Anda di halaman 1dari 61

BAB I PENDAHULUAN Telinga adalah salah satu alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang

ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Dalam praktek sehari-hari banyak pasien mengeluhkan masalah pada bagian telinga, oleh sebab itu diperlukan pengetahuan akan anatomi serta fisiologi telinga. Anatomi dan fisiologi ini perlu dipahami untuk dapat menjelaskan secara detail posisi atau letak terjadinya kelainan, maupun fungsi dari organ-organ yang terkait didalamnya. Salah satu fungsi dari telinga adalah fungsi pendengaran, apabila pendengaran itu terganggu maka akan mengakibatkan gangguan dengar atau tuli. 1, Audiometri adalah pengukuran pendengaran yang meliputi besar gangguan pendengaran !derajat gangguan dengar" dan lokalisasi gangguan dengar yaitu membedakan antara kelainan di telinga tengah, kohlea atau retrokohlear. Terdapat tiga tujuan dalam penilaian klinis pendengaran yaitu # perkiraan ambang dengar, diferensiasi gangguan pendengaran konduktif dengan gangguan pendengaran sensorineural, dan identifikasi gangguan pendengaran non organik. $ada referat ini akan dibahas mengenai pemeriksaan pendengaran sederhana, subjektif, dan pemeriksaan pendengaran objektif. %asil pemeriksaan pendengaran ini akan menghasilkan pendengaran normal, gangguan dengar konduktif dan gangguan dengar sensorineural !kohlear dan retrokohlear".

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI TELINGA Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. &rang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. 1,

Gambar Telinga luar, telinga tenga , !an telinga !alam ". Telinga Luar Telinga luar terdiri atas auricula dan meatus akustikus eksternus. Auricula mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi mengumpulkan getaran udara, auricula terdiri atas lempeng tulang ra'an elastis tipis yang ditutupi kulit. Auricula juga mempunyai otot intrinsic dan ekstrinsik, yang keduanya dipersarafi oleh (.facialis.), *

Gambar Bagian#bagian !ari auri$ula telinga luar. +ang kedua adalah meatus akustikus eksternus atau dikenal juga dengan liang telinga luar. ,eatus akustikus eksternus merupakan sebuah tabung berkelok yang menghubungkan auricula dengan membran timpani. $ada orang de'asa panjangnya lebih kurang 1 inchi atau kurang lebih ,* cm, dan dapat diluruskan untuk memasukkan otoskop dengan cara menarik auricula ke atas dan belakang. $ada anak kecil auricula ditarik lurus ke belakang, atau ke ba'ah dan belakang. -agian meatus yang paling sempit adalah kira-kira * mm dari membran timpani.1, ), * .angka sepertiga bagian luar meatus adalah kartilago elastis, dan dua pertiga bagian dalam adalah tulang yang dibentuk oleh lempeng timpani. ,eatus dilapisi oleh kulit, dan sepertiga luarnya mempunyai rambut, kelenjar sebasea, dan glandula seruminosa. /landula seruminosa ini adalah modifikasi kelenjar keringat yang menghasilkan sekret lilin ber'arna coklat kekuningan. .ambut dan lilin ini merupakan barier yang lengket, untuk mencegah masuknya benda asing.1, %. Telinga Tenga Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis yang dilapisi oleh membrana mukosa. .uang ini berisi tulang-tulang
, ), *

pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani !gendang telinga" ke perilympha telinga dalam. 0a1um timpani berbentuk celah sempit yang miring, dengan sumbu panjang terletak lebih kurang sejajar dengan bidang membran timpani. Di depan, ruang ini berhubungan dengan nasopharing melalui tuba auditi1a dan di belakang dengan antrum mastoid.),* ,embran timpani adalah membrana fibrosa tipis yang ber'arna kelabu mutiara.
,embran ini terletak miring, menghadap ke ba'ah, depan, dan lateral. $ermukaannya konkaf ke lateral. $ada dasar cekungannya terdapat lekukan kecil, yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei. -ila membran terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan 2refleks cahaya2, yang memancar ke anterior dan inferior dari umbo.), *

Gambar Membran Tim&ani Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang maleus, inkus dan stapes. 0etiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum tulang.* Ada otot kecil yang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. &tot tensor timpani terletak dalam saluran di atas tuba auditi1a, tendonya berjalan mula-mula ke arah posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang maleus. Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam dinding
4

posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. &tot-otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi.
,),*

Tuba eustachius terbentang dart dinding anterior ka1um timpani ke ba'ah, depan, dan medial sampai ke nasopharyn4. Sepertiga bagian posteriornya adalah tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah cartilago. Tuba berhubungan dengan nasopharyn4 dengan berjalan melalui pinggir atas m. constrictor pharynges superior. Tuba berfungsi menyeimbangkan tekanan udara di dalam ca1um timpani dengan nasopharing.),* '. Telinga Dalam Telinga dalam terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial terhadap telinga tengah dan terdiri atas
dalam telinga dalam osseus. ), * !1" telinga dalam osseus, tersusun dari sejumlah rongga di dalam tulang5 dan ! " telinga dalam membranaceus, tersusun dari sejumlah saccus dan ductus membranosa di

Gambar Telinga Dalam Telinga dalam osseus terdiri atas tiga bagian# 1estibulum, canalis semicircularis, dan cochlea. 0etiganya merupakan rongga-rongga yang terletak di dalam substantia kompakta tulang, dan dilapisi oleh endosteum serta berisi cairan bening, yaitu perilympha, yang di dalamnya terdapat labyrinthus membranaceus.),* 6estibulum, merupakan bagian tengah telinga dalam osseus, terletak posterior terhadap cochlea
5

dan anterior terhadap canalis sennicircularis. $ada dinding lateralnya terdapat fenestra 1estibuli yang ditutupi oleh basis stapedis dan ligamentum annularenya, dan fenestra cochleae yang ditutupi oleh membran timpani sekunder. Di dalam 1estibulum terdapat sacculus dan
),*

utriculus telinga dalam membranaceus.

0etiga canalis semicircularis, yaitu canalis semicircularis superior, posterior, dan lateral bermuara ke bagian posterior 1etibulum. Setiap canalis mempunyai sebuah pelebaran di ujungnya disebut ampulla. 7analis bermuara ke dalam 1estibulum melalui lima lubang, salah satunya dipergunakan bersama oleh dua canalis. Di dalam canalis terdapat ductus semicircularis. 1, ,* 7ochlea berbentuk seperti rumah siput, dan bermuara ke dalam bagian anterior 1estibulum. 8mumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus cochleae, dan modiolus ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah putaran. Setiap putaran berikutnya mempunyai radius yang lebih kecil sehingga bangunan keseluruhannya berbentuk kerucut. Ape4 menghadap anterolateral dan basisnya ke posteromedial. $utaran basal pertama dari cochlea inilah yang tampak sebagai promontorium pada dinding medial telinga tengah.1,),* Telinga dalam membranaceus terletak di dalam telinga dalam osseus, dan berisi endolympha dan dikelilingi oleh perilympha. telinga dalam membranaceus terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat di dalam 1estibulum osseus5 tiga ductus semicircularis, yang terletak di dalam canalis semicircularis osseus5 dan ductus cochlearis yang terletak di dalam cochlea. Struktur-struktur ini sating berhubungan dengan bebas. ,),* 8triculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus 1estibuli yang ada, dan dihubungkan tidak langsung dengan sacculus dan ductus endolymphaticus oleh ductus utriculosaccularis.* Sacculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus, seperti sudah dijelaskan di atas. Ductus endolymphaticus, setelah bergabung dengan ductus utriculosaccularis akan berakhir di dalam kantung buntu kecil, yaitu saccus endolymphaticus. Saccus ini terletak di ba'ah duramater pada permukaan posterior
6

pars petrosa ossis temporalis.3,9 (. Per!ara an Telinga $erdarahan telinga terdiri dari macam sirkulasi yang masing : masing secara keseluruhan berdiri satu:satu memperdarahi telinga luar dan tengah, dan satu lagi memperdarahi telinga dalam tampa ada satu pun anastomosis diantara keduanya. ),* Telinga luar terutama diperdarahi oleh cabang aurikulo temporal a.temporalis superficial di bagian anterior dan dibagian posterior diperdarahi oleh cabang aurikuloposterior a.karotis e4terna.) Telinga tengah dan mastiod diperdarahi oleh sirkulasi arteri yang mempunyai banyak sekali anastomosis. 7abang timpani anterior a.ma4ila e4terna masuk melalui fisura retrotimpani. ,elalui dinding anterior mesotimpanum aa.karotikotimpanik juga berjalan yang merupakan cabang a.karotis ke timpanum .dibagian

superior, a.meningia media memberikan cabang timpanik superior yang masuk ketelinga tengah melalui fisura petroskuamosa. A.meningea media juga memberikan percabangan a.petrosa superficial yang berjalan bersama (er1us petrosa mayor memasuki kanalis fasial pada hiatus yang berisi ganglion genikulatum. $embuluhpembuluh ini beranastomose dengan suatu cabang a.auricula posterior yaitu a.stilomastoid, yang memasuki kanalis fasial dibagian inferior melalui foramen stilomastoid. Satu cabang dari arteri yang terakhir ini, a.timpani posterior berjalan melalui kanalikuli korda timpani. Satu arteri yang penting masuk dibagian inferior cabang dari a.faringeal asendenc.arteri ini adalah perdarahan utama pada tumor glomus jugular pada telinga tengah.
,),*

Aliran 1ena telinga luar dan tengah dilakukan oleh pembuluh:pembuluh darah yang menyertai arteri 1.emisari mastoid yang menghubungkan kortek keluar mastoid dan sinus lateral. Aliran 1ena telinga dalam dilakukan melalui 3 jalur aliran .dari koklea putaran tengah dan apical dilakukan oleh 1.auditori interna. 8ntuk putaran basiler koklea dan 1estibulum anterior dilakukan oleh 1.kokhlear melalui suatu saluran yang berjalan sejajar dengan akuadutus kokhlea dan masuk kedalam
7

sinus petrosa inferior. Suatu aliran 1ena ketiga mengikuti duktus endolimfa dan masuk ke sinus sigmoid pleksus ini mengalirkan darah dari labirin posterior.),* ). Per*ara+an Telinga Daun telinga dan liang telinga luar menerima cabang:cabang sensoris dari cabang aurikulotemporal saraf ke:* !(. ,andibularis" dibagian depan, dibagian posterior dari (er1us aurikuler mayor dan minor, dan cabang:cabang (er1us /lofaringeus dan 6agus. 7abang (er1us 6agus dikenal sebagai (er1us Arnold. Stimulasi saraf ini menyebabkan reflek batuk bila teliga luar dibersihkan. ;iang telinga bagian tulang sebelah posterior superior dipersarafi oleh cabang sensorik (er1us <asial .),* Tuba auditi1a menerima serabut saraf dari ganglion pterygopalatinum dan saraf:saraf yang berasal dari pleksus timpanikus yang dibentuk oleh (er1us 7ranialis 6== dan =>.) ,.tensor timpani dipersarafi oleh (er1us ,andibularis !(er1us 7ranial 63 ", sedangkan ,.Stapedius dipersarafi oleh (er1us <asialis.3 B. ,ISIOLOGI PENDENGA-AN $endengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. .eseptor-reseptor
khusus untuk suara terletak di telinga dalam yang berisi cairan. Dengan demikian, gelombang suara hantaran udara harus disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga dalam, dan dalam prosesnya melakukan kompensasi terhadap berkurangnya energi suara yang terjadi secara alamiah se'aktu gelombang suara berpindah dari udara ke air. <ungsi ini dilakukan oleh telinga luar dan telinga tengah.9

