3
=Koefisien regresi
X1 =LDR (Loan Deposit Ratio ) dalam satuan %
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
X2 =NIM (Net Interest Margin) dalam satuan %
X3 = BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dalam
satuan %
=Term of error
Bentuk hipotesis diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Artinya jika terjadi kenaikan pada X
1
(LDR), maka Y (ROA)
mengalami kenaikan, ceteris paribus.
Artinya jika terjadi kenaikan pada X
2
(NIM), maka Y (ROA)
Mengalami kenaikan, ceteris paribus.
Artinya jika terjadi kenaikan pada X
3
( BOPO), maka Y (ROA)
mengalami penurunan, ceteris paribus.
3.6. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)
3.6.1. Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan
variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel
dependen . Nilai R
2
berkisar antara 0 sampai 1 (0<R
2
1).
3.6.2. Uji F-statistik
Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :
Y
X
1
>0
Y
X
2
>0
Y
X
3
<0
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
2 1 0
: b b H ........................................................bk =0 (tidak ada pengaruh)
0 :
2
= b H
a
........................................................ i =1 (ada pengaruh)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dengan F-
tabel. J ika F-hitung >F-tabel maka H
0
ditolak, yang berarti variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat
diperoleh dengan rumus :
F-hitung =
( )
( ) ( ) k n R
k R
2
2
1
1
Dimana :
R
2
=Koefisien determinasi
k =Jumlah variabel independen
n =Jumlah sampel
Kriteria pengambilan keputusan :
0 :
2 1 0
= = H H
0
diterima (F
*
<F-tabel) artinya variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel dependen.
0 :
2 1
a
H H
a
diterima (F
*
>F-tabel) artinya variabel
independen secara parsial berpengaruh nyata
terhadap variabel dependen.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
3.6.3. Uji t-statistik
Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan
untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji
ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
H
0
: b
i
=b
H
a
: b
i
b
Dimana b
i
adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter
hipotesis, biasanya b dianggap =0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap
Y. Bila nilai t-hitung >t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H
0
ditolak. Hal
ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata
(signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :
t-hitung =
( )
Sbi
b b
i
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Dimana :
b
i
=Koefisien variabel independen ke-i
b =Nilai hipotesis nol
Sb
i
=Simpangan baku dari variabel independen ke-i
Kriteria pengambilan keputusan :
H
0
: 0 = H
0
diterima (t
*
<t-tabel) artinya variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
H
a
: 0 H
a
diterima (t
*
>t-tabel) artinya variabel independen secara
parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
3.7.1. Multikolinearity
Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah
terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui
ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R
2
, F-hitung, t-hitung, dan
standart error.
Adanya multikolinearity ditandai dengan :
Standard error tidak terhingga
Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada = 1%, = 5%, = 10%
Membandingkan R
2
regresi pertama dengan R
2
regresi variabel-variabel
independent
R
2
sangat tinggi.
3.7.2. Autokorelasi (Serial Correlation)
Serial Correlation didefenisikan sebagai korelasi antara anggota
serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Model regresi linear
klasik mengasumsikan autokorelasi tidak terdapat didalamnya distribusi atau
gangguan
i
dilambangkan dengan :
( ) 0 : =
j i
E j i
Ada beberapa cara untuk menguji keberadaan autokorelasi, yaitu :
1. Dengan menggunakan atau memplot grafik
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
2. Dengan D-W Test (Uji Durbin-Watson)
Uji D-W ini dirumuskan sebagai berikut :
Dw-hitung =
2
2
1
) (
t
t t
e
e e
Dengan hipotesis sebagai berikut :
, 0 :
0
= H artinya tidak ada autokorelasi
, 0 :
a
H artinya ada autokorelasi
Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu
diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai
nilai . Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3
Kurva Durbin-Watson
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Keterangan :
H
0
: Tidak ada korelasi
DW<dl : Tolak H
0
(ada korelasi positif)
DW>4-dl : Tolak H
0
(ada korelasi negatif)
du<DW<4-du : Terima H
0
(tidak ada korelasi)
dl Dw<4-du : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)
(4-du)Dw(4-dl) : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)
3.8. Defenisi Operasional
1. ROA (Return on Assets) adalah rasio antara pendapatan bersih bank setelah
pajak dengan total aktiva yang merupakan indikator pengukuran kemampuan
manajemen bank untuk memperoleh profitabilitas secara keseluruhan.
ROA = Pendapatan Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
x 100 %
2. LDR (Loan Deposit Ratio) adalah rasio antara kredit (jumlah dana yang
disalurkan) dengan total deposito (Simpanan Giro, tabungan, deposito) yang
merupakan indikator kemampuan bank dalam mambayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan.
LDR = Kredit
Total Deposito
x 100 %
3. NIM (Net Interest Margin) adalah rasio antara selisih pendapatan dan biaya
bunga dengan total aktiva yang merupakan indikator rentabilitas bank.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
NIM = Pendapatan Bunga Biaya Bunga
Total Aktiva
x 100 %
4. BOPO adalah rasio total biaya operasional (biaya bunga dan biaya operasional
lainnya) dengan total pendapatan operasional (pendapatan bunga dan
pendapatan operasional lainnya) yang merupakan indikator pengukuran
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya.
BOPO = Biaya Operasional
Pendapatan operasional
x 100 %
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Perekonomian Indonesia
Indonesia terletak di posisi geografis antara benua Asia dan Eropa serta
samudra Pasifik dan Hindia. Merupakan sebuah posisi yang strategis dalam jalur
pelayaran niaga antar benua yang akan memberikan keuntungan begitu banyak yang
berguna bagi pambangunan perekonomian. Oleh karena itu, Indonesia secara
keseluruhan baik pertanian dan perniagaan memberikan pengaruh dalam
perkembangan perekonomian Indonesia, bahkan hingga saat ini. Perekonomian
Indonesia tumbuh dengan dinamika sesuai dengan alkuturasi kebudayaan yang terjadi
sehingga lkut membuat perubahan sistem-sistem perekonomian yang pernah ada.
J ika melihat gambaran perekonomian Indonesia mulai dari demokrasi
liberal dan terpimpin pada era Orde Lama kemudian masuk pada era Orde Baru di
mana mulai menunjukan hasil yang baik dengan mengutamakan stabilitas ekonomi
dan stabilisasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada
usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di
segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan
dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha,
partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan.
Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang
(25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan lima
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
tahun). Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan
angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi
pendidikan dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat
pesat.
Selanjutnya adalah masa reformasi di mana perekonomian lebih
diprioritaskan dalam pemulihan dari krisis moneter 1997/1998 yang terjadi saat itu,
yang merontokan peekonomian nasional. Salah satunya yaitu dengan Kebijakan
privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode
krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan
politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi,
karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
Pemulihan Perekonomian terus dilanjutkan hingga saat ini di mana untuk
mencapai tujuan pembangunan ekonomi nasional di segala bidang. Kebijakan yang
ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan
pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta
mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya
adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006
lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah. Menurut
Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja.
Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi
kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
undang-undang ketenagakerjaan. J ika semakin banyak investasi asing di Indonesia,
diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
Dalam menuju pembangunan ekonomi nasional, justru perekonomian
Indonesia kembali di uji oleh apa yang disebut Krisis Ekonomi Global. Krisis
keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah membawa dampak bagi stabilitas
perekonomian dunia. Krisis tersebut berawal dari pemberian kredit yang sangat
ekspansif (mekanisme Sub Prime Mortgage),sehingga menyebabkan lembaga
keuangan dan penjamin simpanan mengalami kerugian. Keadaan tersebut memicu
hilangnya kepercayaan kepada lembaga keuangan dan pasar keuangan. Keterikatan
sistem keuangan dengan pasar keuangan global pada akhirnya membawa dampak
krisis tersebut bagi perekonomian dunia. Sebagai negara yang menjadi bagian dari
perekonomian dunia, Indonesia akan terkena dampak langsung maupun tidak
langsung dari krisis keuangan di Amerika Serikat
4.2 Perkembangan Perbankan dalam Perekonomian
Dunia perbankan merupakan hal yang sangat mempengaruhi suatu
perekonomian. Karena aktivitas taransaksi keuangan banyak terjadi di sini sehingga
perbankan menjadi indikator kemajuan serta perkembangan perekonomian suatu
negara, termasuk Indonesia. Dalam perkembangannya industri perbankan mengalami
kemajuan dapat kita melihat melalui deregulasi-deregulasi yang dikeluarkan
pemerintah. Krisis perbankan yang terjadi pada akhir 1997 dan awal 1998 kembali
telah mendorong pemerintah untuk mengamandemen undang-undang perbankan
dengan UU No. 10 tahun 1998. Sejak terjadinya krisis tersebut, serta berdasarkan
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
pertimbangan kesehatan perbankan Indonesia, sejumlah bank telah dilikuidasi oleh
pemerintah. Yaitu dengan melikuidasi 16 bank swasta yang antara lain adalah :
Tabel 4.1
Likuidasi 16 Bank Swsata
No Nama Bank Berdiri
1. Bank Jakarta 1918
2. South East Asia Bank 1950
3. Sejahtera Bank Umum 1952
4. Bank Pacifik 1958
5. Bank Umum Majapahit 1966
6. Anrico Bank Limited 1966
7. Bank Harapan Sentosa 1969
8. Bank Pinaesaan 1969
9. Bank Industri 1970
10. Bank Anromeda 1989
11. Astria Raya Bank 1990
12. Bank Dwima Semesta 1990
13. Bank Guna Internasional 1990
14. Bank Kosagrha Semesta 1991
15. Bank Citra Hasta Dhana 1993
16. Bank Mataram Dhanarta 1993
Sumber: Info Bank (per Juni 1997)
Sebagaimana diketahui krisis telah mengakibatkan merosotnya
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, terganggunya fungsi intermediasi dan
sistem pembayaran. Oleh karena itu dalam menghadapi krisis keuangan global saat
ini, berbagai macam perbaikan pada semua sektor mulai dilakukan, sehingga
menyebabkan situasi yang ada pada tahun 2008 berbeda dengan situasi pada tahun
1998 pada saat menghadapi krisis.
Berbagai macam capaian dan kemajuan dalam perekonomian, merupakan
modal tersendiri bagi Indonesia untuk menghadapi krisis keuangan 2008 dengan
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
optimis dan percaya diri sehingga diharapkan tidak lagi menjadi krisis ekonomi serius
seperti tahun 1998. Situasi tersebut antara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia
dalam jalur di atas 6 %, perekonomian meningkat lebih dari dua kali yang diiringi
dengan pendapatan per kapita, sumber pertumbuhan makin bertumpu pada sumber
dalam negeri, risiko ekonomi makro makin menurun, serta terutama perbankan yang
jauh lebih sehat, dan persiapan menghadapi krisis yang lebih baik.
4.3 Perkembangan Bank Umum
Dalam menjalankan fungsi intermediasi dan memegang kepercayaan
masyarakat, bank umum tumbuh menjadi bank komersil yang paling banyak beredar
di Indonesia. Bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan
dapat beroperasi di seluruh wilyah Indonesia. Dengan adanya deregulasi perbankan
tahun 1988 yang membuka peluang dan kemudahan dalam mendirikan dan
memperluas daya jangkauan perbankan sehingga semakin banyak bank yang berdiri
hingga sekarang. Dapat kita lihat perkembangan jumlah bank dan kantor bank umum
di Indonesia dalam tabel di bawah ini :
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.2
Jumlah (Kantor) Bank Umum di Indonesia (1988-2007)
Tahun Bank
Persero
Bank
Pemerintah
Daerah
Bank
Swasta
Nasional
Bank Asing
Dan
Campuran
Jumlah
Bank
Umum
JB J K JB J K JB J K JB J K JB J K
1988 7 1.034 27 270 66 631 11 22 111 1.957
1992 7 1.434 27 613 144 2.855 30 63 208 5495
1993 7 1.455 27 639 161 3.036 39 78 234 5.773
1994 7 1.490 27 645 166 3.203 40 86 240 6.590
1995 7 1.635 27 705 165 3.458 41 90 240 6.590
1996 7 1.707 27 745 164 3.964 41 94 239 7.314
1997 7 1.843 27 822 144 4.150 44 100 222 7.860
1998 7 1.875 27 822 144 4.150 44 100 222 7.860
1999 5 1.853 27 825 92 4.150 44 106 208 7.661
2000 5 1.736 26 826 81 3.837 39 101 151 6.500
2003 5 2.072 26 1.003 76 4.529 31 126 138 7.868
2004 5 2.112 26 1.064 72 4.635 30 128 133 7.939
2005 5 2.171 26 1.217 71 4.882 29 136 131 8.406
2006 5 2.548 26 1.217 71 5.154 28 191 130 9.110
2007 5 2.765 26 1.205 71 5.472 28 238 130 9.680
Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 1990-2008,BI. (JB=Jumlah Bank ; J K=Jumlah
kantor)
Jumlah bank umum telah meningkat demikin pesat dari 111 buah bank
pada tahun 1988 saat deregulasi dimulai menjadi 240 buah bank pada tahun 1995,
yang merupakan jumlah bank tertinggi sebelum krisis. Namun setelah krisis jumlah
bank umum menurun menjadi 138 bank umum pada tahun 2003 dan terakhir berturut-
turut turun hingga tahun 2007 menjadi 130 bank umum, hal ini disebabkan karena
adanya pembekuan pada bank-bank yang dianggap tidak sehat ataupun karena adanya
merger dan likuidasi.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
4.4 Perkembangan ROA Bank Umum
Return on Assets (ROA) menjadi indikator kinerja suatu bank yang
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas secara
keseluruhan mengalami perekembangan yang cukup memberikan kontribusi nyata
bagi perkembangan usaha serta kinerja bank kedepannya. Bank Indonesia sendiri
sebagai otoritas moneter menetapkan ROA 2%, agar suatu bank umum dapat
dikatakan dalam kondisi sehat.
