Anda di halaman 1dari 11

Bab 6 Menilai Pengawasan Perantara Keuangan Lainnya 6.

1 Overview Bab ini berfokus pada isu-isu regulasi lembaga keuangan non-bank (LKBB) yang dikategorikan sebagai Perantara Keuangan Lainnya(OFIs). OFIs berhubungan dengan perusahaan keuangan yang bergerak di bidang intermediasi, yaitu perusahaan yang menyalurkan dana dari pemberi pinjaman kepada peminjam melalui account mereka sendiri atau menggunakan fasilitas keuangan yang berkaitan dengan intermediasi keuangan. OFIs mencakup perusahaan asuransi, dana pensiun, dealer sekuritas, dana investasi, leasing, perusahaan anjak piutang (factoring companies), dan perusahaan manajemen aset. Dalam pembangunan, OFIs memainkan peran penting melalui kegiatan mereka di daerah dan pasar, dimana keberadaan bank-bank komersial tidak sepenuhnya dapat dirasakan. Selain itu, perkembangan OFIs dapat meningkatkan persaingan bank yang akan memperbesar akses ke keuangan. Di banyak negara, dana pensiun merupakan lembaga simpanan yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pasar keuangan dan makro ekonomi. Perusahaan leasing menggunakan transaksi yang relatif sederhana di mana penyewa menggunakan aset (yang dimiliki oleh perusahaan leasing) untuk jangka waktu tertentu dengan pembayaran sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Pada akhir masa sewa, penyewa akan membeli aset tersebut untuk dijadikan investasi modal. Perusahaan leasing dapat berfungsi sebagai sumber keuangan bagi perusahaan kecil yang ingin berinvestasi dalam peralatan (equipment), dan investasi pada perusahaan leasing dapat menghasilkan imbal hasil yang menarik apabila kondisi ekonomi baik. Perusahaan anjak piutang (factoring companies) adalah lembaga keuangan yang mengkhususkan diri dalam bisnis manajemen akun piutang. Anjak piutang merupakan sumber penting pendanaan eksternal bagi perusahaan dan UKM yang menerima kredit berdasarkan nilai piutang mereka. Dalam bentuk pembiayaan berbasis aset, kredit yang diberikan oleh pemberi pinjaman didasarkan dari perhitungan nilai asset borrower (modal kerja), bukan dilihat dari kelayakan kredit peminjam secara keseluruhan. Di negara-negara berkembang, anjak piutang menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan jenis pinjaman lain. Pertama, Anjak piutang sangat berguna di negara-negara yang memiliki undang-undang keamanan pinjaman yang lemah, sistem kepailitan yang tidak efisien. Kedua, dalam anjak piutang kredit didasarkan pada kualitas akun yang mendasarinya (underlying accounts), bukan pada kualitas peminjam. Perkembangan OFIs, seperti leasing dan anjak piutang perusahaan, meningkatkan pinjaman kepada small borrower. Beberapa praktisi berpendapat bahwa OFIs yang berdiri sendiri cenderung lebih kuat bersaing. Untuk itu, International Finance Corporation lebih memilih untuk membiayai perusahaan leasing yang berdiri sendiri, meskipun mereka memiliki kelemahan ketika bersaing dengan leasing anak perusahaan bank komersial, yang dapat menawarkan deposito dengan cost rendah. Tekanan dalam OFIs dapat menimbulkan efek sistemik. Misalnya, krisis kepercayaan dapat menyebar dari satu subsektor keuangan ke subsektor lain. Selain itu, kurangnya regulasi yang efektif untuk OFIs dapat memperburuk kerapuhan sistem keuangan secara keseluruhan melalui regulasi arbitrase (pembelian/penjualan produk, seperti surat berharga atau mata uang asing, di dua atau lebih pasar untuk mendapat keuntungan dari perbedaan harga). Di banyak negara, dana pensiun memberikan sumber investasi jangka panjang yang stabil untuk mendukung pertumbuhan dan berperan penting dalam pasar keuangan melalui aktivitas

