.00
1.00
0.75
0.92

dengan

(tiga periode LP), dan

. Selengkapnya, kita

bisa baca lebih jauh di Buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi.
Untuk memudahkan, ada baiknya kita sisipkan baris M dan k.
Gol. A
Bulan
Periode
ET0
P
Re50
Re80
WLR
C1
C2
C3
C
M
k
ETC
NFR
DR

Nov
I

Dec
I

II

4.61

4.61

2.00
9.39
6.22

2.00
9.39
6.22

II

4.83 4.83

2.00 2.00
7.71 7.71
7.40 7.40
1.10
LP
1.10 1.10 1.05
LP
LP
1.10 1.10
LP
LP
LP
1.10
LP
LP
LP
1.08
6.61 6.61 6.83
0.99 0.99 1.02
10.51 10.51 10.65 5.23

Jan
I

II

Feb
I
II

Mar
I
II

Apr
I

3.99 3.99 4.44

4.44

4.08

4.08

2.94

2.00
8.31
7.71
1.10
1.05
1.05
1.10
1.07

2.00
7.75
5.71
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

2.00
7.75
5.71
1.10

2.00
6.77
3.52

2.00
6.77
3.52

2.00
2.02
0.67

4.26 4.06 2.96

2.11

2.00
8.31
7.71
2.20
0.95
1.05
1.05
1.02

II

May
I
II

Jun
I
II

0.00 10.16

II

2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27

2.00 2.00 2.00 2.00


2.02 1.49 1.49 1.40
0.67 0.27 0.27 0.06
1.10 1.10 2.20
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95
LP
LP
1.10 1.10 1.05 1.05
0.00 LP
LP
LP
1.10 1.10 1.05
0.00 LP
LP
LP
1.08 1.07 1.02
6.08 4.94 4.94
0.91 0.74 0.74

0.00
0.95
0.48

Jul
I

9.44

2.00
1.40
0.06
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

2.00
2.80
0.38
1.10
0.50
0.00
0.95
0.48

Aug
I
II

Sep
I

Oct
I

II

II

4.71 4.71

4.32

4.32

4.69

4.69

2.00
2.80
0.38

2.00 2.00
6.25 6.25
1.55 1.55

2.00
9.91
7.73

2.00
9.91
7.73

2.00
9.08
7.49

2.00
9.08
7.49

0.75
0.50
0.00
0.42

1.00
0.75
0.50
0.75

1.00
1.00
0.75
0.92

0.82
1.00
1.00
0.94

0.45
0.82
1.00
0.76

0.45
0.82
0.64

0.45
0.45

3.53 4.32

4.06

3.27

2.98

2.11

9.44 3.76 3.70 3.00 1.97 1.58 1.36

Sampai disini, barulah kita gunakan rumus NFR

Perlu diingat, untuk Re yang digunakan untuk padi adalah Re80, sedangkan untuk palawija Re50.
Kemudian untuk memudahkan, Re50 pada Golngan A ini digunakan mulai Agustus I, yakni ketika
ketiga kelompok tanam sudah ditanami palawija seluruhnya.
Nilai NFR haruslah positif. Jika didapat hasil NFR bernilai negatif, nilai tersebut dinolkan saja. Karne
maksud dari nilai NFR negatif yang didapat adalah petak sawah yang akan kita airi terlah mendapat
air dari hujan yang cukup banyak, sehingga air hujan tersebt menutupi kelhilangan air di petak akibat
evaporasi, perkolasi, dan pergantian lapisan air.
Gol. A
Bulan
Periode
ET0
P
Re50
Re80
WLR
C1
C2
C3
C
M
k
ETC
NFR
DR

Nov
I

Dec
I

II

4.61

4.61

2.00
9.39
6.22

2.00
9.39
6.22

II

4.83 4.83

2.00 2.00
7.71 7.71
7.40 7.40
1.10
LP
1.10 1.10 1.05
LP
LP
1.10 1.10
LP
LP
LP
1.10
LP
LP
LP
1.08
6.61 6.61 6.83
0.99 0.99 1.02
10.51 10.51 10.65 5.23
6.29