Bisa dikatakan pasca krisis moneter tahun 1997/1998 masih mempengaruhi
kinerja perbankan Indonesia. Kemampuan bank umum dalam memperoleh
profitabilitas melalui ROA menunjukkan angka yang negatif. Menurut data yang
dipublikasikan BI sepanjang tahun 2001 hingga awal 2002, ROA menunjukkan nilai
yang negatif yaitu dengan rata-rata tiap bulannya sebesar. Namun, mulai tahun
berikutnya perkembangan ROA mulai membaik. Untuk tahun 2004 tingkat ROA
bank umum menujukkan rata-rata sebesar 2,12 % tiap bulannya. Kemudian untuk
tahun 2005, nilai ROA menunjukkan peningkatan dengan tingkat rata-rata sebesar
2,66 %. Lalu pada tahun 2006 mengalami penurunan dengan rata-rata ROA sebesar
1,56 % di setiap bulannya. Selanjutnya, setahun kemudian pada 2007 dan diikuti
tahun 2008, ROA bank umum kembali membaik dengan peningkatan dari tahun
sebelumnya menjadi rata-rata 2,1 % tiap bulannya. Berikut adalah tabel
perkembangan ROA Bank Umum di Indonesia tahun 2004-2008 (dalam bulanan) :
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.3 ROA BANK UMUM
(2004-2008)
Tahun Bulan
ke-
ROA
2004 1 0.64%
2004 2 0.68%
2004 3 0.93%
2004 4 1.07%
2004 5 2.04%
2004 6 2.56%
2004 7 2.48%
2004 8 2.88%
2004 9 2.62%
2004 10 2.80%
2004 11 3.42%
2004 12 3.33%
2005 1 1.90%
2005 2 2.14%
2005 3 2.65%
2005 4 2.94%
2005 5 2.06%
2005 6 2.44%
2005 7 2.48%
2005 8 3.14%
2005 9 3.25%
2005 10 2.79%
2005 11 3.50%
2005 12 2.68%
2006 1 2.36%
2006 2 0.96%
2006 3 1.66%
2006 4 1.48%
2006 5 1.43%
2006 6 1.59%
2006 7 1.44%
2006 8 1.48%
2006 9 1.56%
2006 10 1.65%
2006 11 1.67%
2006 12 1.34%
2007 1 1.31%
2007 2 2.14%
2007 3 1.88%
2007 4 2.09%
2007 5 1.84%
2007 6 1.42%
2007 7 1.84%
2007 8 2.35%
2007 9 2.36%
2007 10 2.52%
2007 11 3.11%
2007 12 2.34%
2008 1 1.38%
2008 2 1.31%
2008 3 1.95%
2008 4 1.86%
2008 5 2.32%
2008 6 2.00%
2008 7 1.98%
2008 8 2.49%
2008 9 3.61%
Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 2004-2008,BI
Tetapi peningkatan ROA di atas belum melampaui tingkat rata-rata ROA pada
tahun 2005 yang merupakan terbesar sepanjang tahun. Namun, dengan perkembangan
ROA tersebut, telah memenuhi ketetapan BI tentang batas ROA jika dikatakan dalam
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
kondisi sehat. Karena, rata-rata tingkat rasio ROA sebesar 2,1 % tiap tahunnya
(waktu penelitan).
4.5 Perkembangan LDR Bank Umum
Sebagai indikator tingkat kesehatan yang menunjukkan kemampuan bank
dalam membayarkan kembali penarikan dana yang dilakukan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan. Sehingga peningkatan rasio LDR (Loan Deposit to Ratio)
memberikan keuntungan pada bank umum yang membuat kinerja bank umum
semakin baik dan sehat dalam kegiatan operasinya. LDR yang baik adalah sebesar 80
% - 110 %. Jika melebihi 110 % maka akan semakin tinggi juga resiko likuiditasnya
(risk liquidity).
