Anda di halaman 1dari 30

BAB STATUS PEMERIKSAAN

STATUS ILMU PENYAKIT DALAM SMF PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO LONG CASE Nama Mahasiswa NIM Dokter Pembimbing IDENTITAS PASIEN Nama lengkap Umur Status perkawinan Tanggal masuk RS : Tn.Idwan : 48 tahun : Menikah : 16/06/2013 Jenis kelamin Agama Nomor register : laki -laki : Islam : 020705 : : : Esti Luliana 111.0221.093 Kolonel (Purn) dr. Purwanto, Sp.PD

A. ANAMNESIS Diambil dari autoanamnesis, tanggal 27 Juni 2013,pukul 14.40 WIB Keluhan Utama: Luka tidak sembuh- sembuh di kaki kanan sejak 1 bulan yang lalu

Keluhan Tambahan: Badan terasa lemas

Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengeluhkan luka tidak sembuh-sembuh di kaki kanan sejak kurang lebih 1 bulan.yang lalu. Awalnya terdapat luka kecil di jari kelingking kaki kanan, pasien mengaku 1 bulan yang lalu sebelum terjsdi luka tidak merasakan adanya luka dikaki kanan, tiba-tiba terdapat luka dijari kelingking kanan, pasien mengaku memakai sepatu agak sempit dan memakai sepanjang hari, tidak terkena tusukan maupun penyakt kulit lainnya. Pasien pernah mengeluhkan kaki sering kesemutan, bergantian kanan dan kiri. Awalnya Luka terasa nyeri dan berwarna merah. Lama kelamaan jari kelingking kanan bertambah bengkak, menjalar ke jari sebelahnya sampai kepunggung kaki kanan hingga seperti bisul yang besar. 3 minggu yang lalu di kaki kanan keluar nanah berwarna hijau kekuningan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Pasien mengaku kulit jari

kelingking lama- lama berwarna kehitaman dan tidak terasa apa-apa dan makin lama mengeluarkan bau yang tidak sedap. Luka dijari kelingking kanan semakin hitam dan kulit terkelupas sendirinya. Luka dtelapak kaki terkelupas sehingga mengeluarkan darah segar dan pasien mengeluhkan nyeri didaerah telapak kaki kanan dan masih mengeluarkan bau tidak sedap. Pasien mengaku selama luka tidak merasa demam atau mengigil. Batuk dan pilek tidak ada. Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas beberapa minggu ini. Pasien merasa lemas, karena selama adanya luka dikaki kanan nafsu makan menurun. Sebelum adanya luka pasien mengaku makan makanan biasa. Pasien mengaku pola makan tidak teratur. Pasien mengaku sering minum kopi manis tengah malam, hampir tiap malam 2-3 kopi manis sampai beberapa bulan terakhir. Pasien mengaku beberapa bulan yang lalu sering buang air kecil di malam hari. Pasien mengaku beberapa hari tidak ada masalah tentang buang air besar lancar, berwarna kekuningan dan padat. Tidak ada darah.Saat ini pasien mengeluhkan agak mual, muntah (-).

Riwayat Penyakit Dahulu: Sakit seperti ini sebelumnya Alergi Asma DM Hipertensi Riwayat operasi : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien Riwayat DM keluarga dari pihak Ibu pasien

B. PEMERIKSAAN JASMANI Pemeriksaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi Suhu Pernafasaan Keadaan gizi Tinggi Badan Berat Badan : Tampak Sakit Sedang : Compos Mentis : 110/70mmHg : 86x/menit : 36,5oC : 20 x/menit : Baik : 176 cm : 60 kg

BMI Sianosis Udema umum Cara berjalan Mobilitas ( aktif / pasif ) Umur menurut taksiran pemeriksa Aspek Kejiwaan Tingkah Laku Alam Perasaan Proses Pikir Kulit Warna Jaringan Parut Pertumbuhan rambut Suhu Raba Keringat Lapisan Lemak Oedem Kelenjar Getah Bening Submandibula Supraklavikula Lipat paha Leher Ketiak Kepala : Tenang

: 19,37 kg/m2 (Normal) : Tidak ada : Tidak ada : Tidak dinilai (pasien bed rest) : Aktif : Sesuai