6.29

5.26 0.93

Jan
I

II

Feb
I
II

Mar
I
II

Apr
I

3.99 3.99 4.44

4.44

4.08

4.08

2.94

2.00
8.31
7.71
1.10
1.05
1.05
1.10
1.07

2.00
7.75
5.71
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

2.00
7.75
5.71
1.10

2.00
6.77
3.52

2.00
6.77
3.52

2.00
2.02
0.67

4.26 4.06 2.96

2.11

0.00 10.16

0.00 0.55 0.35

0.00

0.00

2.00
8.31
7.71
2.20
0.95
1.05
1.05
1.02

0.00
0.95
0.48

II

May
I
II

Jun
I
II

Jul
I

II

2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27

Aug
I
II

Sep
I

Oct
I

II

II

4.71 4.71

4.32

4.32

4.69

4.69

2.00
2.80
0.38

2.00 2.00
6.25 6.25
1.55 1.55

2.00
9.91
7.73

2.00
9.91
7.73

2.00
9.08
7.49

2.00
9.08
7.49

0.75
0.50
0.00
0.42

1.00
0.75
0.50
0.75

1.00
1.00
0.75
0.92

0.82
1.00
1.00
0.94

0.45
0.82
1.00
0.76

0.45
0.82
0.64

0.45
0.45

9.44 3.76 3.70 3.00 1.97 1.58 1.36

3.53 4.32

4.06

3.27

2.98

2.11

8.64 10.77 10.77 6.59 6.53 7.14 5.00 4.30 2.98

0.00 4.77

0.00

0.00

0.00

0.00

2.00 2.00 2.00 2.00


2.02 1.49 1.49 1.40
0.67 0.27 0.27 0.06
1.10 1.10 2.20
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95
LP
LP
1.10 1.10 1.05 1.05
0.00 LP
LP
LP
1.10 1.10 1.05
0.00 LP
LP
LP
1.08 1.07 1.02
6.08 4.94 4.94
0.91 0.74 0.74
9.44

2.00
1.40
0.06
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

2.00
2.80
0.38
1.10
0.50
0.00
0.95
0.48

Terakhir, kita peroleh DR dengan rumus

(Penjelasan lengkap mengenasi rumus ini bisa kita baca di Buku Bagian Penunjang Standar
Perencanaan Irigasi), sehingga kita dapatkan

Gol. A
Bulan
Periode
ET0
P
Re50
Re80
WLR
C1
C2
C3
C
M
k
ETC
NFR
DR

Nov
I

Dec
I

II

4.61

4.61

2.00
9.39
6.22

2.00
9.39
6.22

Jan
I

II

4.83 4.83

2.00 2.00
7.71 7.71
7.40 7.40
1.10
LP
1.10 1.10 1.05
LP
LP
1.10 1.10
LP
LP
LP
1.10
LP
LP
LP
1.08
6.61 6.61 6.83
0.99 0.99 1.02
10.51 10.51 10.65 5.23
6.29
1.12

