Anda di halaman 1dari 12

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 01, April 2012 ISSN 1693-4024

AUDIT ENERGI UNTUK EFISIENSI PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK


Sulistyowati3
Abstrak Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya. Audit energi merupakan aktifitas pemeriksaan berkala untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam suatu kegiatan penggunaan energi. Audit energi, juga dapat berguna dalam menelusuri dimana dan berapa energi yang digunakan, mengidentifikasi kebocoran atau ketidak efisienan energi, menentukan langkah perbaikannya serta mengevaluasi tingkat kelayakannya. Adapun tujuan penelitian adalah mengetahui "Potret Penggunaan Energi" dan mencari upaya peningkatan efisiensi penggunaan energi. Dari data pengukuran sampel daya didapatkan karakteristik selama 2 hari, dimana tren pemakaian daya pada saat beban puncak jam 07:34 sampai dengan jam 14:00 wib sudah mencapai beban maksimal (98,88 %) atau mendekati daya tersambung. Dengan pembebanan yang sudah maksimal terhadap trafo terpasang dapat memperpendek usia pemakaian trafo itu sendiri. Berdasarkan data pengukuran didapatkan ketidakseimbangan beban dengan range ketidakseimbangan antara 0,31% sampai dengan 45,81%. Menurut standard IEC ketidak seimbangan beban yang diijinkan adalah 5%, dengan tingginya ketidakseimbangan beban berpengaruh terhadap besarnya arus netral, dimana arus netral yang besar mengakibatkan losses bertambah dan kualitas tenaga yang rendah sehingga berpengaruh terhadap kualitas sistem penyaluran tenaga listrik. Dari audit diperoleh hasil bahwa biaya perbaikan dan biaya operasional bulanan untuk kerja paralel PLN dan genset lebih murah, dibandingkan dengan tambah daya. Dibutuhkan biaya investasi baru yang lebih besar untuk tambah daya PLN. Kata-kata kunci : audit, energi listrik, beban

Sulistyowati. Dosen Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang

14

Sulistyowati, Audit Energi Untuk Efisiensi , Hal 14-25 Abstract Energy audit is a technique used to calculate the amount of energy consumption in buildings and identify ways to austerity. Energy audit is an activity of periodic inspections to determine whether there is a deviation in energy use activities. Energy audit, it can also be useful in tracking where and how energy is used, identify leaks or energy inefficiencies, determine the repair steps and evaluate the feasibility. The purpose of the study was to determine "Portrait Energy Use" and make efforts to increase the efficiency of energy use. Characteristics of the measurement data obtained for 2 days, where power consumption trends during peak hours 07:34 to 14:00 wib, reached the maximum load (98.88%) or close to power connected. With a maximum load on the transformer already installed can shorten the life of the transformer itself. Based on the measurement data obtained with the imbalance load, imbalance range between 0.31% to 45.81%. According to the IEC standard allowable load imbalance is 5%, with a high load imbalance affects the amount of neutral currents, which lead to large neutral current losses increase and the quality of the low energy and therefore contributes to the quality of electric power distribution systems. From the audit result that the cost of repairs for the monthly operational costs PLN and genset parallel work cheaper than the added power. It takes the cost of new investments for greater power added PLN. Keywords : audit, electrical energy, load.

1. PENDAHULUAN Energi sebagai kebutuhan pokok manusia dapat diibaratkan sebagai uang, dimana pemakaiannya haruslah bijaksana, produktif dan efisien. Kita sadari bahwa sumber energi yang dipakai selama ini seperti minyak bumi, batubara merupakan energi konvensional dan berfungsi sebagai sumber energi dalam melakukan aktifitas kehidupan kita, yang mana cadangan sumber energi sangatlah terbatas. Karena sifat energi yang tidak dapat diciptakan, maka hal inilah yang mendorong kita untuk mencari alternatif dan jalan keluar untuk mengamankan penyediaan energi yang diperlukan. Untuk mengamankan sumber energi dapat dilakukan dengan cara mengembangkan sumber energi yang bisa diperbarui. Permasalahannya sekarang sumber energi pengganti belum membuahkan hasil optimal untuk dimanfaatkan 15

