Anda di halaman 1dari 6

Kisah NabKisah Nabi Zakaria AS

Seorang nabi dari para nabi Bani Israil, seperti yang dikatakan bahwa dialah: Ibnu Barkhiya, ibn Daan. Ada yang mengatakan: Ibnu Ladun bin Muslim bin Shaduq. Nasabnya sampai pada Nabi Sulaiman ibn Daud as. Al Hakim meriwayatkan dan menshahihkan hadits dari Ibnu Masud yang berkata:

Sesungguhnya dialah nabi terakhir bani Israil; Zakariya bin Adn bin Muslim dari anak cucu Yaqub... Adalah termasuk putra nabi yang menulis wahyu di Baitul Maqdis, bekerja menjaga haikal di sana, memandu Bani Israil dan mengajak mereka ke jalan Allah yang lurus. Di samping itu ia memiliki pekerjaan profesional, seperti yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab shahihn ya dari hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: Nabi Zakariya adalah seorang tukang kayu. Namanya diulang dalam Al Quran sebanyak tujuh kali, dan kisahnya dituturkan dalam surah-surah ini.[1] Ringkasan kisahnya adalah bahwa ia hidup sampai usia senja belum memiliki anak, isterinya dikenal mandul di masa mudanya, tidak bisa melahirkan anak. Keduanya ridha dengan qadha qadar Allah. Ketika suatu hari ia masuk ke ruang Maryam putri saudara perempuan isterinya, i a menjadi pengasuhnya - ia melihat di ruang Maryam itu ada rizki dari Allah yang sangat menakjubkan. Ia melihat ada buah -buahan yang tidak musimnya. Ia bertanya kepadanya: Dari mana buah -buah ini? Maryam menjawab: Dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi kan rizki kepada siapapun yang dikehendaki tanpa diduga -duga. Jawaban ini menggerakkan hatinya yang secara fitrah ingin dikaruniai anak. Ia bertanya-tanya dalam hati. Bukankah rizki yang diberikan kepada Maryam itu itu adalah rizki yang baik. Bukankah Dz at yang memberikan buah -buahan bukan pada musimnya itu, pasti sangat mampu memberikan anak kepadaku. Tulang -tulangku sudah rapuh, kekuatan fisikku sudah menurun, dan umurku sudah uzur. Di sisi lain ia ketakutan akan keadaan Bani Israil sepeninggalnya, kh awatir ada halhal yang tidak sesuai dengan syariah Allah. Maka ia berdoa kepada Rabbnya di tengah malam, dengan doa yang lirih, tidak terdengar makhluk lainnya, agar Allah mengkaruniakan anak yang shalih yang bisa mewarisi kenabian dan hikmah di Bani Isra il, dapat mewarisi keluarga Nabi Yaqub, sebagaimana Allah telah muliakan mereka dengan kenabian dll. Allah kabulkan doanya. Malaikat, atas perintah Allah, memanggilnya ketika ia sedang berdiri shalat di mihrab: Sesungguhnya Allah memberikan kabar gembir a kepadamu dengan YAHYA membenarkan kalimat Allah, seorang pemimpin, menahan diri dari nafsu, seorang nabi, termasuk keturunan orang -orang shalih.