6.29
1.12

5.26 0.93
0.94 0.17

Feb
I
II

II

Mar
I
II

Apr
I

3.99 3.99 4.44

4.44

4.08

4.08

2.94

2.00
8.31
7.71
1.10
1.05
1.05
1.10
1.07

2.00
7.75
5.71
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

2.00
7.75
5.71
1.10

2.00
6.77
3.52

2.00
6.77
3.52

2.00
2.02
0.67

4.26 4.06 2.96

2.11

0.00 10.16

0.00 0.55 0.35


0.00 0.10 0.06

0.00
0.00

0.00
0.00

2.00
8.31
7.71
2.20
0.95
1.05
1.05
1.02

0.00
0.95
0.48

May
I
II

II

Jun
I
II

Jul
I

Aug
I
II

II

2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27

Sep
I

Oct
I

II

II

4.71 4.71

4.32

4.32

4.69

4.69

2.00
2.80
0.38

2.00 2.00
6.25 6.25
1.55 1.55

2.00
9.91
7.73

2.00
9.91
7.73

2.00
9.08
7.49

2.00
9.08
7.49

0.75
0.50
0.00
0.42

1.00
0.75
0.50
0.75

1.00
1.00
0.75
0.92

0.82
1.00
1.00
0.94

0.45
0.82
1.00
0.76

0.45
0.82
0.64

0.45
0.45

9.44 3.76 3.70 3.00 1.97 1.58 1.36

3.53 4.32

4.06

3.27

2.98

2.11

8.64 10.77 10.77 6.59 6.53 7.14 5.00 4.30 2.98


1.54 1.92 1.92 1.17 1.16 1.27 0.89 0.77 0.53

0.00 4.77
0.00 0.85

0.00
0.00

0.00
0.00

0.00
0.00

0.00
0.00

2.00 2.00 2.00 2.00


2.02 1.49 1.49 1.40
0.67 0.27 0.27 0.06
1.10 1.10 2.20
LP
1.10 1.10 1.05 1.05 0.95
LP
LP
1.10 1.10 1.05 1.05
0.00 LP
LP
LP
1.10 1.10 1.05
0.00 LP
LP
LP
1.08 1.07 1.02
6.08 4.94 4.94
0.91 0.74 0.74
9.44

2.00
1.40
0.06
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

2.00
2.80
0.38
1.10
0.50
0.00
0.95
0.48

Proses ini kemudian diulang untuk setiap golongan.


Gol. B
Nov
Bulan
Periode I
ET0
4.61
2.00
P
9.39
Re50
6.22
Re80
WLR
C1
C2
0.45
C3
0.45
C
M
k
ETC
2.07
0.00
NFR
0.00
DR

Dec
I

II
4.61

4.83

2.00
9.39
6.22

2.00
7.71
7.40

Jan
I

II
4.83

2.00
7.71
7.40
1.10
LP
1.10 1.10
LP
LP
1.10
LP
LP
LP
LP
LP
LP
6.61 6.83 6.83
0.99 1.02 1.02
10.51 10.65 10.65
6.29
1.12

5.26
0.94

Gol. C
Nov
Dec
Bulan
Periode I
II
I
ET0
4.61 4.61 4.83
2.00 2.00 2.00
P
9.39 9.39 7.71
Re50
6.22 6.22 7.40
Re80
WLR
LP
C1
0.45
LP
C2
0.82 0.45 LP
C3
0.64 0.45 LP
C
6.83
M
1.02
k
ETC
2.93 2.07 10.65
0.00 0.00 5.26
NFR
0.00 0.00 0.94
DR

6.36
1.13

4.83

Feb
I
II

Mar
I
II

Apr
I

May
I
II

II

3.99 3.99 4.44 4.44 4.08

4.08

2.94

2.94

2.00
8.31
7.71
1.10
1.05
1.10
1.10
1.08

2.00
6.77
3.52

2.00
2.02
0.67

2.00
2.02
0.67

2.00
8.31
7.71
2.20
1.05
1.05
1.10
1.07

2.00
7.75
5.71
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

3.47

II

Aug
I
II

Sep
I
II

Oct
I
II

3.47 2.95 2.95 3.27 3.27 4.71 4.71 4.32 4.32 4.69 4.69

4.33 4.26 4.51 2.96 1.94

0.00

9.77

3.76 3.14 3.00 2.18 1.58 1.96 3.53 3.96 4.06 3.55 2.98

0.00 0.75 1.90 0.35 0.42


0.00 0.13 0.34 0.06 0.07

0.00 10.77 10.77 12.61


0.00 1.92 1.92 2.24

6.59 7.28 6.04 4.90 3.20 2.41 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1.17 1.30 1.07 0.87 0.57 0.43 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Feb
I
II