investasinya. Sistem dana pensiun nasional memberikan dananya dari campuran pemerintah, pekerjaan, dan tabungan individu. Dana pensiun mempengaruhi stabilitas pasar keuangan dan distribusi risiko diantara berbagai sektor ekonomi melalui aktivitas investasinya dan cara mereka mengelola risiko. 6.2 Tujuan Kerangka Hukum dan Peraturan untuk OFIs2 Penilaian terhadap regulasi dan pengawasan OFIs tidak hanya memperhitungkan efektivitas, tetapi juga harus mempertimbangkan apakah kerangka regulasi dapat membantu membangun lingkungan yang sehat dan mendorong perkembangan lembaga tersebut. Sebagai contoh, sebuah kerangka peraturan yang tidak memadai yang mempromosikan peraturan arbitrase di sektor OFI bisa membatasi peran pembangunan OFIs dan pada saat yang sama dapat menyebabkan penumpukan kerentanan substansial yang tidak terdeteksi dan risiko. Ketika peraturan kompetisi (competition regulation) dan peraturan perilaku bisnis (conduct of business regulation) diterapkan pada semua sector dan lembaga dalam sistem keuangan, penilaian OFIs memerlukan peraturan prudensial yang dalam prakteknya sulit diterapkan. Tiga karakteristik lembaga keuangan yang sangat menentukan dalam menilai lingkup peraturan prudensial: a. kesulitan menghormati kewajiban kontrak, b. kesulitan yang dihadapi oleh konsumen dalam menilai kelayakan kredit atau kesehatan suatu lembaga, dan c. kesulitan yang disebabkan oleh pelanggaran kewajiban kontrak Misalnya, bank memiliki risiko likuiditas sistemik yang dapat mengakibatkan bank melanggar kewajiban kontrak, pejabat keuangan memiliki struktur kesehatan dan kelayakan kredit yang kompleks yang sulit untuk dinilai, dan kegagalan pada bank besar atau perusahaan asuransi akan berdampak buruk. Setiap lembaga dapat diurutkan (ranking) menggunakan karakteristik tersebut untuk menilai keinginan masyarakat terhadap lembaga itu (desirability) dan lingkup pengawasan prudensial. Lingkungan kebijakan yang tepat diperlukan untuk mendorong perkembangan OFIs seperti diakui badan hukum yang terintegrasi dengan baik dengan seluruh sistem keuangan. Di banyak negara berkembang, kerangka hukum dan regulasi untuk sektor keuangan, leasing, dan lembaga keuangan khusus lainnya masih tidak jelas, terbagi-bagi, dan tidak lengkap. Mengumpulkan dan menganalisis hukum serta peraturan yang mengatur jalannya masing-masing kelompok lembaga untuk memastikan kejelasan dan kelengkapan merupakan langkah penting dalam penilaian OFIs. Peraturan yang bersifat menekan dapat menghambat pertumbuhan OFIs, rancangan regulasi yang buruk dapat memicu munculnya peraturan arbitrase, meskipun undang-undang yang berkualitas sudah ada, terkadang para penegaknya yang buruk. Faktor-faktor tersebut merupakan hambatanhambatan pengembangan sistem keuangan secara umum, tapi hambatan tersebut lebih terasa untuk OFIs karena dalam sering tidak didukung oleh kerangka hukum yang jelas. Kerangka hukum pengawasan sistem keuangan dapat berisi ketentuan-ketentuan seperti, memberitahukan aturan khusus prudensial tidak lebih dari lingkup hukum yang mengatur, sehingga memberikan pedoman (guidelines) dan prinsip-prinsip saat berunding dengan regulator. Pendekatan ini bisa memberikan lebih banyak kebijakan dan fleksibilitas untuk regulator, yang mungkin sangat berguna bagi OFIs karena undang-undang terpisah (separate laws) yang mengatur pasar dan OFIs jenis tertentu sering tumpang tindih sehingga menimbulkan konflik dan ambiguitas mengenai aturan yang berlaku. Namun, jika regulator tidak independen hal itu akan menghambat penggunaan

