Anda di halaman 1dari 9

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan sputum Pemeriksaan sputum pada penderita asma akan didapati : Kristal-kristal charcot

t leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus. reole yang merupakan !ragmen dari epitel bronkus.

"etro!il dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersi!at mukoid dengan #iskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug. ($edica!arma,%&&') Pemeriksaan darah (nalisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari S)*+ dan L,-.

-iponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas ./.&&&0mm1 dimana menandakan terdapatnya suatu in!eksi. Pada pemeriksaan !aktor-!aktor alergi terjadi peningkatan dari 2g 3 pada 4aktu serangan dan menurun pada 4aktu bebas dari serangan. ($edica!arma,%&&') Pemeriksaan 5adiologi )ambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada 4aktu serangan menunjukan gambaran hiperin!lasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta dia!ragma yang menurun. (kan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
- 6ila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.

6ila terdapat komplikasi empisema ( *P,), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah. 6ila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran in!iltrate pada paru

,apat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal. 6ila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

($edica!arma,%&&') 22.1.1. Pemeriksaan tes kulit ,ilakukan untuk mencari !aktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positi! pada asma. Pemeriksaan menggunakan tes tempel. ($edica!arma,%&&') 222.1.7. 3lektrokardiogra!i )ambaran elektrokardiogra!i yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 1 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu : Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right a8is de#iasi dan clock4ise rotation. +erdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya 566 (5ight bundle branch block). +anda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, S93S, dan 93S atau terjadinya depresi segmen S+ negati#e. ($edica!arma,%&&') Spirometri :ntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas re#ersible, cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebuli;er) golongan adrenergik. Peningkatan <39. atau <9 sebanyak lebih dari %&= menunjukkan diagnosis asma. +idak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari %&=. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan e!ek pengobatan. 6anyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

PEMERIKSAAN FISIK Perhatian pertama adalah pada keadaan umum pasien, pasien dengan kondisi yang sangat berat akan duduk tegak. Selain itu pada pemeriksaan fisik didapatkan9 ; 1. penggunaan otot-otot bantu pernafasan 2. Frekuensi nafas > ! kali per menit . "akikardia > 12! #$menit %. Pulsus Parokdoksus >12 mm&g '. (hee)ing ekspiratoar PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Spirometri *ara yang sederhana adalah u+i bronkodilator nebuli)er golongan adrener+ek beta. ,+i ini dilakukan menggunakan spirometri sebelum dan sesudah penggunaan bronkhodilator, bila didapatkan peningkatan -.P1 atau /-P lebih dari 2!0 maka didiagnosis sebagai asma, tetapi bila tidak memenuhi kriteria ini diagnosis asma belum tentu gugur memerlukan tes konfirmasi yang lain. Pemeriksaan menggunakan spirometri selain menegakkan diagnosis +uga dapat menilai dera+at obstruksi yang ada dan efek pengobatan yang telah dilakukan. b. ,+i pro1okasi bronkhus "es ini +arang dilakukan di indonesia. "es ini untuk mempro1okasi bronkus agar efek asma bisa diba2a, tes ini menggunakan histamin, metakolin, kegiatan +asmani, udara dingin, larutan garam hipertonik. 3ila ter+adi penurunan -.P1 sebesar 2!0 maka dianggap bermakna. ,+i +asmani dilakukan dengan meminta penderita berlari 2epat selama 4 menit sehingga men2apai denyut +antung 5! sd 9! 0 kemudian die1aluasi. 6ika ter+adi penurunan arus pun2ak ekspirasi minimal 1!0 maka dapat dinyatakan positip. 2. Pemeriksaan sputum Sputum eosinofil merupakan 2iri dari asma, menggunakan kristal *har2otleyden, dan spiral *urs2hmann. d. Pemeriksaan eosinofil total Pada pemeriksaan darah di+umpai kadar eosinofil yang tinggi. e. ,+i kulit "u+uannya untuk menun+ukkan antibodi spesifik dalam tubuh. f. Pemeriksaan kadar 7g. total dan kadar 7g. sputum "u+uan pemeriksaan ini untuk menyokong dugaan atopi pada

penderita. g. Foto dada Pemeriksaan foto thorak untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi saluran nafas yang lain seperti pneumothora#, pneumomediatinum, atelektasis dan lainnya. Pemeriksaan "hora# foto umum dilakukan dengan indikasi ke2urigaan adanya pneumoni atau pasien asma yang setelah 4-12 +am dilakukan pengobatan intensif tidak membaik9.
9 h. 8onitor 7rama 6antung Pemeriksaan ./9 tidak dilakukan se2ara rutin pada pasien asma,