2.00
6.77
3.52

Jul
I

2.00
1.49
0.27
1.10
1.05
1.10
1.10
1.08

II

2.00
7.75
5.71
1.10
0.95
1.05
1.05
1.02

Jun
I
II

2.00
1.49
0.27
1.10
LP
1.10 1.10
LP
LP
1.10
0.00 LP
LP
LP
0.00 LP
LP
LP
4.94 4.94 5.47
0.74 0.74 0.82

Jan
I

II

II

0.00
0.95
0.48

Mar
I
II

3.99 3.99 4.44 4.44 4.08

9.44

Apr
I

9.44

May
I
II

II

2.00
1.40
0.06
1.10
0.95
1.05
1.05
1.02

Jun
I
II

2.00
2.80
0.38
1.10
0.00
0.95
1.05
0.67

Jul
I

2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00


2.80 6.25 6.25 9.91 9.91 9.08 9.08
0.38 1.55 1.55 7.73 7.73 7.49 7.49
0.50
0.00
0.95
0.48

II

0.75
0.50
0.00
0.42

1.00
0.75
0.50
0.75

Aug
I
II

1.00
1.00
0.75
0.92

0.82
1.00
1.00
0.94

Sep
I
II

0.45
0.82 0.45
1.00 0.82
0.76 0.64

Oct
I
II

4.08

2.94

2.94

2.00
6.77
3.52

2.00
6.77
3.52

2.00
2.02
0.67

2.00
2.02
0.67

0.00
0.95
1.05
0.67

0.00
0.95
0.48

10.65 10.11 4.33 4.73 4.51 2.72

1.94

0.00

0.42
0.07

1.33 10.77 12.61 12.61 7.33 6.18 6.05 3.80 2.73 2.41 0.00 0.00 0.00 0.00
0.24 1.92 2.24 2.24 1.31 1.10 1.08 0.68 0.49 0.43 0.00 0.00 0.00 0.00

2.00 2.00
7.71 8.31
7.40 7.71
1.10 1.10
1.10 1.10
LP
1.10
LP
LP
LP
LP
6.83 5.99
1.02 0.90
6.36
1.13

2.00
8.31
7.71
2.20
1.05
1.10
1.10
1.08

2.00
7.75
5.71
1.10
1.05
1.05
1.10
1.07

2.00
7.75
5.71
1.10
0.95
1.05
1.05
1.02

5.50 0.82 2.12 1.90 1.20


0.98 0.15 0.38 0.34 0.21

3.47

2.00
1.40
0.06
2.20
1.05
1.05
1.10
1.07

3.47 2.95 2.95 3.27 3.27 4.71 4.71 4.32 4.32 4.69 4.69

2.00 2.00
1.49 1.49
0.27 0.27
1.10 1.10
LP
1.10 1.10
LP
LP
1.10
0.00 LP
LP
LP
0.00 LP
LP
LP
4.94 5.47 5.47
0.74 0.82 0.82
9.44

9.77

2.00
1.40
0.06
2.20
1.05
1.10
1.10
1.08

2.00
1.40
0.06
1.10
1.05
1.05
1.10
1.07

2.00
2.80
0.38
1.10
0.95
1.05
1.05
1.02

2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00


2.80 6.25 6.25 9.91 9.91 9.08 9.08
0.38 1.55 1.55 7.73 7.73 7.49 7.49
0.00
0.95
1.05
0.67

0.50
0.00
0.95
0.48

0.75
0.50
0.00
0.42

1.00
0.75
0.50
0.75

1.00
1.00
0.75
0.92

0.82
1.00
1.00
0.94

0.45
0.82
1.00
0.76

9.77 3.19 3.14 3.32 2.18 2.28 1.96 3.24 3.96 4.41 3.55

PART 5 IRRIGATEABLE FIELD


STEP 1 DELIVERY ALTERNATIVES
Pada bagian ini, selain me-recall nilai-nilai DR untuk berbagai golongan yang kita dapatkan dari
perhitungan sebelumnya, kita juga akan menentukan nilai DR alternatif kombinasi dua golongan
atau lebih.
Di buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi), kita dapat tentukan 6 alternatif, yaitu:
Alt 1. Golongan A
Alt 2. Golongan B
Alt 3. Golongan C

Alt 4. Kombinasi Golongan A dan B


Alt 5. Kombinasi Golongan B dan C
Alt 6. Kombinasi Golongan A, B, dan C

Tetapi, dapat juga kita tambahkan alternatif kombinasi Golongan A dan C.


