Anda di halaman 1dari 7

PENGOBATAN SIHIR Pengobatan sihir terhadap seseorang yang kena sihir penuh dengan kejanggalankejanggalan.

Untuk meyakinkan bahwa pengobatan itu adalah cara yang terbaik untuk mengobati pengaruh sihir, karena akan sulit dilakukan sepanjang Allah SWT tidak menundukan seseorang muslim yang saleh dengan bantuan jin muslim yang saleh pula. Semua itu maksudnya untuk menggiring umat muslim yang saleh kejurang kesalahan. Alasannya, bahwa seolah-olah, jika jin muslim yang saleh dan manusia muslim yang saleh boleh saling berkomunikasi atau berhubungan dengan urusan pengobatan sihir. Padahal, akidah Islam melarang manusia berkomunikasi dengan jin, apalagi menjalin kerjasama untuk membantu seseorang yang terkena sihir, meskipun tujuan baik, tapi tetap tidak dibenarkan. Pengobatan Sihir. Buku Dialog Dengan Jin Muslim, Pengalaman Spritual, Pustaka Hidayah, Bandung, Th 1995. Ditulis oleh Muhammad Isa Daud dan sekaligus beliau juga adalah orang yang mewawancarai Jin Muslim, hasilnya diceritakan di buku itu, masalah yang dibahas adalah kehidupan jin dan manusia serta permasalahannya di dunia. Mengenai pengobatan sihir, jin muslim menjelaskan bahwa, pengbotan sihir yang paling baik adalah mencabut sihir itu, kemudian menghancurkan dan membakarnya dan menaburkan garam serta percikan air di atasnya, jika tidak bisa, maka dengan cara pengobatan Al-Quran, sbb: 1. Ambillah tujuh lembar daun sirih hijaudst. 2. Taruh tumbukan daun sirih..dst. 3. Letakkan telapak tangan kanan pada air.dst. 4. Sentuhkan bibirmudst. 5. Bacakan ayat berikut ini (arahkan pada air tsb), ayat kursi, surah Al-Kafirun, surah Al-Ikhlash, surah Al-Falaq, surah AnNas, ayat sihir dalam surah Al-AAraf ayat 117-119, ayat sihir surah Yunus ayat 79-82, ayat sihir dalam surah Thaha ayat 65-69; 6. Minumkan airdst. (Muhammad Isa Daud, Dialog Jin Muslim Pengalaman Spritual, Pustaka Hidayah, Bandung, Th 1995, hlm 158-162). Bagi orang yang melakukan pengobatan hendaknya meletakkan tangan kanan di atas kepala si sakit, lalu membacakan di telinga kanannya ayat-ayat antara lain; 1. Surah Al-Fatihah; 2. Empat ayat di awal surah Al-Baqarah; 3. Ayat Kursi, ditambah satu ayat sebelum dan dua ayat sesudahnya; 4. beberapa ayat pada bagian akhir surah Al-Baqarah (ayat 284-286); Awal surah Al