Nabi Zakariya terkejut kedatangan berita gembira itu dalam usia senjanya, dengan kondisi fisiknya yang lema h. Isterinya yang mandul benar -benar terkejut sebagaimana terkejutnya Sarah isteri Nabi Ibrahim as ketika mendapatkan berita gembira Nabi Ishaq, dan setelah Ishaq Yaqub, dalam usia senja, dan suaminya seorang tua senja usia. Jawaban dari Allah adalah: Hal ini sangatlah ringan bagi -KU, sebab yang telah menciptakanmu dari yang tidak pernah ada, tidak akan kesulitan memberikan kepadamu seorang anak, dengan kondisimu dan isterimu seperti sekarang ini. Kemudian ia meminta tanda dari Rabbnya: tanda kehamilan isterinya, mengandung anak yang dijanjikan itu. Lalu memberitahukannya: bahwa tandanya adalah bahwa mulutnya tidak akan bisa berbicara dengan sesama manusia padahal ia manusia sempurna, sehat fisik-selama tiga hari. Hanya bisa berisyarat dengan tangan, a tau isyarat lain yang memahamkan orang. Dan selama tiga hari itu ia harus memperbanyak bertasbih, bertahmid di waktu pagi dan petang. Ia melaksanakan perintah Allah itu. Allah karuniakan Yahya as dalam bentuk seperti yang Allah janjikan. Kemudian Allah mengujinya dengan terbunuhnya anak ini di masa hidupnya, di hadapannya, di tangan orang -orang zhalim dari Bani Israil. Hatinya tidak berubah, ia hanya bersabar, berserah diri kepada Allah. Bahkan ketika Bani Israil telah berkumpun untuk membunuhnya ia tidak gentar dan mengaduh. Dengan itulah Bani Israil mendapatkan murka dan kutukan Allah. Dari kisah Nabi Zakariya ini banyak pelajaran yang kita dapat: Pelajaran Pertama: Bahwasannya ketika ia berdoa: 5. ...Maka anugerahilah Aku dari sisi Engkau seoran g putera, 6. Yang akan mewarisi Aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; QS. Maryam Tidak bermaksud warisan harta, seperti yang diduga oleh sebagian kaum muslimin yang dalam jiwanya ada tersimpan tujuan buruk di balik dugaan itu. Ibnu Jarir Ath Thabariy menafsirkan semoga karena lupa- meriwayatkan dari Abu Shalih yang mengatakan: Ungkapannya - Yang akan mewarisi Aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub - ia katakan: yang mewarisi harta bendaku setelah aku wafat, dan mewarisi dari kenabian dari kel uarga Yaqub. Hal ini karena Nabi Zakariya adalah termasuk anak cucu Yaqub. Seperti yang kami katakan dalam hal ini, para ahluttawil mengatakan riwayat dari Abu Shalih: ungkapan -Yang akan mewarisi Aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub - mewarisi harta dariku, dan mewarisi kenabian dari keluarga Yaqub. Dan yang dimaksudkan warisan di sini adalah warisan kenabian (Nubuwwah) dan hukum bagi Bani Israil karena beberapa dalil berikut ini: Diriwayatkan oleh para penulis kitab shahih (ashabushshihah) musn ad dan sunan, dll dari beberapa orang sahabat. Bahwa Rasulullah saw bersabda: Kami para Nabi tidak diwarisi hartanya Sesungguhnya harta dunia itu sangat hina di mata para nabi, apalagi sampai menyimpannya, merebutkannya, atau memperhatikannya sehingga m eminta agar anakanaknya tidak terlantar sepeninggalnya. Faktanya bahwa orang -orang yang zuhud saja

padahal mereka tingkatannya di bawah para nabi - tidak pernah meminta kepada Tuhannya agar anaknya dapat mewarisi harta bendanya, maka bagaimana mungkin para nabi yang berkedudukan tinggi meminta hal yang serendah itu? Bahwa Nabi Zakariya dulunya seorang tukang kayu, bekerja dengan tangannya sendiri, makan dari hasil kerjanya, dan umumnya para nabi itu tidak memforsir dirinya untuk bekerja apalagi menyediak an peniggalan bagi anak cucunya, kesibukan utamanya adalah berdakwah. Hal ini banyak diungkapkan oleh Ibnu Katsir dalam tiga bukunya.[2] Pelajaran Kedua, Bahwa ibadah terutama shalat dan doa berperan penting dalam mendapatkan anugerah dan rahmat Allah yang lebih banyak lagi. Berita gembira karunia anak telah disampaikan kepada Nabi Zakariya, ketika sedang shalat. Firman Allah: 39. Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhny a Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang -orang saleh". QS. Ali Imran 90. Maka kami memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepada nya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan -perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan har ap dan cemas. dan mereka adalah orang -orang yang khusyu' kepada kami. QS. Al Anbiya Pelajaran Ketiga, Pertanyaan Nabi Zakariya tentang keberadaan anak pada saat dia dan isterinya dalam keadaan seperti itu, bukan karena ketidak tahuan dan pengingkarannya . Karena ia adalah seorang nabi, tetapi pertanyaan itu muncul karena kekaguman seperti yang dikatakan Sarah (isteri Nabi Ibrahim): 72. Isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah Aku akan melahirkan anak padahal Aku adalah seorang perempuan tua, dan Ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya Ini benar -benar suatu yang sangat aneh." QS. Huud Atau karena karena pengetahuannya tentang orang yang layak dikaruniai anak, atau akan hilang ketuaannya dan kembali muada, atau anak itu da tang dalam keadaannya saat itu? Pelajaran ke empat, Ibnu Katsir menulis dalam Qashashul Anbiya, Maksudanya adalah bahwa Allah swt menyuruh Rasulullah saw agar menceritakan kisah Nabi Zakariya kepada ummat manusia, termasuk di dalamnya adalah Allah karu niakan anak kepadanya ketika sudah berusia senja, dan isterinya mandul sejak muda, dan sudah lanjut usia pula, sehingga tidak ada seorangpun yang berputus asa dari rahmat Allah. 2. (yang dibacakan Ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada h ambaNya, Zakaria, 3. Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. QS. Maryam