kebijakan yang efektif. Hukum yang lebih preskriptif bisa dijadikan alternative apabila dirancang dengan baik. 6.3 Menilai Struktur Kelembagaan dan Regulasi Arbitrase Kelayakan struktur kelembagaan untuk mengawasi OFIs harus mempertimbangkan seluruh kerangka kelembagaan untuk pengawasan keuangan dan ruang lingkup kegiatan OFIs dalam kerangka itu. Jumlah dan ukuran OFIs (individu dan kumpulan), serta hubungan mereka dengan bank dan pemain lain dalam sistem keuangan, merupakan faktor utama yang mempengaruhi struktur kelembagaan untuk mengawasi OFIs. Tahap pengembangan keuangan, lingkungan legislatif, dan berbagai keterampilan regulator yang tersedia juga akan mempengaruhi struktur kelembagaan yang sesuai untuk mengawasi OFIs . Sebuah struktur kelembagaan yang terfokus sektoral daripada yang tidak terfokus dapat mengakibatkan kesenjangan (gaps) dalam regulasi OFIs. Di beberapa negara, mengambil regulasi dan pengawasan dari semua jenis lembaga keuangan, termasuk OFIs, di bawah kerangka pengawasan yang dipadukan akan membantu mengurangi kemungkinan regulasi arbitrase dan kesenjangan (gaps) regulasi, serta lebih memungkinkan untuk melakukan pengawasan yang efisien. Perpaduan struktur memudahkan penerapan standar untuk lembaga dengan profil risiko yang sama, misalnya pengaplikasian yang seragam dalam hal perilaku bisnis dan regulasi integritas keuangan, dan penyesuaian dalam lingkup peraturan prudensial sesuai dengan profil risiko. Namun, struktur dengan lebih dari satu badan pengawas yang terlibat dalam regulasi kelembagaan dan pengawasan, perhatian khusus harus diberikan pada definisi kuasa hukum dari badan yang bertanggung jawab, identifikasi dari daerah konflik yurisdiksi , dan sejauh mana peraturan dapat diduplikasi. Struktur yang terfokus menurut sektoral adalah sumber ketidakkonsekuenan dan ambiguitas yang telah menciptakan kelemahan dalam proses pengaturan dan pengawasan di banyak negara. Misalnya , ketidakmampuan struktur ini untuk melakukan tes "fit and proper" dan memaksakan persyaratan modal minimum atau pedoman khusus lain yang menciptakan rezim pengawasan dan regulator yang tidak tepat yang memungkinkan OFIs untuk mengembangkan bisnis mereka secara sembarangan dan terlibat dalam kegiatan perbankan. Di negara-negara yang regulatornya berfokus menurut sektoral, penilaian harus fokus memverifikasi perbedaan jenis risiko yang ditimbulkan oleh berbagai kategori layanan, karena penerapan aturan yang berbeda untuk produk dan jasa yang secara fungsional sama dapat meningkatkan dorongan regulasi arbitrase. Mendirikan sebuah departemen khusus untuk pengawasan OFIs adalah praktek umum dalam perpaduan struktur pengawasan, di mana OFIs beroperasi secara independen dari pemain utama di sektor keuangan (yaitu , bank dan perusahaan asuransi ). Dalam struktur tersebut, ada keadaaan dimana regulator yang sama bertanggung jawab untuk kedua pengawasan onsite dan offsite OFIs, atau ada pemisahan tanggung jawab antara fungsi onsite dan offsite. Di satu sisi, regulator yang sama bertanggung jawab untuk kedua fungsi onsite dan offsite dapat menjamin kelangsungan kegiatan monitoring di sektor ini, layaknya pengawasan. Di sisi lain , memisahkan fungsi offsite dan onsite harus dilengkapi dengan pengkhususan dalam proses dan prosedur terkait. Dalam kedua kasus diatas, tingkat keterampilan regulator harus memadai untuk menghindari regulator yang kurang berpengalaman dan tidak memenuhi syarat yang ditugaskan untuk mengawasi OFIs . Dalam perpaduan struktur di mana hubungan antara OFIs dan bank sangat penting melalui investasi dan kepemilikan, regulator yang bertanggung jawab untuk kelompok instansi tersebut membantu memonitor perkembangan sektor yang berhubungan secara konsolidasi. Selain itu,

pengkhususan dapat membantu meningkatkan regulasi dan pengawasan OFIs. Regulator yang bertugas mengawasi bank biasanya dapat mengawasi OFIs, mereka disediakan fasilitas pelatihan yang memadai dan bimbingan untuk secara khusus menangani OFIs. Seperti ditekankan dalam Prinsip Inti Basel ( BCPs ) untuk Pengawasan Efektif Perbankan, elemen penting dari pengawasan perbankan adalah kemampuan regulator untuk mengawasi organisasi perbankan secara konsolidasi, termasuk kemampuan mereka untuk meninjau kegiatan sektor perbankan maupun non perbankan yang diselenggarakan oleh bank. 6.4 Menilai Praktek Regulasi dan Efektivitas Banyak prinsip-prinsip pengawasan dan pengaturan bank yang efektif juga berlaku untuk OFIs. Aturan umumnya adalah lembaga keuangan yang tidak memiliki deposito seperti kewajiban kepada masyarakat tidak perlu diatur dan diawasi seperti bank. Alat dan teknik untuk deposito (deposit taking) OFIs akan mengikuti standar yang terkandung dalam BCPs. Di beberapa negara, OFIs yang ( formal atau informal ) mengambil deposito dari masyarakat dan tidak harus sesuai dengan peraturan perbankan atau tidak berada di bawah pengawasan otoritas yang mengharuskan adanya intervensi pemerintah. Mengingat keragaman lembaga yang membentuk kelompok OFIs, beberapa prinsip dan pertimbangan tambahan dapat melengkapi BCPs dan membantu menyesuaikannya dengan pengawasan OFIs. Prinsip dan pertimbangan tersebut, terlepas dari struktur institusi ( terpadu atau tersegmentasi ) , termasuk mengubah aturan prudensial untuk menyesuaikan karakteristik operasional OFIs, memastikan konsistensi dalam pengambilan keputusan ; mengakui risiko unik OFI , memastikan pengawasan yang proporsional dan konsisten dengan biaya dan manfaat , dan mempertahankan sumber daya dan keterampilan yang cukup dan memadai untuk menghadapi pertumbuhan sektor OFI . Pelaksanaan prinsip-prinsip yang sama dengan yang berlaku untuk bank bisa menjadi suatu tantangan. Sebagai contoh, lembaga pembiayaan perumahan , termasuk bangunan masyarakat , sering menawarkan jasa-jasa deposito ( tidak tentu giro ) dan mungkin perlu diatur sebagai lembaga perbankan (lihat Kotak 6.1 ). Dalam banyak kasus , menyesuaikan peraturan dengan karakteristik operasional OFIs dan menghindari over regulation penting bagi pengembangan sektor ini . Bagi sebagian besar OFIs dimana deposito ritel dan masalah sistemik tidak terlibat , persaingan dan regulasi perilaku pasar, seperti persyaratan masuk dan pemantauan gabungan lembaga lainnya, harus memadai. Mengenai persyaratan masuk, regulator akan memberi hambatan yang rendah untuk masuk ke sektor-sektor dengan memastikan rendahnya pembatasan bentuk perusahaan dan kepemilikan struktur OFIs , kebebasan masuk bagi perusahaan asing , dan mencegah kondisi yang menentang penggabungan industry-industri (antitrust) yang berlebihan di industri. Mengenai gabungan OFIs dengan lembaga lain, perhatian khusus harus diberikan kepada OFIs yang didirikan sebagai anak perusahaan dari lembaga regulasi sebagai cara untuk menghindari peraturan. Bahaya dari pertumbuhan yang berlebihan pada anak perusahaan yang tidak diatur menjadi hal penting dalam beberapa krisis. Ketika hukum perusahaan masih berkembang , namun, kondisi tambahan dalam peraturan keuangan dapat mendukung pelaksanaan operasi pasar yang baik dan bijaksana dari OFIs . Kondisi tambahan bisa meliputi: Lisensi persyaratan . Seperti halnya lembaga keuangan , tujuan OFIs perizinan harus memastikan kapitalisasi memadai dan manajemen yang baik , tidak untuk membatasi masuknya atau membatasi