Daun telinga, mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar. -anyak spesies !anjing, contohnya" dapat memiringkan daun telinga mereka ke arah sumber suara untuk mengumpulkan lebih banyak gelombang suara, tetapi daun telinga manusia relatif tidak bergerak. 0arena bentuknya, daun telinga secara parsial menahan gelombang suara yang mendekati telinga dari arah belakang dan, dengan demikian, membantu seseorang membedakan apakah suara datang dari arah depan atau belakang.9
8

;okalisasi suara untuk menentukan apakah suara datang dari kanan atau kiri ditentukan berdasarkan dua petunjuk. $ertama, gelombang suara mencapai telinga yang terletak lebih dekat ke sumber suara sedikit lebih cepat daripada gelombang tersebut mencapai telinga satunya. 0edua, suara terdengar kurang kuat se'aktu mencapai telinga yang terletak lebih jauh, karena kepala berfungsi sebagai sa'ar suara yang secara parsial mengganggu perambatan gelombang suara. 0orteks pendengaran mengintegrasikan semua petunjuk tersebut untuk menentukan lokasi sumber suara. 0ita sulit menentukan sumber suara hanya dengan satu telinga.9,? ,embran timpani, yang teregang menutupi pintu masuk ke telinga tengah, bergetar
se'aktu terkena gelombang suara. Daerah-daerah gelombang suara yang bertekanan tinggi dan rendah berselang-seling menyebabkan gendang telinga yang sangat peka tersebut menekuk keluar-masuk seirama dengan frekuensi gelombang suara. 9

Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan di telinga dalam. $emindahan ini dipermudah oleh adanya rantai yang terdiri dari tiga tulang yang dapat bergerak atau osikula !maleus, inkus, dan stapes" yang berjalan
melintasi telinga tengah. Tulang pertama, maleus, melekat ke membran timpani, dan tulang terakhir, stapes, melekat ke jendela o1al, pintu masuk ke koklea yang berisi cairan. 0etika membrana timpani bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara, rantai tulang-tulang tersebut juga bergerak dengan frekuensi sama, memindahkan frekuensi gerakan tersebut dan membran timpani ke jendela o1al. Tekanan di jendela o1al akibat setiap getaran yang dihasilkan menimbulkan gerakan seperti gelombang pada cairan telinga dalam dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi gelombang suara semula. (amun, seperti dinyatakan sebelumnya, diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menggerakkan cairan. Terdapat dua mekanisme yang berkaitan dengan sistem osikuler yang memperkuat tekanan gelombang suara dan udara untuk menggetarkan cairan di koklea. $ertama, karena luas permukaan membran timpani jauh lebih besar daripada luas permukaan jendela o1al, terjadi peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja di membrana timpani disalurkan ke jendela o1al !tekanan gaya/satuan luas". 0edua, efek pengungkit tulang-tulang pendengaran menghasilkan keuntungan mekanis tambahan. 0edua mekanisme ini bersama-sama meningkatkan gaya yang timbul pada jendela o1al sebesar dua puluh kali lipat dari gelombang suara yang

langsung mengenai jendela o1al. Tekanan tambahan ini cukup untuk menyebabkan pergerakan cairan koklea.1, ,9,?

-agian koklearis telinga dalam yang berbentuk seperti siput adalah suatu sistem tubulus bergelung yang terletak di dalam tulang temporalis. Akan lebih mudah untuk memahami komponen fungsional koklea, jika organ tersebut 2dibuka gulungannya2, seperti diperlihatkan dalam. Di seluruh panjangnya, koklea dibagi menjadi tiga kompartemen longitudinal yang berisi cairan. Duktus koklearis yang buntu, yang juga dikenal sebagai skala media, membentuk kompartemen tengah. Saluran ini berjalan di sepanjang bagian tengah koklea, hampir mencapai ujungnya. 0ompartemen atas, yakni skala 1estibuli, mengikuti kontur bagian dalam spiral, dan skala timpani, kompartemen ba'ah, mengikuti kontur luar spiral. 7airan di dalam duktus koklearis disebut endolimfe. Skala 1estibuli dan skala timpani keduanya mengandung cairan yang sedikit berbeda, yaitu perilimfe. Daerah di luar ujung duktus koklearis tempat cairan di kompartemen atas dan ba'ah berhubungan disebut helikotrema. Skala 1estibuli disekat dari rongga telinga tengah oleh jendela o1al, tempat melekatnya stapes. ;ubang kecil berlapis membran lainnya,
yakni jendela bundar, menyekat skala timpani dari telinga tengah. ,embrana 1estibularis yang tipis memisahkan duktus koklearis dari skala 1estibuli. ,embrana basilaris membentuk lantai duktus koklearis, memisahkannya dari skala timpani. ,embrana basilaris sangat penting karena mengandung organ 7orti, organ untuk indera pendengaran.9,?

Transmisi /elombang Suara !a" /erakan cairan di dalam perilimfe ditimbulkan oleh getaran jendela o1al mengikuti dua jalur# !1" melalui skala 1estibuli, mengitari helikotrema, dan melalui skala timpani, menyebabkan jendela bundar bergetar5 dan ! " 2jalan pintas2 dan skala 1estibuli melalui membrana basilaris ke skala timpani. @alur pertama hanya menyebabkan penghamburan energi suara, tetapi jalur kedua mencetuskan pengaktifan reseptor untuk suara dengan membengkokkan rambut di sel-sel rambut se'aktu organ 7orti pada bagian atas membrana basilaris yang bergetar, mengalami perubahan posisi terhadap membrana tektorial di atasnya. !b" -erbagai bagian dart membrana basilaris bergetar secara maksimal pada frekuensi yang berbeda-beda. !c" 8jung membrana basilaris yang pendek dan kaku, yang

10

terletak paling dekat dengan jendela o1al, bergetar maksimum pada nada berfrekuensi tinggi. ,embrana basilaris yang lebar dan lentur dekat helikotrema bergetar maksimum pada nada-nada berfrekuensi rendah.9,? &rgan 7orti, yang terletak di atas membrana basilaris, di seluruh panjangnya mengandung sel-sel rambut, yang merupakan reseptor untuk suara. Sel-sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut di permukaannya secara mekanis mengalami perubahan bentuk berkaitan dengan gerakan cairan di telinga dalam. .ambut-rambut ini secara mekanis terbenam di dalam membrana tektorial, suatu tonjolan mirip tendarumah yang menggantung di atas, di sepanjang organ 7orti.9 /erakan stapes yang menyerupai piston terhadap jendela o1al menyebabkan timbulnya gelombang tekanan di kompartemen atas. 0arena cairan tidak dapat ditekan, tekanan dihamburkan melalui dua cara se'aktu stapes menyebabkan jendela o1al menonjol ke dalam# !1" perubahan posisi jendela bundar dan ! " defleksi membrana basilaris. $ada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe ke depan di kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikotrema5 dan ke kompartemen ba'ah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar ke dalam rcngga telinga tengah untuk mengkompensasi peningkatan tekanan. 0etika stapes bergerak mundur dan menarik jendela o1al ke luar ke arah telinga tengah, perilimfe mengalir dalam arah berla'anan, mengubah posisi jendela bundar ke arah dalam. @alur ini tidak menyebabkan timbulnya persepsi suara5 tetapi hanya menghamburkan tekanan.9,? /elombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara mengambil 2jalan pintas2. /elombang tekanan di kompartemen atas dipindahkan melalui membrana 1estibularis yang tipis, ke dalam duktus koklearis, dan kemudian melalui membrana basilaris ke kompartemen ba'ah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar-masuk bergantian. $erbedaan utama pada jalur ini adalah bah'a transmisi gelombang tekanan melalui membrana basilaris menyebabkan membran ini bergerak ke atas dan ke ba'ah, atau bergetar, secara sinkron dengan gelombang tekanan. 0arena organ 7orti menumpang pada membrana
11

basilaris, sel-sel rambut juga bergerak naik turun se'aktu membrana basilaris bergetar. 0arena rambut-rambut dari sel reseptor terbenam di dalam membrana tektorial yang kaku dan stasioner, rambutrambut tersebut akan membengkok ke depan dan belakang se'aktu membrana basilaris menggeser posisinya terhadap membrana tektorial. $erubahan bentuk mekanis rambut yang maju-mundur ini menyebabkan saluran-saluran ion gerbang-mekanis di sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. %al ini menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantianpotensial reseptorAdengan frekuensi yang sama dengan rangsangan suara semula.9,? Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui sinaps kimia'i dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius !koklearis". Depolarisasi sel-sel rambut !se'aktu membrana basilaris bergeser ke atas" meningkatkan kecepatan pengeluaran Bat perantara mereka, yang menaikkan kecepatan potensial aksi di serat-serat aferen. Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel-sel rambut mengeluarkan sedikit Bat perantara karena mengalami hiperpolarisasi !se'aktu membrana basilaris bergerak ke ba'ah".9,? Dengan demikian, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan-gerakan berosilasi membrana basilaris yang membengkokkan pergerakan maju-mundur rambut-rambut di sel reseptor. $erubahan bentuk mekanis rambutrambut tersebut menyebabkan pembukaan dan penutupan !secara bergantian" saluran di sel, reseptor, yang menimbulkan perubahan potensial berjenjang di reseptor, sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak. Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat dipersepsikan oleh otak sebagai sensasi suara.9,? .. 1. GANGGUAN PENDENGA-AN Tuli K/n!u0ti+