Imran (ayat 1-9); 5. Lanjutkan dengan membaca surah Al Imran ayat 18-19; 7. surah An-Nisa ayat 115-121; 8. Surah Al-Araf ayat 54-55; 9. Surah Al-Muminun 115-118; 10. Awal surah Ya Sin ayat 1-12; 11. Surah Ash-Shaffat ayat 1-10; 12. Surah Ghafir ayat 1-3; Dan seterusnya sampai dengan 25 surah banyaknya. Cara lain yaitu, mengambil segelas air, letakkan bibir (oleh orang yang mengusir jin) di gelas air tsb, lalu bacalah ayat kursi, sepuluh ayat pertama surah Ash-Shaffat, Al-Falaq dan An-Nas, lalu minumkan air itu kepada orang yang kena sihir. Segera mengulangi mengambil air dan membacakan ayat-yat tsb beberapa kali dan sebagian dari air tsb diminumkan satu gelas yang telah dicampur garam, agar jin yang mengeram di perut si-sakit dapat dimuntah- kan. Kalau tidak muntah, jin (setan) itu akan keluar ketika si sakit buang hajat. Alasannya, masih penjelasan jin muslim, syarat dan cara tsb di atas dilakukan, karena diantara jin (setan) itu kadang-kadang punya kekuatan bertahan dalam tubuh seseorang (si sakit). Dan, orang-orang yang meminta bantuan penyihir atau tukang teluh, biasanya jin (setan) suka meminta sesaji dan penyihir (bertindak sebagi anteknya setan) itu akan menuruti permintaan jin (setan). Tapi tidak sertamerta jin (setan) tsb bersedia keluar dari tubuh si sakit, kecuali harus melakukan semua persyaratan pengobatan, juga harus dilakukan dengan cara berulang-ulang sambil menga- jukan permintaan pada saat (ritual) pengusiran jin (setan) itu berlangsung. (ibid, hlm, 181). Mengenai sihir dan pengobatann sihir dalam buku Dialog Dengan Jin Muslim itu juga menjelaskan bahwa, jin muslim yang saleh boleh berhubungan dengan manusia muslim yang saleh yang berkaitan dengan urusan sihir khususnya dalam hal melakukan pengobatan sihir. Prinsipnya bagi mereka yang terkena sihir dimungkin bagi jin muslim yang saleh dan manusia muslim yang saleh boleh saling bantu membantu dalam melakukan pengobatan sihir. Penjelasan permasalahan pengobatan sihir terhadap seseorang yang kena sihir oleh jin muslim tersebut ternyata penuh dengan kejanggalan-kejanggalan. Meskipun dalam penjelasan pengobatan itu katanya adalah cara yang terbaik untuk mengobati pengaruh sihir. Bahkan untuk lebih meyakinkan dikatakan bahwa, cara pengobatan seperti itu akan sulit dilakukan sepanjang

Allah SWT tidak menundukan seseorang muslim yang saleh dengan bantuan jin muslim yang saleh pula. Menurut penulis penjelasan jin muslim tsb lebih cendrung menggiring umat muslim yang saleh kejurang kesalahan. Alasanya, jin muslim bagitu gigihnya berusaha meyakinkan bahwa, seolaholah, jika jin muslim yang saleh dan manusia muslim yang saleh boleh saling berkomunikasi atau berhubungan termasuk kaitannya dengan urusan pengobatan sihir. Kemudian, yang dijadikan sandaran pembe- narannya bahwa, seseorang yang kena sihir akan dapat disembuhkan dengan bantuan jin muslim yang saleh dengan syarat yang meminta bantuan itu harus pula seorang muslim yang saleh. Dengan demikian, sihir dan pengobatan sihir yang dijelaskan jin muslim itu sangat keliru. Sebab, jin muslim yang saleh tidak mungkin saling berkomunikasi atau berhubungan dengan manusia muslim yang saleh, walaupun maksud dan tujuannya ingin membantu seseorang yang kena sihir, karena kalau itu sampai terjadi berarti melangggar ketentuan-ketentuan yang telah diatur oleh Allah SWT. Kembali mengenai pengobatan sihir terkait dengan syarat dan cara-cara mengobati seseorang yang kena sihir. Pertama, sihir harus dicabut dan dibakar, dengan cara membakar dan menghancurkannya, kemudian menaburkan garam dan percikan air di atasnya. Per- tanyaannya, kenapa setelah melakukan pencabutan terhadap sihir, harus dibakar, dihancurkan, menaburkan garam dan memer-cikan air di atasnya. Apa maksudnya ritual itu dilakukan? Mungkin, karena jin (setan) itu asal muasalnya (asal-usulnya [diciptakan Allah SWT]) dari nyala api (yang panas). Untuk memadamkan nyala api itu diperlukan garam dan percikan air, setelah semua itu dikerjakan maka nyala api akan padam (atau jinnya hilang). Logika apa itu? Yang pasti syarat dan ritual pengobatan sihir itu penuh dengan tipu muslihat. Sebab, sihir itu, jelas-jelas urusan gaib, sedangkan garam sama sekali tidak membuktikan ada kaitannya dengan urusan kegaiban. Bagini, Jin (setan) itu ketika masuk ketubuh seseorang secara gaib bahkan bercokol di situ. Jika jin (setan) itu ingin keluar (hilang) apakah karena dipaksa atau tidak, seharusnya ia keluar (hilang) juga secara gaib. Lagi pula, jin (setan) tidak membutuhkan garam untuk bisa keluar dari tubuh seseorang. Dan, garam dibuat orang bukan untuk kebutuhan jin (setan), tapi untuk

