Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN KASUS Ca. RECTI DIRUANG BEDAH PRIA (A3) RSUP dr. KARIADI SEMARANG

oleh : Nur Rahmawati P.17420112106

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN KASUS Ca. Recti DIRUANG BEDAH PRIA (A3) RSUP dr. KARIADI SEMARANG

PENGKAJIAN Tanggal Pengkajian Jam Ruang/RS A. BIODATA 1. Biodata Pasien a. Nama pasien b. Umur c. Alamat d. Pendidikan e. Pekerjaan : Tn. S : 53 Tahun : Krajan kidul RT 06 RW 05 Demak : SD : Buruh :26 November 2013 Praktikan : Nur Rahmawati : 11.00 WIB NIM : P.17420112106 : BEDAH PRIA (A3) / RSUP dr. Kariadi smg

f. Status perkawinan : kawin g. Agama h. Tanggal masuk i. Diagnose medis : Islam : 4-11-2013 : Prolaps recti dengan massa rectum 1/3 distal

j. Nomor Registrasi : 7459944 k. Cara masuk 2. Penanggung jawab a. Nama b. Umur c. Alamat d. Pendidikan e. Pekerjaan f. Hubungan dg pasien : Ny. J : 49 Tahun : Krajan kidul RT 06 RW 05 Demak : SD : swasta : istri : dengan brankar

g. Nomor yang dapat di hub : 085741658138

B. KELUHAN UTAMA Pasien mengeluh nyeri perut post op. Dengan pengkajian PQRST diperoleh : P = nyeri akibat post operasi Q = nyeri terasa seperti terbakar. R = nyeri terdapat pada daerah perut bagianan kanan bawah S = nyeri berada pada skala 5 dengan batas 1-10 T = nyeri sering terasa

C. RIWAYAT KESEHATAN 1. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien datang kerumah sakit di IGD pada tanggal 4 November 2013 dengan keluhan 2 tahun terdapat benjolan di anus, BAB terdapat darah, dan berlendir. 2 minggu terdapat benjolan sebesar telur ayam, yang apabila ditekan tidak dapat masuk lagi. BAB lendir darah bertambah banyak. Sebelum dialih rawat di ruang perwatan, pasien telah menjalani perawatan di Ruang Gawat Darurat terpasang infus dengan cairan Rlatau NaCl 20 tpm dan injeksi ketorolax 50 mg ranitidin 50 mg, ceftriaxon 2 gr, dan metronidazol 500 mg. Sebelum dirawat diruang bedah pria pasien pernah di rawat diruang HCU dan menjalani pembedahan laparatomy pada tanggal 19 November 2013. Tanggal 23 Novembr 2013 dari HCU pasien ditransfer ke ruang Bedah Pria dengan pendampingan perawat, PKL, BCLS, PPGD, dan BLS. Pasien terpasang infus dengan cairan RL 20 tpm dan kolostomy pada perut kanan bawah. Selama di rawat di ruang Bedah Pria pasien mendapatkan terapi ranitidin 3x50 mg, ketorolax 3x30 mg, ceftriaxon 1x2 gr, metronidazol 3x500 mg, aminofusin 500ml, dan KCl 5mg.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien pernah dirawat di rumah sakit demak pada bulan desember 2012 dengan penyakit ambien. Pernah juga dirawat di Rumah Sakit Sultan Agung

Semarang pada bulan April 2013 dengan penyakit yang sama. Dan dilakukan pemeriksaan biopsy, pada tanggal 11 4 2013 PA hasilnya (-) Tx N0 Mx 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga tidak ada yang menderita seperti yang dialami pasien saat ini. Namun istri pasien mempunyai riwayat penyakit DM dan hipertensi.

D. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR 1. Manajemen Kesehatan Pasien mengatakan bahwa kesehatan sangat penting, maka jika ada anggota keluarga yang sakit selalu dibawa ke pelayanan kesehatan. Misalnya klinik, puskesmas maupun rumah sakit. Pasien mengatakan sering mengonsumsi ramuan tradisional yang pasien racik sendiri apabila sakit. Jika diberi obat dari dokter, pasien meminum obat tersebut dengan baik dan benar sesuai petunjuk. 2. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Sebelum sakit pasien makan dengan porsi 1 piring penuh 3 x sehari dengan menu nasi, lauk- pauk, sayur. Pasien jarang menkonsumsi buah. Untuk minum dalam sehari pasien minum 6 gelas blimbing/ hari. Namun selama sakit dan masuk rumah sakit nafsu mkan pasien menurun. Pola makan pasien masih teratur namun porsi berkurang, karena setiap makan rasanya mual. Pasien biasanya makan hanya porsi. Untuk minum masih tetap seperti biasanya 6 gelas per hari. setelah diobservasi dengan pengkajian ABCD didapatkan A : Antropometri Sebelum sakit BB TB IMT LILA = 60 kg = 165 cm = 22 = 29 cm

Saat sakit

BB TB IMT LILA

= 57 kg = 165 cm = 20,9 = 27 cm

B : Biochemical Hb = 9.8 mg /dL Ht = 32,4 mg / dL C : Clinical sign bibir kering, sianosis, turgor > 2 detik D : Diet Diit lunak (bubur) 1900 kkalori 3. Pola Eliminasi Sebelum sakit pasien BAB 1x perhari terkadang 2 - 3 hari baru bisa BAB dengan konsistensi lunak, berbau khas, dan feses berwarna kuning, BAK 4 5 x / hari berwarna kuning jernih. Selama sakit dan masuk rumah sakit pola BAB pasien teratur, karena pengluaran feses langsung melalui stoma, da untuk BAK pasien 3-4 x/hari. 4. Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan. Sebelum sakit pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari harinya secara rutin dan teratur seperti berpakaian, makan, mandi, BAK, BAB secara mandiri. Pasien sebelum sakit masih dapat melakukan Pekerjaanya sebagai buruh. Selama sakit pasien badress, hanya mampu mobilitas di tempat tidur. Untuk aktivitas sehari hari harus dibantu dengan keluarga ataupun perawat. albumin = 1.9 gr %

Aktivitas Mandi Berpakaian

2 V V

Eliminasi Makan Mobilisasi

V V V

Keterangan 0: mandiri 1: dibantu sebagian 2: perlu bantuan orang lain 3:perlu bantuan orang lain dan alat 4: tergantung dan tidak mampu

5. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur Sebelum sakit pola tidur pasien tidak ada masalah. Pasien biasanya tidur 6 jam dari jam 23.00 4.30. Selama sakit pola tidur pasien tidak teratur. Pasien sering terbangun apabila terasa nyeri di perut. 6. Pemenuhan Kebutuhan Sexualitas Reproduksi Pasien adalah seorang laki-laki yang sudah menikah dan tidak ada gangguan pada organ seksualnya. 7. Kognitif, Persepsi dan Sensori Pasien sebelum dan selama sakit masih mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang di sekelilingnya. Selalu mengajak bicara orang-orang yang pasien kenal dan pasien terbuka dengan kondisinya. Pasien saat di ajak bicara tidak mudah marah. Hubungan pasien dengan keluarga baik, dengan tetangga serta kerabat keluarga yang lainpun baik. Pasien mampu menunjukkan rasa sakit yang dirasakan. Daya ingat pasien juga cukup baik, dibuktikan dengan pasien dapat menyebutkan namanya sendiri,istri, anakanak dan dapat mengingat dan menceritakan kembali peristiwa-peristiwa yang