: Normothym, serasi : Wajar, sesuai

: Sawo Matang : Tidak ada : Merata : Hangat : Ada : Merata : Tidak ada

Efloresensi Pigmentasi Lembab/Kering Pembuluh darah Turgor Ikterus Lain-lain

: Tidak ada : Merata : Lembab : Tidak melebar : Baik : Tidak ada : Tidak ada

: Tidak teraba membesar : Tidak teraba membesar : Tidak teraba membesar : Tidak teraba membesar : Tidak teraba membesar

Ekspresi wajah Rambut Mata Exophthalamus Kelopak Konjungtiva Sklera

: Tampak kesakitan Simetri muka : Hitam merata Pembuluh darah temporal

: Simetris : Teraba pulsasi

: Tidak ada : Tidak oedem : Tidak anemis : Tidak ikterik : Baik : Tidak ada

Enopthalamus Lensa Visus Gerakan Mata Tekanan bola mata

: Tidak ada : jernih : : dbn : Normal/palpasi

Lapangan penglihatan Nistagmus Telinga Tuli Lubang Serumen Cairan Mulut Bibir Langit-langit Gigi geligi Faring Lidah Leher

: -/: Lapang : +/+ : -/-

Selaput pendengaran : Intak Penyumbatan Perdarahan : -/: -/-

: Normal : Normal : OH baik : Tidak Hiperemis

Tonsil Bau pernapasan Trismus Selaput lendir

: T1 T1 tenang : tidak ada : tidak ada : tidak ada

: Licin, Atrofi papil (-)

Tekanan Vena Jugularis (JVP) Kelenjar Tiroid Kelenjar Limfe Dada

: 5 cm H2O. : Tidak tampak membesar. : Tidak tampak membesar

Bentuk Pembuluh darah Buah dada Paru Paru Pemeriksaan Kiri Inspeksi Kanan Kiri Palpasi Kanan Kiri Perkusi Kanan Depan

: Simetris : Tidak tampak pelebaran pembuluh darah : Simetris, Benjolan (-)

Belakang Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis - Fremitus taktil simetris - Fremitus taktil simetris Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru - Suara Nafasvesikuler - Wheezing (-), Ronki (-) - Suara Nafas vesikuler - Wheezing (-), Ronki (-)

Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis - Fremitus taktil simetris - Fremitus taktil simetris Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru - Suara Nafas vesikuler

Kiri - Wheezing (-), Ronki (-) Auskultasi - Suara Nafas vesikuler Kanan - Wheezing (-), Ronki (-) Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis : Tidak teraba iktus cordis pada sela iga. : : sela iga V linea parasternalis kanan. : sela iga V, 1cm sebelah medial linea midklavikula kiri. : sela iga II linea parasternal kiri.

Batas kanan Batas kiri Batas atas

Batas bawah : sela iga V linea sternalis kanan

Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-). Abdomen : 6

Inspeksi

: tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, simetris, smiling umbilicus (-

),dilatasi vena (-), efloresensi ( - ). Palpasi : Supel, nyeri tekan dan nyeri lepas (-) o Hati o Limpa o Ginjal Perkusi: Auskultasi : Tidak teraba membesar : Tidak teraba membesar : Ballotement negatif, Nyeri ketok costovertebral negatif : timpani pada seluruh lapang abdomen : Bising Usus (+) 3x/menit

Anggota Gerak Lengan Otot Tonus Massa Sendi Gerakan Kekuatan Oedem Lain-lain : : : : : : : Normotoni Tidak ada Bebas Aktif +5 Tidak ada Normotoni Tidak ada Bebas Aktif +5 Tidak ada Kanan Kiri

Tungkai dan Kaki Luka Varises Otot Tonus Massa : : : : :

Kanan Ada(status lokalis) Tidak ada Normal Normotoni tidak ada

Kiri Tidak ada Tidak ada Normal Normotoni tidak ada

Sendi Gerakan Kekuatan Oedem

: : : :

Bebas Aktif +4 Tidak ada

Bebas Aktif +5 Tidak ada

STATUS LOKALIS

Pedis Dekstra : terdapat jaringan nekrotik + pus Perdarahan (+), Jaringan Vaskularisasi (+), Berbau Khas