keperluan bahan penyedap masakan bagi kebutuhan manusia. Kecuali itu, jin (setan) tempatnya bukan di tubuh manusia. Seandainya, garam memang dibutuhkan untuk pengobatan sihir, bisa jadi suatu saat nanti, entah kapan, pemerintah harus bersiap-siap melakukan impor garam untuk memenuhi kebutuhan hajat rakyat Indonesia (termasuk untuk kepentingan setan [jangan-jangan impor garam yang pernah terjadi akhir-akhir ini adalah disebabkan meningkatnya kebutuhan garam untuk memenuhi kebutuhan (penyedap makanan) manusia dan kebutuhan yang berkaitan dengan kepentingan manusia dengan setan terhadap garam]). Selanjutnya, cara-cara pengobatan sihir dikaitkan dengan konteks memahami dan mendalami kebenaran ajaran Allah SWT dengan sikap istiqomah terhadap ketentuan-ketentuan Al-Quran, maka manusia mestinya tidak akan terjebak tipu daya perilaku jin (setan) dan pengikutnya (tukang sihir). Sebab, setiap kelengahan manusia akan selalu dimanfaatkan jin (setan) dengan cara, bentuk dan bermacam-macam tipu daya muslihat dalam rangka berupaya menyesatkan manusia. Jadi, bila ada manusia yang tertipu oleh jin (setan) akan menjadi pengikutnya dan siapa yang menjadi pengikut iblis dan setan termasuk orang yang hina. Oleh karena itu, penjelasan pengobatan sihir dengan syarat-syarat seperti yang dijelaskan jin muslim tsb untuk mengobati seseorang yang kena sihir, dan bahkan membacakan surah dan ayat-ayat Al-Quran, dipastikan syarat-syarat peng- obatan seperti itu jelas tidak rasional dan sekaligus tidak Islami, karena bertentangan dengan iman (akidah Islam). Alasannya, karena syarat-syarat pengobatan dan caranya tidak dibenarkan termasuk membacakan surah dan ayat-ayat Al-Quran bukan karena Allah SWT. Semua persyaratan itu sesungguhnya adalah ciptaan jin (setan). Dengan kata lain, penulis ingin mengatakan bahwa, jin (setan) yang menciptakan syarat-syarat cara pengobatan sihir itu adalah setan yang mengaku dirinya adalah jin muslim atau setan yang mengaku jin muslim yang berdialog dengan Muhammad Isa Daud adalah setan dan hasil dialognya ditulis di dalam buku Dialog Dengan Jin Muslim, Pengalaman Spritual.

