Anda di halaman 1dari 18

PARKINSON

Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif, merupakan penyakit terbanyak kedua setelah demensia Alzheimer. Penyakit ini memiliki dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup penderita maupun keluarga. Pertama kali ditemukan oleh seorang dokter inggris yang bernama James Parkinson pada tahun 1887. Penyakit ini merupakan suatu kondisi ketika seseorang mengalami ganguan pergerakan. Tanda tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting tremor, rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Tanda tanda motorik tersebut merupakan akibat dari degenerasi neuron dopaminergik pada system nigrostriatal. !amun, derajat keparahan defisit motorik tersebut beragam. Tanda tanda motorik pasien sering disertai depresi, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi autonom. Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan "anita seimbang. # $ 1% & orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala a"alnya mun'ul sebelum usia (% tahun, tapi rata rata menyerang penderita pada usia )# tahun. *e'ara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya men'apai 1 & di seluruh dunia dan 1,) & di +ropa, meningkat dari %,) & pada usia )% $ )( tahun sampai ,,# & pada usia 8# $ 8- tahun. Penyakit Parkinson dimulai se'ara samar samar dan berkembang se'ara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson mun'ul sebagai tremor .gemetar/ tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan se'ara sengaja dan menghilang selama tidur. *tres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada a"alnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata. Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan ba"ah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. 0ekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. 0ekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. 1tot otot ke'il di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari hari .misalnya mengan'ingkan baju dan mengikat tali sepatu/ semakin sulit dilakukan.

Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita Penyakit Parkinson sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. 2angkahnya bertambah 'epat sehingga mendorong mereka untuk berlari ke'il supaya tidak terjatuh. *ikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga 'enderung jatuh ke depan atau ke belakang. 3ajah penderita Penyakit Parkinsonmenjadi kurang ekspresif karena otot otot "ajah untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. 0adang berkurangnya ekspresi "ajah ini disalah artikan sebagai depresi, "alaupun memang banyak penderita Penyakit Parkinson yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita Penyakit Parkinson seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada otot "ajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita Penyakit Parkinson berbi'ara sangat pelan dan tanpa aksen . monoton/ dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. *ebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun. DEFINISI Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus)merupakan suatu penyakit4sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus4 neostriatum (striatal dopamine deficiency). Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik pas substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari protein yang disebut dengan 2e"y 5odies. !eurodegeneratif pada parkinson juga terjadi pasa daerah otak lain termasuk lokus 'eruleus, raphe nuklei, nukleus basalis 6eynert, hipothalamus, korteks 'erebri, motor nukelus dari saraf kranial, sistem saraf otonom. INSIDENSI Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan "anita seimbang. # $ 1% & orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala a"alnya mun'ul sebelum usia (% tahun, tapi rata rata menyerang penderita pada usia )# tahun. *e'ara keseluruhan,

pengaruh usia pada umumnya men'apai 1 & di seluruh dunia dan 1,) & di +ropa, meningkat dari %,) & pada usia )% $ )( tahun sampai ,,# & pada usia 8# $ 8- tahun. 7i Amerika *erikat, ada sekitar #%%.%%% penderita parkinson. 7i 8ndonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 91% juta orang, diperkirakan ada sekitar 9%%.%%% (%%.%%% penderita. :ata rata usia penderita di atas #% tahun dengan rentang usia sesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di *umatera dan Ja"a 18 hingga 8# tahun. *tatistik menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding perempuan .,;9/ dengan alasan yang belum diketahui. ETIOLOGI Parkinson primer belum diketahui, masih belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, di antaranya ialah ; infeksi oleh <irus yang non kon<ensional .belum diketahui/, reaksi abnormal terhadap <irus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau diper'epat. Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel sel otak, tepatnya di substansi nigra. *uatu kelompok sel yang mengatur gerakan gerakan yang tidak dikehendaki .in<oluntary/. Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur4menahan gerakan gerakan yang tidak disadarinya. 6ekanis me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar. 5eberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai berikut. 1.Usia ; 8nsiden meningkat dari 1% per 1%.%%% penduduk pada usia #% sampai 9%% dari 1%.%%% penduduk pada usia 8% tahun. =al ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial yang mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra, pada penyakit parkinson. 2.Geografi ; 7i 2ibya ,1 dari 1%%.%%% orang, di 5uinos aires )#7 per 1%%.%%% orang. >aktor resiko yang mempengaruhi perbedaan angka se'ara geografis ini termasuk adanya perbedaaan genetik, kekebalan terhadap penyakit dan paparan terhadap faktor lingkungan. 3.Periode ; >luktuasi jumlah penderita penyakit parkinson tiap periode mungkin berhubungan dengan hasil pemaparan lingkungan yang episodik, misalnya proses infeksi, industrialisasi ataupn gaya hidup. 7ata dari 6ayo 0linik di 6inessota, tidak terjadi perubahan besar pada angka morbiditas antara tahun 1-,# sampai tahun 1--%. =al ini mungkin karena faktor lingkungan se'ara relatif kurang berpengaruh terhadap timbulnya penyakit parkinson.