Langkah pertama, kita recall DR periodik dari masing-masing golongan,
Bulan
Periode
Alt 1 Gol. A
Alt 2 Gol. B
Alt 3 Gol. C

Nov
I
1.12
0.00
0.00

II
1.12
1.12
0.00

Dec
I
0.94
0.94
0.94

II
0.17
1.13
1.13

Jan
I
0.00
0.00
0.98

II
0.10
0.13
0.15

Feb
I
0.06
0.34
0.38

II
0.00
0.06
0.34

Mar
I
0.00
0.07
0.21

II
1.54
0.00
0.07

Apr
I
1.92
1.92
0.24

II
1.92
1.92
1.92

May
I
1.17
2.24
2.24

II
1.16
1.17
2.24

Jun
I
1.27
1.30
1.31

II
0.89
1.07
1.10

Jul
I
0.77
0.87
1.08

II
0.53
0.57
0.68

Aug
I
0.00
0.43
0.49

II
0.01
0.00
0.43

Sep
I
0.00
0.00
0.00

II
0.00
0.00
0.00

Oct
I
0.00
0.00
0.00

II
0.00
0.00
0.00

Kemudian, kita tambahkan baris alternatif-alternatif di atas. Dengan menganggap bahwa masingmasing golongan dibagi ke dalam petak-peta dengan proporsi luas yang sama, maka nilai DR yang
didapat merupakan rata-rata dari kombinasi golongan. Misalnya Alternatif 4 yang merupakan
kmbinasi golongan A dan B, maka nilai DR periodiknya merupakan rerata kedua nilai golongan
tersebut. Jangan lupa, untuk menandai musim tanam masing-masing tanaman (U, U, dan P), karena
nantinya kita akan mencari luas daerah irigasi yang mampu terlayani, untuk masing-masing musim
tanam. (Note: seluruh nilai DR bersatuan l/s/ha).

Alt 1
Alt 2
Alt 3
Alt 4
Alt 5
Alt 6
Alt 7

Bulan
Nov
Periode
I
II
Gol. A
1.12 1.12
Gol. B
0.00 1.12
Gol. C
0.00 0.00
Gol. A + B
0.56 1.12
Gol. B + C
0.00 0.56
Gol. A + C
0.56 0.56
Gol. A + B + C 0.37 0.75

Dec
I
0.94
0.94
0.94
0.94
0.94
0.94
0.94

II
0.17
1.13
1.13
0.65
1.13
0.65
0.81

Jan
I
0.00
0.00
0.98
0.00
0.49
0.49
0.33

II
0.10
0.13
0.15
0.12
0.14
0.12
0.13

Feb
I
0.06
0.34
0.38
0.20
0.36
0.22
0.26

II
0.00
0.06
0.34
0.03
0.20
0.17
0.13

Mar
I
0.00
0.07
0.21
0.04
0.14
0.11
0.10

II
1.54
0.00
0.07
0.77
0.04
0.81
0.54

Apr
I
1.92
1.92
0.24
1.92
1.08
1.08
1.36

II
1.92
1.92
1.92
1.92
1.92
1.92
1.92

May
I
1.17
2.24
2.24
1.71
2.24
1.71
1.89

II
1.16
1.17
2.24
1.17
1.71
1.70
1.53

Jun
I
1.27
1.30
1.31
1.28
1.30
1.29
1.29

II
0.89
1.07
1.10
0.98
1.09
1.00
1.02

Jul
I
0.77
0.87
1.08
0.82
0.97
0.92
0.91

II
0.53
0.57
0.68
0.55
0.62
0.60
0.59

Aug
I
0.00
0.43
0.49
0.21
0.46
0.24
0.31

II
0.01
0.00
0.43
0.01
0.21
0.22
0.15

Sep
I
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

II
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Oct
I
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

II
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Padi U 1 Padi U 2 Palawija

STEP 2 MAXIMUM IRRIGATEABLE FIELD


Inilah saatnya kita gunakan hasil perhitungan debit andalan yang tentunya telah lama menjadi
pertanyaan di benak kita (hahaha...). Konsepnya, kita akan menghitung berapa banyak petak yang
dapat diairi dengan ketersediaan air yang kita miliki (dari sungai PART 3 STEP 1). Pertama, kita
recall data debit bulanannya.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
22 159 615 2857 2177
Q80 (l/s) 2416 2148 2286 1678 1136 448 51

Berikutnya, kita bagi besarnya debit bulanan dengan besarnya DR untuk setiap alternatif.