pernah terjadi di masa lalu, misalnya dahulu pernah dirawat di rumah sakit lain. 8. Stress dan Adaptasi Pasien selama dirumah sakit merasa stress untuk mengurangi rasa stress pasien, keluarga berusaka memberikan motivasi. 9. Konsep Diri Body image :Pasien terbuka dengan keadaannya dan penyakitnya. Pasien mengatakan bahwa kondisi fisiknya saat ini sangat lemah dan tidak dapat merawat diri dengan baik. Identitas diri :Pasien mengetahui tentang penyakitnya dan keadaannya saat ini. Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan keadaanya, walaupun dibuat stoma diperut bagian kanan bawah. Peran diri : Tn.S adalah seorang kepala rumah tangga dari istri dan 2 orang anaknya, selama sakit pasien khawatir akan peran sebagai kepala keluarga karena sedang sakit dan tidak dapat mencarikan nafkah Ideal diri : pasien berharap ingin segera sembuh. Pasien juga berharap keluarganya mau menerima keadaannya dan merawatnya dengan sabar. 10. Hubungan Peran Sebelum sakit, pasien dapat menjalankan perannya sebagai seorang ayah dengan baik. Selama sakit, pasien tidak dapat melakukan tugas-tugasnya secara penuh seperti sebelum sakit. Hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien mengatakan tidak ada masalah dalam keluarganya. Pasien termasuk orang yang cukup sabar dalam menghadapi masalah dan mampu menahan amarahnya. Pasien bertemu dengan keluarga (anak-anaknya) setiap hari dan selalu berkomunikasi dengan baik. Hubungan pasien dengan teman atau tetangga juga baik. Pasien tidak

memiliki peran khusus dalam masyarakat melainkan hanya sebagai anggota masyarakat pada umumnya. 11. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien beragama Islam, dan selalu melaksanakan sholat dan selama sakit pasien mengalami kesulitan untuk melaksanakan ibadah.

E. PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran Nadi Pernafasan Suhu tubuh Tekanan darah : GCS : E= 4, M= 6, V= 5 Composmentis : 86x/ menit dengan irama reguler : 20x/ menit dengan irama reguler : 37,2 0 C : 110/ 70 mmHg

Kulit :

Berkeringat, lembab, turgor baik, tidak ada pitting edema. Warna kulit pucat.
Kepala :

Rambut

: warna hitam dan ada yang beruban, ikal, rontok, tampak

kusam dan kusut

Kulit kepala : tidak ada laserasi, kulit kepala berminyak.


Mata :

Konjungtiva : anemis Sclera Pupil


Hidung : : tidak ikteric : normal berbentuk bulat, diameter 3 mm kanan kiri dan reflek cahaya ( + ) langsung, lensa mata keruh dan tidak rata.

Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih, penciuman baik dan tidak ada
secret

Telinga :

Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri, bersih Liang telinga : bersih, sedikit serumen Fungsi pendengaran : tidak ada masalah dengan pendengaan
Mulut :

Mulut bersih, tidak berbau, bibir berwarna pucat,, lidah bersih, mukosa
kering, tidak terdapat stomatitis. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, tidak ditemukan distensi vena jugularis. Dada : Paru- paru Inspeksi : Bentuk simetris dengan perbandingan anteroposterior:lateral kanan kiri=2:1, pergerakan dada sewaktu ekspirasi dan inspirasi simetris Palpasi Perkusi : fokal fremitus normal antara sisi kanan dan kiri. : sonor lapang paru

Auskultasi : suara dasar vesikuler. Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampak intercosta ke IV-V, pada mid clavicula sedikit 2cm medial sinistra Palpasi : ictus cordis teraba di intercosta ke V, pada mid clavicula sedikit 2cm medial sinistra Perkusi : terdengar suara redup absolut di seluruh lapang jantung

Auskultasi : S1- S2 tunggal

Perut : Inspeksi : Perut datar, tidak buncit, terdapat stoma permanen berwarna merah muda di sebelah kanan bawah yang tertutup colostomy bag. dan terdapat bekas jahitan yang blum kering dengan balutan perban.. Auskultasi : Peristaltik usus normal 5 x/ menit. Palpasi : Tidak terdapat distensi abdomen, tidak teraba pembesaran hepar dan lien Perkusi Genetalia Tidak ada jamur, Testis tindak oedem, skrotum tidak membesar, penis normal. Pada anus terdapat hemoroid. Ekstrimitas : Ekstrimitas atas : Lengan kanan terpasang infus RL 20 tetes/menit tidak ada pitting oedem, uji kekuatan otot nilainya 5, terdapat sianosis Ekstrimitas bawah : Simetris, tidak ada edema, terdapat sianosis. : Timpany

