Anda di halaman 1dari 14

Ns. Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.

Kep

Trauma / rudapaksa :
Merupakan kekerasan yang dapat merusak jaringan lunak (otot,tendo,ligamentum,neuro vaskuler) maupun yang keras seperti tulang dan sendi

Pada jaringan lunak

memar (contusio) putus / robek (ruptur)

Pada tulang dan sendi fraktur dan dislokasi

FRAKTUR

Terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan sendi

DISLOKASI

Tergesernya permukaan tulang sendi satu terhadap lainnya yang membentuk persendian

BAGAIMANA PENANGANANNYA ?
1

1. Di tempat kejadian (first aid) 2. Di perjalanan (transportation) 3. Di gawat darurat (emergency room)

1. Di tempat kejadian (first aid) Bisa dilakukan oleh: tenaga kesehatan, polisi, masyarakat sekitar yang menolong Cara: Air way : bebaskan jalan nafas, hati-hati pada penderita curiga cedera leher

Breathing : pemberian nafas buatan apabila terjadi berhenti nafas Circulation : apabila terjadi perdarahan banyak dilakukan balut tekan; apabila henti jantung dilakukan CPR

Fraktur / dislokasi

Dilakukan pembidaian/splinting Pada kecurigan cedera tulang belakang sebaiknya dipasang papan penyangga tulang belakang (spinal board) dan tidak boleh memfleksikan tulang belakang

2. Transportasi

Sebaiknya dengan ambulans Kalau tidak ada gunakan kendaraan dimana pasien bisa ditidurkan Untuk kecurigaan cedera leher gunakan penyangga leher Harus tetap diperhatikan A B C - nya

3. Gawat Darurat
Anamnesis kronologi biomekanik trauma serta tindakan yang sudah diberikan selama di tempat kejadian dan di perjalanan Menurut panduan American College of Surgeon, informasi yang dibutuhkan disingkat dengan AMPL E : A-allergies of anykind, including antibiotics M-medication being taken prior to accident P-past history of relevant disease L -last meal before the accident E -event related to the accident;nature and velocity of the injury;others injured;what actually happened

Gawat darurat mempunyai fasilitas yang lebih canggih untuk penganan trauma pada umumnya,tetapi pada prinsipnya ABC harus diulang lagi
Airway :bisa dilakukan suction / intubasi / trakeostomi Breathing :tension pneumothorax dekompresi Circulation :henti jantung CPR perdarahan ligasi pembuluh darah Syok: Hipovolemik atau hemoragik Resusitasi cairan intra vena/transfusi Neurogenik Analgetik, K/P morfin Imobilisasi yang benar
9

Bila ada kecurigaan multiple trauma

Penanganan harus dilakukan oleh tim berbagai disiplin spesialisasi

10

Kedaruratan trauma muskuloskeletal


1. Fraktur terbuka 2. Fraktur tertutup dengan gangguan neurovaskuler 3. Dislokasi

Ada 3 prinsip dasar penanganannya : I. Reposisi II. Fiksasi III. Imobilisasi

11

Fraktur terbuka

Prinsip pengobatan pada fraktur terbuka :

1. Tindakan darurat segera (emergency)

2. Evaluasi kegawatan kelangsungan hidup (live threatening injury - ATLS)


3. Antibiotika yang tepat dan adekuat 4. Debridemen dan irigasi yang cukup 5. Stabilisasi fraktur dengan fiksasi luar atau dalam 6. Penutupan luka yang baik 7. Kalau perlu cancellous bone grafting 8. Rehabilitasi anggota yang terkena 9. Rehabilitasi pasien secara keseluruhan

12

Fraktur Tertutup Dengan Gangguan Neurovaskuler


Gangguan vaskuler yang timbul sebagai akibat peningkatan tekanan pada compartment otot dan menimbulkan compartment syndrome Fraktur dapat menimbulkan perdarahan. Apabila perdarahan cukup banyak dan tidak dapat keluar dari compartement otot, tekanan akan meningkat dan dapat mengganggu sirkulasi, arteri maupun vena

Gejala klinis compartment syndrome : pain,palor,pulselesness,paraesthesia,palsy Tindakannya : - luruskan ekstremitas - tinggikan bagian distal - awasi dengan ketat kemungkinan tindakan bedah untuk ekplorasi pembuluh darah di samping tindakan fasciotomy dan kalau perlu pemberian spasmolitik Dislokasi : closed reduction / open reduction
13

T H A N K Y OU

14

Anda mungkin juga menyukai