Dalam kasus tahun 1997/1998 di mana tingginya kredit macet yang
merontokan perbankan, ini memberikan indikasi yang tidak baik terhadap penyaluran
kredit saat itu. Karena dinilai tidak berhasil memberikan profitabilitas yang maksimal
terhadap kinerja bank umum. Tetapi pemulihan sistem perbankan yang dilakukan
pemerintah serta mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada perbankan mulai
meunjukkan hasil. Pada tahun 2004, rasio LDR menunjukkan rata-rata tiap bulannya
sebesar 53.8 %. Sedangkan untuk untuk tahun 2005 mencatat peningkatan rasio LDR
yang rata-rata sebesar 64,4 % tiap bulannya. Kemudian di tahun 2006 kembali terus
meningkat dengan rata-rata tiap bulannya sebesar 68,1 %. Berikut adalah tabel
perkembangan LDR Bank Umum di Indonesia tahun 2004-2008 (dalam bulanan) :
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.4 LDR BANK UMUM
(2004-2008)
Tahun Bulan
ke-
LDR
2004 1 49.78%
2004 2 49.50%
2004 3 50.81%
2004 4 51.42%
2004 5 53.30%
2004 6 53.97%
2004 7 53.10%
2004 8 55.49%
2004 9 56.08%
2004 10 56.89%
2004 11 57.73%
2004 12 58.08%
2005 1 58.46%
2005 2 60.60%
2005 3 61.31%
2005 4 61.57%
2005 5 65.42%
2005 6 65.33%
2005 7 65.39%
2005 8 67.04%
2005 9 65.64%
2005 10 67.54%
2005 11 66.65%
2005 12 67.46%
2006 1 67.18%
2006 2 67.52%
2006 3 67.90%
2006 4 68.07%
2006 5 68.62%
2006 6 68.63%
2006 7 68.62%
2006 8 68.27%
2006 9 68.22%
2006 10 67.63%
2006 11 68.26%
2006 12 68.38%
2007 1 67.05%
2007 2 69.69%
2007 3 68.18%
2007 4 68.00%
2007 5 71.04%
2007 6 71.56%
2007 7 72.76%
2007 8 72.49%
2007 9 72.85%
2007 10 73.60%
2007 11 75.53%
2007 12 75.90%
2008 1 75.56%
2008 2 75.62%
2008 3 75.90%
2008 4 77.48%
2008 5 79.96%
2008 6 82.23%
2008 7 80.92%
2008 8 83.43%
2008 9 84.36%
Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 2004-2008,BI
Dalam perkembangannya rasio LDR terus membaik di mana pada rahun
2007, peningkatan LDR dengan rata-rata sebesar 71,6 %. Setahun kemudian yaitu
tahun 2008, rasio LDR menembus hampir angka 80 % yang merupakan tingkat rasio
LDR yang paling baik dan ideal dicapai oleh bank umum sebagai kondisi bank yang
sehat.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
4.6 Perkembangan NIM Bank Umum
Salah satu tingkat kesehatan suatu bank adalah dengan melihat indikator
rentabilitasnya. NIM (Net Interest Margin) merupakan rasio yang menggambarkan
pendapatan atau penghasilan bagi bank umum sehingga dapat meningkatkan
profitabilitas serta kinerja dalam kegiatan pengoperasian bank umum.
Kinerja bank umum dapat dilihat dari bagaiamana besarnya pemasukan
atau penghasilan yang mampu diperoleh sebagai profit yang maksimal dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan. Seperti yang diketahui sebelumnya, rentabilitas yang baik
maka akan semakin baik kondisi kesehatan suatu bank. Rasio NIM yang menjadi
salah satu indikator rentabilitas tadi, menunjukan perkembangan yang baik seperti
indikator rentabilitas lainnya. Pada tahun 2004 NIM bank umum menunjukkan rata-
rata sebesar 3,2 % tiap bulannya, walaupun di awal tahun rasio NIM tidak
memberikan profit yang maksimal terhadap bank umum. Kemudian pada tahun 2005
mengalami penurunan dengan rata-rata tiap bulannya hanya 3 % dan kembali turun
menjadi 2,6 % tiap bulannya di tahun 2006. Tetapi setahun kemudian di tahun 2007
mengalami peningakatan, dengan rasio NIM mencatat sebesar 3,26 % melebihi
pencapaian di tahun 2004.. Berikut adalah tabel NIM Bank Umum di Indonesia tahun
2004-2008 (dalam bulanan) :
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.5 NIM BANK UMUM
(2004-2008)
Tahun Bulan
ke-
NIM
2004 1 0.43%
2004 2 0.94%
2004 3 1.44%
2004 4 1.97%
2004 5 2.52%
2004 6 3.01%
2004 7 3.47%
2004 8 3.91%
2004 9 4.46%
2004 10 5.11%
2004 11 5.56%
2004 12 5.68%
2005 1 0.54%
2005 2 1.02%
2005 3 1.53%
2005 4 1.97%
2005 5 2.44%
2005 6 2.89%
2005 7 3.33%
2005 8 3.67%
2005 9 4.01%
2005 10 4.42%
2005 11 4.82%
2005 12 4.89%
2006 1 0.37%
2006 2 0.74%
2006 3 1.15%
2006 4 1.57%
2006 5 1.95%
2006 6 2.39%
2006 7 2.80%
2006 8 3.17%
2006 9 3.55%
2006 10 4.01%
2006 11 4.34%
2006 12 4.74%
2007 1 0.50%
2007 2 1.08%
2007 3 1.63%
2007 4 2.16%
2007 5 2.67%
2007 6 3.16%
2007 7 3.59%
2007 8 4.16%
2007 9 4.51%
2007 10 4.60%
2007 11 5.29%
2007 12 5.72%
2008 1 0.53%
2008 2 1.04%
2008 3 1.64%
2008 4 2.16%
2008 5 2.63%
2008 6 3.08%
2008 7 3.71%
2008 8 4.14%
2008 9 4.62%
Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 2004-2008,BI
Namun, untuk tahun 2008 rasio NIM kembali turun menjadi 2,6 % rata-rata
tiap bulannya. Ada suatu fenomena di mana tiap awal tahun rasio NIM tidak begitu
baik dan ini yang telah membuat perkembangan rasio NIM yang tidak konsisten.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
4.7 Perkembangan BOPO Bank Umum
Dalam pengoperasian kegiatannya, bank harus mampu melakukannya
dengan efisien. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendpatan Operasional) sebagai
indikator tingkat kesehatan yang menunjukkan tingkat efisiensi suatu bank dalam
beropersi, tentunya dengan semakin efisiensi suatu bank umum, maka akan
memberikan keuntungan serta kinerja yang baik dalam kegiatan operasionalnya. Di
mana BOPO yang ideal adalah sebesar 70 % - 80 %.
Rasio BOPO yang menjadi indikator rentabilitas bank umum dalam
pengoperasiannya mengalami perkembangan yang paling berbeda. Karena dengan
semakin kecil rasio ini akan memberikan keuntungan yang semakin baik terhadap
kinerja bank umum. Pada tahun 2004 gambaran BOPO bank umum menunjukkan
belum baiknya kinerja pengoperasian karena tingkat efisiensinya masih belum baik.