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 01, April 2012 ISSN 1693-4024

menggantikan energi komersial. Selain hal tersebut harga untuk sumber energi cenderung semakin meningkat. Perlu kita sadari apabila sumber energi konvensional habis, gaya hidup yang biasa kita lakukan dapat berubah drastis jika sumber energi tidak dikelola dengan hemat dan bijaksana. Menghemat energi adalah menghemat biaya, meningkatkan daya saing serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Upaya yang sudah banyak dilakukan selama ini dalam menghemat energi listrik antara lain dengan menggunakan : - Ballast elektronik (Switching system) - Capasitor bank - Building Automatic System (HVAC) Hasil dari pemasangan alat tersebut diatas masih belum maksimal, bahkan pemakai energi harus membayar mahal untuk infestasi peralatan tersebut. Upaya yang dapat dilakukan dalam menghemat energi, salah satunya adalah dengan melakukan audit energi. Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali caracara untuk penghematannya. Audit energi merupakan aktifitas pemeriksaan berkala untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam suatu kegiatan penggunaan energi. Audit energi, juga dapat berguna dalam menelusuri dimana dan berapa energi yang digunakan, mengidentifikasi kebocoran atau ketidak efisienan energi, menentukan langkah perbaikannya serta mengevaluasi tingkat kelayakannya. Sesuai dengan latar belakang pada penelitian ini akan dibahas mengenai karakteristik beban, kualitas daya terpakai dan alternatif perbaikan di gedung Politeknik Negeri Malang. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Intensitas Konsumsi Energi Intensitas Konsumi Energi (IKE), yakni pembagian antara konsumsi energi dengan satuan luas bangunan gedung. Konservasi energi upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan. Pengelolaan energi segala upaya untuk mengatur dan mengelola 16

Sulistyowati, Audit Energi Untuk Efisiensi , Hal 14-25

penggunaan energi seefisien mungkin pada bangunan gedung tanpa mengurangi tingkat kenyamanan di lingkungan hunian ataupun produktivitas di lingkungan kerja. Audit Energi bertujuan mengetahui "Potret Penggunaan Energi" dan mencari upaya peningkatan efisiensi penggunaan energi. Audit energi teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi dan mengenali cara-cara untuk penghematannya. Konservasi energi, adalah upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan. Pengelolaan energi, yaitu segala upaya untuk mengatur dan mengelola penggunaan energi seefisien mungkin pada bangunan gedung tanpa mengurangi tingkat kenyamanan di lingkungan hunian ataupun produktivitas di lingkungan kerja. Peluang hemat energi (PHE) (Energy conservation opportunity) merupakan cara yang mungkin bisa diperoleh dalam usaha mengurangi pemborosan energi. Potret penggunaan energi, adalah gambaran menyeluruh tentang pemanfaatan energi pada bangunan gedung, meliputi: jenis, jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi, profil beban penggunaan energi, kinerja peralatan energi, dan peluang hemat energi, serta keseluruhan maupun per-area di bangunan gedung pada periode tertentu. Pemakaian energi perencanaan , yaitu seluruh pemakaian energi tahunan yang dihitung untuk suatu gedung yang direncanakan. Wikipedia, the free encyclopedia, menyatakan: An energy audit is an inspection, survey and analysis of energy flows in a building, process or system with the objective of understanding the energy dynamics of the system under study. (wikipedia.org/wiki/Energy_audit). Jadi audit energi dapat dilakukan melalui suatu pemeriksaan (inspeksi), pendataan (survei), dan menganalisis aliran energi pada suatu bangunan. Audit energi awal pada prinsipnya dapat dilakukan pemilik/pengelola bangunan gedung yang pengamatan visual. Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan gedung dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran. Data tersebut meliputi : 17

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 01, April 2012 ISSN 1693-4024

1. Dokumentasi bangunan yang dibutuhkan adalah gambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi (as built drawing), terdiri dari: Tapak, denah dan potongan bangunan gedung seluruh lantai. Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai. Diagram satu garis listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari Diesel Generating Set. 2. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu tahun terakhir dan rekening pembelian bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar gas (BBG), dan air. 3. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate). 2.2. Audit Energi Rinci Audit energi rinci dilakukan bila nilai IKE lebih besar dari nilai target yang ditentukan, maka perlu diadakan: 1. Penelitian dan pengukuran konsumsi energi audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan gambaran nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik lebih dari nilai target yang ditentukan; 2. Audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan gedung, sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian energinya cukup besar; 3. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan gedung, dan dari hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil penggunaan energi bangunan gedung. Model Pengukuran energi : Seluruh analisis energi bertumpu pada hasil pengukuran. Hasil pengukuran harus dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan (error) yang masih dapat diterima. Untuk itu penting menjamin bahwa alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi oleh instansi yang berwenang. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat 18