4.Genetik ; Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan pada penyakit parkinson. ?aitu mutasi pada gen a sinuklein pada lengan panjang kromosom ( .PA:01/ pada pasien dengan Parkinsonism autosomal dominan. Pada pasien dengan autosomal resesif parkinson, ditemukan delesi dan mutasi point pada gen parkin .PA:09/ di kromosom ). *elain itu juga ditemukan adanya disfungsi mitokondria. Adanya ri"ayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan faktor resiko menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 7% tahun dan 9,8 kali pada usia lebih dari 7% tahun. 6eskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda. 0asus kasus genetika di @*A sangat sedikit, belum ditemukan kasus genetika pada 1%% penderita yang diperiksa. 7i +ropa pun demikian. Penelitian di Jerman menemukan hasil nol pada 7% penderita. Aontoh klasik dari penyebab genetika ditemukan pada keluarga keluarga di 8talia karena kasus penyakit itu terjadi pada usia () tahun. 5.Faktor Lingk ngan a.Benobiotik 5erhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menmbulkan kerusakan mitokondria. b.Pekerjaan 2ebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama. '.8nfeksi Paparan <irus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predesposisi penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada he"an menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi !o'ardia astroides. d.7iet 0onsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. *ebaliknya,kopi merupakan neuroprotektif. e.Trauma kepala Aedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya masih belum jelas benar f.*tress dan depresi 5eberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik. 7epresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dan depresi terjadi peningkatan turno<er katekolamin yang mema'u stress oksidatif.

P!TOFISIOLOGI 7ua hipotesis yang disebut juga sebagai mekanisme degenerasi neuronal ada penyakit Parkinson ialah; hipotesis radikal bebas dan hipotesis neurotoksin. 1.=ipotesis radikal bebas 7iduga bah"a oksidasi enzimatik dari dopamine dapat merusak neuron nigrotriatal, karena proses ini menghasilkan hidrogren peroksid dan radikal oksi lainnya. 3alaupun ada mekanisme pelindung untuk men'egah kerusakan dari stress oksidatif, namun pada usia lanjut mungkin mekanisme ini gagal. 9.=ipotesis neurotoksin 7iduga satu atau lebih ma'am zat neurotoksik berpera pada proses neurodegenerasi pada Parkinson. Pandangan saat ini menekankan pentingnya ganglia basal dalam menyusun ren'ana neurofisiologi yang dibutuhkan dalam melakukan gerakan, dan bagian yang diperankan oleh serebelum ialah menge<aluasi informasi yang didapat sebagai umpan balik mengenai pelaksanaan gerakan. Canglia basal tugas primernya adalah mengumpulkan program untuk gerakan, sedangkan serebelum memonitor dan melakukan pembetulan kesalahan yang terjadi seaktu program gerakan diimplementasikan. *alah satu gambaran dari gangguan ekstrapiramidal adalah gerakan in<olunter. 7asar patologinya men'akup lesi di ganglia basalis .kaudatus, putamen, palidum, nukleus subtalamus/ dan batang otak .substansia nigra, nukleus rubra, lokus seruleus/. *e'ara sederhana , penyakit atau kelainan sistem motorik dapat dibagi sebagai berikut ; 1.Piramidal D kelumpuhan disertai reflek tendon yang meningkat dan reflek superfisial yang abnormal 9.+kstrapiramidal ; didomonasi oleh adanya gerakan gerakan in<olunter ,.*erebelar ; ataksia alaupun sensasi propioseptif normal sering disertai nistagmus (.!euromuskuler ; kelumpuhan sering disertai atrofi otot dan reflek tendon yang menurun. Patofisiologi depresi pada penyakit Parkinson sampai saat ini belum diketahui pasti. !amun teoritis diduga hal ini berhubungan dengan defisiensi serotonin, dopamin dan noradrenalin. Pada penyakit Parkinson terjadi degenerasi sel sel neuronyang meliputi berbagai inti subkortikal termasuk di antaranya substansia nigra, area <entral tegmental, nukleus basalis,