persaingan . Regulator harus memiliki wewenang untuk menyaring pemilik potensial dan manajer untuk mencegah orang-orang kurang kualifikasi profesional , dukungan keuangan , atau moral dari izin. Sebuah lisensi OFI seharusnya tidak menjadi alternatif sederhana bagi pelamar yang tidak bisa memenuhi persyaratan untuk mendapat lisensi bank umum . Liberal masuk ke dalam sistem keuangan tidak harus berarti masuk wajar tanpa pengecualian . Negara-negara dengan mudah masuk sering mengalami masalah dengan lembaga kurang diatur , kekurangan modal , dan kurang berhasil . Di beberapa negara , pernah menjadi OFI telah dilisensi , itu melakukan kegiatan yang biasanya tidak diperbolehkan dalam berbagai kegiatan yang ditetapkan dalam izin . Pembatasan neraca untuk setiap kelompok lembaga keuangan harus , karena itu, menjadi dimonitor (misalnya , batas atas aset dan kewajiban , larangan pada kelas tertentu aktiva atau kewajiban , pembatasan pada jenis aset yang dimiliki , dan maksimum diamanatkan atau kepemilikan minimal aset tertentu ) . Kebutuhan modal minimum . Berkenaan dengan persyaratan modal minimum (dan semua aturan utama untuk pelaksanaan lembaga ), persyaratan bagi bank seharusnya tidak di pakai untuk OFIs ketika tidak cukup sesuai. Kebutuhan modal minimum biasanya menjadi bagian dari institusi keuangan atau aksi untuk batasan kompetisi.Jumlah dari modal sesuai untuk sebuah kelompok OFIs atau sebuah lembaga secara individu adalah fungsi dari potensi lembaga untuk mengatasi kerugian yang tak terduga.Jumlah yang lebih tinggi dari batasan yang dibutuhkan dapat menguatkan pertumbuhan industry. Persyaratan Akuntabilitas . Di banyak negara , persyaratan akuntabilitas , termasuk akuntansi dan praktek audit oleh OFIs , tidak memadai . Kekurangan ini meningkatkan kemungkinan bahwa informasi yang menyesatkan dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar . Memfasilitasi disiplin pasar dan praktik suara untuk akuntansi dan audit membantu memperkuat upaya pengawasan untuk mendorong OFIs untuk mempertahankan praktek manajemen risiko yang sehat dan pengendalian internal . Seperti halnya lembaga keuangan , OFIs perlu standar akuntansi suara untuk mencapai memuaskan pengungkapan publik keterbukaan informasi yang handal yang memungkinkan pelaku pasar dan pengguna lain dari informasi tersebut untuk membuat penilaian yang akurat tentang kondisi keuangan lembaga dan kinerja , kegiatan usahanya, dan risiko yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Praktek manajemen risiko sepadan dengan profil risiko di industri . Pengukuran, pemantauan , dan pengendalian risiko sering isu yang menjadi perhatian oleh OFIs , terutama di negara di mana lisensi diberikan terlalu liberal . Adalah penting bahwa OFI menempatkan proses manajemen risiko yang memadai untuk ukuran dan sifat kegiatan . Regulator harus memastikan bahwa sistem manajemen risiko tidak statis , melainkan disesuaikan dengan profil risiko OFI ( konsentrasi , kredit, mata uang, atau risiko yang berhubungan dengan pajak ) . Proses ini tidak hanya membantu dalam mengidentifikasi potensi OFIs sistemik penting , tetapi juga dalam menentukan prioritas untuk alokasi kapasitas pengawasan yang terbatas , misalnya , untuk menentukan frekuensi pelaporan dan kedalaman dan fokus pengawasan onsite .

Membangun kapasitas pengawasan tidak berarti bahwa semua OFIs perlu diawasi , dan ketika mereka melakukannya , mereka biasanya tidak memerlukan tingkat yang sama pengawasan dan sumber daya bank. Otoritas pengawas harus menetapkan prioritas untuk alokasi kapasitas pengawasan regulator ' . Kadang-kadang ada sedikit keuntungan dalam mencoba untuk secara teratur mengunjungi kecil , tersebar OFIs bahwa , dengan perubahan sederhana dalam peraturan ( misalnya , perizinan , modal minimum , akuntansi, audit , dan persyaratan pengungkapan ) , bisa menimbulkan resiko diabaikan . Setelah menetapkan prioritas pengawasan , regulator juga harus memastikan bahwa OFIs (terutama kecil non - deposito institusi ) tidak kewalahan dengan persyaratan pelaporan yang berlebihan ketika mereka tidak hadir variasi besar dalam portofolio mereka dari satu periode ke periode lainnya . Dalam kebanyakan kasus , hasil kuartalan atau bahkan setengah tahunan (bukan return bulanan ) akan sesuai . Bagi lembaga akurasi dan kelengkapan jauh lebih penting daripada frekuensi . Pada saat yang sama , perhatian lebih harus diberikan kepada OFIs dengan aset besar yang pelaporan harus lebih sering . Masalah berulang lain berhubungan dengan berikut : Kekurangan dengan offsite pengawasan , yang melemahkan sistem peringatan dini untuk mengidentifikasi OFIs lemah Metode kerja dapat diandalkan dan dasar , yang mencegah regulator dari efisien dan akurat menilai eksposur OFI terhadap berbagai risiko dan , untuk sebagian besar , kesehatan dan kinerja keuangan Kurangnya pedoman internal atau petunjuk untuk onsite dan offsite pengawasan , yang penting untuk menentukan prosedur pemeriksaan dan kebijakan untuk OFIs Sebuah sistem informasi yang memadai dan pedoman atau petunjuk adalah alat yang berguna untuk membantu mengatasi risiko spesifik yang melekat pada OFIs . 6.5 Isu Dipilih Peraturan dan Pengawasan Perusahaan Leasing Dalam beberapa situasi , kerangka hukum dan peraturan terpisah untuk perusahaan leasing dapat membantu untuk menciptakan lingkungan yang sesuai untuk penyewaan dan mempromosikan kepercayaan di industri . Banyak negara-negara maju , meskipun sejarah panjang mereka sewa , tidak memiliki hukum sewa terpisah ( Amembal , Lowder , dan Ruga 2000) . Negara-negara biasanya memiliki berkembang dengan baik hukum umum dan sipil yang memberikan dasar yang memadai untuk mendukung transaksi leasing. Di negara-negara industri leasing masih dalam tahap awal pengembangan , kerangka hukum dan peraturan baru dapat membantu mempromosikan kepercayaan dalam efisiensi dan kewajaran pasar . Hukum penyewaan khusus mungkin tidak diperlukan , bagaimanapun , asalkan peraturan yang ada dirancang untuk menangani lembaga keuangan tidak mendiskriminasikan industry. Ketika industri berkembang , bagaimanapun, itu akan menjadi penting bahwa elemen fundamental dari suatu hukum penyewaan keuangan yang efisien akan diberlakukan. Unsur-unsur meliputi (lihat International Finance Corporation 1998) : Kebebasan kontrak Pengakuan struktur tiga partai financial lease yang modern Tugas sejalan dengan peran partai dalam transaksi - Tugas lessee untuk membayar setelah penerimaan

- Kurangnya Lessor tentang tanggung jawab peralatan - Recourse Lessee terhadap penjual - Peralatan tidak bertanggung jawab untuk klaim kreditur lain - Kebebasan transfer dan pengendalian diri Penanganan Default, termasuk hak untuk mempercepat pembayaran sewa yang tersisa Kepemilikan Expedient dan pemulihan Hak dan kewajiban dari lessor sebagai pemilik sah aset dan hak dan kewajiban penyewa sebagai pengguna aset harus dinyatakan dengan jelas . Pemilik yang sah membutuhkan jelas, sederhana , dapat dikerjakan , proses tepat waktu untuk merebut kembali aset jika persyaratan sewa tersebut dilanggar oleh pengguna , termasuk hak otomatis kepemilikan kembali tanpa proses pengadilan panjang dan hak untuk mengklaim pembayaran jatuh tempo dan kerusakan lainnya . Penyewa harus memiliki hak untuk menggunakan aset tanpa hambatan dan mendapatkan produktivitas penuh aset . Di beberapa negara , mungkin diperlukan untuk memperjelas bahwa lessee tidak memiliki hak untuk membuat lien pada aset sewa ( International Finance Corporation 1996 ) . Salah satu keuntungan dari perusahaan leasing atas bank adalah bahwa mereka memiliki aset yang disewakan .Namun , kepemilikan fisikmasih bisa membuktikan sulit . Misalnya , mobilitas aset sewaan telah membuat kepemilikan kembali bahkan lebih sulit. Dalam pelajarannya pengalaman , International Finance Corporation ( 1996) telah mengidentifikasi serangkaian langkahlangkah untuk mengembangkan lingkungan peraturan yang menguntungkan untuk leasing (Kotak 6.2 ).

Kotak 6.2 Langkah-langkah Menguntungkan untuk Leasing

untuk

Mengembangkan

Lingkungan

Peraturan

Kerangka Hukum kepemilikan Lessor itu . Kepemilikan harus dinyatakan dengan jelas , dengan prosedur sederhana, efektif , dan tepat waktuuntuk kepemilikan kembali jika default lessee . hak lessee . Hak harus digunakan jelas terganggu aset sewaan untuk periode sewa jikapembayaran sewa adalah lancar . Peraturan Perizinan . Peraturan harus mengakui keberadaan leasing. Membatasi leasing bagi berlisensilembaga ( dan membutuhkan bank komersial untuk mendirikan anak perusahaan terpisah untuk menulis penyewaankontrak ) dapat membantu industri mengembangkan agresif . Perusahaan leasing harus diizinkan untukmemobilisasi deposito saja. persyaratan Prudential . Peraturan mungkin memiliki persyaratan modal minimum yang lebih rendah daripada banyaklembaga keuangan lainnya . Persyaratan prudensial lain mungkin kurang ketat daripada depositolembaga . Perlakuan pajak Lessor . Lessor harus dibiarkan terdepresiasi aset , dengan pembayaran sewa sebagai pajakpendapatan dan penyusutan asset dihitung lebih hidup lebih pendek dari atau sama dengan sewa kontrak .

Lessee . Penyewa harus dibiarkan untuk mengobati pembayaran sewa sebagai beban untuk keperluan pajak. Pajak penjualan . Pasca kontrak penjualan aset harus dibebaskan dari pajak penjualan . Tunjangan Modal . Tunjangan harus diberikan kepada lessor atau lessee , dengan perlakuan yang sama dibandingkanpembiayaan lainnya . Sumber : International Finance Corporation ( 1996) .

Di banyak negara , perusahaan leasing tidak diatur dan diawasi karena mereka tidak mengambil deposito . Namun, banyak perusahaan leasing anak bank dan regulator harus tertarik pada perusahaan-perusahaan tersebut untuk tujuan pengawasan konsolidasi . Selain itu, seperti yang dinyatakan sebelumnya , bahkan untuk LKNB di mana deposito ritel dan masalah sistemik tidak terlibat dan di mana hukum perusahaan masih berkembang , kondisi - termasuk tambahan persyaratan perizinan , persyaratan modal minimum , persyaratan akuntabilitas , dan kondisi resiko konsisten dengan resiko yang terlibat dalam industri dapat mendukung perilaku pasar . 6.6 Isu Dipilih Peraturan dan Pengawasan Perusahaan Anjak (Factoring Companies) Perusahaan anjak piutang adalah lembaga keuangan yang mengkhususkan diri dalam bisnis rekening piutang pembiayaan dan manajemen .Jika sebuah perusahaan anjak piutang memilih untuk membeli suatu perusahaan , maka akan membayar perusahaan pra -negosiasi , jumlah diskonto dari nilai nominal faktur ( Sopranzetti 1998 ) . Masalah moral hazard terjadi ketika upaya pengelolaan kredit penjual yang teramati kepada perusahaan anjak : Setelah seluruh piutang yang dijual ( faktor ) , penjual tidak memiliki insentif untuk memonitor piutang itu , sebagai penjual tidak lagi menanggung risiko kredit. Anjak bukan merupakan salah satu produk yang homogen . Sebagian besar perusahaan anjak piutang tidak hanya menyediakan layanan uang tunai langsung , mereka juga menawarkan berbagai layanan profesional lainnya seperti mengumpulkan pembayaran , mengejar pembayar terlambat, menyediakan manajemen kredit menasihati, dan melindungi klien terhadap kredit macet. Perusahaan anjak piutang biasanya jatuh dalam tiga kategori : bank, perusahaan industri besar , atau perusahaan anjak independen. Satu masalah mendasar dengan anjak berada dalam mengenali status komersial dari industri , yang pada gilirannya menentukan struktur pengawasan . Di beberapa negara , anjak piutang diakui sebagai kegiatan komersial dan , karena itu, diatur oleh hukum komersial, tetapi tidak biasa di negara-negara tertentu untuk melihat perusahaan anjak melakukan fungsi intermediasi keuangan tanpa otorisasi ( lihat kotak 6.3 untuk rincian lebih lanjut ) . Lingkungan peraturan memiliki dampak penting pada industri anjak piutang . Di beberapa negara , anjak beroperasi sepenuhnya di luar lingkup dari setiap struktur atau pihak yang berwenang , dan orang lain itu diatur bersama dengan jasa keuangan lainnya seperti perbankan dan asuransi . Di sebagian besar negara , namun, tingkat regulasi jatuh di suatu tempat di antara ( Bakker , Klapper , dan Udell 2004) . Untuk negara-negara di mana anjak berkembang , hukum menetapkan standar minimum untuk manajemen perusahaan anjak piutang dan menentukan alat yang akan digunakan untuk mengelola risiko utama dalam operasi anjak bisa dipertimbangkan . Beberapa negara hanya membatasi masuk pasar kepada lembaga keuangan resmi terdaftar seperti bank atau lembaga

keuangan khusus lainnya .Namun , pembatasan tersebut dapat menghambat persaingan dengan tidak termasuk munculnya faktor independen. Untuk mengatasi kekurangan potensi disiplin di beberapa pasar , International Finance Corporation ( 1998) merekomendasikan bahwa pemerintah mempertimbangkan membutuhkan modal minimum dan pedoman kehati-hatian sebagai penghalang untuk masuk ke pasar . 6.7 Isu Dipilih Peraturan dan Pengawasan Dana Pensiun Sistem pensiun nasional biasanya dicirikan sebagai struktur multipillar yang didefinisikan dalam banyak cara , tergantung pada tujuan dari analysis.6 Dari perspektif analisis stabilitas keuangan dan pembangunan , hal ini berguna untuk membedakan antara (a ) negara - disediakan pensiun skema , yang adalah kombinasi dari hak universal dan laba yang terkait komponen , (b ) dana pensiun kerja , yang didanai oleh dan diselenggarakan di tempat kerja Ditetapkan sebagai Benefit ( DB ) , Iuran ( DC ) , atau hibrida , dan ( c ) rencana tabungan masyarakat , yang sering pajak diuntungkan . Sebagai akibat dari meningkatnya umur panjang dan meningkatnya rasio ketergantungan , pendanaan manfaat pensiun yang dijanjikan ( dalam rencana DB ) telah menjadi tantangan di banyak negara . Tantangan pendanaan ini telah menyebabkan reformasi pensiun yang mengurangi manfaat , peningkatan kontribusi ( yakni , pajak untuk membayar pensiun negara), mendefinisikan risk sharing antara sponsor dan penerima manfaat , dan meningkatkan usia pensiun . Peningkatan pendanaan kewajiban pensiun ( oleh sektor swasta dan publik ) dan tabungan pensiun yang lebih besar oleh individu semakin bagian dari solusi . Sementara rencana pensiun didanai ' ukuran dan pentingnya sangat bervariasi antara negara-negara , di banyak negara dana pensiun adalah salah satu investor institusi terbesar . Akibatnya , alokasi aset dana pensiun dapat mempengaruhi pasar keuangan dan aliran dana investasi yang cukup signifikan . Sebagai dana pensiun menjadi semakin kekurangan dana dan bergeser ke arah DC dan rencana hibrida , masalah aset liability management yang tepat dan alokasi aset telah menjadi menekan . Akibatnya , baik pengelola dana pensiun dan pendekatan untuk regulasi telah berubah . Kerangka peraturan dana pensiun semakin berfokus pada manajemen risiko , selain fokus tradisional pada perlindungan pensiunan dan tunjangan karyawan dan rights.7 Masalah-masalah utama dalam menilai kerangka peraturan dana pensiun ' dari perspektif sektor keuangan dan praktek-praktek yang muncul ditutupi dalam lampiran H. Lampiran 6A Peraturan dan Pengawasan OFIs :Beberapa Prinsip Prinsip Panduan Sebagai salah satu menempatkan di tempat kerangka peraturan untuk Perantara Keuangan Lainnya ( OFIs ) , beberapa peraturan umum dalam perbankan tradisional harus disesuaikan untuk mengakomodasi lembaga tersebut. Tantangan yang dihadapi lembaga - dan pengawasan negara tertentu itu hambatan realistis untuk memenuhi tantangan - harus tertimbang serius ketika memeriksa proposal untuk pengaturan OFIs . A. Kerangka peraturan harus meminimalkan efek buruk pada persaingan dan mendorong persaingan . 1 . Peraturan yang represif dan pantas dapat memiliki pengaruh negatif pada perkembangan OFIs .Contoh peraturan represif termasuk lisensi terbatas dan harga dan rezim investasi. Peraturan yang berlebihan bank dapat merangsang pertumbuhan non - bank atau

pembentukan anak perusahaan non - bank sebagai sarana untuk menghindari peraturan . Perlakuan pajak diskriminatif adalah contoh peraturan yang tidak . B. Kerangka peraturan harus secara jelas mendefinisikan kekuatan regulator dan kegiatan yang diizinkan OFIs . 2 . Kerangka peraturan harus jelas berkaitan dengan ( a) pembentukan dan kekuasaan regulator dan ( b ) adanya hukum dan perilaku entitas yang diatur . Kerangka regulasi juga harus didukung oleh infrastruktur yang memadai seperti akuntansi dan pengungkapan aturan , hak milik , dan penegakan kontrak . 3 . Kerangka regulasi harus menentukan kegiatan-kegiatan yang diizinkan OFIs , termasuk perbedaan regulasi antara bank dan non - bank , serta kegiatan ditahan semata-mata untuk bank . Seharusnya tidak ada ambiguitas mengenai arti dari " bank " "sewa ", " faktor , " atau "deposit " atau apa yang merupakan penerimaan ilegal deposito tanpa lisensi . C. Risiko serupa dan fungsi harus diawasi sama untuk meminimalkan ruang untuk arbitrase peraturan . 4 ." Banklike " lembaga keuangan harus diawasi seperti bank . Otoritas pengawas juga harus memastikan bahwa tidak ada aktivitas baru dilakukan tanpa persetujuan dari regulator ( misalnya , mengambil deposito ) . D. Hubungan antara OFIs dan pemain lain di sektor keuangan harus dimonitor secara seksama . 5 . Pameran risiko melalui investasi dan hubungan kepemilikan ( terutama dengan bank ) harus dievaluasi , karena mereka membuat hubungan masing-masing sektor rentan terhadap pembangunan yang merugikan di sektor lain . E. risiko unik OFIs harus diakui dalam struktur pengawasan dan ketika mendefinisikan norma kehati-hatian . 6 . Harus ada fokus khusus dalam kerangka kelembagaan untuk mengenali risiko-risiko yang unik dari pengaturan dan pengawasan OFIs , apakah lembaga-lembaga keuangan berada di bawah bersatu atau kerangka pengawasan yang terpisah . 7 . Bila diperlukan , norma kehati-hatian harus secara khusus ditetapkan untuk OFIs . Himpunan mengikuti peraturan umumnya akan memerlukan pemeriksaan ulang : modal minimum hukum , rasio kecukupan modal , klasifikasi aset, provisioning, likuiditas , akuisisi , dan investasi . F. Pengawasan harus proporsional dan konsisten dengan biaya dan manfaat . 8 . Lembaga yang sederhana dan kurang - berisiko seharusnya tidak dibebani oleh persyaratan peraturan penuh dikenakan pada lembaga yang lebih kompleks dan berisiko . G. Sumber dan keterampilan harus ditargetkan pada tinggi - dampak dan morecomplex OFIs . 9 . Frekuensi pengawasan offsite dan kedalaman pengawasan onsite harus mempertimbangkan skala institusi untuk menghindari pengawasan sumber daya yang langka disia-siakan atau lembaga dibebani dengan beban yang tidak perlu kepatuhan .

10 .Anggota staf bertanggung jawab untuk mengawasi OFIs harus memiliki sumber daya dan keahlian untuk memahami risiko khusus yang terkait dengan lembaga tersebut. Metodologi yang digunakan harus membantu mengidentifikasi sumber-sumber risiko ( kredit, pasar, likuiditas , operasional , hukum , dan reputasi ) , serta praktik manajemen risiko . 11 . Anggota staf pengawas harus memiliki pedoman untuk memberikan arahan untuk mencapai kesimpulan yang tepat secara konsisten . 12 . Anggota staf harus memiliki akses ke pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk memastikan bahwa kerangka regulasi dan pengawasan memenuhi kebutuhan industri . H. Harus ada penguatan kapasitas swa-regulasi . 13 . Asosiasi dapat memainkan peran penting dalam mewakili OFIs ' pandangan tentang kerangka regulasi dan pengawasan yang tepat . Mereka juga dapat menyuarakan pendapat dari pelaku pasar kepada pemerintah , terutama ketika tidak ada badan pengawas yang terlibat langsung dengan peraturan tersebut . Selain itu, mereka dapat memberikan pendidikan , promosi , hukum , keuangan , dan layanan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan OFIs .

Anda mungkin juga menyukai