12

Ada beberapa karakteristik yang ditemukan pada tuli konduktif, yang paling utama adalah pasien dapat mendengar lebih baik dengan hantaran tulang dibandingkan dengan hantaran udara, dan biasanya hantaran tulang mendekati normal. $ada tuli konduktif murni hantaran tulang normal atau mendekati normal karena tidak ada kerusakan di telinga dalam atau jaras pendengaran. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik bisa didapatkan beberapa karakteristik dari tuli konduktif, yaitu # 1. anamnesis menunjukkan adanya ri'ayat keluar cairan dari telinga, atau pernah mengalami infeksi telinga, bisa disertai dengan gangguan pendengaran, atau tuli mendadak sesaat setelah mencoba membersihkan telinga dengan jari. . Tinitus, digambarkan sebagai dengungan nada rendah 3. Apabila tuli bilateral, penderita biasanya berbicara dengan suara pelan, terutama pada tuli yang disebabkan oleh otosklerosis. ). ,endengar lebih baik pada tempat yang ramai ! paracusis of willis". *. $ada saat mengunyah, pendengaran menjadi lebih terganggu. 9. Treshold hantaran tulang normal atau mendekati normal ?. Ditemukan Air bone gap !A-/" C. $ada pemeriksaan otologis ditemukan adanya kelainan di canalis acusticus externus, gendang telinga, atau telinga tengah. 0adang ditemukan gambaran gelembung dan Dfluid le1elE di belakang gendang telinga. F. Tidak ada kesulitan dalam komunikasi terutama bila suara cukup keras. 1G. Tuli konduktif murni, maksimum sampai ?G dApabila pada pemeriksaan aodiologis ditemukan adanya tuli konduktif, dan di temukan obstruksi pada 7AH, kemungkinan penyebab hal itu adalah # Aplasia congenital, tidak terbentuknya 7AH pada saat lahir, akibat defek pada pertumbuhan janin Traecher collins syndrome, tidak terbentuk daun telinga, 7AH, gendang telinga, dan tulang pendengaran
13

Stenosis 7AH H4ostosis 7AH, adanya penonjolan tulang yang menimbulkan obstruksi 7AH Serumen 0arsinoma 7AH 0olaps 7AH saat pemeriksaan audiometri Apabila tidak ditemukan adanya obstruksi dari 7AH, dan masih di temukan

adanya penurunan hantaran udara, segera di curigai keadaan diba'ah ini # =nfeksi # otitis eksterna, &,A, &,S0, perforasi membran tympani, tympanosclerosis, otosklerosis Trauma # %emotympanum Tumor di nasofaring alergi Dari semua penyebab tuli konduktif, sebagian besar memiliki prognosis yang baik. 7ukup dengan pemberian medikamentosa dan tindakan pembedahan apabila diperlukan, hampir semua keadaan tersebut bisa diperbaiki. C 2. Tuli Sen*/rineural Tuli sensorineural terbagi atas tuli sensorineural koklea dan retrokoklea. Tuli sensorineural koklea disebabkan aplasia, labirintitis, intoksikasi obat ototoksik atau alkohol. Dapat juga disebabkan tuli mendadak, trauma kapitis, trauma akustik, dan pemaparan bising.* Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan neuroma akustik, tumor sudut pons-serebelum, mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak, atau kelainan otak lainnya. 8ntuk membedakan tuli koklea dan tuli retrokoklea diperlukan pemeriksaan audiologi khusus yang terdiri dari audiometri khusus !seperti tes Tone decay, tes Short =ncrement Sensiti1ity =nde4 IS=S=J, tes Alternate -inaural ;oudness -alance IA-;-J, audiometri tutur, audiometri -ekessy", audiometri objektif !audiometri

14

impedans, elektrokokleografi, -rain H1oked .eponse Audiometry I-H.AJ, pemeriksaan tuli anorganik !tes Stenger, audiometri nada murni secara berulang, impedans" dan pemeriksaan audiometri anak.* $roses belajar mendengar pada bayi dan anak sangat kompleks dan ber1ariasi karena menyangkut aspek tumbuh kembang, perkembangan embriologi, anatomi, fisiologi, neurologi dan audiologi. $ada sisi lain pemeriksaan diharapkan dapat mendeteksi gangguan pendengaran pada usia sedini mungkin.1 Gangguan Pendengaran Pada Bayi dan Anak /angguan pendengaran pada bayi dan anak kadang-kadang disertai keterbelakangan mental, gangguan emosional maupun afasia perkembangan. 8mumnya sorang bayi atau anak yang mengalami gangguan pendengaran, lebih dahulu diketahui keluarganya sebagai pasien terlambat bicara !delayed speech". /angguan pendengaran dibedakan menjadi tuli sebagian !hearing impaired" dan tuli total !deaf". Tuli sebagian adalah keadaan fungsi pendengaran berkurang namun masih dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan atau tanpa bantuan alat bantu dengar, sedangkan tuli total adalah keadaan fungsi pendengaran yang sedemikian terganggunya sehingga tidak dapat berkomunikasi sekalipun mendapat perkerasan bunyi !amplikasi". Tuli Mendadak Tuli mendadak !sudden deafness" ialah tuli yang terjadi secara tiba-tiba. @enis ketuliannya ialah sensorineural, penyebabnya tidak dapat langsung diketahui, biasanya terjadi pada satu telinga. -eberapa ahli mendefinisikan tuli mendadak sebagai penurunan pendengaran sensorineural 3G d- atau lebih, paling sedikit tiga frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri dan berlangsung dalam 'aktu kurang dari 3 hari. 0erusakan terutama di koklea dan biasanya bersifat permanen, kelainan ini dimasukkan ke dalam darurat neurotologi. Tuli mendadak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain iskemia koklea, infeksi 1irus, trauma kepala, trauma bising yang keras, perubahan tekanan
15

atmosfir, autoimun, obat ototoksik, penyakit meniere dan neuroma akustik. Tetapi yang biasanya dianggap sebagai etiologi dan sesuai dengan definisi diatas adalah iskemia koklea dan infeksi 1irus. C Noise Induced Hearing ose !NIH " 0emajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke arah penggunaan mesin-mesin, alat-alat transportasi berat, dan lain sebagainya. Akibatnya kebisingan makin dirasakan mengganggu dan dapat memberikan dampak pada kesehatan. -iaya yang harus ditanggung akibat kebisingan ini sangat besar. ,isalnya, bila terjadi di tempat-tempat bisnis dan pendidikan, maka bising dapat mengganggu komunikasi yang berakibat menurunnya kualitas bisnis dan pendidikan. Sama halnya dengan akibat yang ditimbulkan pada masyarakat yang lokasi tempat tinggalnya berdekatan dengan sumber bising. Trauma akustik ataupun gangguan pendengaran lain yang timbul akibat bising, gangguan sistemik yang timbul akibat kebisingan, penurunan kemampuan kerja, bila dihitung kerugiannya secara nominal dapat mencapai milyaran rupiah. =ndustri yang terutama memba'a risiko kehilangan pendengaran antara lain pertambangan, pembuatan tero'ongan, penggalian !peledakan, pengeboran", mesinmesin berat ! pencetakan besi, proses penempaan, dll", pekerjaan mengemudikan mesin dengan mesin pembakaran yang kuat !pesa'at terbang, truk, bajaj, kenderaan konstruksi, dll", pekerjaan mesin tekstil dan uji coba mesin-mesin jet. $ada umumnya gangguan pendengaran yang disebabkan bising timbul setelah bertahun-tahun pajanan. 0ecepatan kemunduran tergantung pada tingkat bising, komponen impulsif dan lamanya pajanan, serta juga pada kepekaan indi1idual yang sifat-sifatnya tetap tidak diketahui.C Gangguan Pendengaran Akibat #totoksik &totoksik sudah lama dikenal sebagai efek samping pengobatan kedokteran, dan dengan bertambahnya obat-obatan yang lebih poten, daftar obat-obatan ototoksik semakin bertambah. ;oop diuretic dapat menimbulkan tinitus yang kuat dalam beberapa menit
16

setelah penyuntikan intra1ena, tetapi pada kasus-kasus yang tidak begitu berat dapat terjadi tuli sensorineural secara perlahan-lahan dan progresif dengan hanya disertai tinitus yang ringan. Tinitus dan kurang pendengaran yang re1ersible dapat terjadi pada penggunaan salisilat dan kina serta tuli akut yang disebabkan oleh loop diuretics dapat pulih dengan menghentikan pengobatan segera. Tuli ringan juga pernah dilaporkan sebagai akibat antibiotik aminoglikosida, tetapi biasanya menetap atau hanya sebagian yang pulih kembali. 0urang pendengaran yang disebabkan antibiotika biasanya terjadi setelah 3-) hari, tetapi mungkin akan lebih jelas setelah dosis pertama. Tuli akibat ototoksik yang menetap malahan dapat terjadi berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan, setelah selesai pengobatan. -iasanya tuli bersifat bilateral, tetapi tidak jarang yang unilateral. 0urang pendengaran akibat pemakaian obat ototoksik bersifat tuli sensorineural. Antibiotika yang bersifat ototoksik mempunyai ciri penurunan yang tajam untuk frekuensi tinggi pada audiogram., sedangkan diuretik yang dapat menimbulkan ototoksisitas biasanya menghasilkan audiogram yang mendatar atau sedikit menurun. /angguan pendengaran yang berhubungan dengan ototoksisitas sangat sering ditemukan, oleh karena pemberian gentamisin dan streptomisin. Terjadinya secara perlahan-lahan dan beratnya sebanding dengan lama dan jumlah obat yang diberikan serta keadaan fungsi ginjalnya. Terdapat juga gangguan keseimbangan badan dan sulit memfiksasikan pandangan, terutama setelah perubahan posisi. Antibiotika aminoglikosida dan loop diuretic adalah dua dari obat-obat ototoksik yang potensial berbahaya yang biasa ditemukan.C 3. Tuli .am&uran Apabila pada penderita ditemukan gambaran tuli konduktif dan tuli sensorineural, dikatakan penderita mengalami tuli campur. $enurunan pendengaran

17

biasanya dia'ali dengan tuli konduktif seperti otosklerosis lalu diikuti dengan penurunan komponen sensorineural.C /angguan pendengaran pada geriatri termasuk kedalam tuli campuran. $erubahan patologik pada organ auditorik akibat proses degenerasi pada usia lanjut dapat menyebabkan gangguan pendengaran. @enis ketulian yang terjadi pada kelompok geriatri umumnya tuli sensorineural, namun dapat juga tuli konduktif atau tuli campuran. &rgan-organ pendengaran akan mengalami proses degeneratif. $ada telinga luar terjadi perubahan pada berkurangnya elastisitas jaringan daun telinga dan liang telinga. 0elenjar-kelenjar sebasea dan seruminosa mengalami gangguan fungsi sehingga produksinya berkurang, juga terjadi penyusutan jaringan lemak sebagai bantalan di sekitar liang telinga. %al ini menyebabkan kulit daun telinga maupun liang telinga menjadi kering dan mudah mengalami trauma. Serumen cenderung mengumpul, mengeras, dan menempel dengan jaringan kulit liang telinga.1 -agian liang telinga /3 dalam mudah luka saat mengeluarkan kotoran karena kulit yang melapisinya lebih tipis. Serumen cenderung menumpuk karena terjadi peningkatan produksi serumen dari bagian 1/3 liang telinga, bertambah banyaknya rambut liang telinga, yang tampak lebih tebal dan panjang. -agian telinga lain seperti membran timpani, tulang-tulang pendengaran, otototot di telinga tengah juga mengalami perubahan 'alaupun tidak terlalu bermakna. $ada telinga luar dan telinga tengah proses degeneratif dapat menyababkan kelainan berupa # 1. -erkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran pinna daun telinga . Atrofi dan bertambah kakunya liang telinga 3. $enumpukan serumen ). ,embran timpani bertambah tebal dan kaku *. 0ekauan sendi tulang-tulang pendengaran 0elenjar-kelenjar serumen mengalami atrofi, sehingga produksi kelenjar serumen berkurang dan menyebabkan serumen menjadi lebih kering, sehingga terjadi
18

serumen prop, membran timapani bertambah kaku dan tebal , kekakuan pada persendian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduksi.C D. PEME-IKSAAN GANGGUAN DENGA". Pemeri0*aan Pen!engaran Sub1e0ti+ $emeriksaan pendengaran subyektif adalah menilai pendengaran berdasarkan respon subjektif terhadap berbagai rangsang suara. Ada berbagai macam tes yang dapat dilihat pembagiannya diba'ah ini# Tes klinis sederhana # : : Tes suara Tes /arpu Tala