Rasio BOPO menunjukkan rata-rata sebesar 116,7 % tiap bulannya. Kemudian pada
tahun 2005, rasio BOPO tercatat rata-rata tiap bulannya sebesar 95,2 % tetapi
kembali naik dengan rata-rata di tahun 2006 yaitu sebesar 98,5 % tiap bulannya.
Setahun kemudian BOPO kembali membaik walau masih belum stabil, yakni dengan
penurunan menjadi rata-rata sebesar 89,5 % tiap bulannya di tahun 2007. Berikut
adalah tabel BOPO Bank Umum di Indonesia tahun 2004-2008 (dalam bulanan) :
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.6 BOPO BANK UMUM
(2004-2008)
Tahun Bulan
ke-
BOPO
2004 1 194.66%
2004 2 153.16%
2004 3 131.76%
2004 4 123.05%
2004 5 103.89%
2004 6 98.68%
2004 7 100.36%
2004 8 98.12%
2004 9 101.41%
2004 10 101.61%
2004 11 94.40%
2004 12 99.14%
2005 1 89.95%
2005 2 97.07%
2005 3 85.11%
2005 4 85.06%
2005 5 94.39%
2005 6 95.30%
2005 7 97.20%
2005 8 100.79%
2005 9 98.71%
2005 10 104.51%
2005 11 96.83%
2005 12 98.06%
2006 1 85.99%
2006 2 97.95%
2006 3 98.81%
2006 4 97.88%
2006 5 98.40%
2006 6 97.68%
2006 7 98.58%
2006 8 100.27%
2006 9 101.12%
2006 10 100.33%
2006 11 100.57%
2006 12 104.38%
2007 1 94.69%
2007 2 79.74%
2007 3 90.87%
2007 4 89.18%
2007 5 84.64%
2007 6 99.07%
2007 7 95.02%
2007 8 92.50%
2007 9 88.90%
2007 10 86.44%
2007 11 87.01%
2007 12 86.60%
2008 1 85.43%
2008 2 77.35%
2008 3 77.91%
2008 4 78.99%
2008 5 79.17%
2008 6 79.40%
2008 7 77.54%
2008 8 76.56%
2008 9 76.46%
Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 2004-2008,BI
Pada tahun 2007 BOPO kembali membaik walau masih belum stabil, yakni
dengan penurunan menjadi rata-rata sebesar 89,5 % tiap bulannya. Tetapi gambaran
rasio BOPO yang baik dan mampu dicapai oleh bank umum sebagai kondisi
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
kesehatan yang ideal ternyata diperoleh di tahun 2008, dengan rata-rata sebesar 78,8
% tiap bulannya
4.8 Analisis dan Pembahasan
4.8.1 Analisis dan Pengumpulan Data
Dalam menganalisis data-data yang diperoleh dari sumber-sumber data
untuk melihat pengaruh tingkat kesehatan bank umum sebagai variabel bebas
(independent) yaitu LDR (Loan Deposit to Ratio), NIM (Net Interest Margin) dan
BOPO (Biaya Pendapatan terhadap Pendapatan Operasional) terhadap kinerja bank
umum dalam memperoleh profitabilitasnya melalui indikator ROA (Return ON
Assets) sebagai variabel terikat (dependent). Maka digunakan spesifikasi model semi-
log seperti di bawah ini :
LogY = +
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
Pegujian hipotesis yang ada, dilakukan dengan melihat hubungan korelasi
antara variabel bebas dan variabel terikat melalui model matematika yang akan
menjelaskan pengaruh yang diberikan LDR, NIM, BOPO terhadap ROA pada bank
umum di Indonesia. Seberapa jauh tingkat pencapaian data yang tersedia dalam
pencapaian kebenaran akan dijelaskan dalam perhitungan serta pengujian terhadap
masing-masing koefesien regresi, yaitu uji-F, uji-t, dan uji D-W yang diperoleh
dengan menggunakan alat bantu program komputer.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah
dengan menggunakan program komputer Eviews 4.1 dapat dilihat hasilnya dalam
tabel hasil regres di lampiran
4.8.2 Interpretasi Model
Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan menggunakan program
eviews 4.1 diperoleh estimasi sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Regresi
LOGY = - 1.539441 - 1.840025X1 +13.47166X2 - 1.606428X3
Std.Error = (0.478902) (0.460573) (1.921569) (0.215856)
t- Statistik= (-3.995083)*** (7.010762)*** (-7.442124)***
R
2
=0.71 F-statistik =41.45443
Adjusted R
2
=0.684264 Prob.Statistik =0.000000
DW- stat =1.095335
Keterangan: **) Signifikan pada =5%
***) Signifikan pada =1%
Dari hasil estimasi diatas, dijelaskan pengaruh independen yaitu LDR,
NIM, dan BOPO terhadap ROA pada bank umum di Indonesia sebagai berikut:
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
1. LDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA pada bank umum di Indonesia
dan besarnya koefisien 1,84 . Artinya setiap kenaikan LDR sebesar 1 persen
maka akan menyebabkan penurunan rasio ROA sebesar 1,84 persen.Dengan
demikian koefisien negatif yang diperoleh dari hasil estimasi di atas tidak
sesaui dengan hipotesis yang menyatakan bahwa LDR memiliki pengaruh
yang positif terahadap rasio ROA bank umum di Indonesia.
2. NIM memiliki pengaruh positif terhadap ROA pada bank umum di Indonesia
dan besarnya koefisien 13,47. Artinya setiap kenaikan NIM sebesar 1 persen
maka akan menyebabkan peningkatan rasio ROA sebesar 13,47% persen
3. BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap peningkatan ROA pada bank
umum di Indonesia dan besarnya koefisien 1,61. Artinya setiap kenaikan
BOPO sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan penurunan rasio ROA
sebesar 1,61 persen.
