Anda di halaman 1dari 2

kanker tulang osteosarkoma

GEJALA Nyeri yang dirasakan penderita osteosarkoma sepertinya memang berhubungan dengan tulang. Makanya tak heran kalau kebanyakan dari kita kemudian lari ke dukun pijat. Apalagi bila pada lokasi nyeri pernah terjadi kecelakaan kecil atau terkilir ketika berolahraga. Penderita mengira keseleonya kambuh lagi dan minta dipijat. Biasanya nyeri akan lebih terasa pada malam hari, sampai-sampai dapat membangunkan penderita yang sedang terlelap dalam tidurnya. Selama beberapa waktu, mungkin keluhan akan hilang, tapi tiba-tiba rasa sakit itu bertambah parah dan terjadi pembengkakan. Ada rasa panas yang menjalar dari kulit ke tulang. Bagian tubuh yang terkena juga semakin terasa sulit digerakkan. Misalnya terjadi di kaki, sehingga jalan akan pincang. Sekarang ini diperkirakan ada 53 tumor tulang dan 21 kanker tulang. Dinamakan osteo (tulang) dan sarcoma (kanker jaringan ikat) karena merupakan kondisi beberapa sarkoma yang timbul di sekitar tulang. Osteosarkoma, kependekan dari osteogenik sarkoma, hanyalah satu dari keluarga besar tumor dan kanker tulang yang jumlahnya puluhan. Repotnya, gejala semua penyakit itu hampir mirip-mirip. Sekarang ini diperkirakan ada 53 tumor tulang dan 21 kanker tulang. Dinamakan osteo (tulang) dan sarcoma (kanker jaringan ikat) karena merupakan kondisi beberapa sarkoma yang timbul di sekitar tulang. Sedikit melongok ke teori dasarnya, kanker tulang sebenarnya dibagi menjadi kanker tulang sekunder dan kanker tulang primer. Diistilahkan sekunder, jika kankernya berasal dari organ lain, lalu menyebar ke tulang. Misalnya kanker paru yang menyebar ke tulang. Sedangkan primer, jika kankernya berasal dari tulang itu sendiri. Osteosarkoma masuk kanker tulang jenis kedua ini. Kanker tulang primer sebenarnya termasuk kasus kanker yang jarang, hanya 1% dari kanker. Jadi, kita sebenarnya tidak perlu terlalu cemas dibuatnya. Namun, dari kasus yang jarang itu, osteosarkoma tercatat paling menonjol, sebesar 20 - 35%. Disusul kemudian oleh mieloma multipel, yaitu kanker yang berasal dari sumsum tulang penghasil sel darah dan menyerang orang dewasa Yang perlu diwaspadai dari osteosarkoma adalah kebanyakan menyerang anak-anak usia delapan sampai belasan tahun, meski bisa muncul juga pada usia 50 - 70 tahun. Anak lelaki atau perempuan peluang terkenanya sama, tapi semakin bertambahnya umur, risiko akan meningkat pada anak lelaki. Kanker sebenarnya bisa menyerang semua tulang. Hanya saja osteosarkoma kebanyakan menyerang tulang panjang, seperti tulang paha (femur), tulang betis (tibia), dan tulang lengan atas (humerus). Ada pula kasus pada tulang tengkorak, tulang rahang, dan tulang pelvis. Biasanya kanker menyerang bagian metafisis, yakni areal tulang dengan metabolik aktif dan banyak mengandung pembuluh darah.

Sampai detik ini, para ahli belum bisa menjawab apa penyebab pastinya. Diduga, kecepatan pertumbuhan tulang selama masa remaja turut memberi andil, meski proses persisnya masih menjadi misteri. Situasi itu diperparah dengan faktor-faktor risiko, seperti terpapar radiasi sinar x dan adanya kelainan DNA pada tulang, yang terjadi pada penyakit kanker mata anak-anak (retinoblastoma), pertumbuhan sel tulang abnormal (displasia tulang), sindrom Li-Fraumeni, atau sindrom RothmundThomson. Osteosarkoma belakangan menjadi menarik karena menjadi kanker ketiga yang banyak menyerang anak, setelah leukemia dan limfoma. Seharusnya memang mendapat perhatian serius, tapi kenyataannya di Indonesia sekitar 90% penderita datang ke dokter dalam keadaan terlambat. "Delapan puluh persen pasien umumnya sudah tingkat IIB yang kadung menembus dari tulang ke otot, atau stadium III yang sudah mencapai paru-paru," kata dr. Achmad Fauzi Kamal, Sp.OT, spesialis bedah ortopedi RSUPN Cipto Mangunkusumo PENGOBATAN Saat ini kemoterapi masih menjadi pengobatan utama untuk mengatasi kanker, termasuk kanker pada anak. Jika kanker diketahui secara dini, pengobatannya cukup mudah dilakukan dengan kemoterapi. Jika penyakit sudah berada pada stadium lanjut, harus ditangani bersama oleh ahli bedah ortopedi, patologi, dan radiologi. Pada langkah pertama biasanya dokter melakukan biopsi atau pengambilan jaringan dari sel-sel tubuh untuk diperiksa lebih lanjut. Jika ditemukan keganasan, apalagi sudah ada penyebaran, dokter akan melakukan tindakan pembedahan dan pengangkatan. Bila lokasi kanker tidak bisa diselamatkan, tindakan amputasi atau pemotongan anggota tubuh pun tak bisa dihindari.

Anda mungkin juga menyukai