hipotalamus, pedunkulus pontin, nukleus raphe dorsal, lo'us 'ereleus, nu'leus 'entral pontine dan ganglia otonomik. 5eratnya kerusakan struktur ini ber<ariasi. Pada otopsi didapatkan kehilangan sel substansia nigra dan lokus 'ereleus ber<ariasi antara #%& 8#&, sedangkan pada nukleus raphe dorsal berkisar antara %& (#&, dan pada nukleus ganglia basalis antara ,9 & 87 &. 8nti inti subkortikal ini merupakan sumber utama neurotransmiter. Terlibatnya struktur ini mengakibatkan berkurangnya dopamin di nukleus kaudatus .berkurang sampai 7#&/, putamen .berkurang sampai -%&/, hipotalamus .berkurang sampai -%&/. !orepinefrin berkurang (,& di lokus sereleus, #9& di substansia nigra, )8& di hipotalamus posterior. *erotonin berkurang (%& di nukleus kaudatus dan hipokampus, (%& di lobus frontalis dan ,%& di lobus temporalis, serta #%& di ganglia basalis. *elain itu juga terjadi pengurangan nuropeptid spesifik seperti met enkephalin, leu enkephalin, substansi P dan bombesin. Perubahan neurotransmiter dan neuropeptid menyebabkan perubahan neurofisiologik yang berhubungan dengan perubahan suasana perasaan. *istem transmiter yang terlibat ini menengahi proses re"ard, mekanisme moti<asi, dan respons terhadap stres. *istem dopamin berperan dalam proses re"ard dan reinfor'ement. >ebiger mengemukakan hipotesis bah"a abnormalitas sistem neurotransmiter pada penyakit Parkinson akan mengurangi keefektifan mekanisme re"ard dan menyebabkan anhedonia, kehilangan moti<asi dan apatis. *edang Taylor menekankan pentingnya peranan sistem dopamin forebrain dalam fungsi fungsi tingkah laku terhadap pengharapan dan antisipasi. *istem ini berperan dalam moti<asi dan dorongan untuk berbuat, sehingga disfungsi ini akan mengakibatkan ketergantungan yang berlebihan terhadap lingkungan dengan berkurangnya keinginan melakukan akti<itas, menurunnya perasaan kemampuan untuk mengontrol diri. 5erkurangnya perasaan kemampuan untuk mengontrol diri sendiri dapat bermanifestasi sebagai perasaan tidak berguna dan kehilangan harga diri. 0etergantungan terhadap lingkungan dan ketidakmampuan melakukan akti<itas akan menimbulkan perasaan tidak berdaya dan putus asa. *istem serotonergik berperan dalam regulasi suasana perasaan, regulasi bangun tidur, akti<itas agresi dan seksual. 7isfungsi sistem ini akan menyebabkan gangguan pola tidur, kehilangan nafsu makan, berkurangnya libido, dan menurunnya kemampuan konsentrasi. Penggabungan disfungsi semua unsur yang tersebut di atas merupakan gambaran dari sindrom klasik depresi. "L!SIFI"!SI

Pada umumnya diagnosis sindrom Parkinson mudah ditegakkan, tetapi harus diusahakan menentukan jenisnya untuk mendapat gambaran tentang etiologi, prognosis dan penatalaksanaannya. 1.Parkinsonismus primer4 idiopatik4paralysis agitans. *ering dijumpai dalam praktek sehari hari dan kronis, tetapi penyebabnya belum jelas. 0ira kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini. 9.Parkinsonismus sekunder atau simtomatik 7apat disebabkan pas'a ensefalitis <irus, pas'a infeksi lain ; tuberkulosis, sifilis meningo<askuler, iatrogenik atau drug indu'ed, misalnya golongan fenotiazin, reserpin, tetrabenazin dan lain lain, misalnya perdarahan serebral petekial pas'a trauma yang berulang ulang pada petinju, infark lakuner, tumor serebri, hipoparatiroid dan kalsifikasi. ,.*indrom paraparkinson .Parkinson plus/ Pada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada penyakit 3ilson .degenerasi hepato lentikularis/, hidrosefalus normotensif, sindrom *hy drager, degenerasi striatonigral, atropi palidal .parkinsonismus ju<enilis/. GE#!L! "LINIS 6eskipun gejala yang disampaikan di ba"ah ini bukan hanya milik penderita parkinson, umumnya penderita parkinson mengalami hal itu. 1.Ge$a%a &otorik a. Tremor4bergetar Cejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan a"am, dan dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. *alah satu 'iri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor .bergetar/ jika sedang beristirahat. !amun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. 8tu yang disebut resting tremor, yang hilang juga se"aktu tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalangis, kadang kadang tremor seperti menghitung uang logam atau memulung mulung .pil rolling/. Pada sendi tangan fleksi ekstensi atau pronasi supinasi pada kaki fleksi ekstensi, kepala fleksi ekstensi atau

menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur tertarik. Tremor ini menghilang "aktu istirahat dan menghebat "aktu emosi terangsang .resting4 alternating tremor/. Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan .seperti orang menghitung uang/. *emua itu terjadi pada saat istirahat4tanpa sadar. 5ahkan, kepala penderita bisa bergoyang goyang jika tidak sedang melakukan akti<itas .tanpa sadar/. Artinya, jika disadari, tremor tersebut bisa berhenti. Pada a"alnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi. b. :igiditas4kekakuan Tanda yang lain adalah kekakuan .rigiditas/. Jika kepalan tangan yang tremor tersebut digerakkan .oleh orang lain/ se'ara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti mele"ati suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah patah4putus putus. *elain di tangan maupun di kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break dan'e. Cerakan yang kaku membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. @ntuk mempertahankan pusat gra<itasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi 'epat tetapi pendek pendek. Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya fenomena roda bergigi .'og"heel phenomenon/. '. Akinesia45radikinesia 0edua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda akinesia4bradikinesia mun'ul. Cerakan penderita menjadi serba lambat. 7alam pekerjaan sehari hari pun bisa terlihat pada tulisan4tanda tangan yang semakin menge'il, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. 0esadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan .stres/ karena penyakit itu. 3ajah menjadi tanpa ekspresi. 0edipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi ke'il, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur. Cerakan <olunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila berbi'ara gerak lidah dan bibir menjadi lambat. 5radikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka

serta mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya "ajah seperti topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut. d. Tiba tiba 5erhenti atau :agu ragu untuk 6elangkah Cejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah, sedang berjalan, atau berputar balikD dan start hesitation, yaitu ragu ragu untuk mulai melangkah. 5isa juga terjadi sering ken'ing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat berpikir dan depresi. 1,5radikinesia mengakibatkan kurangnya ekspresi muka serta mimi' muka. 7isamping itu, kulit muka seperti berminyak dan ludah suka keluar dari mulut karena berkurangnya gerak menelan ludah. e. 6ikrografia Tulisan tangan se'ara gradual menjadi ke'il dan rapat, pada beberapa kasus hal ini merupakan gejala dini. f. 2angkah dan gaya jalan .sikap Parkinson/ 5erjalan dengan langkah ke'il menggeser dan makin menjadi 'epat .mar'he a petit pas/, stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung bila berjalan. g. 5i'ara monoton =al ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring, sehingga bila berbi'ara atau mengu'apkan kata kata yang monoton dengan <olume suara halus . suara bisikan / yang lambat. h. 7imensia Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan defi'it kognitif. i. Cangguan beha<ioral 2ambat laun menjadi dependen . tergantung kepada orang lain /, mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Aara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat .bradifrenia/ biasanya masih dapat memberikan ja"aban yang betul, asal diberi "aktu yang 'ukup. j. Cejala 2ain 0edua mata berkedip kedip dengan gen'ar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya .tanda 6yerson positif/ 2.Ge$a%a non 'otorik a. 7isfungsi otonom

0eringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama 0ulit berminyak dan infeksi kulit seborrhei' Pengeluaran urin yang banyak Cangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat

inkontinensia dan hipotensi ortostatik.


seksual, perilaku, orgasme. b. Cangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi '. e. Canguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat Cangguan sensasi,

d. Cangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur .insomnia/ 0epekaan kontras <isuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan "arna,

penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension orthostati', suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan penyesuaian tekanan darah sebagai ja"aban atas perubahan posisi badan

5erkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau . mi'rosmia atau DI!GNOSIS 7iagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada

anosmia/,

setiap kunjungan penderita ; 1. Tekanan darah diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk mendeteksi hipotensi ortostatik. 9. 6enilai respons terhadap stress ringan, misalnya berdiri dengan tangan diekstensikan, menghitung surut dari angka seratus, bila masih ada tremor dan rigiditas yang san gat, berarti belum berespon terhadap medikasi. ,. 6en'atat dan mengikuti kemampuan fungsional, disini penderita disuruh menulis kalimat sederhana dan menggambarkan lingkaran lingkaran konsentris dengan tangan kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan "aktu follo" up berikutnya. PE&E(I"S!!N PENUN#!NG ++C .biasanya terjadi perlambatan yang progresif/ AT *'an kepala .biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua eks <akuo/.