4.8.3 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)
1. Koefisien Determinasi (R-Square)
Dari tabel regresi diatas dapat diperoleh koefesien Determinasi (R-square)
sebesar 0.71 atau 71%, hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang
terjadi pada variabel independen (LDR, NIM, BOPO) dapat menjelaskan variabel
dependen (ROA) bank umum di Indonesia sebesar 71% sedangkan sisanya sebanyak
29% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
2. Uji F-Statistik
Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen mampu secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan variabel
dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:
Ho:bi =0 ........................................................ Tidak signifikan
Ha: bi 0 ........................................................ Signifikan
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima: jika F hitung <F tabel artinya variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha diterima: jika F hitung >F tabel artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Dari hasil analisis regresi diketahui F-hitung =41.45443
Dimana, =1%
V1 =k =3
V2 =57 3 1 =53
Maka F- tabel =4,19
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa F-hitung > F-tabel (41.45443>
4,19). Dengan demikian Ha diterima yang artinya bahwa variabel LDR (X
1
), NIM
(X
2
), BOPO (X
3
) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap ROA pada bank
umum di Indonesia pada tingkat kepercayaan sebesar 99%.
Ho diterima
Ha diterima
0
4,19 41,45443
Gambar 4.1 Uji F-Statistik
3. Uji t-statistik (Uji Parsial)
Uji t-statistik dilakukan untuk menguji apakah variabel independen diatas
secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Hipotesis: Ho:bi =0 Tidak signifikan
Ha:bi 0 Signifikan
Kriteria pengambilan keputusan:
Ho:
1
=0 Ho diterima, artinya variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel independen (t* <t-tabel).
Ha:
2
0 Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
nyata terhadap variabel independen (t* >t-tabel).
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
1. Variabel LDR (Loan Deposit Ratio)
Dari analisa regresi diketahui t-hitung =3,99
=1%, df =n-k-1 =57-3-1
df =53
maka t-tabel =2,576
Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui LDR (X
1
) signifikan pada =1%
dengan t-hitung >t-tabel (-3,99 >-2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya
variabel LDR (X
1
) berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA pada bank umum di
Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.
Ha diterima
Ho diterima
-3,99 -2,576 2,576
Gambar 4.2 Uji t-statistik terhadap LDR
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
2. Variabel NIM (Net Interest Margin)
Dari analisa regresi diketahui t-hitung =7,01
=1%, df =n-k-1 =57-3-1
df =53
maka t-tabel =2,576
Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui NIM (X
2
) signifikan pada =1%
dengan t-hitung >t-tabel (7,01 >2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya
variabel NIM (X
2
) berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA pada bank umum di
Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.
Ho diterima Ha diteima
-2,576 2,576 7,01
Gambar 4.3 Uji t-statistik terhadap NIM
3. Variabel BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Dari analisa regresi diketahui t-hitung =7,44
=5%, df =n-k-1 =57-3-1
df =53
maka t-tabel =2,576
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui BOPO (X
3
) signifikan pada =1%
dengan t-hitung >t-tabel (-7,44 >-2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya
variabel BOPO (X
3
) berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA pada bank umum
di Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.
Ha diterima
Ho diterima
-7,44 -2,576 2,576
Gambar 4.4 Uji t-statistik terhadap BOPO
4.8.4 Uji Penyimpangan Klasik
1. Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat hubungan variabel
independen diantara satu dengan lainnya. Dalam penelitian ini tidak terdapat
multikolinearitas diantara variabel bebas (independent). Hal ini dapat dilihat dari
setiap koefesien masing-masing variabel sesuai dengan hipotesis yang telah
ditentukan.
Dari model analisa:
LogY = +
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+ ....................................................(1)
R
2
=0.71
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Maka dilakukan pengujian diantara masing-masing variabel independen.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara masing-masing variabel
bebas (independent).
LDR (X
1
) = f ( NIM (X
2
), BOPO (X
3
) )
1
LogX
1
= +
2
X
2
+
3
X
3
+ ............................................................(2)
Maka didapat R
2
= 0.50 artinya variabel LDR (X
1
) mampu memberi
penjelasan sebesar 50 persen terhadap variabel NIM (X
2
), BOPO (X
3
). Dari hasil R
2
persamaan (2) ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas
(independen). Karena R
2
persamaan (2) lebih kecil dari R
2
model analisis persamaan
(1) (0.50 <0.71).
NIM (X
2
) = f ( LDR (X
1
), BOPO (X
3
) )
2
LogX
2
= +
1
X
1
+
3
X
3
+ .................................................................. (3)
Maka didapat R
2
= 0.06 artinya variabel NIM (X
2
) mampu memberi
penjelasan sebesar 6 persen terhadap variabel LDR (X
1
), BOPO (X
3
). Dari hasil R
2
persamaan (3) ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas
(independen). Karena R
2
persamaan (3) lebih kecil dari R
2
model analisis persamaan
(1) (0.06<0.71).
BOPO (X
3
) = f ( LDR (X
1
), NIM (X
2
) )
3
LogX
3
= +
1
X
1
+
2
X
2
+ ..................................................................(4)
Maka didapat R
2
=0.55 artinya variabel BOPO (X
3
) mampu memberi
penjelasan sebesar 55 persen terhadap variabel LDR (X
1
), NIM (X
2
). Dari hasil R
2
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
persamaan (4) ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas
(independen). Karena R
2
persamaan (4) lebih kecil dari R
2
model analisis persamaan
(1) (0.55<0.71).
2. Autokorelasi (Serial Correlation)
Uji Durbin-Watson (Uji D-W) digunakan untuk mengetahui apakah
didalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang
diamati.
Hipotesis:
Ho : = 0, artinya tidak ada autokorelasi
Ha : 0, artinya ada autokorelasi positif
Dari hasil analisa regresi diketahui DW-hitung =1.095335
K =3; n =57; =5%
dl =1.48
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Autokolerasi(-)
Ho diterima
(no serial correlation)
0 1.48 1.69 2 4-du 4-dl
Gambar 4.5 Kurva Uji Durbin Watson
Berdasarkan hasil regresi dapat diperoleh bahwa DW-hitung=1.095335,
berada pada posisi DW <dl. Dengan demikian, Ho ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa dibuktikan ada autokorelasi positif dalam pengujian dengan tingkat
kepercayaan 95%.
Autokorelasi (+)
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Dengan koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,71.Menjelaskan bahwa
secara keseluruhan variabel bebas (independent) yaitu LDR, NIM dan BOPO
cukup mampu menjelaskan variasi terhadap ROA bank umum di Indonesia
sebesar 71% dan sisanya sebesar 29% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terdapat dalam model estimasi.