./9

dilakukan apabila terdapat kemungkinan diagnosa banding

:sma *ardiale ataupun ga(at +antung lain yang kemungkinan menyertai :sma umumnya dilakukan pada penderita lansia dan atau umur %' tahun. i. :nalisa gas darah Pemeriksaan ini hanya dilakukan bila kita men2urigai adanya gangguan asam basa dalam tubuh. 9angguan asam basa di2urigai pada asma yang berat atau Sp;2 tidak membaik >9!0. DIAGNOSIS BANDING a. 3ronkitis kronik b. .mfisema paru 2. 9agal +antung kiri d. .mboli paru X. PENATALAKSANAAN 3erdasarkan patogenesis ter+adinya asma maka pengobatan memakai perspektif yang berbeda yaitu < a. 8en2egah ikatan alergen-7g. 8inghindari paparan alergen

&iposensitisasi dengan menyuntikkan alergen dengan dosis tertentu sehinnga tubuh memproduksi 7g9 =Blocking antibodi) sehihingga men2egah ikatan alergen dengan 7g . pada sel mast. b. 8en2egah pelepasan mediator radang >atrium kromolin sering digunakan dengan tu+uan men2egah spasme bronkus yang di2entuskan alergen. Fungsi kromolin adalah stabilisasi membran sel mast digunakan untuk terapi profilaksis.

2. 8elebarkan saluran nafas dengan bronkodilator Simpatomimetik a? :gonis beta 2 =salbutamol?, terbutalin, fenoterol, prokaterol merupakan obat pilihan yang diberikan se2ara inhaler. b? .finefrin dapat digunakan pada serangan asma berat sebagai pengganti beta 2 agonis :minofilin @eri1at Aantin yang dipakai pada serangan asma akut mempunyai efek bronkodilator. /ortikosteroid 3ukan termasuk bronkodilator tetapi berperan dalam mekanisme patofisiologi asama. :nti2holinergik 7patropin 3romida dipakai sebagai suplemen beta 2 agonis. d. 8engurangi respon dengan +alan meredam inflamasi saluran nafas. /esimpulan histopatologis para ahli membuktikan bah(a terdapat proses infiltrasi sel radang dan mediator sehingga memerlukan peredam menggunakan >atrium kromolin dan kortikosteroid.

Pengobatan Asma ber asar!an !onsens"s #nternas#ona$ (Global Initiative for Asthma)
Para ahli asma seluruh dunia melakukan lokakarya bersama untuk membuat protokol bersama dalam menterapi penderita asma. /onsensus ini mulai diperkenalkan se+ak tahun 199' melibatkan 4 komponen utama yaitu. :. Penyuluhan pada pasien Pengobatan asma merupakan pengobatan (aktu lama sehingga memerlukan ker+asama penuh dari penderita dan keluarga penderita. 3isa ter2apai bila mereka memahami tentang asma itu sendiri dan semua obat-obat yang berkaitan. 3. Penilaian dera+at asma "u+uan utama adalah untuk menilai kega(atan asma yang mungkin ter+adi dan untuk menilai perbaikan farmakologis yang telah dilakukan. *. Pen2egahan dan pengendalian faktor pen2etus "u+uannya untuk menghindari paparan alergen sehingga serangan asma dapat dikurangi. @. Peren2anaan obat-obat +angka pan+ang @alam melakukan terapi asma ada tiga pertimbangan dasar yang men+adi a2uan yaitu <

;bat-obatan anti asma 8erupakan obat-obatan yang dipakai sehari-hari untuk mengendalikan asma. "ermasuk didalamnya obat anti inflamasi, dan bronkodilator. Saat ini mulai terus di2oba untuk profilaksis terapi agar kualitas hidup penderita meningkat dengan menggunakan kortikosteroid inhaler, kortikosteroid sistemik, natrium kromolin, natrium nedokromil, teofilin lepas lambat, agoni beta 2 inhaler dan oral. Pada asma kita +uga menggunakan terapi simtomatis atau penghilang ge+ala dengan menggunakan bronkodilator dan ge+ala lain yang mungkin mun2ul.