Sulistyowati, Audit Energi Untuk Efisiensi , Hal 14-25

ukur yang dipasang tetap (permanent) pada instalasi atau alat ukur yang dipasang tidak tetap (portable). 2.3 Identifikasi Peluang Hemat Energi Identifikasi peluang hemat energi dilakukan dengan langkahlangkah berikut (Syamsuri Hasan,dkk) : 1. Hasil pengumpulan data, selanjutnya ditindaklanjuti dengan penghitungan besarnya IKE, dan penyusunan profil penggunaan energi bangunan gedung. 2. Apabila besarnya IKE hasil penghitungan ternyata sama atau kurang dari IKE target, maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau diteruskan untuk memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. 3. Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti ada peluang untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya guna memperoleh penghematan energi. Berdasarkan Pedoman pelaksanaan konservasi energi dan pengawasan di lingkungan Depdiknas (2004), diperoleh nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik, sebagai berikut: 1) 4,17 7,92 kWh/m/bln berkriteria sangat efisien. 3) 12,08 14,58 kWh/m/bln berkriteria cukup efisien. 4) 14,58 19,17 kWh/m/bln berkriteria agak boros. 5) 19,17 23,75 kWh/m/bln berkriteria boros. 6) 23,75 37,5 kWh/m/bln berkriteria sangat boros. Analisis peluang hemat energi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6196-2000 a. Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan. b. Analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan penggunaan program komputer yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan diakui oleh masyarakat profesi. c. Penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap memperhatikan kenyamanan penghuni.

19

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 01, April 2012 ISSN 1693-4024

Analisis peluang hemat energi dilakukan dengan usaha antara lain: a. menekan penggunaan energi hingga sekecil mungkin (mengurangi daya terpasang/terpakai dan jam operasi); b. memperbaiki kinerja peralatan; c. menggunakan sumber energi yang murah; 2.4 Analisis Peluang Hemat Energi Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan. Potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan. Analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan penggunaan program komputer yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan diakui oleh masyarakat profesi. Penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap memperhatikan kenyamanan penghuni. 3. METODOLOGI 3.1. Pengukuran Parameter Listrik Berdasarkan SNI 03-6196-2000 menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung dapat dilakukan dengan: a) Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m2). b) Konsumsi Energi bangunan gedung per tahun (kWh/tahun). c) Intensitas Konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung pertahun (kWh/m2.tahun). d) Biaya energi bangunan gedung (Rp/kWh). Pengambilan data yang diperlukan dalam pekerjaan ini menggunakan Power Logger V.2.1 yang dipasang pada MDP untuk merekam data secara otomatis dengan waktu logging setiap 5 menit sekali selam 2 x 24 jam dan Power Analyzer, Fluke 434 Power Quality Analyzer. Power Logger V.21 Titik pengukuran difokuskan pada sisi incoming MDP dengan tujuan untuk mendapatkan data pengukuran secara total terhadap beban yang tersambung. Adapun data yang ter rekam oleh Power Logger adalah: 20

Sulistyowati, Audit Energi Untuk Efisiensi , Hal 14-25

Data arus fasa dan netral Data tegangan fasa netral, fasa fasa Data Frekuensi Data Power Factor masing-masing fasa, total Total Harmonic Distortion (THD %) tegangan masing masing fasa dan fasa fasa Total Harmonic Distortion (THD %) arus masing-masing fasa dan netral kW dan kWh Rangkaian dari pengukuran diperlihatkan pada Gambar 1.
R S T N

VL - L =< 600V

MCB 2 A

8 V1 9 V2 10 V3 11 VN S1 PC

12 I1+ 13 I1S1 14 I2+ 15 I2S1 S2 16 17 I3+ I3-

S2

S2

load

Gambar 1. Rangkaian Pengukuran 3.2 Identifikasi Hasil Pengukuran Identifikasi hasil pengukuran meliputi : a.Daya terpakai terhadap daya terpasang b.Ketidakseimbangan Beban c.Losses beban d.Analisis kebutuhan biaya e.Efisiensi Energi (audit energi) Dari identifikasi hasil pengukuran maka diperoleh karakateristik dari pembebanan. 3.3 Hasil Pengukuran Hasil dari pengambilan data hari adalah sebagai berikut:

