Anda di halaman 1dari 20

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Pertemuan ke-lima

MAHASISWA SEBAGAI PEMIMPIN


NAMA KARAKTERISTIK

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Leadership mempengaruhi/mengajak orang lain untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Imamah daya memimpin atau kualitas seorang pemimpin, tindakan dalam memimpin. Khalifah pengganti, wakil.
Stogdill (Munandar,2004; Yukl, 2006) menyimpulkan banyaknya definisi kepemimpinan sama dengan jumlah orang yang mendefinisikan konsep ini. Kemampuan dan proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan (Robbins, 2003; Daft, 2005; Yukl, 2006 ).

KEPEMIMPINAN
Gambar 1 : Hubungan sebab akibat antar variabel pendekatan utama kepemimpinan (Yukl, 2006)

Sifat & ketrampilan pemimpin

Perilaku pemimpin

Proses pengaruh

Sikap & perilaku pengikut

Performance outcomes

Variabel situasional

TEORI KEPEMIMPINAN
1. 2. 3. 4. 5.

PENDEKATAN TRAIT/CIRI SIFAT PENDEKATAN PERILAKU PENDEKATAN SITUASIONAL PENDEKATAN KEKUATAN PENGARUH PENDEKATAN KOGNITIF / PERSPEKTIF PENGIKUT / INTERAKSI PEMIMPIN PENGIKUT

1. PENDEKATAN CIRI SIFAT (TRAIT)

Mengkaji atribut kepribadian tertentu yang membuat seseorang pemimpin berbeda dengan bukan pemimpin. Kepemimpinan ditentukan oleh sifat tertentu, yang tidak memilikinya diasumsikan sulit menjadi pemimpin (Riyono dan Zulaifah, 2001) Robbins (2003) teori ini berkembang tahun 1930-an, namun hingga kini masih bisa dijumpai penerapannya, misalnya kajian thd Margaret Thatcher (mantan perdana menteri Inggris), dan Nelson Mandela (mantan Presiden Afrika Selatan) sebagai pemimpin yang percaya diri, penuh tekad, antusias, pemberani, Metode penelitian mencari korelasi antara sifat individual pemimpin dengan kriteria keberhasilan kepemimpinan, tanpa melakukan pengujian pada proses terjadinya/variabel antara.

2. PENDEKATAN PERILAKU 1

Perbedaan para pemimpin dengan bukan pemimpin karena perilakunya, bukan ciri sifatnya. (gaya kepemimpinan /style of leadership). Gaya kepemimpinan tertentu lebih efektif mempengaruhi orang lain mencapai tujuan (Robbins, 2003). Kurt Lewin, Lippit dan White (Riyono dan Zulaifah, 2001) tiga gaya kepemimpinan, demokratis, otoriter, laissez faire. Kajian Universitas Negeri Ohio tahun 1940-an dua dimensi kepemimpinan. Struktur (initiating structure) : sejauhmana pemimpin berperilaku berdasarkan struktur peran pemimpin dan pengikut. Dimensi perhatian (consideration) : sejauhmana pemimpin berperilaku berdasarkan hubungan tugas saling percaya, menghargai gagasan pengikut, dan memahami perasaan pengikut. Kajian Universitas Michigan dua gaya kepemimpinan, pemimpin yang perilakunya berorientasi tugas, dan berorientasi pada hubungan antar pribadi.

PENDEKATAN PERILAKU (2)

Kajian Skandinavia ( Swedia dan Finlandia) kajian ulang dari Ohio dan Michigan. Pemimpin yang berorientasi pengembangan perilakunya menghargai eksperimentasi, mengusahakan gagasan baru, menstimulasi dan melaksanakan perubahan dan pengembangan organisasi. Cukup berhasil mengidentifikasi hubungan antara perilaku pemimpin dengan kinerja pengikut, namun faktor lain (situasi kerja dan kondisi pengikut) tidak diperhitungkan. Metode penelitian :
Survey lapangan dg kuesioner korelasi antara perilaku pemimpin dengan berbagai indikator efektivitas kepemimpinan.
eksperimen laboratorium, lapangan, dan critical insident untuk menentukan bagaimana perilaku pemimpin efektif berbeda dengan pemimpin tidak efektif (Yukl, 2006).

3. PENDEKATAN SITUASIONAL (1)

Efektifitas kepemimpinan dipengaruhi oleh sejauhmana pemimpin mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi. Tidak semua situasi bisa dikenai pola kepemimpinan yang sama. Metode penelitian studi komparatif terhadap dua variabel situasional atau lebih seperti karakteristik pengikut, karakteristik pekerjaan yang dilakukan unit pemimpin, jenis organisasi, atau sifat lingkungan eksternal (Yukl, 2006).