Audiometri Subjektif# : : De'asa# Tes -isik, /arputala, Audiometri (ada ,urni, Audiometri tutur Anak# Be$a%ioral #bser%ation !'(A", Audio&etry Play !B#A", 'isual )peec$ (einforce&ent Audio&etry : 0husus# )$ort Incre&ent )ensiti%ity Index !)I)I", Alternate Binaural oudness Balance Test !AB B", Tone decay, Audiometri tutur, Audiometri -akessyC Audio&etry Audio&etry,

a. Te* Suara Suara manusia memiliki rentang intensitas yang berbeda, namun hanya tiga intensitas yang digunakan secara klinis untuk menetapkan standarisasi# suara bisikan, suara percakapan, dan suara keras. Suara bisik umumnya diartikan sebagai forced w$isper, yakni suara bisik terkeras yang dapat dikeluarkan pemeriksa. 8mumnya pemeriksa harus ekshalasi nafas secara norinal sebelum berbicara dengan intensitas forced w$isper, Suara
19

percakapan diartikan sebagai suara dengan intensitas yang digunakan pemeriksa ketika berbicara di ruangan yang tenang. Suara keras adalah sekeras teriakan yang masih dapat dibuat pemeriksa dengan nyaman. $emeriksa harus berdiri pada sisi pasien dimana petunjuk 1isual tidak dapat terlihat. .angsang harus sederhana supaya dapat dimengerti oleh semua pasien. .angsang yang cocok terdiri dari kombinasi tiga angka !misainya 9-1-)". $asien diminta untuk mengulangi suara yang didengar. Tes dikatakan positif bila pasien dapat mengulangi lebih dari *GK dari rangsang yang diberikan. Tes ini biasanya dilakukan pada jarak 9G cm dan 1* cm dari telinga pasien. 9G cm menggambarkan jarak sepanjang lengan dari telinga yang tidak dites, hal ini penting untuk masking telinga yang tidak diuji selama tes dilakukan. $endengaran dapat dinilai dengan forced w$isper pada jarak yang lebih jauh. &rang normal dapat mendengar bisikan dengan mudah pada jarak 1G m.C -erbicara pada jarak 3G inci. ,engerti bisikan perlahan ,engerti bisikan keras ,engerti suara sedang ,engerti suara keras b. Te* Gar&u Tala $rinsip pemeriksaan dengan garpu tala adalah membandingkan antara hantaran udara !A7 M air conduction" dan hantaran tulang !-7 M bone conduction". 0ehilangan pendengaran L 3G dL )* dL 9G dL ?G d-

20

Gambar Gar&u tala untu0 berbagai te* *e!er ana Te* -inne $ada prinsipnya adalah membandingkan A7 dan -7 pada pasien. 7ara pemeriksaan # /arpu tala yang telah digetarkan ditempatkan pada prosesus mastoid, bila suara sudah tidak terdengar, garpu tala dipindahkan ke depan 7AH =nterpretasi # .inne !N" # $asien dengan pendengaran normal atau S(%; suara di depan 7AH akan terdengar lebih lama dibandingkan di prosesus mastoid !A7 O -7" .innne !-" # $asien dengan 7%;, suara pada prosesus mastoid terdengar lebih lama !A7 L -7"C

21

Te* 2ebber <enomena yang dikemukakannya adalah mengenai lateralisasi hantaran tulang kearah telinga yang disumbat. ,enurut Peber apabila kita sedang berbicara atau menyanyi, kemudian telinga dengan jari tangan maka suara akan terdengar lebih keras di telinga tersebut. 7ara $emeriksaan # Sebuah garpu tala !biasanya *1 atau *9 %B" digetarkan dan ditempatkan pada garis tengah kepala pasien. Tempat yang umum digunakan adalah dahi, batang hidung, 1erte4, dan incisor atas. $asien ditanya apakah suara terdengar lebih baik pada satu telinga atau sama pada kedua telinga !umumnya disebut terdengar di tengah kepala". =nterpretasi # $asien dengan pendengaran normal akan mendengar suara yang sama pada kedua telinga $asien dengan unilateral S(%; akan mendengar suara lebih baik pada telinga yang sehat !lateralisasi ke telinga yang sehat"

22

$asien dengan unilateral 7%; akan mendengar suara lebih baik pada telinga yang sakit !lateralisasi ke telinga yang sakit" 0eterbatasan tes Peber adalah sulit dinilai pada kasus dengan tuli

campur, tes Peber sebaiknya hanya dilakukan pada kasus gangguan pendengaran unilateral. C

Te* S$3aba$

$ada rinsipnya adalah menilai kemampuan persepsi mendengar melalui hantaran tulang subyek yang diperiksa dibandingkan dengan pemeriksa.

7ara pemeriksaan# $enala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar bunyi. 0emudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa yang pendengarannya normal. -ila pemeriksa masih dapat mendengar disebut Sch'abach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. -ila pasien masih dapat mendengar bunyi disebut Sch'abach memanjang dan bila pasien dan
23

pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut dengan Sch'abach sama dengan pemeriksa.C

Te* Bing

$ada prinsipnya adalah oklusi 7AH akan membuat suara hantaran tulang terdengar lebih keras pada telinga dengan mekanisme konduksi normal.

7ara $emeriksaan # Sebuah garpu tala yang digetarkan diletakkan pada os.mastoid seperti pada tes .inne. seperti juga tes .inne, terdapat dua metode# perbandingan ambang dan perbandingan keras suara. $ada metode perbandingan ambang, pasien diminta untuk me n g a n g k a t t a n g a n s e l a m a i a m a s i h d a p a t m e n d e n g a r s u a r a . 0 e t i k a p a s i e n m engindikasikan bah'a suara sudah tidak terdengar lagi, pemeriksa menutup 7AH dengan tekanan jari
24

pada tragus. @ika pasien dapat mendengar suara kembali, hal ini mengindikasikan mekanisme konduksi berfungsi ! -ing positif " dan apabila pasien tidak dapat mendengar suara kembali disebut -ing negatif. $ada metode perbandingan keras suara, -ila liang telinga ditutup dan dibuka bergantian saat penala yang bergetar ditempelkan pada mastoid, maka telinga normal akan menangkap bunyi yang mengeras dan !-ing positif". %asil serupa akan didapat pada gangguan pendengaran sensorineural, namun pada pasien dengan perubahan mekanisme konduktif seperti penderita otitis media atau otosklerosis, tidak menyadari adanya perubahan kekerasan bunyi tersebut ! -ing negatif".C

Tes -ing

Te* Gelle <enomena berupa penurunan persepsi kekerasan suara yang dihantarkan melalui hantaran tulang apabila tekanan di kanalis aurikularis ekstemus ditingkatkan . Hfek tersebut didapati pada kondisi fungsi konduktif normal, tetapi tidak ada beda persepsi suara pada kasus ankilosis stapes. Tes ini banyak dipakai untuk menilai gangguan konduktif pada kasus otosklerosis.

25

7ara pemeriksaan # /arpu tala yang sudah digetarkan diletakkan di mastoid. Tekanan di kanalis aurikularis ekstemus diubah-ubah dan dinilai ada atau tidaknya perubahan persepsi suara yang terdengar melalui hantaran tulang. Dipakai *Pulit+er $ag* atau otoskop pneumatik untuk menaikkan tekanan di depan membrana timpani. Selain itu dapat juga dipakai metode menutup %ang telinga dengan jari seperti tes -ing, tetapi tes -ing dilakukan hanya sekedar menutup liang telinga, sedangkan tes /elle dengan meningkatkan tekanan ke arah membrana timpani melalui liang telinga. =nterpretasi # kenaikan tekanan di kanalis aurikularis ekstemus akan menurunkan persepsi mendengar melalui hantaran tulang apabila kondisi membrana timpani utuh dan mobilitas osikula auditi1a normal. $ada telinga normal, perubahan tekanan di kanalis aurikularis eksternus akan mengakibatkan fluktuasi persepsi suara. $ada kondisi fiksasi atau diskontinuitas tulang pendengaran, perubahan tekanan kearah membrana timpani tidak menyebabkan fluktuasi persepsi suara. $enting diperhatikan dalam melakukan tes /elle untuk fiksasi kepala dengan *$eadrest* agar kepala tidak bergeser pada saat pemberian tekanan di kanalis aurikularis ekstemus. C

Te* Le3i* Tes ;e'is sangat berharga pada kasus tuli campur dengan komponen konduktif yang minimal dan membrana timpani utuh. =nterpretasi hasil tes ;e'is sebaiknya dilakukan dengan kombinasi hasil tes /elled dan -ing. Tehnik# /arpu tala diletakkan di prosesus mastoid sampai suara tidak terdengar lagi kemudian dipindahkan di tragus dengan cara menekan tragus sehingga kanalis aurikularis eksternus tertutup.
26