Note1: pembagian ini akan menghasilkan satua ha, karena l/s dibagi l/s/ha.
Note2: untuk pembagian dengan DR = 0, cukup dinyatakan bahwa debit pada data tersebut dapat mengairi lahan seluas mungkin (maks).

Alt 1
Alt 2
Alt 3
Alt 4
Alt 5
Alt 6
Alt 7

Bulan
Periode
Gol. A
Gol. B
Gol. C
Gol. A + B
Gol. B + C
Gol. A + C
Gol. A + B + C

Nov
I
2157.65
maks
maks
4315.30
maks
4315.30
6472.94

II
2157.65
2157.65
maks
2157.65
4315.30
4315.30
3236.47

Dec
Jan
Feb
I
II
I
II
I
2295.80 12952.23 maks
23186.79 27294.53
2295.80 1898.45 maks
17041.43 4966.03
2295.80 1898.45 2333.98 15658.11 4446.40
2295.80 3311.51 maks
19644.72 8403.17
2295.80 1898.45 4667.97 16320.51 4691.87
2295.80 3311.51 4667.97 18692.87 7647.06
2295.80 2653.22 7001.95 18107.94 6480.79

II
maks
27294.53
4966.03
54589.07
8403.17
9932.06
12604.76

Mar
I
maks
15207.20
5306.00
30414.41
7867.07
10611.99
11800.60

II
737.83
maks
15207.20
1475.66
30414.41
1407.37
2111.06

Apr
I
233.87
233.87
1890.01
233.87
416.23
416.23
330.36

II
233.87
233.87
233.87
233.87
233.87
233.87
233.87

May
I
43.13
22.56
22.56
29.62
22.56
29.62
26.82

II
43.52
43.13
22.56
43.32
29.62
29.71
33.15

Jun
I
17.08
16.74
16.62
16.91
16.68
16.85
16.81

II
24.36
20.19
19.71
22.08
19.95
21.79
21.23

Jul
I
207.73
182.32
147.81
194.20
163.26
172.72
175.81

II
299.46
279.08
235.07
288.91
255.19
263.39
268.42

Aug
Sep
Oct
I
II
I
II
I
II
maks
51437.27 maks maks maks maks
1430.15 maks
maks maks maks maks
1265.47
1430.15 maks maks maks maks
2860.31 102874.54 maks maks maks maks
1342.78
2860.31 maks maks maks maks
2530.94
2782.93 maks maks maks maks
2014.17
4174.39 maks maks maks maks

Kemudian, kita tentukan nilai minimum lahan yang dapat diairi untu masing-masing musim, kemudian nilai ketiganya kita jumlahkan.
Note: jika dari seluruh nilai yang akan dicari minimalnya bernilai maks, maka nilai minimumnya adalah maks, dan nilai jumlahnya pun menjadi maks.

Alt 1
Alt 2
Alt 3
Alt 4
Alt 5
Alt 6
Alt 7

Bulan
Periode
Gol. A
Gol. B
Gol. C
Gol. A + B
Gol. B + C
Gol. A + C
Gol. A + B + C

Nov
I
2157.65
maks
maks
4315.30
maks
4315.30
6472.94

II
2157.65
2157.65
maks
2157.65
4315.30
4315.30
3236.47

Dec
Jan
Feb
I
II
I
II
I
2295.80 12952.23 maks
23186.79 27294.53
2295.80 1898.45 maks
17041.43 4966.03
2295.80 1898.45 2333.98 15658.11 4446.40
2295.80 3311.51 maks
19644.72 8403.17
2295.80 1898.45 4667.97 16320.51 4691.87
2295.80 3311.51 4667.97 18692.87 7647.06
2295.80 2653.22 7001.95 18107.94 6480.79