PENDEKATAN SITUASIONAL (2)

Paul Hersey dan Ken Blanchard mengembangkan empat model kepemimpinan berdasarkan situasi dan kondisi pengikut.

Telling model yang diterapkan jika kondisi pengikut dianggap pemimpin tidak mampu dan tidak mau menerima tanggung jawab tugas. Selling kondisi pengikut tidak mampu, tapi mau menerima tanggung jawab tugas. Participating pengikut dianggap mampu, tapi tidak mau menerima tanggungjawab tugas. Delegating, bila pengikut dianggap mampu dan mau menerima tanggung jawab (Riyono dan Zulaifah, 2001).

PEMIMPIN KELAS
NAMA KARAKTERISTIK

4. PENDEKATAN KEKUATAN PENGARUH :


Kekuatan pengaruh dikaji bukan hanya dalam rangka mempengaruhi bawahan, tetapi juga atasan, rekan kerja, bahkan pihak terkait yang berada diluar organisasi seperti konsumen, klien, dan suppliers. Metodologi penelitian survey untuk mengetahui efektivitas kepemimpinan berdasarkan jumlah dan jenis kekuatan pengaruh pemimpin, bagaimana kekuatan itu digunakan. Kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan berdasarkan otoritas dan kekuasaan termasuk dalam pendekatan ini (Yukl, 2006).

5. PENDEKATAN KOGNITIF / PERSPEKTIF PENGIKUT

Kepemimpinan ditentukan oleh persepsi pengikut tentang siapa pemimpin itu, seperti apa sifat dan perilaku pemimpin yang ideal.
Kepemimpinan karismatik menjelaskan mengapa pengikut beberapa pemimpin bersedia memberikan dukungan luar biasa dan pengorbanan heroik untuk mencapai tujuan kelompok. (Yukl, 2006) Conger dan Kanungo (Robbins, 2003) dipersepsi para pengikut memiliki visi dan mampu menjelaskannya, berani mengambil resiko untuk mewujudkan visinya, peka perubahan lingkungan dan kondisi organisasi, berperilaku tidak konvensional / berani melawan arus yang diyakini tidak sesuai visi.

PENDEKATAN KOGNITIF/PERSPEKTIF PENGIKUT

Kepemimpinan transformasional dikaji karena konsep sebelumnya, (ciri sifat, perilaku, dan situasional), pemimpin mempengaruhi pengikut mencapai tujuan dengan menegakkan peraturan serta memperjelas peran dan tuntutan tugasnya (bersifat transaksional). Kepemimpinan transformasional lebih menekankan bagaimana cara mengilhami pengikut sehingga mampu menjalankan peran dan tugas melebihi tuntutan tugasnya. Karakteristik kepemimpinan transformational terdiri dari 4 aspek : karisma yang diakui oleh pengikut, mampu memberikan inspirasi dan menjadi sumber inspirasi bagi pengikut (inspirational), peduli terhadap setiap pengikutnya secara personal (individualized consideration), dan mampu memberikan pencerahan serta menstimulasi pengikut untuk memunculkan ide dan pemikiran konstruktif (intelectual stimulation) (Riyono dan Zulaifah, 2001).

Isu-Isu Kontemporer dalam Kepemimpinan 1


Robbins (2003) menjelaskan beberapa isu mutakhir berkaitan dengan teori kepemimpinan : Kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosional.
Penelitian mutakhir kepemimpinan menunjukkan pemimpin memerlukan kapasitas kecerdasan intelektual sebagai prasyarat. [Dibutuhkan, tetapi belum cukup untuk mengefektifkan kepemimpinan]. Untuk menjadi pemimpin berkinerja bintang memerlukan dimensi kecerdasan emosional. (Robbins, 2003). Primal leadership (Goleman dkk, 2004). Tugas emosi pemimpin bersifat primal (utama). Pemimpin mempunyai kapasitas untuk mempengaruhi emosi pengikut. Jika emosi pengikut diarahkan secara positif (antusiasme, menstimulasi potensi terbaik setiap pengikut) kinerja meningkat / resonance. Jika diarahkan pada emosi negatif (kebencian dan kecemasan) kinerja menurun /dissonance.

Pengaruh ini lebih dari sekedar memastikan bahwa tugas telah dikerjakan dengan baik atau tidak, tetapi para pengikut juga merasakan suasana emosi yang mendukung.

Isu-Isu Kontemporer dalam Kepemimpinan 2


Kepemimpinan tim : Pemimpin memfasilitasi anggota tim dapat dikategorikan menjadi empat (Robbins, 2003).