2. Dalam menganalisis secara lebih mendalam lagi dengan melihat variabel
bebasnya secara stimultan (bersama), maka pengaruh variabel bebas dalam
persamaan tersebut terhadap ROA bank umum di Indonesia memiliki
pengaruh yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99 %. Hal ini bisa dilihat
dari hasil estimasi F-hitung sebesar 41.45443 yang lebih besar dari F-tabel
sebesar 4.19 pada level 1% (F-hitung >F-tabel).
3. Melalui ujt t-statistik diperoleh :
a. LDR (X
1
) signifikan pada = 1% dengan t-hitung >t-tabel (-3,99 >-
2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel NIM (X
1
)
berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA bank umum di
Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
b. NIM (X
2
) signifikan pada = 1% dengan t-hitung >t-tabel (7,01 >
2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel NIM (X
2
)
berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA bank umum di
Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.
c. BOPO (X
3
) signifikan pada =1% dengan t-hitung >t-tabel (-7,44 >-
2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel BOPO (X
3
)
berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA bank umum di
Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.
4. Hasil regres menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah
sebagai berikut :
a. LDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA pada bank umum di
Indonesia dan besarnya koefisien 1,84. Artinya setiap kenaikan LDR
sebesar 1 persen maka akan menyebabkan penurunan rasio ROA sebesar
1,84 persen. Dengan demikian koefisien regresi bertanda negatif tidak
sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa LDR memberikan
pengaruh yang positif terhadap ROA bank umum di Indonesia, cateris
paribus. Hal ini bisa saja terjadi, karena kredit yang diberikan
dipengaruhi tingkat kualitasnya, bila semakin tinggi kredit yang diberikan
dan jika kredit tersebut bermasalah , maka hal ini akan menghambat profit
yang semestinya diperoleh, apalagi bila kredit bermasalah tersebut tidak
terselesaikan tentu penyelesain masalahnya akan menimbulkan biaya-
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
biaya taktis seperti biaya penarikan jaminan, ongkos pengadilan, biaya
kuasa hukum dan sebagainya.
b. NIM memiliki pengaruh positif terhadap ROA pada bank umum di
Indonesia dan besarnya koefisien 13,47. Artinya setiap kenaikan NIM
sebesar 1 persen maka akan menyebabkan peningkatan rasio ROA
sebesar 13,47 persen.
c. BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA pada bank umum di
Indonesia dan besarnya koefisien 1,61. Artinya setiap kenaikan BOPO
sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan penurunan rasio ROA sebesar
1,61 persen.
5.2 SARAN
1. Pemerintah melalui otoritas moneternya, hendaknya dapat mentransmisikan
kebijakan-kebijakan pada bank-bank umum untuk lebih mengutamakan
pencapaian sasaran setiap aspek yang memberikan pengaruh signifikan
terhadap kinerja bank mulai dari permodalan, kualitas aktiva, manajemen,
likuiditas serta secara keseluruhan mengelolanya untuk memperoleh
profitabilitas sehingga rentabilitasnya dapat meningkat.
2. Dengan menstabilkan rasio tingkat kesehatan dengan analisis likuiditas
dimana menjaga rasio LDR di posisi yang ideal dengan memperhatikan
kualitas kredit yang disalurkan supaya tidak menjadi kredit yang bermasalah
sehingga dapat memperoleh keuntungan dari kredit yang disalurkan bagi
bank.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
3. Kemudian melalui analisis rentabilitas yang baik yakni menjaga kestabilan
rasio ROA, NIM, dan BOPO pada posisi yang ideal dengan memaksimalkan
pendapatan/penghasilan dari seluruh kegiatan operasional bank, tentunya
dengan meminimalisasi biaya-biaya yang ada dalam kegiatan operasional
sehingga profit yang diharapkan dapat diperoleh melalui mekanisme yang
efektif dan efisien. Selain itu, dengan melakukan merger dan akuisisi dapat
meningkatkan ROA yang akan membuat bank memperoleh profit margin
yang baik.
4. Kesalahan pada masa lalu yaitu krisis moneter tahun 1997/1998 yang
merontokan perbankan harus menjadi pelajaran bagi pelaku atau setiap bankir
untuk menjaga masing-masing banknya dengan mengikuti standard kesehatan
bank yang sudah ditetapkan oleh otoritas moneter untuk mencapai kinerja
usaha yang terbaik.
5. Sejalan dengan itu, diharapkan penelitian yang akan datang agar lebih lagi
mengkaji perbankan secara keseluruhan dalam kinerjanya terhadap dunia
perbankan itu sendiri dan perekonomian secara umum sehingga hasil yang
diharapkan dapat lebih akurat.
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian. Jakarta : UI Press.
Gudjarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kasmir.2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keenam. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Kasmir 2002. Manajemen Perbankan. Edisi satu. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Manurung, Mandala. 2004. Uang Perbankan dan Ekonomi Moneter. Jakarta : UI
Press.
Nachrowi, Nachrowi Djajal, dan Hardius Usman. 2006. Ekonometrik Untuk Analisis
Ekonomi dan Keuangan. Jakarta : LPFE UI.
Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan
Eviews Dalam Ekonometrika. Medan : USU Press.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Edisi Kelima. Kakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Sinungan, Muchdarsyah. 1994. Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000.
Jakarta : Rineka Cipta.
Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Warjiyo, Perry. 2004. Bank Sentral Republik Indonesia Sebuah Pengantar. Jakarta:
PPSK Bank Indonesia.
