Anda di halaman 1dari 5

KIMIA LINGKUNGAN Kualitas suatu perairan sangat penting untuk ditentukan karena air merupakan sumber kehidupan bagi

makhluk hidup. Pengukuran kualitas air dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Secara fisika meliputi pengukuran warna, bau, dan rasa. Secara biologi meliputi pengukuran total bakteri yang terdapat pada perairan tersebut. Secara kimia pengukuran dilakukan meliputi parameter seperti ditunjukkan pada Gambar 1. CO2

AMONIA (NH3 DAN NH4)

pH AIR
ALKALINIT AS

FLUOR

KIMIA AIR SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR


OKSIGEN TERLARUT

H2S

TDS
BESI

SALINITA S

Gambar 1 Bagan kimia air sebagai parameter kualitas air Oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) dalam air menjadi sumber pemenuhan kebutuhan oksigen bagi organisme air. DO berpengaruh dalam fungsi biologis, pernafasan, dan penguraian. Ikan dan hewan air lainnya memerlukan oksigen terlarut untuk respirasinya, sedangkan mikroorganisme air yang bersifat aerob menggunakan oksigen untuk menguraikan zat-zat organik di dalam air yang menghasilkan energi untuk melangsungkan aktivitas biologisnya. Oksigen terlarut tersebut berasal dari atmosfer dan hasil fotosintesis tumbuhan air. DO dipengaruhi

oleh suhu, salinitas, tekanan atmosfer, pergerakan ion, dan luas permukaan. DO diukur menggunakan DO meter. Fluor merupakan halogen yang reaktif dan jumlahnya melimpah dalam kerak bumi. Unsur ini ditemukan dalam bentuk fluorida. Fluor ada yang bersifat larut seperti CaF2 dan PbF2, dan ada yang tidak larut, yaitu yang berikatan dengan kation monovalen seperti NaF, AgF, dan KF. Karbondioksida digunakan sebagai penentu pH air dan diperlukan untuk fotosintesis plankton. Jika kadar karbondioksida kurang dari 15 ppm maka organisme dalam perairan masih bisa hidup. pH air menunjukkan derajat keasaman suatu perairan yang dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa-senyawa yang bersifat asam. Pengukuran pH saat sampling sebaiknya dilakukan dititik sampling tersebut pada pagi dan sore hari karena pada waktu tersebut pH akan berada pada nilai terendah dan tertinggi. Salinitas merupakan banyaknya garam yang terlarut dalam air. Salinitas air laut biasanya stabil kecuali dalam pertemuan muara dan laut. Kesadahan air merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium dan ion magnesium dalam air. Kesadahan pasti ada dalam air tetapi dalam konsentrasi kecil, biasanya dari limbah industri penyamakan. Total padatan terlarut atau total dissolve solid (TDS) merupakan jumlah total padatan yang terdapat dalam air. TDS tidak diinginkan dalam badan air karena dapat menyebabkan warna, rasa, dan bau yang tidak sedap dan senyawa yang dihasilkan bersifat racun dan karsinogenik. TDS dalam air diukur dengan penentuan daya hantar listrik (DHL). Besi ditemukan dalam perairan alami yang diproduksi di badan danau atau badan air dan juga dari limbah perusahaan. Alkalinitas merupakan kemampuan ion karbonat dan bikarbonat untuk menetralkan asam asam kuat. Analisis dilakukan berdasarkan standar metode dari

APHA (American Public Health Association), AWWA (American Water Works Association), dan SNI (Standar Nasional Indonesia). Asam sulfida (H2S) berasal dari bahan organik dengan batas maksimum yang tidak berbahaya, yaitu 1 ppm. H2S merupakan hasil perombakan yang belum sempurna dari bahan organik yang mengandung sulfur dan menyebabkan bau tidak sedap. H2S biasanya ditemukan pada industri penyamakan kulit. Zat organik lain seperti KMnO4 merupakan indikator umum pencemaran air. Semakin banyak zat organik dalam air dapat menipiskan jumlah oksigen dalam air karena mikroorganisme menggunakan oksigen untuk menguraikan zat organik. Hal tersebut menyebabkan kondisi dalam air menjadi anaerob yang menimbulkan bau. Nitrit dan nitrat merupakan hasil reduksi nitrat oleh bakteri anaerob dalam dasar perairan, akan bersifat racun bila konsentrasi lebih besar dari 5 ppm.

Metode sampling air

Van dorn water sampler

Metode pengambilan sampel air Kemmerer water sampler

column sampler

Gambar 2 Metode sampling air 1. Van dorn water sampler digunakan untuk sampling air secara horizontal 2. Column sampler untuk sampling air di permukaan

3. Kemmerer water sampler digunakan untuk sampling air secara vertikal a. Teflon Kemmerer sampler b. Non-metalic Kemmerer sampler c. Stainless steel Kemmerer sampler d. Niskin bottle Kemmerer sampler e. Niskin rosette Kemmerer sampler Wadah sampel biasanya berupa botol kaca dan kotak dengan pendingin (cooler box) dengan pelabelan yang berwarna sesuai parameter uji. Penanganan dan pengawetan sampel tergantung dari senyawa apa yang akan dianalisis. Sampel biasanya diawetkan atau disimpan dengan HNO3 atau H2SO4 sampai pH 2 pada suhu 4C, dan jika tanpa pengawetan sampel disimpan pada suhu 4C. Sampel air yang akan diuji untuk BOD (biological oxygen demand) atau kebutuhan oksigen biologi harus disimpan dalam botol gelap pada suhu 20C selama kurang lebih 48 jam. Uji keberadaan bakteri coliform pada sampel sebelumnya sampel harus disimpan dalam botol khusus. Prosedur penanganan dan pengawetan sampel dilakukan berdasarkan standar metode APHA dan AWWA.

Analisis sampel

langsung

analisis sampel

tidak langsung

Gambar 3 Analisis sampel 1. Analisis sampel secara langsung merupakan analisis yang dilakukan langsung di tempat pengambilan sampel. Hal tersebut dilakukan karena parameter yang diukur tersebut akan berubah atau hasilnya tidak akurat jika diukur di laboratorium atau tidak langsung, seperti : a. Suhu menggunakan thermometer b. pH menggunakan pH meter atau indikator universal c. Kecerahan menggunakan cakram (secchi disk satuan dalam %) d. Oksigen terlarut (DO meter) e. Warna menggunakan KIT khusus f. Salinitas menggunakan refraktometer g. Turbiditas menggunakan turbidimeter h. Kedalaman 2. Analisis sampel secara tidak langsung merupakan analisis yang dilakukan di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai