Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ria Octarina Sari NPM : 10411770044024 Tugas Mata Kuliah Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Tugas ke-1

COPYLEFT

Copyleft adalah permainan kata dari copyright (hak cipta) dan seperti halnya makna berlawanan yang dikandung masing-masing (right vs left), begitu pula arti dari kedua istilah tersebut berlawanan. Copyleft merupakan praktik penggunaan undang-undang hak cipta untuk meniadakan larangan dalam pendistribusian salinan dan versi yang telah dimodifikasi dari suatu karya kepada orang lain dan mengharuskan kebebasan yang sama diterapkan dalam versi-versi selanjutnya kemudian. Copyleft diterapkan pada hasil karya seperti perangkat lunak, dokumen, musik, dan seni. Jika hak cipta dianggap sebagai suatu cara untuk membatasi hak untuk membuat dan mendistribusikan kembali salinan suatu karya, maka lisensi copyleft digunakan untuk memastikan bahwa semua orang yang menerima salinan atau versi turunan dari suatu karya dapat menggunakan, memodifikasi, dan juga mendistribusikan ulang baik karya, maupun versi turunannya. Dalam pengertian awam, copyleft adalah lawan dari hak cipta. Pengarang dan pengembang yang menggunakan copyleft untuk karya mereka dapat melibatkan orang lain untuk mengembangkan karyanya sebagai suatu bagian dari proses yang berkelanjutan. Salah satu contoh lisensi copyleft adalah GNU General Public License. Copyleft pertama kali diperkenalkan oleh Richard M Stallman seorang programmer yang bekerja untuk Massachusets Institute of Technology (MIT) pada akhir 1970. Kala itu, pekerjaan programming sangat kental dengan nuansa kerjasama, saling tukar source code dan saling memodifikasi program. Tetapi kemudian pada awal 1980-an, industri software berubah drastis, beberapa perusahaan pengembang software mulai mendistribusikan program komputer tanpa disertai source code-nya. Hal ini secara langsung mengubah budaya kerja para programmer, karena mereka tidak bisa lagi saling membantu dalam memperbaiki dan meningkatkan kemampuan suatu program. Hanya programmer di perusahaan yang menyimpan source code-nya sajalah yang bisa memperbaiki. Budaya kerjasama dan kebersamaan-pun hilang, digantikan oleh budaya korporat kapitalis yang hanya melihat program komputer sebagai mesin uang. Sejak tahun 1984 setelah keluar dari MIT, Richard M Stallman mencoba melawan budaya korporat tersebut dan mempertahankan budaya kerjasama antar para programmer dengan membuat program komputer yang didistribusikan beserta source code-nya. RMS kemudian membentuk lembaga untuk mengelola pendistribusian itu. Berdirilah Free Software Foundation. RMS kemudian memanfaatkan haknya sebagai pencipta dan pemegang hak cipta atas software tersebut untuk mendesain tipe lisensi yang diharapkannya akan mendorong
1

kembalinya kerjasama antar para programmer komputer. Lisensi tersebut kemudian dia populerkan dengan istilah Copyleft. Copyleft memanfaatkan aturan copyright (hak cipta), namun untuk tujuan yang bertolak belakang, bukan berarti untuk menjadi milik pribadi, namun agar perangkat lunak tetap bebas. Intinya, copyleft memberi izin untuk menjalankan program, melakukan penyalinan, modifikasi, serta mengedarkan hasil modifikasi tersebut tanpa menambahkan aturan penghalang kebebasan. Contoh produk yang dipasarkan dengan sistem copyleft adalah Free Software yang disebutnya GNU Software. Lisensi GNU Software ini kemudian dikenal dengan istilah GNU General Public License atau disingkat GPL. Sebagai suatu tipe lisensi, GPL ini merefleksikan 4 macam izin yang diberikan oleh pemegang hak ciptanya kepada siapa saja, yaitu 1. 2. 3. 4. Free to run the program (izin untuk menjalankan program) Free to copy the program (izin untuk memperbanyak program) Free to modify the program (izin untuk memodifikasi program) dan Free to distribute modified copy (izin untuk mendistribusikan program hasil modifikasi)

Pendistribusian perangkat lunak ini dapat dilakukan dengan cara jual beli. Sekali lagi free di sini tidak berarti gratis tetapi berarti kebebasan (freedom). Tetapi jangan sampai kita terkecoh dengan istilah Freeware. Karena software tergolong Freeware sudah pasti bebas, tetapi belum tentu open source. Copyleft merupakan metoda umum untuk membuat sebuah program menjadi perangkat lunak bebas, serta menjamin kebebasannya untuk semua modifikasi dan versi-versi berikutnya. Cara termudah untuk membuat sebuah program bebas ialah meletakkannya di public domain (18k huruf) tanpa hak cipta. Jika berniat baik, cara ini memang dapat menjadi sarana saling berbagi program serta melakukan perbaikan. Namun tanpa niat baik, ada kemungkinan untuk mengubah program tersebut menjadi perangkat lunak berpemilik (18k huruf). Dengan sedikit (atau banyak) perubahan, program tersebut dapat didistribusikan kembali sebagai perangkat lunak berpemilik. Orang yang menerima program yang telah diubah tersebut tidak lagi memiliki kebebasan sebagai mana yang diberikan oleh pembuat aslinya; karena dirampas oleh para perantara. Dalam proyek GNU, kami bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada semua pengguna untuk mendistribusikan kembali dan mengubah perangkat lunak GNU. Jika para perantara mampu merampas kebebasan tersebut, kami mungkin akan memiliki lebih banyak pengguna, namun tanpa kebebasan. Jadi, daripada meletakkan perangkat lunak GNU di public domain, kami meng-``copyleft''-kannya. Copyleft menyatakan bahwa siapa pun yang mendistribusikan kembali perangkat lunak, dengan atau tanpa perubahan, harus memberikan kebebasan untuk menggandakan dan mengubahnya. Copyleft menjamin bahwa setiap pengguna memiliki kebebasan. Copyleft juga mendorong kepada pemrogram lain untuk menambah perangkat lunak bebas. Program bebas utama seperti kompilator GNU C++ muncul karena hal ini.
2

Copyleft juga membantu pemrogram yang ingin berkontribusi dalam peningkatan kinerja perangkat lunak bebas mendapatkan izin untuk melakukannya. Kebanyakan dari para pemrogram tersebut bekerja bekerja di perusahaan-perusahaan dan unuiversitas-universitas yang hampir mau melakukan apa saja untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Seorang pemrogram mungkin ingin menyumbangkan hasil pengembangannya untuk masyarakat, namun sang majikan mungkin ingin mengubah hasil pengembangan tersebut menjadi sebuah perangkat lunak berpemilik. Ketika kami menjelaskan kepada para majikan bahwa tidak boleh untuk mendistribusikan versi pengembangan kecuali sebagai perangkat lunak bebas, mereka biasanya memutuskan untuk mendistribusikannya sebagai perangkat lunak bebas daripada membuangnya. Untuk meng-copyleft-kan sebuah program, pertama-tama kami meng-hak-cipta-kan program tersebut; lalu kami tambahkan ketentuan distribusi, sebagai perangkat sah yang memberikan hak kepada setiap orang untuk menggunakan, mengubah, dan mendistribusikan kembali kode program atau turunannya, namun hanya jika ketentuan distribusinya tidak berubah. Sehingga kode dan kebebasan mengubahnya menjadi kesatuan yang sah. Para pengembang perangkat lunak berpemilik menggunakan hak cipta untuk menghilangkan kebebasan para pengguna. Sedangkan kami menggunakan hak cipta untuk menjamin kebebasan para pengguna. Itulah sebabnya mengapa kami mengubah istilah ``copyright'' (hak cipta) menjadi ``copyleft''. Copyleft merupakan suatu konsep umum; terdapat berbagai cara untuk membuat rinciannya. Untuk proyek GNU, ketentuan distribusi secara rinci tercantum di GNU General Public License (Lisensi Publik Umum GNU; tersedia dalam format HTML, teks biasa, dan Texinfo). Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public License) biasanya disingkat dengan GNU GPL. Silakan juga melihat FAQ (Yang Sering Ditanyakan) perihal GNU GPL dan mengapa FSF mendapatkan amanat hak cipta dari para kontributor.

Source : https://www.gnu.org/copyleft/copyleft.id.html id.wikipedia.org/wiki/Copyleft http://solo.linux.or.id/copyleft-dan-gpl/

Anda mungkin juga menyukai