=nterpetasi# Tes ;e'is hanya untuk menilai apakah suara akan terdengar kembali dengan penempatan garpu tala di tragus apabila pada saat penempatan garpu tala di prosesus mastoid tidak terdengar lagi. Dalam kondisi membrana timpani utuh dan ada fiksasi osikula auditi1a, pemindahan garpu tala ke tragus tidak akan membuat suara terdengar kembali. 0ondisi kelainan telinga tengah selain fiksasi tulang pendengaran akan membuat suara terdengar lagi pada saat garpu tala di letakkan di tragus. C $. Au!i/metri Na!a Murni Audiometer nada murni adalah suatu alat elektronik yang menghasilkan bunyi yang relatif bebas bising ataupun energi suara pada kelebihan nada, karenanya disebut nada 2murni2. Dengan audiometri kita dapat membandingkan ambang pendengaran antara hantaran udara dengan menggunakan headphone !air conduction ,ac" dan hantaran tulang dengan menempelkan alat 1ibrator pada tulang mastoid !bone conduction ,bc"-%asil pemeriksaaan ini berupa audiogram Audiometer memiliki tiga bagian penting# suatu osilator dengan berbagai frekuensi untuk menghasilkan bunyi, suatu peredam yang memungkinkan berbagai intensitas bunyi !umumnya dengan meningkatan *d-", dan suatu transduser !earp$one atau penggetar tulang dan kadang-kadang pengeras suara" untuk mengubah energi listrik menjadi energi akustik. Teknik Pe&eriksaan 8ntuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pendengaran dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemeriksa dan pasien. 8ntuk memastikan bah'a liang telinga tidak tersumbat. Apabila banyak serumen sebaiknya dibersihkan dahulu. Me&berikan Instruksi Saat akan memulai tes pasien dijelaskan terlebih dahulu bah'a saat tes nanti akan terdengar serangkaian bunyi yang akan terdengar pada sebelah telinga. $asien harus memberikan tanda dengan mengangkat tangannya setiap terdengar bunyi bagamanapun
27

lemahnya. Segera setelah suara hilang, ia harus menurunkan tangannya kembali. 8langi instruksi ini sampai pasien benar : benar mengerti. Me&asang Headp$one -enda-benda yang dapat mengganggu pemasangan earp$one dan

mempengaruhi hasil pemeriksaan harus disingkirkan. -ila pasien memakai kacamata atau gi'ang sebaiknya dilepaskan.. .egangkan headband lebar-lebar, pasanglah dikepala pasien dengan benar, earphone kanan di telinga kanan, kemudian kencangkan sehingga terasa nyaman di telinga. Denting diperhatikan agar membran earphone tepat didepan liang telinga di kedua sisi. .rutan frekuensi Dimulai pada 1GGG %B, dimana pendengaran paling stabil, kemudian meningkat ke oktaf yang lebih tinggi dan akhirnya *GG dan *G %B. 8langi tes pads 1GGG %B untuk meyakinkan sebelum beralih kepada telinga yang lain. $erubahan diatas G datau lebih diantara dua oktaf, memerlukan pemeriksaan setengah oktaf yaitu 1*GG %B, 3GGG %B atau 9GGG %B. Posisi pe&eriksaan $asien duduk di kursi dan menghadap kearah 3GG dari posisi pemeriksa, sehingga pasien tidak dapat melihat gerakan tangan, tetapi pemeriksa dapat mengamati pasien dengan bebas. Pe&berian sinyal 7ara yang paling cepat untuk memperoleh intensitas a'al adalah dengan menyusurnya mulai dari G d- sampai diperoleh respons. ,atikan sinyal satu-dua detik, kemudian berikan lagi pada le1el yang sama. -ila ada respons, maka tes dapat dimulai pada intensitas tersebut. Turunkan intensitas secara bertahap, 1G d- setiap kali sampai respons, menghilang,

28

kemudian naikkan 1G d- untuk mendapatkan respons, dan turunkan * d- untuk memperoleh ambang terendah. dimana sinyal terdengar (ada harus diberikan selama G,* detik secara irregular.F Derajat ketulian !$H.%AT=" (ormal /angguan dengar ringan /angguan dengar sedang /angguan dengar sedang berat /angguan dengar sangat berat # G - * d# 9 - )G d# )1 - 9G d# 91 - FG d# O FG dkali dari 3 kali perangsangan.

-erikut adalah contoh hasil audiogram 1. (ormal Ambang A- dan -7 sama atau kurang dari * dA7 dan -7 berimpit tidak ada gap

29

. /angguan dengar konduktif ! /onducti%e $earing loss 0 /H " Ambang -7 dalam batas normal ! G- Gd-" Ambang A7 meningkat , @arak antara -7-A7 O 1G d-

3. /angguan dengar sensorineural Ambang -7 meningkat ,Ambang A7 meningkat , @arak -7-A7 L atau M 1G

30

). /angguan dengar campuran Ambang -7 meningkat lebih dari * d- ,A7 O -7 dan terdapat gap

!. Au!i/metri K u*u* 8ntuk membedakan tuli kokhlea dan tuli retrokokhlea diperlukan pemeriksaan khusus. Diperlukan pemahaman mengenai istilah recruit&ent dan

31

kelelahan !decay,fatigue" .ecruitment adalah fenomena yang khas untuk ketulian kokhlear, dimana di atas ambang dengar telinga yang terganggu akan lebih sensitif daripada telinga yang normal. $eninggian intensitas sedikit saja di telinga yang sakit akan dirasakan lebih keras dari normal. Dapat diperiksa dengan tes A-;- dan S=S= Adaptasi abnormal merupakan keadaan dimana terdapat kelainan rerokokhlea, bila diberikan nada yang kontinu akan tak terdengar lagi dalam 'aktu yang lebih pendek dari normal. Disebut juga tone decay yang disebabkan kelelahan saraf !fatigue" F Alternate Binaural L/u!ne** Balan$e Te*t 4ABLB5 $rinsip # membandingkan persepsi intensitas antara kedua telinga pada frek'ensi yang konstan 7ara pemeriksaan # Diberikan intensitas bunyi tertentu pada frek'ensi yang sama pada kedua telinga,sampai kedua telinga mencapai persepsi yang sama. =nterpretasi # /rafik berupa laddergram, recruitment !N" menujukkan tuli kokhleaF

32

S /rt In$rement Sen*iti6it7 In!e8 4SISI5 $rinsip # Adanya fenomena recruitment dimana kokhlea dapat mengadaptasi secara berlebihan peninggian intensitas yang kecil, sehingga pasien dapat membedakan selisih intensitas yang kecil tersebut ! 1d-" 7ara pemeriksaan # Tentukan ambang dengar pasien terlebih dahulu, misalnya 3G d-. 0emudian diberikan nada kontinu G d- di atas ambang rangsangan, menjadi *G d-. 0emudian diberikan bunyi pendek yang intensitasnya 1 sampai 3 d- di atas nada tersebut, setiap * detik =nterpretasi # $ada orang normal dan penderita tuli konduktif dapat mendeteksi perubahan 3 d- dengan baik, tapi kurang baik untuk mendeteksi 1 d- Sedangkan penderita dengan tuli kokhlear dapat mendeteksi perubahan 1 d- dengan baik, yaitu dengan skor 9G-1GG K !recruitment positif", orang normal hanya G-3G K.F kontinu

33

T/ne De$a7 $rinsip # Terjadinya kelelahan saraf karena perangsangan terus menerus. -ila telinga yang diperiksa dirangsang terus menerus, telinga tersebut tidak akan mendengar stimulus/rangsangan. Ada Suprathreshold Adaptation Test !STAT" F cara # Threshold Tone Decay !TTD" dan

Threshold Tone Decay (TTD) 7ara pemeriksaan ,elakukan rangsanga terus menerus pada telinga yang diperiksa dengan intensitas yang sesuai dengan ambang dengar, misalnya )G d-. -ila setelah 9G detik masih dapat mendengar, berarti tidak ada kelelahan !decay", jadi hasil tes negatif. Sebaliknya bila setelah 9G detik terdapat kelelahan, pasien tidak bisa mendengar, hasil tes positif 0emudian intensitas bunyi ditambah * db !jadi )* d-" maka pasien mendengar lagi. .angsangan diteruskan dengan )* d- dan setrusnya, dalam 9G detik dihitung berapa penambahan intensitasnya. $enambahan G- * d# normal

1G-1* d- # ringan !tidak khas" G- * d- # sedang !tidak 0has" O 3G d- # berat !khas ada kelelahan retrokokhlea" F

Suprathreshold Adaptation Test (STAT) 7ara pemeriksaan dan interpretasi $rinsipnya adalah pemeriksaan pada 3 frek'ensi # *GG %B, 1GGG %B dan GGG %B pada 11G S$; (ada murni pada frek'ensi *GG, 1GGG, GGG %B pada 11G d- S$; diberikan terus menerus selama 9G detik.
34

-ila kurang dari 9G detik tidak dapat mendengar lagi berarti ada kelelahan !decay" F S&ee$ Au!i/metr7 4Au!i/metri Tutur5 -erbeda dengan audiometri nada murni yang meberikan gambaran mengenai jenis dan derajat ketullian, audiometri tutur !S.T" yaitu pemeriksaan sensitifitas/ambang !pengertian" 1G Speech Reception Threshold (SRT) $ada tes ini dgunakan kata-kata yang tersusun dalm $honetically -alance Pord ;ist !$- list" yang biasanya terdiri dari suku kata. 7ara pemeriksaan $asien diminta utuk mengulangi kata-kata dengan benar. Amabng ini sesuai dengan ambang dengar pada audiometri nada murni. )peec$ 1iscri&ination )core 7ara pemeriksaan $enderita menirukan kata-kata yang diberikan pada intensitas G-)G di atas S.T. %asilnya dinyatakan dalam persentase kata-kata yang ditiruka dengan benar =nterpretasi $ada tuli kokhlear, akan sulit membedakan bunyi S,.,(, 7,%, 7%, sedangkan pada tili retrokokhlea lebih sulit lagi. %asil maksimum !$- ,a4" pada 3*-)G d- di atas S.T adalah F)-1GGK pada keadaan normal, tuli koduktif dan tuli sensorineural ringan. Adakalanya $- ,a4 hanya bisa mencapai maksimum *G-9GK dan tidak bertambah baik bahkan menurun pada kenaikan intensitas. =ni disebut roll o%er dan terjadi pada kelainan retrokokhlear seperti neuroma akustik.1G
35

memeriksa kemampuan komunikasi dan Speech Discrimination Score

seseorang. $emeriksaan ini pada dasarnnya terdiri dari Speech .eception Threshold

Speech Discrimination Score # FG : 1GG K ?* : FG K 9G : ?* K *G : 9G K L *G K # pendengaran normal # tuli ringan # tuli sedang # kesukaran mengikuti pembicaraan sehari-hari # tuli berat

Au!i/metr7 Be0e**7 Audiometri ini otomatis dapat menilai ambang pendengaran seseorang. $rinsip pemeriksaan # nada yang terputus !interrrupted sound" dan nada yang terus menerus !continue sound"- -ila ada suara masuk, maka pasien memencet tombol. Akan didapatkan grafik seperti gigi gergaji, garis yang menaik !periode suara yang dapat didengar", sedangkan garis menurun adalah suara yang tidak terdengar. $ada telinga normal amplitudo 1G d-, pada recruit&ent amplitudo lebih kecil. 1G

36

17/1/2007

LR/PB

/rafik Audiometri -ekessy Tipe = # normal/tuli konduktif Tipe == # tuli kokhlear Tipe === # ggn ( 6=== Tipe =6 # ggn ( 6===/tuli kokhlear e. Pemeri0*aan Pen!engaran Pa!a Ana0 Be a6i/ral Ob*er6ati/nal Au!i/metr7 4BOA5 Dilakukan pada bayi usia kurang dari * bulan 7ara $emeriksaan # $emeriksa memberikan stimulus berupa suara yang intensitasnya terukur, misalnya bunyi lonceng kecil !9G d-" dan diperhatikan bagaimana perilaku dan respon refleks yang terjadi pada anak .efleks yang diharapkan adalah # ,engedipkan mata .efleks auropalpebral Terbangun dari tidur

37

Terkejut =nterpretasi # -ila terdapat kegagalan merespon yang menetap , menunjukkan bayi

mangalami gangguan pendengaran.

=nterpretasi # Dengan tes ini dapat ditentukan tingkat ambang dengar berbagai frek'ensi, dan anak dengan gangguan pendengaran bilateral yang berat tidak dapat melokalisasi sumber suara. 1G

9i*ual -ein+/r$ement Au!i/metr7 Dilakukan pada anak usia 9- ) bulan 7ara pemeriksaan # Dalam suatu free field test, anak ditempatkan diantara speaker sebagai stumulus suara. Setiap anak merespon dengan melokalisasi suara dengan benar, diberikan stimulus cahaya berupa mainan yang dapat bercahaya !reinforcing respon" $ertahanan respons !respons reinforcement" ini memungkinkan anak untuk berpartisipasi dalam tes cukup lama untuk menentukan tingkat ambang berbagai
38

frek'ensi.

=nterpretasi # Dengan tes ini dapat ditentukan tingkat ambang dengar berbagai frek'ensi, dan anak dengan gangguan pendengaran bilateral yang berat tidak dapat melokalisasi sumber suara. 1G

Pla7 Au!i/metr7 Dilakukan pada anak usia mental. 7ara pemeriksaan # ,erupakan permainan audiometri untuk memeriksa pendengaran. Anak diminta untuk menggunakan earphone. Diminta agar anak menekan tombol, memindahkan mainan atau hal lain yang menarik, apabila dia mendengar suara pada earphone. Dengan cara ini kita dapat menentukan ambang dengarnya. 1G -* tahun, atau pada pasien dengan retardasi

S&ee$ Per$e&ti/n Te*t $ada anak dilakukan dengan cara khusus yaitu dengan picture pointing test 7ara pemeriksaan # Anak diminta untuk menunjuk gambar, setelah mendengar suatu kata, misalnya # QkucingR kemudian anak menunjuk gambar kucing. 1G
39

". Pemeri0*aan Pen!engaran Ob1e0ti+ -erikut akan dibahas # 1. &toaccoustic Hmission !&AH" . -rain H1oked .espon Audiometry !-H.A" 3. Auditory Steady State .esponse !ASS." ). Acoustic =mmittance Akan diulas mengenai Timpanometry , Acoustic refle4 threshold, Acoustic refle4 decay, Tes <ungsi Tuba a. Ot/a$u*ti$ Emi**i/n 4OAE5 &AH adalah alat elektrofisiologis yang digunakan untuk mengetahui keadaan dan fungsi sel rambut luar kokhlea secara cepat dan objektif. $emeriksaan &AH dipengaruhi oleh# keadaan telinga luar, telinga tengah, telinga dalam, bising lingkungan, dan akti1itas tubuh. /elombang &AH yang dihasilkan oleh sel rambut luar akan dihantarkan melalui tulang pendengaran, membrane tympani, dan masuk ke 7AH yang akan ditangkap oleh mikrofon. Sehingga jika terdapat gangguan pada telinga luar maupun tengah sdapat mengakibatkan emisi otoakustik tersebut tidak dapt diukur dengan baik. Hmisi ini merupakan mekanisme fisiologis yang terjadi selama proses transduksi mekanis-elektris dari suara. Hmisi otakustik tetap dapat diukur meskipun saraf kokhlearis !( 6===" mengalami kerusakan berat atupun akti1itas listriknya dihambat oleh Bat kimia. Hmisi otoakustik ini mudah mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai macam penyebab# trauma akustik, hipoksia dan obat ototoksisk. &AH terdiri dari 3 transducer yang berbeda dalam satu probe yaitu #

40

1. ;oudspeaker, untuk memberikan stimulus terhadap sel rambut kokhlea . ,icrophone, untuk menerima semua suara yang ada di 7AH Signal separating process, untuk membedakan suara yang berasal dari kokhlea dan sumber lainnya. 3. 0etiga transducer menyatu dalam satu probe tersebut dilapisi oleh busa atau karet yang bersifat lentur yang akan menutup seluruh 7AH, sehingga pada saat pemeriksaan emisi otoakustik, emisi yang dihasilkan akan ditangkap secara maksimal oleh mikrofon.
OTOACUSTIC EMISSION

$engukuran &AH hanya bisa berhasil baik bila amplitudo sinyal cukup tinggi, bising lain !background dan internal noise" yang mengganggu sangat sedikit, serta fungsi tuba tidak terganggu. Sel rambut luar dapat meningkatkan atau mempertajam puncak gelombang dengan meningkatkan aktifitas membran basilaris pada frekuensi tertentu. /abungan proses ini dan proses aktif kokhlea menunjukkan fenomena emisi otoakustik. @ika sinyal diberikan melalui 7AH, maka terjadi pantulan balik dari kokhlea yang dapat direkam di 7AH. Selama energi balik yang dihasilkan oleh kokhlea lebih besar dari sinyal pendek tersebut, maka proses akti1itas dan cochlear amplifier masih dapat diketahui. 7ochlear amplifier dan proses aktif kokhlea dipengaruhi oleh gerakan sel rambut luar, stereocilia dan membran tektoria. -erdasarkan penelitian, semua tipe &AH berasal dari akti1itas mekanik sel rambut luar, yang menunjukkan fungsi normal kokhlea. ,embran tympani yang elastis berfungsi menerima energi suara yang diteruskan melalui telinga tengah ke cairan perilimfe di dalam kokhlea.

41

Semua gelombang suara yang diteruskan ke dalam kokhlea enimbulkan gerakan bergelombang !tra%elling wa%e" di sepanjang membran basilaris yang berjalan dari area basal ke apeks. $uncak cochlear tra1elling 'a1es sangat penting dalam proses mendengar, karena berfungsi untuk membedakan eksitasi pada beberpa frek'ensi seperti fungsi prisma dalam memisahkan 'arna dari sumber cahaya. Analog dengan mata, kokhlea berfungsi untuk membentuk bayangan materi sensorik !dalam hal pendengaran berupa suara" ke dalam bayangan yang dapat dibaca/dinilai. -ayangan tersebut berupa pola spatial, oleh sel rambut kokhlea yang kemudian diterjemahkan ke dalam code neural. -ayangan kokhlea tersebut akan diproyeksikan sepanjang organ corti, yang secra fisik menggambarkan suara dari luar/lingkungan, kemudian didata tergantung pada ukuran suara. Suara frek'ensi rendah akan menyebar ke arah apeks sedangkan frek'ensi tinggi akan tersebar dan terfokus di area basal kokhlea. 0epekaan dan resolusi telinga tergantung pada # 1. 8kuran dan ketajaman Epeak tra1elling 'a1esE kokhlea . Hfisiensi transduksi saraf auditorius 0ualitas EbayanganE suara di telinga tergantung pada keutuhan sel rambut luar yang terdiri dari 3 baris, sedangkan satu baris sel rambut dalam bertanggung ja'ab terhadap transduksi dan neural encoding. Tanpa keikutsertaan sel rambut luar, energi suara akan hilang pada tra1elling 'a1e sebelum mencapai puncak5 puncak/peak melebar dan amplitudonya lebih kecil. Sel rambut luar berfungsi meningkatkan efek 1ibrasi tra1elling 'a1e sehingga dapat menghasilkan puncak yang lebih tajam dan tinggi agar dapat merangsang sel rambut dalam lebih baik guna keperluan neural decoding selanjutnya. &AH digunakan untuk mengetahui fungsi kokhlea dan membedakan kerusakan pada kokhlea dan retrokokhlea secara tepat. &AH digunakan untuk deteksi a'al gangguan pendengaran S(%; karena pemeriksaan cepat dan objektif. 1G 0euntungan menggunakan &AH adalah # 1. &byektif
42

. (onin1asif 3. Paktu yang digunakan relatif singkat ). Dapat digunakan semua usia, terutama skrining pada neonatus, pediatrik, de'asa yang mempunya resiko tinggi terhadap terjadinya gangguan pendengaran *. Secara teknis, mudah dilakukan 9. Dapat digunakan untuk skrining maupun diagnostik ?. Dapat dilakukan oleh personal yang telah dilatih secara khusus Tidak diperlukan biaya yang mahal b. Brain E6/0e! -e*&/n*e Au!i/metr7 4BE-A5 Brain 2%oked (esponse Audio&etry atau -H.A merupakan alat yang bisa digunakan untuk mendeteksi dini adanya gangguan pendengaran, bahkan sejak bayi baru saja dilahirkan. =stilah lain yang sering digunakan yakni Brainste& Auditory 2%oked Potential !-AH$" atau Brainste& Auditory 2%oked (esponse Audio&etry !-AH.". Alat ini efektif untuk menge1aluasi saluran atau organ pendengaran mulai dari perifer sampai batang otak.11 $enggunaan tes -H.A dalam bidang ilmu audiologi dan neurologi sangat besar manfaatnya dan mempunyai nilai obyektifitas yang tinggi bila dibandingkan dengan pemeriksaan audiologi kon1ensional. $enggunaannya yang mudah, tidak in1asi1e, dan dapat dilakukan pada pasien koma sekalipun menyebabkan pemeriksaan -H.A ini dapat digunakan secara luas.1 Tes -H.A dapat menilai fungsi pendengaran bayi atau anak yang tidak kooperatif. +ang tidak dapat diperiksa dengan cara kon1ensional. -erbeda dengan audiometry, alat ini bisa digunakan pada pasien yang kooperatif maupun nonkooperatif seperti pada anak baru lahir, anak kecil, pasien yang sedang mengalami koma maupun stroke, tidak membutuhkan ja'aban atau respons dari pasien seperti pada audiometry karena pasien harus menekan tombol jika mendengar stimulus suara. Alat ini juga tidak membutuhkan ruangan kedap suara khusus.11,1
43

-erbagai kondisi yang dianjurkan untuk pemeriksaan -H.A antara lain # bayi baru lahir untuk mengantisipasi gangguan perkembangan bicara/bahasa. @ika ada anak yang mengalami gangguan atau lambat dalam berbicara, mungkin salah satu sebabnya karena anak tersebut tidak mampu menerima rangsangan suara karena adanya gangguan di telinga.11 -H.A juga dapat dimanfaatkan untuk menentukan sumber gangguan pendengaran apakah di koklea atau retro choclearis, menge1aluasi brainstem !batang otak", serta menentukan apakah gangguan pendengaran disebabkan karena psikologis atau fisik. $emeriksaan ini relatif aman, tidak nyeri, dan tidak ada efek samping,sehingga bisa juga dimanfaatkan untuk screening &edical c$eck up.13 ,eskipun -H.A memberikan informasi mengenai fungsi dan sensiti1itas pendengaran, namun tidak merupakan pengganti untuk e1aluasi pendengaran formal,dan hasil yang didapat harus dapat dihubungkan dengan hasil audiometri yang biasa digunakan jika tersedia.13 Brain 2%oked (espone Audio&etry atau biasa disebut dengan -H.A adalah Suatu pemeriksaan neurologi yang berguna untuk menilai fungsi pendengaran batang otak terhadap rangsangan suara !click" dengan mendeteksi akti1itas listrik pada telinga bagian dalam ke colliculus inferior. Dilakukan secara objektif dan bersifat non-in1asif .13 $rinsip pemeriksaan -H.A adalah untuk menilai potensial listrik di otak setelah pemberian rangsang sensoris berupa bunyi. $emeriksaan -H.A dapat dilakukan pada bayi dan anak dengan gangguan sikap dan tingkah laku, retardasi mental, cacat ganda, dan kesadaran menurun. $ada orang de'asa digunakan untuk memeriksa orang yang berpura-pura tuli atau ada kecurigaan tuli saraf retro koklear.13 $rosedur $emeriksaan -H.A adalah &enempatan elektroda harus ditempatkan di atas kepala, rambut harus bebas minyak. $asien harus di instruksikan untuk mencuci rambut dengan shampo. 0onfigurasi elektroda standar untuk -H.A melibatkan penempatan elektroda non pembalik atas titik kepala dan elektroda

44

pembalik di atas lobus telinga atau pada mastoid. Satu elektroda lebih ditempatkan di atas dahi, elektroda ini penting untuk memfungsikan preamplifier."(

$enempatan elektroda pada pemeriksaan -H.A Sistem pendengaran dirangsang oleh sinyal akustik singkat melalui konduksi udara atau tulang. %asil dari neuro listrik dicatat oleh elektroda yang ditempatkan dipermukaan kepala. $enilaian dinilai berdasarkan identifikasi komponen gelombang, morfologi, dan pengukuran latensi mutlak, dan inter'a1e. Stimulus yang diberikan dalam bentuk klik atau pip nada ditransmisikan ke telinga melalui transduser yang ditempatkan di telinga. <roms gelombang impuls yang dihasilkan pada tingkat batang otak dicatat dengan penempatan elektroda di atas kulit kepala.13 Mekanis&e 3er4a Pe&eriksaan B2(A -H.A mengarah pada pembangkitan potensial yang ditimbulkan dengan suara singkat atau nada khusus yang ditransmisikan oleh transduser akustik dengan menggunakan earp$one atau $eadp$one !$eadset". -entuk gelombang yang ditimbulkan dari respon tersebut dinilai dengan menggunakan elektrode permukaan yang biasannya diletakkan pada bagian 1erte4 kulit kepala dan pada lobus telinga.
9

45

Newborn Hearing )creening wit$ Brainste& Auditory 2%oked Potentials $encatatan rata-rata grafiknya diambil berdasarkan panjang gelombang atau amplitudo !&icro%oltage" dalam 'aktu !millisecond". $uncak dari gelombang yang timbul ditandai dengan =-6==. -entuk gelombang tersebut normalnya muncul dalam periode 'aktu 1G &illisecond setelah rangsangan suara !click" pada intensitas tinggi !?G-FG d-" tingkat pendengaran normal atau normal $earing le1el Sn%;T".1*

Met$od of recording brainste& e%oked auditory potentials !BA2Ps" Brainste& 2%oke (esponse Audio&etri !-H.A" dilakukan dengan menggunakan rangsangan suara klik yang menghasilkan respon dari regio basilar koklea. Setiap telinga dapat die1aluasi secara terpisah, dengan intensitas rangsangan yang diberikan sebesar 3*-)G d- n%;. -H.A yang dirangsang oleh suara klik sangat

46

berhubungan dengan sensiti1itas pendengaran dalam kisaran frekuensi dari 1GGG)GGG %B. Sinyalnya berjalan melalui jalur pendengaran atau auditory pat$way dari kompleks inti koklear, proksimal ke colliculus inferior. Sebuah elektroda aktif ditempatkan pada titik kepala yang memungkinkan untuk pencatatan potensi pendengaran yang ditimbulkan dari saraf pendengaran dan batang otak !potensi a'al pada gelombang =-6", dan struktur pendengaran yang lebih dalam yaitu pada thalamo-korteks. -H.A memiliki latensi yang pendek !L1G ms", saat ini digunakan secara klinis untuk menguji jalur pendengaran sampai ke tingkat colliculus inferior.13

/ambar @alur pendengaran dan lokasi anatomi yang berkaitan dengan gelombang yang ditimbulkan oleh -H.A. Saraf pendengaran !gelombang =-inti koklea, gelombang ==- nucleus kokhlea, gelombang ===Superior oli1e, gelombang =6-;ateral lemniscus, gelombang 67olliculus inferior" Thalamus dan lobus temporal membentuk gelombang tengah dan akhir dari -H.A

47

/elombang -H.A = dan == berkaitan dengan potensial aksi yang benar. /elombang selanjutnya mungkin menggambarkan akti1itas postsinaptik pada pusat auditori batang otak utama yang secara bersamaan menimbulkan bentuk gelombang puncak dan palung. $uncak positif dari bentuk gelombang menunjukkan akti1itas aferen kombinasi !dan kemungkinan juga eferen" dari jalur a4onal pada batang otak auditory.)

/ambar Ambang audiometri didefinisikan sebagai intensitas minimum yang diperlukan untuk mendapatkan gelombang 6 yang jelas, yaitu biasanya pada G d-. $ada ?G d- tercatat * gelombang yang jelas, respon latensi meningkat dan amplitudo gelombang berkurang Di Ameriksa Serikat, bentuk gelombang biasanya di plot dengan elektroda pada 1erte4 dengan amplifier tegangan input positif, sehingga menimbulkan gelombang puncak pada =, ===, dan 6. Di negara-negara lainnya, gelombangnya di plot dengan tegangan negatif. 3 .eaksi yang timbul sepanjang jaras-jaras saraf pendengaran dapat dideteksi berdasarkan 'aktu yang dibutuhkan !satuan milidetik" mulai dari saat

48

pemberian impuls sampai menimbulkan reaksi dalam bentuk gelombang. /elombang yang terjadi sebenarnya ada ? buah, namun yang penting dicatat adalah gelombang =, ===,dan 6. 0omponen -entuk /elombang 1. /elombang = # .espon gelombang -H.A = merupakan gambaran yang luas dari potensial aksi saraf auditori gabungan pada bagian distal dari ner1us kranialis 6===. .espon tersebut berasal dari akti1itas aferen dari serabut saraf 6=== !neuron urutan pertama" saat meninggalkan koklea dan masuk ke kanalis auditori internal. . /elombang == # gelombang -H.A == ditimbulkan oleh ner1us 6=== proksimal saat memasuki batang otak. 3. /elombang === # gelombang -H.A === ditimbulkan pada bagian caudal dari pons auditori. (ukleus koklearis mengandung hampir 1GG.GGG neuron, kebanyakan dipersarafi oleh sembilan serabut saraf. ). /elombang =6 # gelombang -H.A =6, memiliki puncak yang sama dengan gelombang 6, muncul dari neuron urutan ketiga pontin yang kebanyakan terletak pada kompleks oli1ary superior, tetapi kontribusi tambahan untuk terbentuknya gelombang =6 dapat datang dari nukleus koklearis dan nucleus dari lemniskus lateral. *. /elombang 6 # pembentukan gelombang 6 terbentuk dari akti1itas dari struktur auditori anatomik multipel. /elombang -H.A 6 merupakan komponen yang paling sering di analisa pada aplikasi klinis -H.A. ,eskipun terdapat beberapa data mengenai hal yang tepat dalam pembentukan gelombang 6, gelombang 6 berasal dari sekitar kollikulus inferior. Akti1itas neuron urutan kedua mungkin secara sekunder mempengaruhi beberapa hal dalam pembentukan gelombang 6. 0ollikulus inferior merupakan sebuah struktur yang kompleks, dengan lebih dari FFK akson dari regio auditori batang otak ba'ah mele'ati lemniskus lateral ke kollikulus inferior.

49

9. /elombang 6= dan 6== # /elombang 6= dan 6== dianggap berasal dari thalamus !&edial geniculate body", tetapi tempat pembentukan sebenarnya masih diragukan.1* 2%aluasi Pe&eriksaan B2(A /elombang =, yang ditimbulkan oleh ujung koklear 7( 6===, memberikan informasi yang berharga mengenai aliran darah ke koklea. 0arena iskemik merupakan penyebab kehilangan pendengaran yang berkaitan dengan pembedahan, gelombang = di monitor secara seksama untuk melihat adanya perubahan pada latensi atau penurunan amplitudo. =nter1al puncak gelombang =-== dan =-=== dapat memberikan informasi distal dan proksimal selama pembedahan 7( 6===. /elombang 6 dan latensi inter1al puncak gelombang =-6 di monitor untuk melihat adanya perubahan pada latensi dan amplitudo. ;atensi gelombang =-6 memberikan informasi mengenai integritas 7( 6=== terhadap batang otak auditori. Dalam hal patologi retrokoklear, banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan -H.A, termasuk derajat kehilangan pendengaran sensorineural, kehilangan pendengaran asimetris, batasan pengujian, dan faktor-faktor pasien lainnya. $engaruh ini dapat terjadi saat melakukan pemeriksaan maupun saat menganalisa hasil pemeriksaan -H.A. $enemuan yang menandakan adanya patologi retrokoklear dapat meliputi satu atau lebih dari tanda berikut ini# 1. $erbedaan latensi gelombang 6 interaural absolut !=T*" U memanjang . =nter1al antar puncak gelombang =-6 interaural-memanjang 3. ;atensi absolut dari gelombang 6 U memanjang dibandingkan dengan data normatif ). ;atensi absolut dan latensi inter1al antar puncak gelombang =-===, =-6, ===-6 U memanjang dibandingkan dengan data normati1e. Tidak adanya respon auditori batang otak pada telinga yang dilakukan pemeriksaan.1*

50

$.

A$$/u*ti$ Immitan$e $emeriksaan acoustic i&&itance dapat memberikan informasi mengenai

fungsi telinga tengah. $emeriksaan ini mudah, cepat, murah dan objektif. Prinsip Acoustic I&&itance Sistem telinga tengah bukan suatu transducer energi yang sempurna, dan tentunya memiliki tahanan yang dikenal dengan acoustic i&pedance . Aliran energi yang melalui telinga tengah adalah acoustic ad&ittance. Acoustic i&&itance adalah istilah untuk menggambarkan transfer energi akustik melalui telinga tengah meskipun ada pengaruh acoustic immitance dan acoustic admittance. $ada pemeriksaan ini digunakan probe tip dengan cuff yang dimasukkan ke 7AH. $ada probe tip ini terdapat beberapa saluran yang berfungsi untuk # memberikan suara !loudspeaker", sistem pemompaan udara dengan manometer, dan sistem analisis !mirophone" $ada saat pemerikksaan dilakukan, diberikan acoustic signal pada telinga dan Sound $resure ;e1el pada 7AH diukur pada berbagai kondisi.19 T7m&an/metri Tympanometri adalah suatu alat untuk mengetahui immittance dari telinga tengah yang dipengaruhi oleh tekanan udara di 7AH. Tympanometri memberikan informasi mengenai tekanan di telinga tengah, baik yang low i&pedance !disartikulasi tulang pendengaran" atau yang $ig$ i&pedance !otosclerosis, otitis media" Tympanogram menurut ;iden !1F9F" dan @erger !1F?G", terdapat 9 jenis tipe tympanogram 1. Tipe A ,erupakan tipe tympanogram yang normal, dengan peak pressure pada G da$a . Tipe As Tipe ini memiliki kur1a yang lebih landai dari tipe A, peak pressure normal. ,erupakan indikasi adanya fiksasi osikular atau tipe tertentu dari efusi telinga tengah
51

yang berhubungan

3. Tipe Ad ,emiliki $eak pressure normal tetapi amplitudonya tinggi, menandakan adanya anomali membran timpani atau kemungkinan disartikulasi osikular ). Tipe 0ur1anya flat dan merupakan indikasi adanya efusi telinga tengah, kolesteatom, serumen, perforasi membran timpani atau penempatan probe yang kurang tepat *. Tipe 7 Ditandai dengan adanya peak pressure yang negatif, menandakan adanya disfungsi tuba eustachius 9. Tipe D Dilakukan dengan probe yang lo' freVuency. ,enandakan adanya anomali membrane tympani atau disartikulasi osikular.

52

Tipe A

Tipe B

Tipe C

Tipe As

Tipe Ad Tipe Tympanogram

Tipe Ad

Interpretasi Hasil Ty&pano&etri -ila dari hasil timpanogram diperoleh # tekanan negatif O *G da$a abnormal untuk orang de'asa tekanan negatif O 1*G da$a abnormal untuk anak Dilihat pula tipe timpanogramnya untuk melihat kemungkinan kelainan yang terjadi.1) A$/u*ti$ -e+le8 $rinsip pemeriksaaan

53

&tot stapedius akan berkontraksi bila distimulasi dengan suara keras. 0ontraksi dari otot stapedius ini akan mengubah aksis dari rotasi stapes footplate, dan mengurangi transfer energi akustik ke telinga tengah. $erubahan konduktifitas ini dapat diukur dengan acoustic imittance Selama stimulasi akustik yang kuat, impuls saraf dari cochlea berjalan di ( 6===, menuju nukleus kokhlearis 1entral ipsilateral, dan melalui badan trapeBoid ke pusat motorik ( <acialis, kemudian impuls tersebut turun ke ( 6== ke m stapedius ipsilateral. -eberapa serabut saraf juga disalurkan dari badan trapeBoid ke compleks oli1a superior dan dilanjutkan ke nukleus motorik ( 6== yaitu 3-) neuron. ;engkung refle4 kontralateral selalu terdiri dari ) neuron. Dari ( 6=== dan nukleus cockhlearis 1entral impuls berjalan melaui trapeBoid ke arah oli1a medial superior dan mele'ati nukleus motoris ( 6== kontralateral ke arah m.stapedius Terjadinya refleks akustik tergantung kepada fungsi-fungsi normal dari seluruh lengkung refleks yang terdiri atas # 1. 0okhlea . ( 6=== 3. -atang otak ). ( 6== *. ,.stapedius

54

Diagram jaras acoustic refle4 ipsilateral W kontralateral

-eberapa kondisi penyebab perubahan refleks akustik

55

Diagram ilustrasi pemeriksaan refleks akustik $enjelasan gambar # /ambar A !kiri atas" .efleks menghilang pada saat probe dipakai di telinga kiri. 7%; telinga kiri atau gangguan (6== kiri /ambar - !kanan atas" .efleks menghilang saat telinga kiri diberikan stimulasi. ;esi kokhlear atau retrokokhlear telinga kiri /ambar 7 !kiri ba'ah" .efleks menghilang bilateral. -rainstem disorder /ambar D !kanan ba'ah" .efleks menghilang saat telinga kanan diberikan stimulasi

56

-rainstem lesion Interpretasi Acoustic (eflex /angguan Dengar 0onduktif Tidak ada refleks yang tercatat apabila probe berhubungan dengan telinga yang mengalami gangguan di bagian tengah, meskipun sangat ringan, sebaliknya jka terdapat suatu refleks berarti bagian tersebut normal !ipsilateral" @ika probe dipasang di teling yang baik dan earphone pada telinga dengan gangguan konduktif, dapat timbul refleks kontralateral selama air bone gap tidak lebih dari 3G d-, di atas le1el ini nada tidak akan cukup kuat untuk menimbulkan refleks. @ika terdapat suara menstimulasi telinga normal melalui headphone , kemungkinan terdapatnya refleks kontralateral terhadap telinga yang dipengaruhi sangat kecil, bahkan meskipun hanya terdapat air bone gap sebesar 1G d0ehilangan pendengaran di atas 3G d- merupakan satu-satunya jenis gangguan unilateral, yang tidak menimbulkan refleks kontralateral pada kedua telinga. .efleks ipsilateral akan hilang pada bagian yang dipengaruhi dan tetap ada pada bagian yang normal. &tosklerosis !atau berbagai penyebab kekakuan di telinga tengah" merupakan satu-satunya jenis gangguan dengan konduktif yang hasil timpanometrinya normal dan refleks menghilang. /angguan Dengar Sensorineural $atologi 0okhlea @ika refleks akustik timbul pada perangsangan 9G d- atau kurang di atas ambang nada murni, maka ada indikasi yang kuat terhadap adanya

57

kelainan kokhlea. Semakin besar perbedaan antara ambang nada murni !pure tone" dan ambang refleks !refle4 threshold" terutama *GG %B, 1GGG%B dan GGGG%B !refleks akustik tidak dapat diandalkan pada )GGG %B" $atologi retrokokhlear %ilangnya refleks pada *GG, 1GGG dan GGG %B pada pendengaran normal atau hampir normal harus dipertimbangkan sebagai kecurigaan terhadap tumor akustik, sampai terbukti sebaliknya. Apabila timbul refleks, maka kita harus melakukan tes peluruhan refleks !.efleks decay test". Test dilakukan pada 1G d- di atas ambang refleks selama 1G detik pada *GG dan 1GGG %B. Acoustic Reflex Threshold Ambang akustik refleks biasanya berkisar ?G-1GG d-, tetapi ber1ariasi menurut frek'ensi, 'aktu dan nada. Ambang refleks harus diukur keduanya, baik ipsilateral maupun kontralateral pada 1GGG %B dan frek'ensi lainnya jika diperlukan. $enurunan refleks diukur selama 1G detik, 1G d- di atas ambang pada *GG %B dan 1GGG %B (efleks 1ecay 7ara $emeriksaan Ambang refleks pada *GG dan 1GGG %B direkam lau dibuat nada pada 1G ddiatas ambang selama 1G detik. 0ehilangan *G K selama * detik dianggap abnormal =nterpretasi 0ehilangan *G K selama * detik menunjukkan adanya kelainan retrokokhlea Tes Fungsi Tuba Tes ini dilakukan untuk memperkirakan outcome apabila dilakukan timpanoplasti pada seorang pasien.
58

7ara dan prinsip pemeriksaan # $robe tip dipasang pada 7AH dan diberi tekanan positif secra berangsur. $ada tekan GG-3GG mm% & akan terjadi penurunan mendadak kembali ke G mm% & yang terjadi karena ada peneyimbangan tekan ke ronnga hidung melaui tuba eustachius. 8ntuk melihat fungsi pembukaan aktif tua eustachius, tekanan diturunkan sampai - GG mm% & dan penderita melakukan # menelan, manu1er Toynbee !menelan dengan penutupan lubang hidung" dan manu1er 6alsa1a ! ekspirasi maksimal dengan hidung dan mulut tertutup" disebut juga SST6 Test !Springing S'allo' Toynbee 6alsa1a Test". %asil (ormal -

Springing tuba terjadi pada L N3GG mm% & $erubahan tekanan dari - GG mm% & kembali ke G mm% & dengan 3 kali test Toynbee serta satu kali test 1alsa1a. 16

59

BAB III KESIMPULAN Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bah'a telinga merupakan salah satu organ tubuh yang kompleks, memiliki struktur khusus yang memiliki fungsi pendengaran dan keseimbangan. Tuli konduktif, Tuli Sensoneural dan Tuli campuran merupakan gangguan fungsi pendengaran. Dengan melakukan pemeriksaan gangguan yang tepat baik secara subjektif yang sederhana maupun pemeriksaan objektif kita dapa menentukan diagnosajenis gangguan pendengaran. Selanjutnya dengan ketepan mendiagnosa suatu gangguan dengar maka akan membantu kita untuk penatalaksaan gangguan dengar tersebut karena indra pendengaran adalah karunia Tuhan yang sangat berharga bagi kehidupan setiap manusia.

60

DA,TA- PUSTAKA

1. -allantyne @ and /o1ers @ # )cott Brown5s 1isease of t$e 2ar, Nose, and T$roat. $ublisher# -utth'orth 7o.;td. # 1FC?, 1ol. * . -oies, adams. Buku A4ar Penyakit THT 2disi 6. H/7. @akarta .1FF? 3. http#//'''.jlud'ick.com/(otes/,iscellaneous/=nsurance.html ). ,oore,keith ;. Anato&i 3linis 1asar.H/7. @akarta . GG *. Snell .ichard # Anato&i 3linik untuk Ma$asiswa 3edokteran. Hdisi 9. $enerbit# H/7. @akarta GG9. 9. Sher'ood ;aurale5 7isiologi Manusia dari )el ke )iste&. Hdisi . $enerbit# H/7. @akarta GG9. 7. %all, @ohn H. /uyton and %all Textbook of Medical P$ysiology. $ublisher# Saunders G1G. C. Skurr,-. Pe&eriksaan #tology. 0umpulan 0uliah. $ada 0ursus Audiologi $raktis. -andung. 13-1) ,ei 1FF15 1 -93 F. 7ummings,P 7harles. Auditory 7unction Test- #tolaryngology Head and Neck )urgery. Second edition. ,osby +ear -ook. St ;ouis. 1FF35 9FC- ?1* 1G. ;ee.0@. Audiology- 2ssential #tolaryngology. Hight edition. ,c /ra' %ill 7ompanies. 8nited States. GG35 )-9) 11. %enny,B2(A, dikutip dari situs# http#//hennykartika.'ordpress.com, GGC 1 . Arsyad Soepardi, Hfiaty5 (urbaiti =skandar, @enny -ashiruddin, .atna D'i .esuti. GG?.Buku A4ar Il&u 3ese$atan Telinga Hidung Tenggorokan3epala 8 e$er5 Hdisi keenam. -alai $enerbit <08=. @akarta. 13. Hste1es,(orte. Ht.al. Brainste& 2%oked (esponse Audio&etry in Nor&al Hearing Subjects. &riginal Article. -raBilian @ournal &f &torhinolaryngol 5 ?*!3"#) G-*. 1). ,ichigan 8ni1ersity. Brainste& Auditory 2%oked (esponse or Auditory Brainste& (esponse. A1ailable at http#//'''.med.umich.edu/childhearinginfo/p1/baer.htm. 1*. -hattacharyya, (eil,Auditory Brainste& (esponse Audio&etry , dikutp darisitus# http#//emedicine.medscape.com, GGC 19. 0atB, @. T$e Acoustic (eflex- Handbook of /linical Audiology. <ifth edition. ;ippincott Pilliams W Pilkins. $hiladelphia. GGG5 G*- 3 .

61

Anda mungkin juga menyukai