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium tanggal 16 Juni 2013 Paket darah lengkap Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit GDS Glukotest 262 80-125 Hasil 9.300 /ul 2.90 juta/mm3 7,7 g/dl 24 % 564.000 /mm3 Satuan/Rujukan 5000-10000/ul 4,5-5,5 juta/mm3 14-18 g/dl 43-51% 150-400 ribu/mm3

Laboratorium tanggal 16 Juni 2013 Paket darah lengkap Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit Hasil 9.900 /ul 3.90 juta/mm3 8,5 g/dl 26 % 534.000 /mm3 Satuan/Rujukan 5000-10000/ul 4,5-5,5 juta/mm3 14-18 g/dl 43-51% 150-400 ribu/mm3

Hasil laboratorium tanggal 17 Juni 2013 Hasil Pemeriksaan Kimia Darah SGOT SGPT Ureum Creatinin Paket darah lengkap Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit GDS Glukotest 262 80-125 9.700 /ul 3,26 juta/mm3 8,5 g/dl 28 % 607.000 /mm3 5000-10000/ul 4,5-5,5 juta/mm3 14-18 g/dl 43-51% 150-400 ribu/mm3 86 u/l 108 u/l 24 mg/dl 0,8 mg/dl P :<35 W:<31 P : <41 W<31 17-43 P : 0,9-1,3 W : 0,6-1 Satuan/Rujukan

10

Laboratorium tanggal 18 Juni 2013 GDS Glukotest 270 80-125

Hasil laboratorium tanggal 19 Juni 2013 Hasil Pemeriksaan Kimia Darah SGOT SGPT Globulin Albumin Protein total Paket darah lengkap Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit GDS Glukotest 234 80-125 9.800 /ul 2,74 juta/mm3 7,4 g/dl 23 % 467.000 /mm3 5000-10000/ul 4,5-5,5 juta/mm3 14-18 g/dl 43-51% 150-400 ribu/mm3 78 u/l 79 u/l 3,7 g/dl 2,7g/dl 6,4g/dl P :<35 W:<31 P : <41 W<31 2,6-3,4 g/dl 3,5-5,2 g/dl 6,6-8,8 g/dl Satuan/Rujukan

Laboratorium tanggal 20 Juni 2013 Paket darah lengkap Leukosit Hasil 11.300 /ul Satuan/Rujukan 5000-10000/ul

11

Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit GDS Glukotest

3,38 juta/mm3 9,2 g/dl 29 % 504.000 /mm3

4,5-5,5 juta/mm3 14-18 g/dl 43-51% 150-400 ribu/mm3

212

80-125

Laboratorium tanggal 21 Juni 2013 GDS Glukotest 124 80-125

Laboratorium tanggal 22 Juni 2013 GDS Glukotest 128 80-125

Laboratorium tanggal 23 Juni 2013 GDS Glukotest 90 80-125

Laboratorium tanggal 24 Juni 2013 GDS Glukotest 121 80-125

12

Laboratorium tanggal 25 Juni 2013 GDS Glukotest 128 80-125

Laboratorium tanggal 26 Juni 2013 Hasil Pemeriksaan Kimia Darah SGOT SGPT Bilirubin Total Bilirubin Direct Bilirubin indirect Paket darah lengkap Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit GDS Glukotest 120 80-125 13.700 /ul 3,66 juta/mm3 9,5 g/dl 31 % 395.000 /mm3 5000-10000/ul 4,5-5,5 juta/mm3 14-18 g/dl 43-51% 150-400 ribu/mm3 35 u/l 36 u/l 0,62mg/dl 0,15 mg/dl 0,47 mg/dl P :<35 W:<31 P : <41 W<31 0,1-1,0 mg/dl <0,2 mg/dl <0,9 mg/dl Satuan/Rujukan

Pemeriksaan Foto Thoraks 17 Juni 2013 Cor : tidak membesar

Corakan bronchovaskuler normal Tidak tampak bercak kesuraman 13

Sinus costofrenikus dan diafragma baik Kostae dan tulang-tulang intak Kesan : Jantung dan Paru-paru Normal