II
maks
27294.53
4966.03
54589.07
8403.17
9932.06
12604.76

Mar
I
maks
15207.20
5306.00
30414.41
7867.07
10611.99
11800.60

II
737.83
maks
15207.20
1475.66
30414.41
1407.37
2111.06

Apr
I
233.87
233.87
1890.01
233.87
416.23
416.23
330.36

II
233.87
233.87
233.87
233.87
233.87
233.87
233.87

May
I
43.13
22.56
22.56
29.62
22.56
29.62
26.82

II
43.52
43.13
22.56
43.32
29.62
29.71
33.15

Jun
I
17.08
16.74
16.62
16.91
16.68
16.85
16.81

II
24.36
20.19
19.71
22.08
19.95
21.79
21.23

Jul
I
207.73
182.32
147.81
194.20
163.26
172.72
175.81

II
299.46
279.08
235.07
288.91
255.19
263.39
268.42

Aug
Sep
Oct
Minimum
Jumlah
I
II
I
II
I
II
Padi U 1 Padi U 2 Palawija
maks
51437.27 maks maks maks maks 2157.65
17.08 51437.27 53612.00
1430.15 maks
maks maks maks maks 1898.45
16.74 maks
maks
1265.47
1430.15 maks maks maks maks 1890.01
16.62 maks
maks
2860.31 102874.54 maks maks maks maks 1475.66
16.91 102874.54 104367.10
1342.78
2860.31 maks maks maks maks
416.23
16.68 maks
maks
2530.94
2782.93 maks maks maks maks 1407.37
16.85 maks
maks
16.81 maks
maks
2014.17
4174.39 maks maks maks maks 2111.06

Zoom?
Alternatif
Alt 1
Alt 2
Alt 3
Alt 4
Alt 5
Alt 6
Alt 7

Padi U 1
Gol. A
2157.65
Gol. B
1898.45
Gol. C
1890.01
Gol. A + B
1475.66
Gol. B + C
416.23
Gol. A + C
1407.37
Gol. A + B + C 2111.06

Minimum
Padi U 2 Palawija
17.08 51437.27
16.74 maks
16.62 maks
16.91 102874.54
16.68 maks
16.85 maks
16.81 maks

Jumlah
53612.00
maks
maks
104367.10
maks
maks
maks

Kemudian, alternatif yang kita pilih adalah alternatif dengan jumlah lahan yang mampu teralirinya
maksimum. Sebagai contoh pada perhitungan kita di atas, kita mendapatkan 5 kandidat, yaitu Alt. 2,
Alt. 3, Alt. 5, Alt. 6, dan Alt. 7. Unutuk menentukan mana yang terbaik, kita jumlahkan ulang luas
area minimum antara Padi U 1 dan Padi U 2.
Minimum
Padi U 1 Padi U 2
Gol. B
1898.45
16.74
Gol. C
1890.01
16.62
Gol. B + C
416.23
16.68
Gol. A + C
1407.37
16.85
Gol. A + B + C 2111.06
16.81

Alternatif
Alt 2
Alt 3
Alt 5
Alt 6
Alt 7

Jumlah
1915.18
1906.63
432.91
1424.22
2127.87

Hingga kita dapatkan, alternatif terbaik adalah alternatif 7 dengan kombinasi Golongan A, B, dan C.
STEP 3 MAXIMUM DELIVERY REQUIREMENT AND IRRIGATEABLE AREA
Kembali, kita recall data DR periodik untuk alternatif 7, dan kita tentukan DR maxnya.
Bulan
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Periode
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
Alt 7 Gol. A + B + C 0.37 0.75 0.94 0.81 0.33 0.13 0.26 0.13 0.10 0.54 1.36 1.92 1.89 1.53 1.29 1.02 0.91 0.59 0.31 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00

Kita dapatkan DRmax sebesar 1,92 l/s/ha.


Jangan lupa, kita recall juga luas area yang bisa kita aliri dengan alternatif ini.
Minimum
Padi U 1 Padi U 2 Palawija
Alt 7 Gol. A + B + C 2111.06
16.81 maks
Alternatif

Jumlah
maks

DR max
1.92

Anda mungkin juga menyukai