T!T!L!"S!N! Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan se'ara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul. Pengobatan penyakit parkinson bersifat indi<idual dan simtomatik, obat obatan yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slo"ness. Pera"atan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu. Pera"atan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara4berbi'ara dan pasien diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari hari. Tera)i O*at+o*atan 5eberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson; a. Antikolinergik 5enzotropine . Aogentin/, triheEyphenidyl . Artane/. 5erguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. @ntuk mengaluskan pergerakan. b. Aarbidopa4le<odopa 2e<odopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit parkinson. 7i dalam otak le<odopa dirubah menjadi dopamine. 2 dopa akan diubah menjadi dopamine pada neuron dopaminergik oleh 2 aromatik asam amino dekarboksilase .dopa dekarboksilase/. 3alaupun demikian, hanya 1 #& dari 2 7opa memasuki neuron dopaminergik, sisanya dimetabolisme di sembarang tempat, mengakibatkan efek samping yang luas. 0arena mekanisme feedba'k, akan terjadi inhibisi pembentukan 2 7opa endogen. Aarbidopa dan benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor, membantu men'egah metabolisme 2 7opa sebelum men'apai neuron dopaminergik. 2e<odopa mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani akti<itasnya se'ara normal. 1bat ini diberikan bersama 'arbidopa untuk meningkatkan efekti<itasnya F mengurangi efek sampingnya. *ejak diperkenalkan akhir tahun 1-)%an, le<odopa dianggap merupakan obat yang paling banyak dipakai sampai saat ini. 2e<odopa dianggap merupakan tulang punggung pengobatan

penyakit parkinson. 5erkat le<odopa, seorang penderita parkinson dapat kembali berakti<itas se'ara normal. 5anyak dokter menunda pengobatan simtomatis dengan le<odopa sampai memang dibutuhkan. 5ila gejala pasien masih ringan dan tidak mengganggu, sebaiknya terapi dengan le<odopa jangan dilakukan. =al ini mengingat bah"a efektifitas le<odopa berkaitan dengan lama "aktu pemakaiannya.2e<odopa melintasi sa"ar darah otak dan memasuki susunan saraf pusat dan mengalami perubahan ensimatik menjadi dopamin. 7opamin menghambat aktifitas neuron di ganglia basal. G +fek samping le<odopa dapat berupa; 1. !eusea, muntah, distress abdominal 9. =ipotensi postural ,. *esekali akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita yang berusia lanjut. +fek ini diakibatkan oleh efek beta adrenergik dopamine pada system konduksi jantung. 8ni bias diatasi dengan obat beta blo'ker seperti propanolol. (. 7iskinesia. 7iskinesia yang paling sering ditemukan melibatkan anggota gerak, leher atau muka. 7iskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik terhadap terapi le<odopa. 5eberapa penderita menunjukkan gejala on off yang sangat mengganggu karena penderita tidak tahu kapan gerakannya mendadak menjadi terhenti, membeku, sulit. Jadi gerakannya terinterupsi sejenak. #. Abnormalitas laboratorium. Cranulositopenia, fungsi hati abnormal dan ureum darah yang meningkat merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada terapi le<odopa. +fek samping le<odopa pada pemakaian bertahun tahun adalah diskinesia yaitu gerakan motorik tidak terkontrol pada anggota gerak maupun tubuh. :espon penderita yang mengkonsumsi le<odopa juga semakin lama semakin berkurang. @ntuk menghilangkan efek samping le<odopa, jad"al pemberian diatur dan ditingkatkan dosisnya, juga dengan memberikan tambahan obat obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda seperti dopamin agonis, A16T inhibitor atau 6A1 5 inhibitor. Jika kombinasi obat obatan tersebut juga tidak membantu disini dipertimbangkan pengobatan operasi. 1perasi bukan merupakan pengobatan standar untuk penyakit parkinson juga bukan sebagai terapi pengganti terhadap obat obatan yang diminum. '. A16T inhibitors