F. PEMERIKSAN DIAGNOSTIK 1. Laboratoium No CM No. Lab : C412981 : 131119368 No spesimen : E40 Tanggal Jam : 12.23 : 27 11 2013

Nama pasien : Sunarto Hematologi Darah Rutin


Hasil Leukosit Eritrosit Hemoglobin 9,7 5,0 9,8 (L)

Satuan 10^3 / uL 10^6 /uL g/L

Normal

3.6-11 3.8-5.2 11.7-15.5

Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit RDW MPV

32,4 (L) 65.1 (L) 19,7 (L) 30,2 562,0 24,3 (H) 9,1

% fL Pg g/dL 10^3 / uL % fL

35-47
80.096.1 27.533.2 33.435.5

150-440
11.514.5 4,00 11,00

Kimia Klinik
Hasil GDS Albumin Natrium Kalium Chlorida 124 1,9 144 2,9 101 Satuan mg/dL gr % mmol/L mmol/L mmol/L Normal

70-115
3.8 5.0 136 145 3,5 5,1 98 -157

2. Colonoscopy Tanggal 20 10 2013 Massa tumor intra lenan rectum

3. CEA Tanggal 17 10 2013 Hasil : 2,28 HbSAg (-)

4. Patologi Anatomi Tanggal 11 4 2013

Hasil PA (-) Tx N0 Mx Tanggal 19 4 - 2013-11-30 Hasil PA : adenom vibula rectum Tanggal 23 11 - 2013-11-29 Kesan : sesuai gambar villour adeno carsinoma recti well differentiated. Makroskopik : diterima sediaan operasi collon sigmoid, berupa 1 potong jaringan usus dengan panjang 27 cm, diameter 2-3 cm, sudah berbelah sebagian. Warna kuning kemerahan pada daerah yang berbelah tampak massa tumor ukuran tumor 14,5 x 15,5 x 0,89 cm yang tumbuh eksofitik.

G. PROGRAM TERAPHY Tanggal : 27-11-2013 Parenteral Injeksi : RL 20 tpm : ranitidin Ketorolak Ceftriaxin KCl 3x50 mg 3x30 mg 1x2 gr 5 mg

Aminofusin 500 ml Oral : Metronidazole 3x500 mg

DAFTAR MASALAH

TGL/ NO 1. JAM 26 Nov 2013 11.00

DATA FOKUS

MASALAH

ETIOLOGI

DS : Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan bawah DO :Manajemen nyeri: P = nyeri akibat post operasi Q = nyeri terasa sepert terbakar. R = nyeri terdapat pada daerah perut bagianan kanan bawah S = nyeri berada pada skala 5 dengan batas 1-10 T = nyeri sering terasa Pasien terlihat memegangi perut dan mengkerutkan dahi menahan rasa sakit. TTV :Nadi: 86x/ mnt RR: 20x/ mnt Suhu : 37,2 0 C TD:110/70mmHg

Nyeri

trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi

26 Nov 2013 11.45 WIB

DS : Pasien mengatakan mual, muntah, nafsu makan menurun DO :Pasien lemas, sianosis, anemis Porsi makan cuma porsi. A : BB = 57 kg IMT = 20,9 LILA= 27 cm B : Hb = 9.8 mg/dL Ht = 32.4 % Albumuin = 1,9 gr% Protein = 5,53 gr% C : mukosa bibir kering, sianosis D : diit lunak (bubur)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Absorbsi nutrien sekunder terhadap proses keganasan kanker

DS : Pasien 3. 26 Nov 2013 12.00 mengatakan sedikit gatal dan nyeri di daerah sekitar stoma DO : Didapatkan luka stoma yang terlihat sedikit basah dan Resiko infeksi tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan

merah, terdapat sedikit pus, pasien ingin menggaruk. ( H5)

DIAGNOSA KEPERAWTAN 1. Nyeri b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Absorbsi nutrien sekunder terhadap proses keganasan kanker 3. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan

RENCANA PERAWATAN

No 1.