Pemeriksaan Pedis Dekstra 17 Juni 2013 Tampak destruksi tulang-tulang metatarsal pada I-V pada dan digitiI, II, II, dan IV Phalanx-phalanxdigiti V tampak intak KESAN bagian distal RINGKASAN Luka tidak sembuh-sembuh di kaki kanan sejak kurang lebih 1 bulan.yang lalu. Awalnya terdapat luka kecil di jari kelingking kaki kanan, tidak merasakan adanya luka . Lama kelamaan jari kelingking kanan bertambah bengkak, menjalar ke jari sebelahnya sampai kepunggung kaki kanan hingga seperti bisul yang besar. 3 minggu yang lalu di kaki kanan keluar nanah berwarna hijau kekuningan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. kulit jari kelingking lama- lama berwarna kehitaman dan tidak terasa apa-apa. Luka dijari kelingking kanan semakin hitam dan kulit terkelupas sendirinya. Luka dtelapak kaki terkelupas sehingga mengeluarkan darah segar dan nyeri didaerah telapak kaki kanan. Selama luka tidak merasa demam atau mengigil. Badan terasa lemas beberapa minggu, nafsu makan menurun, makan makana biasa. pola makan tidak teratur. sering minum kopi manis tengah malam, hampir tiap malam 2-3 kopi manis sampai : Distruksi pada jari pedis dekstra, digitiI_IV dan metatarsal I-V

beberapa bulan terakhir Batuk dan pilek (-), sering buang airkecil tengah malam.

14

Status LokalisPedis Dekstra : terdapat jaringan nekrotik + pus.Perdarahan (+), Jaringan Vaskularisasi (+).Distruksi pada jari pedis dekstra, digitiI_IV dan metatarsal I-V bagiandistal. Hasil Pemeriksaan Kimia Darah SGOT SGPT Bilirubin Total Bilirubin Direct Bilirubin indirect Paket darah lengkap Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit GDS Glukotest DAFTAR MASALAH : Luka tidak sembuh- sembuh di kaki kanan. Terdapat luka bernanah dan darah segar dan mengeluarkan bau tidak sedap. Badan terasa lemas Sering buang air kecil tengah malam sering terjadi kaki kesemutan Anemia 262 80-125 13.700 /ul 3,66 juta/mm3 9,5 g/dl 31 % 467.000 /mm3 5000-10000/ul 4,5-5,5 juta/mm3 14-18 g/dl 43-51% 150-400 ribu/mm3 35 u/l 36 u/l 0,62mg/dl 0,15 mg/dl 0,47 mg/dl P :<35 W:<31 P : <41 W<31 0,1-1,0 mg/dl <0,2 mg/dl <0,9 mg/dl Satuan/Rujukan

15

GDS tinggi Terasa mual

DIAGNOSIS KERJA Diabetes Melitus tipe II dengan Gangren Basah Pedis Dekstra disertai Anemia

RENCANA PENGELOLAAN Tatalaksana pada pasien ini adalah dengan pengobatan konservatif Pro : acc rawat inap Non medikamentosa 1. Rawat inap 2. Bedrest 3. Debridement 4. Hiperbarik 5. Amputasi 6. Monitoring tanda vital Medikamentosa o IVFD RL :Martos = 2::120tpm o Ceftriaxone inj 2 x 1 gram o Ranitidine inj 2x 25 mg o Novorapid 3x6 iu o Lantus 1x10 iu jam 22.00 o Asam mefenamat tab 3 x 500 mg o Diet DM 2100 kkal o Tranfusi darah PRC

16

DIAGNOSIS BANDING 1. Selulitis Pedis 2. Gas Gangren PROGNOSIS Ad Vitam Ad functionam Ad sanationam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

FOLLOW UP PASIEN Tanggal 25/06/2013, pukul 05.50 S Mual (+) Kaki kanan masih nyeri O KU : TSS, Kesadaran : compos mentis TD : 100/70 mmHg, Nadi :72 x/menit, Suhu :36,5 0 C, Pernafasan :18 x/menit Kepala : normochepali, Mata : CA-/-, SI-/-, Mulut : tidak ada kelainan Leher : KGB tidak membesar Thoraks : P : SN vesikuler, Rh-/-, Wh -/-, C : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+) N, NT(-), H/L tak teraba membesar Ekstremitas atas : akral hangat +/+, edema -/Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/A DM tipe II dengan ganggren basah di pedis dekstra post debridement diserai anemia P IVFD RL :Martos = 2::120tpm Ceftriaxone inj 2 x 1 gram Ranitidine inj 2 x 250 mg