Pelajaran ke lima, Permintaan Nabi Zakariya akan ayat (tanda) bukan karena ragu, tetapi seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. 260. ... "Aku Telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) QS. Al Baqarah Atau ingin segera bergembira, menerima nikmat itu dengan syukur ketika mendapatkannya, dan tidak menundanya sehingga menjadi sesuatu yang biasa -biasa saja. Pelajaran keenam Teradapat riwayat dari sebagian ahlul kitab tentang cara Bani Israil membunuh Nabi Zakariya setelah membunuh putranya nabi Yahya di hadapannya, iblis yang menunjukkannya ketika ia masak ke dalam batang pohon, dan ancaman Allah jika ia mengaduh maka akan dicabut namanua dari catatan nama para nabi, dst. Semuanya adalah keanehan, apalagi tidak adanya sanad yang valid. Dan yang lebih baik dalam kondisi seperti ini adalah kembali kepada Al Quran dan As Sunnah yang shahih. Pelajaran ke tujuh, Kata Zakariya, dibaca dengan huruf YA panjang dan pendek.

Kisah Kemuliaan Ibunda Siti Khodijah R.A


Khadijah binti Khuwailid (Bahasa Arab"" Khadijah al-Kubra) (sekitar 555/565/570 - 619/623) merupakan isteri pertama Nabi Muhammad SAW. Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Khadijah al-Kubra, anak perempuan dari Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Zaidah, berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Ia merupakan wanita as-Sabiqun al-Awwalun. Kelahiran & Kehidupan Keluarga Khadijah berasal dari golongan pembesar Mekkah. Menikah dengan Muhammad, ketika berumur 40 tahun, manakala Muhammad berumur 25 tahun. Ada yang mengatakan usianya saat itu tidak sampai 40 tahun, hanya sedikit lebih tua dari Nabi Muhammad Saw. Khadijah merupakan wanita kaya dan terkenal. Khadijah bisa hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, Khadijah merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, karena suami pertama dan keduanya telah meninggal. Beberapa sumber menyangkal bahwa Khadijah pernah menikah sebelum bertemu Nabi Muhammad Saw. Pada suatu hari, saat pagi buta, dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal. Ia berkata, Tadi malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, lalu turun ke arah bumi. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat kemana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. Cahayanya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku". Waraqah mengatakan, Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahwa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat". Tak lama kemudian Khadijah ditakdirkan menjadi isteri Muhammad Saw.

Ketika Muhammad Saw masih muda dan dikenal sebagai pemuda yang lurus dan jujur sehingga mendapat julukan Al-Amin, telah diperkenankan untuk ikut menjualkan barang dagangan Khadijah. Hal yang lebih banyak menarik perhatian Khadijah adalah kemuliaan jiwa Muhammad Saw. Khadijah lah yang lebih dahulu mengajukan permohonan untuk meminang Muhammad Saw, yang pada saat itu bangsa Arab jahiliyah memiliki adat, pantang bagi seorang wanita untuk meminang pria dan semua itu terjadi dengan adanya usaha orang ketiga, yaitu Nafisah Binti Munyah dan peminangan dibuat melalui paman Muhammad Saw yaitu Abu Thalib. Keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa Muhammad ini, sehingga ia tidak mempedulikan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya. Khadijah yang juga seorang yang cerdas, mengenai ketertarikannya kepada Muhammad Saw mengatakan, Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja Persia dan Romawi diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk. Sewaktu malaikat turun membawa wahyu kepada Muhammad Saw maka Khadijah adalah orang pertama yang mengakui kenabian suaminya, dan wanita pertama yang memeluk Islam. Sepanjang hidupnya bersama Muhammad Saw, Khadijah begitu setia menyertainya dalam setiap peristiwa suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira, ia pasti menyiapkan semua perbekalan dan keperluannya. Seandainya Muhammad Saw agak lama tidak pulang, Khadijah akan melihat untuk memastikan keselamatan suaminya. Sekiranya Muhammad Saw khusyuk bermunajat, Khadijah tinggal di rumah dengan sabar sehingga Muhammad Saw pulang. Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, beliau coba sekuat mungkin untuk mententram dan menghiburnya, sehingga suaminya benar-benar merasa tenang. Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama. ALLAH mengkaruniakannya 3 orang anak, yaitu Qasim, Abdullah, dan Fatimah. Dalam banyak kegiatan peribadatan Muhammad Saw, Khadijah pasti bersama dan membantunya, seperti menyediakan air untuk mengambil wudhu. Muhammad Saw menyebut keistimewaan terpenting Khadijah dalam salah satu sabdanya, Di saat semua orang mengusir dan menjauhiku, ia beriman kepadaku. Ketika semua orang mendustakan aku, ia meyakini kejujuranku. Sewaktu semua orang menyisihkanku, ia menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepadaku. Khadijah telah hidup bersama-sama Muhammad Saw selama 24 tahun dan wafat dalam usia 64 tahun 6 bulan.

TUGAS
AKIDAH AKHLAK
D I S U S U N

OLEH :

LUCKY AULIA AZMI

Anda mungkin juga menyukai