Pertama, berperan sebagai penghubung bagi para konstituen eksternal. Kedua, berperan sebagai problem solver, ketika tim menghadapi masalah, pemimpin memfasilitasi pertemuan untuk mengatasi masalah. Ketiga, berperan sebagai pengelola konflik untuk meminimalkan aspek yang merusak dari konflik intra-tim, memfasilitasi menemukan sumber konflik, pihak yang terlibat konflik, alternatif resolusi, melihat keuntungan dan kerugian pihak yang berkonflik. Keempat, pemimpin berperan sebagai pelatih/mentor yang menjelaskan harapan dan peran, mendidik, menawarkan dukungan, membina suasana positif, bersedia kapan saja ketika dibutuhkan anggota tim.

Isu-Isu Kontemporer dalam Kepemimpinan 2

Kepemimpinan Moral.

Kepemimpinan Lintas Budaya

Para ahli etika dan peneliti kepemimpinan mempertimbangkan implikasi etis dalam kepemimpinan. Temuan para ahli biografi para pemimpin di masa lalu menjadi menderita karena masalah etika. (Robbins, 2003). Hsu, et.al (2004) meneliti pengembangan konstruk teoritis dan pengukuran kepemimpinan moral pemimpin organisasi di Taiwan

Pemimpin efektif tidak menggunakan gaya tertentu secara terus menerus di mana pun memimpin. Budaya suatu bangsa termasuk salah satu faktor situasi yang penting. Suatu tipe kepemimpinan bisa dijalankan secara efektif di suatu daerah di Amerika, tapi belum tentu efektif bila diterapkan di Asia. (Robbins, 2003). Kebanyakan teori kepemimpinan yang telah dijelaskan dikembangkan di Amerika Serikat, menggunakan responden orang Amerika Serikat, sehingga tidak bisa dipungkiri terdapat bias Amerika. Dengan demikian kajian kepemimpinan dengan mempertimbangkan budaya dan kearifan lokal menjadi penting dilakukan.

Gambar 2 : Evolusi teori kepemimpinan/leadership evolution (Daft, 1999)

STABIL
Era 2

LINGKUNGAN

CHAOS
Era 3

Rational Management
Pendekatan Perilaku Pendekatan Kontinjen Setting : Hirarki vertikal, birokrasi Lima fungsi manajemen

Team Leadership Confusion, Empowerment,


Kualitas Setting : Organisasi horisontal

MIKRO

Cross-functional teams Downsizing

SCOPE

Era 1
Great Man Leadership

Era 4

MAKRO

Facilitating Leadership, Shared vision, alignment, relationship, Pendekatan ciri sifat Unlock personal qualities in Setting : others Organisasi pra-birokrasi, Setting :Learning organization, Prinsip-prinsip administratif Constant change, Adaptasi

Kepemimpinan Profetik
Kemampuan MENGENDALIKAN Diri dan mempengaruhi orang lain dengan tulus mencapai tujuan bersama sebagaimana dilakukan para nabi /

prophet (Budiharto, 2006)

Teguh, dkk. (2001), Nawawi (2001), Tasmara (2001), Adz-Dzakiey (2005), Tobroni (2005), Zainuddin dan Mustaqim (2005) mengemukakan karakteristik kepemimpinan yang mengacu sifat nabi / rosul :

Jujur (Shiddiq) dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Bertanggung jawab, terpercaya / trustworthy (amanah). Berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami, diamalkan, dan dialami orang lain (tabligh). Cerdas, dan kompeten (fathonah).

PROFIL KEPEMIMPINAN PROFETIK


ASPEK DESKRIPSI SKOR RENDAH NILAI DAN KATEGORI 1 2 3 4 5 6 DESKRIPSI SKOR TINGGI ASPEK

Sidiq

Berbohong, tingkah laku bertentangan dengan ucapan, mengutamakan kepentingan pribadi

Jujur, berpedoman pada nurani & kebenaran, tulus, sabar, konsisten, menjadi teladan
Profesional, terpercaya, komitmen & tanggung jawab kepada Tuhan, pimpinan, rekan, bawahan, adil

Sidiq

Amanah

Khianat, mengingkari kesepakatan & janji, tidak bertanggung jawab.

Amanah

Tabligh

Sulit memahami dan dipahami orang lain, menyembunyi-kan informasi Orientasi materi & duniawi, wawasan sempit

komunikasi efektif

Amar makruf nahi mungkar, asertif,

Tabligh

Fathonah

cerdas karena taqwa, skill teruji,

Fathonah

problem solver,

Anda mungkin juga menyukai