17

Novorapid 3x6 iu Lantus 1x10 iu Asam mefenamat tab 3 x 500mg Diet DM 2100 kkal

Tanggal 26/06/2013, pukul 05.50 S Kaki kanan sakit Mual (+), muntah (-)semalam O KU : TSS, Kesadaran : compos mentis TD : 100/70 mmHg, Nadi :78 x/menit, Suhu :36,4 0 C, Pernafasan :18 x/menit Kepala : normochepali, Mata : CA-/-, SI-/-, Mulut : tidak ada kelainan Leher : KGB tidak membesar Thoraks : P : SN vesikuler, Rh-/-, Wh -/-, C : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+) N, NT(-), H/L tak teraba membesar Ekstremitas atas : akral hangat +/+, edema -/Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/A DM tipe II dengan ganggren basah di pedis dekstra post debridement disertai Anemia P IVFD RL :Martos = 2::120tpm Ranitidine inj 2 x 250 mg Ondancentron inj 2 x 1 Asam mefenamat tab 3 x 500 mg Novorapid 3x6 iu Lantus inj 1 x 10 iu jam 22.00

18

Diet DM 2100 kkal

Tanggal 27/06/2013, pukul 05.50 S Mual (+) Kaki kanan masih nyeri O KU : TSS, Kesadaran : compos mentis TD : 110/70mmHg, Nadi :78 x/menit, Suhu :36,5 0 C, Pernafasan :18 x/menit Kepala : normochepali, Mata : CA-/-, SI-/-, Mulut : tidak ada kelainan Leher : KGB tidak membesar Thoraks : P : SN vesikuler, Rh-/-, Wh -/-, C : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+) N, NT(-), H/L tak teraba membesar Ekstremitas atas : akral hangat +/+, edema -/Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/A DM tipe II dengan ganggren basah di pedis dekstra post debridement disertai Anemia P IVFD RL :Martos = 2::120tpm Ranitidine inj 2 x 250 mg Novorapid 3x6 iu Lantus 1 x 10 iu Diet DM 2100 kkal

19

BAB ANALISIS KASUS

A. Pada pasien ini terdapat masalah-masalah yang akan di bahas pada bab ini. Daftar masalah : Luka tidak sembuh- sembuh di kaki kanan. Terdapat luka bernanah dan darah segar dan mengeluarkan bau tidak sedap. Badan terasa lemas Sering buang air kecil tengah malam sering terjadi kaki kesemutan Anemia GDS tinggi

B. Gangren Basah Berdasarkan anamnesis luka kaki tidak sembuh-sembuh sejak kurang lebih 1 bulan, awal berwarna kemerahan dan lama-lama kehitaman.kulit terkelpas, terdapat pus/nanah, dan mengeluarkan bau tidak sedap. Berdasarkan status lokalis terdapat jaringan nekrotik + pus Perdarahan (+), Jaringan Vaskularisasi (+), Berbau Khas (+). Dari hasil Ro Pedis dekstra tanggal (17/06/2013) \,terdapat Kesan Distruksi pada jari pedis dekstra, digitiI_IV dan metatarsal I-V bagian distal. Gangren basah atau lembab gangren berkembang sebagai komplikasi dari infeksi bakteri yang tidak diobati, seperti luka terbuka. Pembengkakan dan terdapat nanah yaitu gangren basah karena luka terjadi suplai darah menurun. Selain itu, gangren basah sering pada pasien dengan kondisi komplikasi dari diabetes, di mana 20

ada luka terluka dan kemudian luka menjadi terinfeksi. Pembengkakan terjadi dari infeksi bakteri menyebabkan penghentian mendadak aliran darah, yang menyebabkan nekrosis jaringan. Penghentian darah aliran memfasilitasi invasi otot oleh bakteri, karena (sel darah putih) tidak dapat mencapai bagian yang sakit. Di gangren basah, jaringan terinfeksi menyebabkan pembusukan mikroorganisme yang menyebabkan jaringan membengkak dan memancarkan bau busuk. Gangren basah biasanya berkembang cepat karena penyumbatan vena dan arteri aliran darah..Produk beracun yang dibentuk oleh bakteri diserap menyebabkan manifestasi sistemik.