, google.co.id. Penelusuran info perbankan indonesia
_____, Statistik Ekonomi & Perbankan Indonesia. 2002-2008. Bank Indonesia
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 1
DATA VARIABEL PENELITIAN
Rasio Pokok Bank Umum di Indonesia
2006 5 1.43% 68.62% 98.40% 1.95%
2006 6 1.59% 68.63% 97.68% 2.39%
2006 7 1.44% 68.62% 98.58% 2.80%
2006 8 1.48% 68.27% 100.27% 3.17%
2006 9 1.56% 68.22% 101.12% 3.55%
2006 10 1.65% 67.63% 100.33% 4.01%
2006 11 1.67% 68.26% 100.57% 4.34%
2006 12 1.34% 68.38% 104.38% 4.74%
2007 1 1.31% 67.05% 94.69% 0.50%
2007 2 2.14% 69.69% 79.74% 1.08%
2007 3 1.88% 68.18% 90.87% 1.63%
2007 4 2.09% 68.00% 89.18% 2.16%
2007 5 1.84% 71.04% 84.64% 2.67%
2007 6 1.42% 71.56% 99.07% 3.16%
2007 7 1.84% 72.76% 95.02% 3.59%
2007 8 2.35% 72.49% 92.50% 4.16%
2007 9 2.36% 72.85% 88.90% 4.51%
2007 10 2.52% 73.60% 86.44% 4.60%
2007 11 3.11% 75.53% 87.01% 5.29%
2007 12 2.34% 75.90% 86.60% 5.72%
2008 1 1.38% 75.56% 85.43% 0.53%
2008 2 1.31% 75.62% 77.35% 1.04%
2008 3 1.95% 75.90% 77.91% 1.64%
2008 4 1.86% 77.48% 78.99% 2.16%
2008 5 2.32% 79.96% 79.17% 2.63%
2008 6 2.00% 82.23% 79.40% 3.08%
2008 7 1.98% 80.92% 77.54% 3.71%
2008 8 2.49% 83.43% 76.56% 4.14%
2008 9 3.61% 84.36% 76.46% 4.62%
TAHUN
BULAN
KE
ROA LDR BOPO NIM TAHUN
BULAN
KE
ROA LDR BOPO NIM
2004 1 0.64% 49.78% 194.66% 0.43%
2004 2 0.68% 49.50% 153.16% 0.94%
2004 3 0.93% 50.81% 131.76% 1.44%
2004 4 1.07% 51.42% 123.05% 1.97%
2004 5 2.04% 53.30% 103.89% 2.52%
2004 6 2.56% 53.97% 98.68% 3.01%
2004 7 2.48% 53.10% 100.36% 3.47%
2004 8 2.88% 55.49% 98.12% 3.91%
2004 9 2.62% 56.08% 101.41% 4.46%
2004 10 2.80% 56.89% 101.61% 5.11%
2004 11 3.42% 57.73% 94.40% 5.56%
2004 12 3.33% 58.08% 99.14% 5.68%
2005 1 1.90% 58.46% 89.95% 0.54%
2005 2 2.14% 60.60% 97.07% 1.02%
2005 3 2.65% 61.31% 85.11% 1.53%
2005 4 2.94% 61.57% 85.06% 1.97%
2005 5 2.06% 65.42% 94.39% 2.44%
2005 6 2.44% 65.33% 95.30% 2.89%
2005 7 2.48% 65.39% 97.20% 3.33%
2005 8 3.14% 67.04% 100.79% 3.67%
2005 9 3.25% 65.64% 98.71% 4.01%
2005 10 2.79% 67.54% 104.51% 4.42%
2005 11 3.50% 66.65% 96.83% 4.82%
2005 12 2.68% 67.46% 98.06% 4.89%
2006 1 2.36% 67.18% 85.99% 0.37%
2006 2 0.96% 67.52% 97.95% 0.74%
2006 3 1.66% 67.90% 98.81% 1.15%
2006 4 1.48% 68.07% 97.88% 1.57%
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 2
Hasil Regresi
Dependent Variable: LOG ROA
Method: Least Squares
Date: 01/18/09 Time: 01:12
Sample: 01 57
Included observations: 57
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1.539441 0.478902 -3.214522 0.0022
LDR -1.840025 0.460573 -3.995083 0.0002
NIM 13.47166 1.921569 7.010762 0.0000
BOPO -1.606428 0.215856 -7.442124 0.0000
R-squared 0.711178 Mean dependent var -3.926130
Adjusted R-squared 0.684264 S.D. dependent var 0.387495
S.E. of regression 0.217735 Akaike info criterion -0.143487
Sum squared resid 2.512646 Schwarz criterion -0.000115
Log likelihood 8.089380 F-statistic 41.45443
Durbin-Watson stat 1.085335 Prob(F-statistic) 0.000000
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 3
Uji Multikolinearitas LDR (X
1
), NIM (X
2
) dan BOPO (X
3
)
Dependent Variable: LOG LDR
Method: Least Squares
Date: 03/04/09 Time: 12:18
Sample: 01 57
Included observations: 57
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.062468 0.078351 0.797288 0.4288
NIM 0.347072 0.852184 0.407273 0.6854
BOPO -0.500936 0.070836 -7.071735 0.0000
R-squared 0.496610 Mean dependent var -0.411456
Adjusted R-squared 0.477966 S.D. dependent var 0.133863
S.E. of regression 0.096718 Akaike info criterion -1.782829
Sum squared resid 0.505141 Schwarz criterion -1.675300
Log likelihood 53.81061 F-statistic 26.63632
Durbin-Watson stat 0.229613 Prob(F-statistic) 0.000000
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 4
Uji Multikolinearitas NIM (X2), LDR (X
1
) dan BOPO (X
3
)
Dependent Variable: LOG NIM
Method: Least Squares
Date: 03/04/09 Time: 12:21
Sample: 01 57
Included observations: 57
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -3.118982 1.553041 -2.008306 0.0496
LDR 0.340471 1.503276 0.226486 0.8217
BOPO -0.865819 0.701853 -1.233618 0.2227
R-squared 0.063829 Mean dependent var -3.728160
Adjusted R-squared 0.029156 S.D. dependent var 0.722434
S.E. of regression 0.711824 Akaike info criterion 2.209224
Sum squared resid 27.36145 Schwarz criterion 2.316753
Log likelihood -59.96289 F-statistic 1.840873
Durbin-Watson stat 1.031602 Prob(F-statistic) 0.168498
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 5
Uji Multikolinearitas BOPO (X
3
), LDR (X
1
) dan NIM (X
2
)
Dependent Variable: LOG BOPO
Method: Least Squares
Date: 03/04/09 Time: 12:24
Sample: 01 57
Included observations: 57
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.866453 0.113603 7.627005 0.0000
NIM -0.200595 0.958621 -0.209253 0.8350
LDR -1.359560 0.170672 -7.965933 0.0000
R-squared 0.550188 Mean dependent var -0.048191
Adjusted R-squared 0.533528 S.D. dependent var 0.159908
S.E. of regression 0.109215 Akaike info criterion -1.539803
Sum squared resid 0.644106 Schwarz criterion -1.432274
Log likelihood 46.88439 F-statistic 33.02503
Durbin-Watson stat 0.510784 Prob(F-statistic) 0.000000