TGL/JA M 26 Nov 2013 11.00 WIB

DP

TUJUAN Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil : 1. Skala nyeri turun menjadi 3 2. Raut wajah pasien menunjukkan senang 3. Pasien tidak memegangi perut.

INTERVENSI 1. Monitorng TTV 2. Observasi nyeri pasien 3. Berikan posisi yang nyaman 4. Ajarkan teknik relaksasi 5. Ciptakan kondisi yang tenang 6. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat anti nyeri

TTD

Nyeri b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi

2.

26 Nov 2013 11.45

Ketidakseim bangan nutrisi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Dorong tirah baring selama 2 x 24 jam 2. Memonitor sianosis,

WIB

kurang dari kebutuhan tubuh b.d Absorbsi nutrien sekunder terhadap proses keganasan kanker .

pasien mampu memenuhi kebutuhan nutrsi dengan kriteria hasil : 1. Tidak mual muntah 2. Makan 1 porsi habis 3. Tidak sianosis,turgo r < 2detik dan tidak lemas

lemas, turgor 3. Mengkaji status nutrisi pasien 4. Kolaborasi dengan ahli gizi memberi makanan lunak (bubur) 5. Kolaborasi dengan dokter memberi obat antimetik (ranitidin) sesuai program

3.

26 Nov 2013 Jam 12.00

Resiko infeksi b.d tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24jam diharapkan klien tidak terjadi infeksi di area luka post operasi dengan kriteria hasil : 1. Luka bersih,tidak ada kemerahan di sekitar luka 2. Tidak ada pus 1. Monitoring tandatanda infeksi 2. Proteksi infeksi dengan cara lingkungan sekitar harus bersih,luka tidak boleh kena air sampai jahitan di angkat 3. Ganti balutan setiap hari

No

TGL/ JAM

DP

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

RESPON

TTD

IMPLEMENTASI No TGL / JAM DP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN RESPON TTD

26 Nov 2013 11. 05 WIB

1. Memonitor TTV pasien

1. RR:86x/mnt Nadi:20x/mnt T:36,2 0 TD: 110/70mmHg

11.10 WIB

2. mengobservasi nyeri pasien

2. P

nyeri post

akibat operasi

Q = nyeri terasa sepert terbakar. R = nyeri terdapat pada daerah

perut bagianan kanan bawah S = nyeri berada pada skala 5 dengan 1-10 T = nyeri sering terasa batas

11.15 WIB

3. Memberikan kenyamanan dengan mengubah posisi pasien

3. Pasien lebih merasa nyaman

12.20 WIB

4. Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi ( nafas dalam)

4. Pasien mampu mengikuti dan melakukan relaksasi, rasa nyeri menghilang sedikit demi sedikt

11. 30 WIB

5. Menciptakan lingkungan yang tenang 5. Pasien tidak terganggu dan merasa tenang, tidak gelisah

11.40 WIB

6. Memberikan obat analgetik 6. Obat masuk dan tidak

ada alergi, pasien tenang

27 Nov 2013 08.00 WIB

3 1. Melakukan monitoring tanda - tanda infeksi 1. luka masih memerah,tidak ditemukan pus, pasien mengatakan tidak merasakan panas ataupun gatal didaerah sekitar luka

08.05 WIB

2. Memberikan informasii dengan cara lingkungan sekitar harus bersih, luka tidak boleh kena air selama jahitan belum diangkat

2. Pasien mengerti dan akan berupaya memproteksi dan menjaga lukanya agar cepat sembuh

08.10 WIB 3. Melakukan perawatan luka dengan mengganti balutan 3. Pasien mengatakan

mau dilakukan parawatan luka. luka terlihat memerah dan pasien meringis menahan sakit saat dibersihkan lukanya