C. DM TIPE II Dasar DM tipe II adalah anamnesis pasien pernah mengeluhan kesemutan didaerah kaki dan pasien sering buang air kecil tengah malam dan riwayat minum manis tengah malam dan saat ini mengeluhkan badan lemas Pemeriksaan Laboratorium:GDS: 262 mg/dL (16/06/13). Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat defek sekresi insulin , kerja insulin atau keduanya. Meningkatnya kepekaaan pasien DM terhadap infeksi disebabkan oleh berbagai faktor. Pada umumnya efek hiperglikemia sangat berperan mudahnya pasien DM terkena infeksi. Hal ini disebabkan karena hiperglikemia mengganggu fungsi neutrofil dan monosit (makrofag) termasuk kemotaksis, perlengketan, fagositosis dan mikroorganisme yang terbunuh dalam intraseluler. Gangguan salah satu mekanisme respons imun biasanya granulosit polimorfonuklear (PMN) dan atau aktifitas subset limfosit. Bila mengenai PMN maka manifestasi kemotaksis dan fagositosis terganggu.

21

D. Anemia Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan badan merasa lemas sehingga asupan nutrisi pada pasien sangat kurang. Asupan zat besi dari makanan juga berkurang sehingga pasien mengalami anemia dan ditambah luka pasien mengeluarkan darah segar setiap hari

E. Trombositosis Pada pasien ini bisa di sebabkan banyak hal.

F. Leukositosis Pasien mengalami leukositosis karena adanya infeksi pada tubuh

22

BAB TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Gangren adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi yang melibatkan kematian dan kerusakan jaringan dalam satu bagian daerah dari tubuh. Sebuah komplikasi nekrosis, gangren dapat timbul akibat dari kekurangan suplai darah yang tidak mencukupi sering dikaitkan dengan kondisi seperti diabetes dan merokok jangka panjang. Hal ini dapat berkembang ketika suplai darah terputus ke daerah yang terkena tubuh sebagai hasil dari berbagai proses, termasuk infeksi, penyakit pembuluh darah atau trauma. Jika gangren yang tersebar luas, syok dapat terjadi, dan jika tidak diobati dapat mengakibatkan kematian. Karena kecenderungan frtmenyebar cepat dan kemungkinan nekrosis, diagnosis dan pengobatan yang tepat diperlukan untuk keselamatan pasien.

23

2. Anatomi

3. Jenis- Jenis Ada beberapa jenis gangren,yaitu tiga variasi yang paling umum adalah basah, kering dan gas Gangren kering Gangren kering disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui arteri dari jaringan tertentu. Ini biasanya muncul secara bertahap dan berlangsung

24

perlahan-lahan. Pada kebanyakan orang, daerah yang terkena tidak terinfeksi. Dalam hal ini jenis gangrene jaringan nekrotik menjadi, dingin dan hitam, dimulai kering, dan akhirnya mengelupas sebagai hasilnya kekurangan darah memasok ke jaringan tersebut. Gangren kering umumnya terjadi pada pasien yang menderita dari arteriosclerosis, peningkatan kadar kolesterol, diabetes, merokok dan faktor genetik lainnya. Gangren kering biasanya dimulai di bagian distal anggota badan, terjadi iskemia, dan sering terjadi pada jari-jari kaki dan kaki. Jenis gangren biasanya menyebar perlahan-lahan sampai mencapai titik di mana suplai darah tidak memadai untuk menjaga jaringan. Secara makroskopik, jaringan yang terkena menjadi kering, menyusut dan menghitam. Pewarnaan gelap karena pembebasan hemoglobin dari hemolyzed sel darah merah, yang ditindaklanjuti oleh hidrogen sulfida yang dihasilkan oleh bakteri yang menyebabkan gangren, sehingga pembentukan sulfida besi hitam yang tertinggal di dalam jaringan. Jika aliran darah terganggu karena suatu alasan selain infeksi bakteri parah, hasilnya adalah kasus gangren kering. Orang dengan gangguan aliran darah perifer, seperti penderita diabetes, berada di risiko yang lebih besar tertular gangren kering. Tanda-tanda awal gangren kering adalah rasa nyeri dan sensasi dingin di daerah sakit berwarna pucat seperti daging. Jika tahap awal, proses kadang-kadang dapat dibaik dengan bedah vaskuler. Namun, jika nekrosis terjadi jaringan yang terkena harus dibuang seperti halnya dengan gangren basah. Gangren basah Basah atau lembab gangren berkembang sebagai komplikasi dari infeksi bakteri yang tidak diobati, seperti luka terbuka. Pembengkakan dan terdapat nanah yaitu gangren basah. Hal ini dapat berkembang pada korban luka bakar

