Anda di halaman 1dari 7

struktur tulang Pendahuluan Struktur Tulang Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak,

Tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh darah, tempat sumsum tulang dan syaraf yang melindungi jaringan lunak, juga tulang merupakan organ yang dibutuhkan manusia untuk mengangkat dan membawa barang-barang yang berat. Intinya tulang adalah organ yang kita butuhkan untuk melakukan aktifits seharihari. Sehingga kita tidak dapat membayangkan bagaimana terganggunya kita bila ada kerusakan yang terjadi pada tulang kita. Dari keterangan di atas, ada 4 fungsi utama jaringan tulang : 1.Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untuk pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif. 2.Fungsi Protektif, Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga sumsum tulang. 3.Fungsi Metabolik, Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai mineral yang penting seperti kalsium dan phospat. 4.Fungsi Hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah. Betapa pentingnya tulang.. sehingga harus kita jaga!! Secara anatomi ( dilihat dari bentuknya ), tulang terbagi dua : 1.Tulang Pipih ( Tulang-tulang kepala, tulang rahang, dll ) 2.Tulang panjang ( Tulang-tulang lengan, paha, punggung, dll ) Bagian luar tulang ( bagian yang keras ) disebut tulang kortikal, dimana bagian ini sudah mengalami KALSIFIKASI sehingga terlihat sangat kokoh, kompak dan kuat. Sedangkan bagian dalam yang berpori dan berongga disebut tulang trabekular, bagian ini belum terKALSIFIKASI sempurna, sehingga bersifat POROUS atau berpori. Komposisi Tulang Tulang terdiri dari 2 bahan: 1.Matrik yang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang) 2.Bahan-bahan organik (30%) yang terdiri dari: 1.Sel (2%) : 1.Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel pembentuk tulang 2.Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang 3.Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang (matrik) / sel yang menyerap tulang. 2.Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral (osteoid=tulang muda) Pembentukan Tulang Pembentukan tulang manusia dimulai pada saat masih janin dan umumnya akan bertumbuh dan berkembang terus sampai umur 30 sampai 35 tahun. Berikut adalah gambaran pembentukan tulang Dari grafik massa tulang mulai bertumbuh sejak usia nol. Sampai usia 30 atau 35 tahun ( tergantung individual ) pertumbuhan tulang berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Puncak massa tulang belum tentu bagus, tapi diumur itulah tercapai puncak massa tulang manusia. Bila dari awal proses pertumbuhan, asupan kalsium selalu terjaga, maka tercapailah puncak massa tulang yang maksimal, tapi bila dari awal pertumbuhan tidak terjaga asupan kalsium serta giji yang seimbang, maka puncak massa tulang tidak maksimal. Pada usia 0 30/35 tahun, disebut modeling tulang karena pada masa ini tercipta atau terbentuk MODEL tulang seseorang. Sehingga lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada usia 30 35 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, disebut remodeling dimana modeling sudah selesai tinggal proses

pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda. Secara alami setelah pembentukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Hal ini bisa dicegah dengan menjaga assupan kalsium setelah tercapainya puncak massa tulang. Dengan assupan kalsium 800 1200 mg perhari, puncak massa tulang ini bisa dipertahankan. Di pasaran sudah beredar asupan kalsium dan vit.D3 yang dilengkapi EPO dengan nama dagang EPOCALDI mengandung kalsium 400 mg, Vit D3 50 iu dan EPO 400 mg, dengan mengkonsumsi EPOCALDI 2 x sehari, bisa mempertahankan puncak massa tulang. Untuk apa Puncak massa tulang dipertahankan? Massa tulang dipertahankan untuk mencegah penurunan massa tulang, dimana penurunan massa tulang ini akan mengakibatkan berkurangnya kepadatan tulang, dan tulang akan mengalami OSTEOPOROSIS. Jadi Selagi masih bisa, Jagalah massa tulang dari sekarang jangan biarkan menurun massanya pertahankan puncak massanya agar jangan terjadi OSTEOPOROSIS. Karena OSTEOPOROSIS lebih baik dicegah dengan cara asupan kalsium yang cukup setelah usia 30 atau 35 tahun. Kesimpulan : Dalam proses pembentukan tulang, tulang mengalami regenerasi yaitu pergantian tulang-tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda, proses ini berjalan seimbang sehingga terbentuk puncak massa tulang. Setelah terbentuk puncak massa tulang, tulang masih mengalami pergantian tulang yang sudah tua dengan tulang yamg masih muda, tapi proses ini tidak berjalan seimbang dimana tulang yang diserap untuk diganti lebih banyak dari tulang yang akan menggantikan, maka terjadi penurunan massa tulang, dan bila keadaan ini berjalan terus menerus, akan terjadi osteoporosis JenisJenis Penyakit Tulang Ada beberapa macam gangguan atau kerusakan yang menyebabkan terjadinya penyakit pada tulang, seperti : 1.Osteolisis Hancurnya tulang yang mungkin disebabkan oleh trauma atau kecelakaan berat dan juga mungkin disebabkan adanya kanker yang mengenai tulang. 2.Osteomalacia Gangguan pembentukan tulang sehingga tulang lembek dan melunak. Orang yang terkena biasanya mempunyai cirri-ciri kaki bengkok, tulang punggung memendek dan tulang pinggul pipih. Gangguan ini disebabkan oleh kurangnya asupan kalsium dan vit.D3 serta kurangnya berjemur di sinar matahari 3.Osteoarthritis Gangguan yang ditandai dengan menipisnya tulang rawan yang ada di persendian, sehingga menggangu gerak persendian 4.Rhematoid Arthritis Penyakit rematik yang juga bisa menyerang tulang dan persendian 5.Osteopenia Suatu keadaan dimana terjadi penurunan massa tulang, suatu keadaan atau gezala awal terjadinya osteoporosis 6.Osteoporosis Suatu penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah patah. Diantara penyakit-penyakit di atas, yang menjadi pusat perhatian adalah osteoporosis, karena gezalagezalanya yang menyiksa dan akibat yang ditimbulkannya yaitu patah tulang.

FUNGSI DAN KOMPOSISI OTOT

Gerak merupakan salah satu ciri dari mahluk hidup. Hewan bersel satu mempunyai kemampuan untuk bergerak misalnya dengan membentuk pseudopodia atau dengan bantuan silia atau flagella. Pada hewan yang lebih tinggi tingkatannya terdapat jaringan otot yang berfungsi untuk menyelenggarakan pergerakan. Dengan mempelajari mekanisme kontraksi otot dan sumber energi untuk kontraksi , kita dapat memahami harmonisasi gerakan tubuh dan gerakan-gerakan organ dalam. Gerak dan fungsi otot Hewan yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan gerak dan dengan demikian menghasilkan kerja mekanik. Gerak dapat memenuhi pelayanan yang terdiri dari lokomosi, transport atau tugas lain. Gerak dibedakan menjadi gerak otot, gerak menggunakan lanjutan sel khusus (bulu cambuk atau bulu getar) dan gerak amoeboid dengan pembentukan kaki semu (pseudopodia). Gerak otot didasari atas kemampuan serabut otot dengan menggunakan energi yang berasal dari metabolisme yaitu memendek (kontraksi) dan kembali memanjang pada arah panjangnya (relaksasi). Dalam menimbulkan pergerakan tubuh, otot melakukan dua macam fungsi yaitu fungsi sadar dan tidak sadar. Fungsi sadar otot meliputi : mempertahankan sikap tubuh melakukan berbagai macam pergerakan, diantaranya menyangkut anggota tubuh Fungsi tak sadar otot meliputi gerakan organ dalam antara lain seperti : mendorong berbagai macam zat yang terdapat didalam macam-macam saluran misalnya gerakan makanan dalam saluran cerna, gerakan darah dalam pembuluh darah

mendorong zat yang tersimpan dalam suatu kantung, misalnya empedu yang keluar dari kantung empedu, air seni yang keluar dari kantung kemih mengatur diameter saluran misalnya diameter pembuluh darah, diameter saluran nafas. Komposisi dan Sifat Otot Komposisi otot Bahan yang menyusun otot adalah air, protein, bahan anorganik, dan bahan organik selain protein. Air Otot mengandung 75%-80% air yang mempunyai peranan vital dalam kontraksi. Air mempunyai sifat kimia-fisika yang unik dan merupakan medium yang baik untuk ion anorganik dan zat organik yang terdapat dalam otot. Dehidrasi pada otot disebabkan oleh tekanan osmotik. Protein Sifat kontraksi pada otot disebabkan oleh adanya protein. Hampir semua protein otot terikat kuat pada fibril dan tidak mudah diekstraksi. Kira-kira seperlima protein otot merupakan tidak larut dan merupakan komponen struktural dari sel otot. Protein yang esensial pada otot dan mempunyai kemampuan kontraksi adalah aktin dan miosin. Aktin dan miosin jumlahnya kira-kira 45% dari seluruh protein otot. Protein lain yang memegang peranan dalam kontraksi otot adalah tropomiosin dan troponin. Tropomiosin mempunyai sifat membuat sensitif protein kontraktil terhadap kalsium. Bahan anorganik Terdapat dalam bentuk ion. Kalium dan natrium merupakan ion-ion yang sangat penting untuk otot karena akan berperanan dalam penerimaan rangsangan kontraksi otot. Bahan organik Bahan organik lain yang terdapat dalam otot antara lain otot glikogen, lipida, steroid, dan persenyawaan lain seperti ATP, kreatin, fosfokreaatin. Sifat Otot Ada 4 sifat jaringan otot yaitu : Kemampuan menegang, apabila otot mendapat rangsangan maka otot akan menegang atau otot akan memendek . Pemendekan bisa mencapai 1/6 panjang semula bahkan pada otot rangka mencapai 1/10 panjang semula Kemampuan memanjang Elastisitas atau kekenyalan. Setelah mengalami pemanjangan atau pengembangan, otot dapat kembali pada bentuk dan ukuran semula

Peka terhadap rangsangan (iritabilitas), otot mampu mengadakan tanggapan (respon) apabila otot dirangsang Hubungan Neuromuskular

Otot rangka diaktifkan oleh impuls saraf yang dipacu dengan rangsangan mekanik atau elektrik. Pengaktifan otot tergantung kepada inervasi serabut otot. Sebuah saraf motorik pada ujung aksonnya bercabang-cabang dan berbentuk khusus yang disebut "motor end-plate" (lempeng akhiran) yang berinvaginasi kedalam serabut otot tetapi tetap berada diluar sarkoplasma. Invaginasi serabut otot itu disebut palung sinaps atau parit sinaps. Antara lempeng akhiran dengan palung sinaps terdapat ruangan yang disebut celah sinaps. Celah sinaps itu lebarnya 20-30 nanometer, terisi dengan suatu membrana basalis yang merupakan lapisan tipis dengan serabut retikuler. Dibagian dasar parit sinaps terdapat lipatan-lipatan yang disebut celah subneural yang sangat memperluas daerah tempat neurotransmiter pada sinaps. Dalam terminal akson banyak terdapat mitokondria yang banyak menyediakan enrgi untuk sintesis neurotransmiter yaitu asetilkolin. Asetilkolin disintesis dalam sitoplasma terminal dan kemudian dengan cepat diabsorpsi kedalam vesikel simpatik (kantong sinaps). Matriks lamina basalis dilekati oleh enzim kolinesterase yang berfungsi menguraikan asetilkolin. Hubungan antara saraf yang menginervasi otot dengan serabut otot disebut dengan hubungan neuromuskular (neuromuscular junction). Jika ada impuls sampai pada lempengan akhiran, maka ion kalsium yang terdapat dalam cairan ekstraseluler akan masuk kedalam lempeng akhiran. Ion kalsium menyebabkan vesikel asetilkolin pecah melalui membran dan terjadi eksositosis asetilkolin kedalam celah sinaps. Jika ion kalsium tidak ada atau kelebihan ion magnesium makaa pelepasan asetilkolin akan sangat terhambat.