21

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 01, April 2012 ISSN 1693-4024

Gambar 2. Arus beban fungsi waktu (hari ke-1) Arus maksimal pada masing-masing phase adalah sebagai berikut: Tabel 1. Arus beban maksimum per fasa (hari ke-1)
Fasa Ia Ib Ic In Arus (A) 327 278 276 202 Jam 10:39 10:49 8:34 10:44

Gambar 3. Grafik Daya fungsi waktu Tampilan data dari power logger adalah sebagai berikut:

22

Sulistyowati, Audit Energi Untuk Efisiensi , Hal 14-25

Gambar 4. Daya dan Energi

Gambar 5. Tegangan, arus dan frekwensi 4. PEMBAHASAN Analisis mencakup tiga hal yaitu analisis data, rekomendasi perbaikan dan analisis biaya perbaikan. 4.1. Analisis Data Dari identifikasi hasil pengukuran diperoleh hasil berikut : a) Daya terpakai terhadap daya terpasang Tren pemakaian daya pada saat beban puncak jam 07:34 sampai dengan jam 14:00 wib sudah mencapai beban maksimal (98,88 %) atau mendekati daya tersambung. Dengan pembebanan yang sudah maksimal terhadap trafo terpasang dapat memperpendek umur pemakaian trafo itu sendiri. b) Ketidakseimbangan Beban Berdasarkan data pengukuran didapatkan ketidakseimbangan beban dengan range ketidak seimbangan antara 0,31% sampai dengan 45,81%. Menurut standard IEC ketidak seimbangan beban yang diijinkan adalah 5%, dengan tingginya ketidak seimbangan beban maka berpengaruh sekali terhadap besarnya arus netral. 23

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 01, April 2012 ISSN 1693-4024

Arus netral yang besar berakibat bertambahnya losses dan kualitas tenaga yang rendah sehingga berpengaruh terhadap kualitas sistem penyaluran tenaga listrik. 4.2 Rekomendasi Perbaikan Dari hasil analisis data maka rekomendasi perbaikan yang dianjurkan adalah : 1) Menaikkan daya menjadi 555 kVA, karena transformator sudah hampir overload dan mengingat pertumbuhan beban. 2) Untuk menjaga kontinyuitas supplai energi listrik maka ke dua generator set yang ada di rekomendasikan untuk disinkronisasikan secara otomatis (sinkronisasi otomatis + AMF) yang nantinya untuk mem back up beban puncak, sedangkan saat luar beban disuplai dari PLN. 3) Melakukan penyeimbangan beban. 4.3 Analisis Biaya Perbaikan Dari perhitungan biaya perbaikan diperoleh hasil bahwa biaya operasional bulanan untuk kerja paralel PLN dan Genset lebih murah 20%, dibandingkan tambah daya. Dibutuhkan biaya investasi baru yang lebih besar untuk tambah daya PLN. 5. PENUTUP Dari hasil analisa maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) Kondisi sistem kelistrikan di Politeknik Negeri Malang, daya tersambung dari PLN tidak mencukupi terhadap beban eksisting yang terpasang pada saat ini. 2) Pembebanan yang ada pada saat ini tidak seimbang. 3) Sumber cadangan yang ada (2 unit generator set) belum dapat di sinkronisasi maupun beroperasi secara otomatis. 4) Dari perhitungan biaya perbaikan diperoleh hasil bahwa biaya operasional bulanan untuk kerja paralel PLN dan Genset lebih murah 20%, dibandingkan tambah daya. Dibutuhkan biaya investasi baru yang lebih besar untuk tambah daya PLN. 5. DAFTAR PUSTAKA SNI 03-6196-2000, ICS 91.040.01, Badan Standardisasi

24

Sulistyowati, Audit Energi Untuk Efisiensi , Hal 14-25

Syamsuri Hasan, Maman Rakhman, dan Agus Maulana, artikel

Tarif Dasar Listrik (TDL) 2008 Turan Gonen, 1988, Electrical Power Systems Quality, second edition

25

Anda mungkin juga menyukai