25

parah, radang dingin atau luka lain di mana suplai darah menurun. Selain itu, gangren basah sering pada pasien dengan kondisi obesitas atau diabetes, di mana ada luka terluka dan kemudian luka menjadi terinfeksi. Gangren basah segera diobati karena menyebar cepat dan dapat fatal. Pembengkakan terjadi dari infeksi bakteri menyebabkan penghentian mendadak aliran darah, yang menyebabkan nekrosis jaringan. Penghentian darah aliran memfasilitasi invasi otot oleh bakteri, karena (sel darah putih) tidak dapat mencapai bagian yang sakit.Gangren basah terjadi pada jaringan alami dan organ seperti mulut, usus, paru-paru, serviks dan vulva. Luka baring atau dekubitus yang terjadi pada tubuh bagian seperti sakrum, pantat dan tumit juga dikategorikan sebagai infeksi gangren basah. Di gangren basah, jaringan terinfeksi oleh yg menyebabkan pembusukan mikroorganisme yang menyebabkan jaringan membengkak dan memancarkan bau busuk. Gangren basah biasanya berkembang cepat karena penyumbatan vena dan arteri aliran darah..Produk beracun yang dibentuk oleh bakteri diserap menyebabkan manifestasi sistemik

4. Klasifikasi Gradasi Menurut Wagner lesi kaki Wagner (1983) nilai lesi kaki diabetik 0-5 oleh kedalaman dan luasnya. Kelas 0 Tidak ada ulkus kaki tetapi berisiko tinggi Kelas 1 ulkus superfisial Grade 2 Jauh ulkus tanpa keterlibatan tulang Kelas 3 Abses dengan keterlibatan tulang Kelas 4 gangren Lokalisir Kelas 5 Gangren seluruh kaki

26

GRADE 0 KAKI Tidak ada lesi terbuka tetapi masih beresiko yaitu terdapat kalus di bawah metatarsal dapat bertindak sebagai benda asing dan menyebabkan ulkus pada lesi terbuka tapi tersembunyi GRADE 01 Lesi Ulkus dangkal tetapi dengan hilangnya kulit tebal. Biasanya ini terjadi pada permukaan plantar kaki kepala metatarsal terjadi pada antara jari kaki yang disebabkan oleh sepatu yang ketat. Hal ini karena tekanan berulang menyebabkan iskemia. Jadi andalan pengobatan adalah untuk melepaskan tekanan dari daerah ulserasi, sekitar penghapusan kalus dan ulkus debridement sampai granulasi yang sehat terlihat. Irigasi salin biasanya cukup dalam yang relatif bersih

ulkus dangkal. Jika infeksi hadir, swab luka harus diambil dan antibiotic terapi dengan agen spektrum luas harus segera dimulai. Yang paling penting bagian dari pengobatan adalah untuk mengurangi tekanan sampai lesi sembuh.

GRADE 02 Lesi luka dalam dan sering menembus lemak subkutan ke tendon atau ligamen, tetapi tanpa abses atau infeksi tulang. Pasien ini harus dirawat di rumah sakit dan darah dan ulkus harus diambil dan kaki dirontgen.Kultur darah aerob dan anaerob harus dilakukan. Staphylococcus dan Bacteroides adalah salah satu dua isolat yang paling umum. Fluocloxacillin dan Metronidazole digunakan sebagai pengobatan terinfeksi ulkus perlu debridement baik di lingkungan atau di bawah anestesi umum. Setelah debridement, ulkus yang dalam harus mengunakan dengan Eusol dan parafin di 175

27

mm atau 250 mm untuk mendorong pertumbuhan jaringan granulasi yang sehat. Jika tidak kering lukanya pemberian Antibiotik topikal tidak berguna.