+nta'apone .Aomtan/, Tol'apone .Tasmar/. @ntuk mengontrol fluktuasi motor pada pasien yang menggunakan obat le<odopa. Tol'apone adalah penghambat enzim A16T, memperpanjang efek 2 7opa. Tapi karena efek samping yang berlebihan seperti li<er toksik, maka jarang digunakan. Jenis yang sama, enta'apone, tidak menimbulkan penurunan fungsi li<er. d. Agonis dopamin Agonis dopamin seperti bromokriptin .Parlodel/, pergolid .PermaE/, pramipeEol .6irapeE/, ropinirol, kabergolin, apomorfin dan lisurid dianggap 'ukup efektif untuk mengobati gejala Parkinson. 1bat ini bekerja dengan merangsang reseptor dopamin, akan tetapi obat ini juga menyebabkan penurunan reseptor dopamin se'ara progresif yang selanjutnya akan menimbulkan peningkatan gejala Parkinson. 1bat ini dapat berguna untuk mengobati pasien yang pernah mengalami serangan yang berfluktuasi dan diskinesia sebagai akibat dari le<odopa dosis tinggi. Apomorfin dapat diinjeksikan subkutan. 7osis rendah yang diberikan setiap hari dapat mengurangi fluktuasi gejala motorik. e. 6A1 5 inhibitors *elegiline .+ldepryl/, :asagaline .Azile't/. 8nhibitor 6A1 diduga berguna pada penyakit Parkinson karena neuotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan men'egah perusakannya. *elegiline dapat pula memperlambat memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi le<odopa dapat ditangguhkan selama beberapa "aktu. 5erguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. ?aitu untuk mengaluskan pergerakan. *elegilin dan rasagilin mengurangi gejala dengan dengan menginhibisi monoamine oksidase 5 .6A1 5/, sehingga menghambat perusakan dopamine yang dikeluarkan oleh neuron dopaminergik. 6etabolitnya mengandung 2 amphetamin and 2 methamphetamin. +fek sampingnya adalah insomnia. 0ombinasi dengan 2 dopa dapat meningkatkan angka kematian, yang sampai saat ini tidak bisa diterangkan se'ara jelas. +fek lain dari kombinasi ini adalah stomatitis. f. Amantadine .*ymmetrel/ 5erguna untuk pera"atan akinesia, dyskinesia, kekakuan, gemetaran.

g. 8nhibitor dopa dekarboksilasi dan le<odopa @ntuk men'egah agar le<odopa tidak diubah menjadi dopamin di luar otak, maka le<odopa dikombinasikan dengan inhibitor enzim dopa dekarboksilase. @ntuk maksud ini dapat digunakan karbidopa atau benserazide . madopar /. 7opamin dan karbidopa tidak dapat menembus sa"ar otak darah. 7engan demikian lebih banyak le<odopa yang dapat menembus sa"ar otak darah, untuk kemudian dikon<ersi menjadi dopamine di otak. +fek sampingnya umunya hampir sama dengan efek samping yang ditimbulkan oleh le<odopa. Dee) ,rain Sti' %ation -D,S. Pada tahun 1-87, diperkenalkan pengobatan dengan 'ara memasukkan elektroda yang meman'arkan impuls listrik frekuensi tinggi terus menerus ke dalam otak. Terapi ini disebut deep brain stimulation .75*/. 75* adalah tindakan minimal in<asif yang dioperasikan melalui panduan komputer dengan tingkat kerusakan minimal untuk men'angkokkan alat medis yang disebut neurostimulator untuk menghasilkan stimulasi elektrik pada "ilayah target di dalam otak yang terlibat dalam pengendalian gerakan. Terapi ini memberikan stimulasi elektrik rendah pada thalamus. *timulasi ini digerakkan oleh alat medis implant yang menekan tremor. Terapi ini memberikan kemungkinan penekanan pada semua gejala dan efek samping, dokter menargetkan "ilayah subthalami' nu'leus .*T!/ dan globus pallidus .CP/ sebagai "ilayah stimulasi elektris. Pilihan "ilayah target tergantung pada penilaian klinis. 75* kini mena"arkan harapan baru bagi hidup yang lebih baik dengan kemajuan pembedahan terkini kepada para pasien dengan penyakit parkinson. 75* direkomendasikan bagi pasien dengan penyakit parkinson tahap lanjut .stadium , atau (/ yang masih memberikan respon terhadap le<odopa. Pengendalian parkinson dengan terapi 75* menunjukkan keberhasilan -%&. 5erdasarkan penelitian, sebanyak 8 atau - dari 1% orang yang menggunakan terapi 75* men'apai peningkatan kemampuan untuk melakukan aklti<itas normal sehari hari. *elain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar benar diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi .malnutrisi/ pada penderita. 6akanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pen'ernaan yang disebabkan kurangnya akti<itas, 'airan dan beberapa obat. Tera)i Fisik

*ebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan 'ontoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya. 2atihan fisik yang teratur, termasuk yoga, tai'hi, ataupun tari dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas, keseimbangan, dan range of motion. 2atihan dasar selalu dianjurkan, seperti memba"a tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan makanan di dalam mulut. Tera)i S ara Pera"atan yang paling besar untuk keka'auan suara yang diakibatkan oleh penyakit Parkinson adalah dengan 2ee *il<erman Hoi'e Treatment . 2*HT /. 2*HT fokus untuk meningkatkan <olume suara. *uatu studi menemukan bah"a alat elektronik yang menyediakan umpan balik indera pendengar atau freIuen'y auditory feedba'k .>A>/ untuk meningkatkan kejernihan suara. Tera)i Gen Pada saat sekarang ini, penyelidikan telah dilakukan hingga tahap terapi gen yang melibatkan penggunaan <irus yang tidak berbahaya yang dikirim ke bagian otak yang disebut subthalami' nu'leus .*T!/. Cen yang digunakan memerintahkan untuk mempoduksi sebuah enzim yang disebut glutami' a'id de'arboEylase .CA7/ yang memper'epat produksi neurotransmitter .CA5A/. CA5A bertindak sebagai penghambat langsung sel yang terlalu aktif di *T!. Terapi lain yang sedang dikembangkan adalah C7!>. 8nfus C7!> .glial deri<ed neurotrophi' fa'tor/ pada ganglia basal dengan menggunakan implant kathether melalui operasi. 7engan berbagai reaksi biokimia, C7!> akan merangsang pembentukan 2 dopa. Pen/angkokan s0araf Aangkok sel stem se'ara genetik untuk memproduksi dopamine atau sel stem yang berubah menjadi sel memproduksi dopamine telah mulai dilakukan. Per'obaan pertama yang dilakukan adalah randomized double blind sham pla'ebo dengan pen'angkokan dopaminergik yang gagal menunjukkan peningkatan mutu hidup untuk pasien di ba"ah umur. O)erasi

1perasi untuk penderita Parkinson jarang dilakukan sejak ditemukannya le<odopa. 1perasi dilakukan pada pasien dengan Parkinson yang sudah parah di mana terapi dengan obat tidak men'ukupi. 1perasi dilakukan thalatotomi dan stimulasi thalamik. Tera)i ne ro)rotektif Terapi neuroprotektif dapat melindungi neuron dari kematian sel yang diinduksi progresifitas penyakit. ?ang sedang dikembangkan sebagai agen neuroprotektif adalah apoptoti' drugs .A+P 1,(7 and ATAT,()/, lazaroids, bioenergeti's, antiglutamatergi' agents, dan dopamine re'eptors. Adapun yang sering digunakan di klinik adalah monoamine oEidase inhibitors .selegiline and rasagiline/, dopamine agonis, dan 'omplek 8 mito'hondrial fortifier 'oenzyme J1%. N trisi 5eberapa nutrient telah diuji dalam studi klinik klinik untuk kemudian digunakan se'ara luas untuk mengobati pasien Parkinson. *ebagai 'ontoh, 2 Tyrosin yang merupakan suatu perkusor 2 dopa mennjukkan efektifitas sekitar 7% & dalam mengurangi gejala penyakit ini. Kat besi .>e/, suatu kofaktor penting dalam biosintesis 2 dopa mengurangi 1%& )%& gejala pada penelitian terhadap 11% pasien. T=>A, !A7=, dan piridoEin yang merupakan koenzim dan perkusor koenzim dalam biosintesis dopamine menunjukkan efektifitas yang lebih rendah dibanding 2 Tyrosin dan zat besi. Hitamin A dan <itamin + dosis tinggi se'ara teori dapat mengurangi kerusakan sel yang terjadi pada pasien Parkinson. 0edua <itamin tersebut diperlukan dalam aktifitas enzim superoEide dismutase dan katalase untuk menetralkan anion superoEide yang dapat merusak sel. 5elum lama ini, 0oenzim J1% juga telah digunakan dengan 'ara kerja yang mirip dengan <itamin A dan +. 6itoJ adalah suatu zat sintesis baru yang memiliki struktur dan fungsi mirip dengan koenzim J1%. P(OGNOSIS 1bat obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. *ekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya. Tanpa pera"atan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian.