BONE TURNOVER Bone turnover maker (BTM) digunakan untuk melihat dan memantau proses pembentukan dan proses penghancuran tulang, atau yang disebut bone turnover. Demikian tulis Prof. Dr. Hans Tandra, SpPD- KEMD, PhD. dalam bukunya Osteoporosis: Mengenal, Mengatasi, dan Mencegah Tulang Keropos. Ada sejumlah pemeriksaan yang dilakukan. Pemeriksaan ini, bone turnover biochemical marker, memang jarang dianjurkan oleh dokter karena biayanya mahal dan hanya dapat dilakukan di beberapa laboratorium di kota-kota besar saja. Untuk pemeriksaan pembentukan tulang digunakan serum/darah, sedangkan untuk pemeriksaan resorpsi tulang, digunakan serum/darah dan urine. Berikut ini beberapa manfaat pemeriksaan BTM: Untuk memantau keberhasilan pengobatan osteoporosis. Untuk mengetahui kemungkinan penurunan risiko patah tulang. Untuk mengetahui seberapa kadar pengeroposan tulang setelah menopause. Sebenarnya metode BTM ada juga keterbatasannya, yaitu Pengaruh ritme sirkadian ( circadian rhythm). Artinya kadar/nilai yang didapat bisa berubah-ubah sepanjang hari. Puncaknya pada pukul 04.0008.00. Yang terendah pada malam hari. Karena itu dianjurkan pengambilan urine yang akan diperiksa pada subuh atau dengan cara mengumpulkannya selama 24 jam.

Fase-fase perubahan tulang dipengaruhi oleh proses hormonal dan proses-proses lokal yangterjadi dalam tulang sendiri. Tulang mengalami remodeling terus menerus dalam pertumbuhannya. Proses ini terjadi di dalam massa tulang yang dikenal sebagai bone remodellingunits. Tulang secara umum terdiri dari zat organik dan anorganik. Zat organik sebanyak 30 % terdiri dari matriks kolagen dan kolagen nonglikoprotein, fosfoprotein, fosfolipid danmukopolisakarida yang bersama-sama membentuk osteoid yang terdiri dari kurang lebih 95 % daritotal volume, sedangkan 5 % dari organik terdiri dari sel-sel osteoblas. Siklus remodeling dimulai oleh osteoklas, timbul pada permukaan tulang yangsebelumnya inaktif dan mengabsorpsi jaringan tulang dengan melepaskan asam dan enzim-enzimproteolitik, mengakibatkan terbentuknya rongga mikroskopik (lakuna howship). Osteoklasmenghilang dan sel-sel pembentuk tulang (osteoblas), mengadakan migrasi ke daerah ini danmengganti kekurangan dengan matriks organik yang telah mengalami mineralisasi. Sebagianosteoblas menjadi bagian dari matriks dan dikenal sebagai osteosit, sedangkan sisa-sisanya berangsur-angsur berubah bentuk, menjadi sel pembatas. Tulang yang baru terbentuk masih terus mengalami mineralisasi. Untuk satu proses remodeling sempurna melalui waktu 4 6 bulan. Pada masa pertumbuhan proses remodeling berlangsung cepat dan tulang yang terbentuk lebih besar dari tulang yang hilang. Proses remodeling berlangsung lebih cepat pada tulang trabekular bila dibandingkan dengan tulang kortikal. Pada seorang dewasa muda yang tidak tumbuhlagi jumlah matriks 12 yang hilang seimbang dengan jumlah matriks yang terbentuk. Walaupunmekanisme hilangnya tulang yang tepat belum diketahui, osteoporosis terjadi karena terdapat gangguan proses remodeling sehingga resorpsi jaringan tulang melebihi pembentukannya,sehingga secara keseluruhan terjadi kehilangan tulang.

Anda mungkin juga menyukai