GRADE 03 Lesi Infeksi dalam dengan selulitis atau pembentukan abses sering dengan osteomyelitis. Di Operasi sering diperlukan. Foto X-Ray dan kultur darah diperlukan. Tekanan pergelangan kaki rendah dan penyakit arteri menyebar menunjukkan lesi yang akan tidak sembuh tanpa amputasi. Jika tersedia studi Doppler dapat membantu untuk memutuskan apakah akan bertahan dengan pengobatan konservatif atau melanjutkan dengan amputasi lokal. Jika lesi adalah murni neuropatik, pengobatan konservatif cukup karena luka biasanya sembuh. Pengobatan awal merupakan istirahat, elevasi kaki, antibiotik sesuai dengan kultur dan sensitivitas. Kontrol glikemik yang optimal juga diperlukan. Kelas 3 kaki dengan suplai darah yang baik seringg pengobatan dengan amputasi, dengan drainase bedah,dan irigasi luka. Amputasi mungkin diperlukan jika infeksi berat atau infeksi bakteri anaerob progresif

GRADE04 Pengobatan sama seperti kelas 3 . Hindari tekanan bantalan baik dengan sepatu khusus atau istirahat. Ketika vaskularisasi distal memadai sangat berharga. Arteriografi diindikasikan untuk melihat terjadi angioplasti adalah tidak ada nyeri saat istirahat, maka Sebuah kaki hitam menyakitkan dengan gangren kering sering amputates spontan jika dibiarkan saja. Pada pasien yang sebelumnya mobilitas, amputasi bawah lutut lebih baik daripada amputasi lutut di atas karena rehabilitasi yang lebih baik.

28

GRADE 05 Pasien memiliki gangrene yang luas di kaki dan harus masuk rumah sakit, pengobatan diabetes dan infeksi untuk di amputasi.

5. Diagnosis Diagnosis gangren didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, tes darah dan lainnya, harus menyelidiki riwayat pasien cedera dan semua mungkin penyakit kronis (terutama mereka yang mempengaruhi pembuluh darah dari daerah tertentu, seperti diabetes dan arteriosclerosis), operasi dan merokok. a. Pemeriksaan fisik Tanda-tanda lokal infeksi gangren basah. Hasil tes darah pasien pada akhirnya akan menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih jika pasien menderita infeksi gangren basah karena tubuh berusaha untuk melawan bakteri. Jika mungkin, contoh drainase dari gangren luka diperiksa untuk mengidentifikasi bakteri menyebabkan infeksi. Jika analisis drainase dari luka kasus gangren basah tidak awalnya menghasilkan penyebab kondisi, kultur akan diambil dan ditanam dalam upaya untuk mengidentifikasi jenis patogen pada luka, serta membantu dalam pilihan pengobatan. b. Untuk mendiagnosa kasus potensi gas gangren, X-ray dapat digunakan untuk memeriksa jaringan yang terkena adanya gas gelembung, menandakan kasus potensi gas gangren. Studi pencitraan, termasuk dengan CT scan atau MRI, selain itu dapat membantu dalam penentuan tingkat kerusakan jaringan.

29

6. Pengobatan Secara umum, pengobatan infeksi gangren harus mencakup menghilangkan jaringan nekrotik untuk memungkinkan mempertahankan jaringan hidup. Ini juga merupakan langkah penting menuju pencegahan infeksi lebih lanjut. Pengobatan pilihan dari berbagai jenis gangrenAntibiotik biasanya diberikan secara intravena memulihkan suplai darah adalah hal penting dari efektif pengobatan Untuk infeksi gangren basah, debridement, atau pengangkatan jaringan mati dari luka yang terinfeksi, dapat dilakukan untuk mengevakuasi setiap jaringan yang mati. Selain itu, antibiotik intravena diberikan berpotensi mengontrol Infeksi menyebabkan gangren basah. Karena ancaman yang cepat penyebaran infeksi gangren gas melalui aliran darah yang terkena, kondisi ini perlu ditangani secara pasti dan cepat. Luka

dihasilkan dari gas gangren membutuhkan segera debridement. Selain itu, antibiotik diberikan segera kepada pasien yang terkena dalam upaya untuk mengontrol dan membunuh menghambat infeksi. Tergantung pada daerah yang memiliki

gangren, kondisi keseluruhan seseorang dan menyebabkan gangren tersebut, pengobatan dapat mencakup amputasi bagian tubuh yang terinfeksi.

30

Anda mungkin juga menyukai