7engan pera"atan, gangguan pada setiap pasien berbeda berbeda. 0ebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat ber<ariasi. +fek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah. P7 sendiri tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal, tetapi berkembang sejalan dengan "aktu. :ata rata harapan hidup pada pasien P7 pada umumnya lebih rendah dibandingkan yang tidak menderita P7. Pada tahap akhir, P7 dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumoni, dan memburuk yang dapat menyebabkan kematian. Progresifitas gejala pada P7 dapat berlangsung 9% tahun atau lebih. !amun demikian pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada 'ara yang tepat untuk memprediksikan lamanya penyakit ini pada masing masing indi<idu. 7engan treatment yang tepat, kebanyakn pasien P7 dapat hidup produktif beberapa tahun setelah diagnosis. PENUTUP Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif, merupakan suatu penyakit4sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus4 neostriatum .striatal dopamine defi'ien'y/. 7i Amerika *erikat, ada sekitar #%%.%%% penderita parkinson. 7i 8ndonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 91% juta orang, diperkirakan ada sekitar 9%%.%%% (%%.%%% penderita Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan se'ara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . 1bat obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. *ekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya. Tanpa pera"atan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian. 7engan pera"atan, gangguan pada setiap pasien berbeda berbeda. 0ebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat ber<ariasi. +fek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah.

D!FT!( PUST!"! Agoes, Az"ar, dkk. 9%1%. Penyakit di @sia Tua. Penyakit Parkinson. Jakarta. +CA. =al 1(7 1#9 Canong, 3illiam >., and 6'phee, *tephen J. 9%11. Patofisiologi Penyakit +disi #. Penyakit Parkinson. Jakarta. +CA. =al 188 18-

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Abortus Habitualis PDF
    Abortus Habitualis PDF
    Dokumen16 halaman
    Abortus Habitualis PDF
    Rahmadona Nanda
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Corpus
    Bab 2 Corpus
    Dokumen7 halaman
    Bab 2 Corpus
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Format Lapjag Anes
    Format Lapjag Anes
    Dokumen16 halaman
    Format Lapjag Anes
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Cover Fix
    Cover Fix
    Dokumen4 halaman
    Cover Fix
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Portofolio 2
    Portofolio 2
    Dokumen6 halaman
    Portofolio 2
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Portofolio 2
    Portofolio 2
    Dokumen6 halaman
    Portofolio 2
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Darah Adalah Suatu Cairan Yang Diciptakan Untuk Memberi Tubuh Kita Kehidupan
    Darah Adalah Suatu Cairan Yang Diciptakan Untuk Memberi Tubuh Kita Kehidupan
    Dokumen2 halaman
    Darah Adalah Suatu Cairan Yang Diciptakan Untuk Memberi Tubuh Kita Kehidupan
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Kortiko
    Kortiko
    Dokumen18 halaman
    Kortiko
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka Gout
    Tinjauan Pustaka Gout
    Dokumen6 halaman
    Tinjauan Pustaka Gout
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • DA, DKI Dan DKA
    DA, DKI Dan DKA
    Dokumen10 halaman
    DA, DKI Dan DKA
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Kadar Asam Salisilat
    Kadar Asam Salisilat
    Dokumen1 halaman
    Kadar Asam Salisilat
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Tugas Vaporizer
    Tugas Vaporizer
    Dokumen16 halaman
    Tugas Vaporizer
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Catatan Maju Referat
    Catatan Maju Referat
    Dokumen4 halaman
    Catatan Maju Referat
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Refurtikariafh
    Refurtikariafh
    Dokumen22 halaman
    Refurtikariafh
    Cindy Prayogo
    Belum ada peringkat
  • Depres I
    Depres I
    Dokumen2 halaman
    Depres I
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen1 halaman
    Bab 1
    Kardiyus Syaputra
    Belum ada peringkat
  • Efluvium Telogen: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Penatalaksanaan
    Efluvium Telogen: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Penatalaksanaan
    Dokumen27 halaman
    Efluvium Telogen: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Penatalaksanaan
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • VERUKA VULGARIS
    VERUKA VULGARIS
    Dokumen17 halaman
    VERUKA VULGARIS
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Status Ortho
    Status Ortho
    Dokumen3 halaman
    Status Ortho
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Depresi
    Gangguan Depresi
    Dokumen31 halaman
    Gangguan Depresi
    Fatt Zaki
    Belum ada peringkat
  • REFRAT
    REFRAT
    Dokumen22 halaman
    REFRAT
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Status KLP 4 Depresi Berat
    Status KLP 4 Depresi Berat
    Dokumen13 halaman
    Status KLP 4 Depresi Berat
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen20 halaman
    Jurnal
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Fix
    Jurnal Fix
    Dokumen15 halaman
    Jurnal Fix
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Case
    Bab Iv Case
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv Case
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Belum ada peringkat