09.40 WIB

1. Memberikan posisi semi fowler 1. pasien merasa nyaman, masih mual muntah

09. 50 WIB

2. Memonitor mukosa bibir, sianosis, 2. mukosa bibir lemas, turgor lembab, tidak sianosis, masih lemas, turgor > 2detik

10.15 WIB

3. Melakukan pengkajian status nutrisi 3.BB : 57 kg pasien IMT : 20,9 LILA : 27 cm

11.00 WIB

4. memberi makanan lunak ( bubur ) menu dari rumah sakit

1. 4. pasien menghabiskan setengah porsi

5.obat masuk dan 11.45 WIB 5. memberi obat antimetik ranitidin 1 ampul tidak ada alergi

11.05 WIB

1. memonitor TTV pasien

1. RR:90x/mnt Nadi:24x/mnt T:370 TD: 120/70mmhg

11.10 WIB

2. mengobservasi nyeri pasien

2. Pasien tidak

sudah

merasakan nyeri, raut

wajah terlihat gembira, terlihat tidak memegangi perut. tagan

11. 15 WIB

3. Memberikan kenyamanan dengan mengubah posisi

3. Pasien lebih merasa nyaman

11.20 WIB

4. Mengajarkan pasien untuk teknik relaksasi

4. Pasien mampu mengikuti dan melakukan relaksasi, rasa nyeri menghilang

11. 30 WIB

5. menciptakan lingkungan yang tenang

5. Pasien tidak terganggu dan merasa tenang, tidak geisah

11.45 WIB

6. mamberikan obat analgetik sesuai advice dokter

6. Obat masuk dan tidak ada alergi, pasien tenang

28 Nov 2013 11.00 WIB

1. Memberikan posisi semi fowler

1. pasien merasa nyaman, tidak mual muntah

2. Memonitor mukosa bibir, sianosis, 11.10 WIB lemas, turgor

2. mukosa bibir lembab, tidak sianosis, tidak

lemas, turgor baik < 2detik

11.15 WIB

3. Melakukan pengkajian status nutrisi pasien

3.BB : 57,5 kg IMT : 21 LILA : 27 cm

11.30 WIB

2. 4. pasien 4. memberi makanan lunak (bubur), menu menghabiskan 1 dari rumah sakit porsi

11.45 WIB 5. memberi obat antimetik ondan 1 ampul dan ranitidin 1 ampul 5. obat masuk dan tidak ada alergi

CATATAN PERKEMBANGAN

No. 1

Tanggal/ Jam 27 Nov 2013 11.45 WIB

DP Nyeri b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi.

Evaluasi S: pasien mengatakan nyeri mereda O: Ekspresi wajah pasien rileks dan tenang serta mampu mlakukan teknik relaksasi sendiri saat pasien merasa nyeri. RR:90x/mnt T:37
0

TTD

Nadi:24x/mnt TD: 120/70mmhg

A: Masalah teratasi. P: Hentikan intervensi

28 Nov 2013 11.45 WIB

Ketidakseimbangan S : -Pasien mengatakan sudah tidak nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Absorbsi nutrien sekunder terhadap proses keganasan kanker mual, muntah O : pasien makan habis 1 porsi Tidak ada sianosis, turgor < 2 detik BB : 57,5 kg IMT : 21 LILA : 27 cm A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi nomer 3. Mengkaji status nutrisi pasien 4. Kolaborasi dengan ahli gizi memberi makanan lunak bubur

27 Nov 2013 08.00 WIB

Resiko infeksi b.d tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan

S : pasien mengatakan nyerinya berkurang dan tidak gatal. O : disekitar area luka terlihat kemerahan tetapi tidak timbul push A : masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi nomor 1. Melakukan monitoring tanda tanda infeksi 2. Memberikan informasii dengan cara lingkungan sekitar harus bersih, luka tidak boleh kena air selama jahitan belum diangkat 3. Melakukan perawatan luka dengan mengganti balutan

Anda mungkin juga menyukai