Pengobatan farmakologis dengan sistem anak tangga Sampai dengan saat ini masih belum ada obat-obatan yang dapat 1!!0 menghilangkan ge+ala asma, terapi yang dilakukan hanya untuk mengendalikan serangan. :sma dikatakan telah terkendali bila < 1. ge+ala asma kronik minimal 2. eksaserbasi aku minimal . kebutuhan agonis beta 2 minimal %. tak ada keterbatasan akti1itas. '. 1ariasi :P. B 2!0 4. >ilai :P. normal atau mendekati normal. C. .fek samping obat minimal 5. tidak memerlukan pertolongan ga(at darurat

berdasarkan uraian diatas maka dibuatlah klasifikasi asma men+adi % tahap yaitu < :sma intermitten 9ambaran klinisnya yaitu < 1. serangan kurang dari satu kali seminggu 2. periode serangan singkat . ge+ala asma B 2 kali sebulan %. diantara serangan faal paru normal '. nilai :P. dan /-P1 B 2!0 +erapinya (gonis beta % inhaler, penggunaan mast stabiliser sebelum paparan alergen. :sma persisten ringan 9ambaran klinisnya yaitu < 1. ge+ala > 1# seminggu tetapi B 1 # sehari. 2. serangan asma malam > 2 # sebulan . >ilai :P. dan /-P1 > 5!0 dari nilai prediksi, dengan 1ariabilitas 2!- !0 *bat yang digunakan adalah pro!ilaksis setiap hari. >aitu kortikosteroi inhaler %&&-/&& mg atau

natrium kromolin ataupun nedokromilatau teo!ilin lepas lambat. ,apat juga ditambahkan bronkodilator kerja panjang :sma persiten sedang 9ambaran klinisnya yaitu 1. ge+ala setiap hari dan mengganggu akti1itas 2. serangan asma malam > 1# seminggu. . setiap hari menggunakan agonis beta 2 inhaler %. nilai :P. dan /-P1 4!-5!0 nilai prediksi, dengan 1ariabilitas > !0
*bat-obatan dipakai setiap hari yaitu kortikosteroid inhaler '&& s0d

%&&& mcg dan bronkodilator kerja panjang. :sma persisten berat 9e+ala klinisnya yaitu < 1. ge+ala terus menerus 2. ge+ala asma malam sering . aktifitas terbatas %. nilai :P. dan /-P1 B 4!0 nilai prediksi dengan 1ariabilitas > !0. "erapi yang diberikan adalah kortikosteroid inhaler 5!!s$d 2!!! m2g atau lebih, bronkodilator long a2ting dan kortikosteroid oral. Pengobatan berdasarkan sistem (ilayah "u+uannya agar penderita mengetahui kronisitas asma yang dipunyai sehingga dapat dipantau mandiri kondisi penyakitnya sehingga serangan asma dapat diprediksi lebih a(al. %IJAU berarti aman. >ilai :P. 5!-1!!0 nilai prediksi dan 1ariabilitasnya 2!0. "idur dan akti1itas fisik tidak terganggu. KUNING berarti hati-hati. "ilai (P3 ?&-'&= nilai prediksi dengan #ariabilitas %&-1&=. )ejala asma masih normal, terbangun malam. MERA% berarti bahaya. >ilai :P. B4!0 nilai prediksi, bila beta agonis 2 hirup tidak memberikan respon, segera men2ari pertolongan dokter. F. 8eren2anakan pengobatan asma akut Serangan asma ditandai dengan ge+ala sesak nafas, batuk, mengi ataupun kombinasi dari ge+al diatas. @era+at serangan dapat ringan sampai dengan berat yang mengan2am nya(a. Serangan bersifat akut. "u+uan pengobatan asma untuk < 1. menghilangkan obstruksi dengan segera. 2. mengatasi hipoksia . mengembalikan fungsi paru ke normal se2epat mungkin %. men2egah serangan berikutnya '. memberikan edukasi agar penderita dan keluarga dapat mengatasi pada a(al sebelum diba(a ke dokter.

/lasifikasi dera+at beratnya asma D7>9:> :kti1itas dan berbaring S.@:>9 lebih duduk 3i2ara 3eberapa /alimat suka suka membungkuk ke depan /ata demi kata 3.D:" ber+alan @apat ber+alan 6alan terbatas Sukar

kalimat /esadaran Frekuensi nafas Detraksi 8engi >adi Pulsus parokdoksus :P. post bronkodilator Pa*;2 Sa;2 B%' mm&g >9'0 >5!0 8ungkin terganggu 8eningkat ,mumnya tidak ada Eemah sampai sedang B1!! "ak ada

terbatas 3iasanya terganggu 8eningkat /adang ada /eras 1!!-12! 8ungkin ada 4!-5!0 B%' mm&g 91-9'0 3iasanya terganggu Sering permenit :da /eras >12! Sering ada B4!0 >%' mm&g B9!0 > !

Pasien asma harus diru+uk bila pasien dengan resiko tinggi untuk kematian karena asma serangan asma berat :P. B4!0 nilai prediksi respon bronkodilator tidak segera tidak ada perbaikan dalam 2-4 +am penggunaan kortikosteroid ge+ala asma semakin memburuk.

9. 3erobat se2ara teratur ,ntuk memperoleh tu+uan pengobatan maka pengobatan memerlukan penga(asan yang teratur dari tenaga kesehatan. /un+ungan teratur bertu+uan untuk mengetahui respon pengobatan, 2ara pemakaian obat, dan 2ara

menghindari faktor resiko. 8akin baik pengobatan makin +arang berkun+ung ke pusat kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ps 58
    Ps 58
    Dokumen23 halaman
    Ps 58
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Kuis Bahaya Merokok
    Kuis Bahaya Merokok
    Dokumen1 halaman
    Kuis Bahaya Merokok
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • SPO Ekstraksi Kuku
    SPO Ekstraksi Kuku
    Dokumen2 halaman
    SPO Ekstraksi Kuku
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2
    Skenario 2
    Dokumen42 halaman
    Skenario 2
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 58
    Ps 58
    Dokumen23 halaman
    Ps 58
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 58
    Ps 58
    Dokumen23 halaman
    Ps 58
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 58
    Ps 58
    Dokumen23 halaman
    Ps 58
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 52
    Ps 52
    Dokumen22 halaman
    Ps 52
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 28
    Ps 28
    Dokumen19 halaman
    Ps 28
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 58
    Ps 58
    Dokumen23 halaman
    Ps 58
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 56
    Ps 56
    Dokumen22 halaman
    Ps 56
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 56
    Ps 56
    Dokumen22 halaman
    Ps 56
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 28
    Ps 28
    Dokumen19 halaman
    Ps 28
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 52
    Ps 52
    Dokumen22 halaman
    Ps 52
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 28
    Ps 28
    Dokumen19 halaman
    Ps 28
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 50
    Ps 50
    Dokumen21 halaman
    Ps 50
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 28
    Ps 28
    Dokumen19 halaman
    Ps 28
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 49
    Ps 49
    Dokumen21 halaman
    Ps 49
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 50
    Ps 50
    Dokumen21 halaman
    Ps 50
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 43
    Ps 43
    Dokumen21 halaman
    Ps 43
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 28
    Ps 28
    Dokumen19 halaman
    Ps 28
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 49
    Ps 49
    Dokumen21 halaman
    Ps 49
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 28
    Ps 28
    Dokumen19 halaman
    Ps 28
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 39
    Ps 39
    Dokumen20 halaman
    Ps 39
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 39
    Ps 39
    Dokumen20 halaman
    Ps 39
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 28
    Ps 28
    Dokumen19 halaman
    Ps 28
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 43
    Ps 43
    Dokumen21 halaman
    Ps 43
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 28
    Ps 28
    Dokumen19 halaman
    Ps 28
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 28
    Ps 28
    Dokumen19 halaman
    Ps 28
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat
  • Ps 39
    Ps 39
    Dokumen20 halaman
    Ps 39
    Fathur Rahman Mutiara Hikmah
    Belum ada peringkat