Lagi pula, jin (setan) tidak memiliki kekuasaan apapun atas diri manusia, karena yang berhak mengatur hanya Allah SWT dan manusia sebagai kalifah Tuhan. Karena itu, tidak ada alasan bagi manusia mengikuti (tunduk dengan) persyaratan yang diciptakan oleh Jin (setan [musuh manusia]). Dan tidak ada pengobatan sihir terhadap seorang yang kena sihir dengan cara-cara yang menyimpang dari iman (akidah Islam) atau menghilangkan kemusrykan dengan cara-cara yang musryk atau menghapus kemusrykan dengan kemusry kan. Tegasnya, cara-cara dan persyaratan pengobatan sihir seperti yang dijelaskan setan itu tidak lain tujuannya hanya ingin menipu manusia, karena yang dilakukan setan itu adalah salah satu bentuk dan cara setan dalam melakukan tipu dan memperdayai manusia untuk mengelabui, menakutnakuti. Semua itu adalah bagian dari strategi mereka (jin [setan]) dalam upaya penyesatan terhadap manusia. Dan, sebenarnya tidak beralasan kenapa seseorang (mereka yang tunduk) mengikuti saja apa yang diperintahkan setan termasuk memenuhi semua yang dipersyaratkannya bahkan membaca Al-Quran bukan karena Allah SWT. Padahal, kedudukan Al-Quran itu sangat mulia di sisi Allah SWT dan Rasulnya, sedangkan setan adalah makhluk yang sangat hina, sesat dan menyesatkan. Sejalan dengan itu, Ustadz Kasman Sudjai juga mengatakan bahwa jin muslim yang memberikan penjelasan di dalam buku Dialog Dengan Jin itu sesungguhnya adalah setan. Firman Allah menyebutkan, Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (al-Jin:6). Nash ini menunjukkan dengan jelas akan dosa dan kesalahan yang ditimbulkan oleh jin bila manusia mengajak kerja sama dan meminta perlindungan darinya. Coba difikirkan, masih menurut Ustadz Kasman, Jin seperti apakah yang menyebab- kan manusia terjerumus kedalam dosa dan kesalahan, kalau bukan setan? Jin apakah yang dengan bangganya menyebarkan kabar bohong kalau bukan setan. (Abu Aqila, Kesaksian Raja Jin Meluruskan Alam Gaib Dengan Syariat, Senayan Abadi Publishing, Jakarta, Th 2002, hlm 24). Di samping itu, strategi setan dalam melakukan penyesatan terhadap manusia sangat bervariasi dan banyak antara lain: Dalam hal menjebak manusia untuk berbuat maksiat (Q.s.Al

Hijr/15:39), Membisikan pada hati manusia supaya berbuat jahat (an-Naas:5-6),, Membuat manusia lupa berzikir (al-An-aam: 68), Menimbulkan anggan-angan kosong (an-Nisaa: 119), Memberikan janji-janji palsu (an-Nisaa: 120), Menimbul- kan rasa takut (alBaqarah:268), Mengubah ketetapan Allah (an-Nisaa: 119), Menjebak manusia berbuat kemusrykan (al-Anaam:100 dan an-Nisaa: 117-118) dan Menjebak manusia dalam kekafiran (al-Hasyr:16). Ayat-ayat tsb harus diwaspadai karena semuanya itu merupakan metode tuwaswisufi ash-shudur (membisiki hati untuk berbuat jahat) dalam setiap melakukan penyesatan terhadap manusia. Jika tidak berhasil, masih ada cara lain yaitu, setan akan menggunakan yajri majraddam (masuk kealiran pembuluh darah), dengan cara seperti itu setan akan menimbul- kan syahwat dari makanan dan rezeki yang mereka makan yaitu, setan akan menjebak orang yang kuat keimanannya untuk meng- konsumsi makanan dari jenis makanan yang haram atau mengkonsumsi makanan dari hasil rezeki yang haram. Bagi manusia yang biasa mengkonsumsi sesuatu (rezeki) yang haram kedalam perutnya, maka di dalam tubuhnya akan mengalir darah-darah setan dan dagingnya akan tumbuh menjadi daging setan. Akibatnya, manusia itu akan mudah marah, pendendam dan mudah bermusuhan antara satu dengan yang lainnya (Al-Maaidah: 90:91); Manusia itu senang melakukan perbuatan keji dan mungkar dan akan semakin jauh dari hidayah Allah SWT (az-Zukhruf: 36:37, al-Hajj:3); Manusia yang sudah membantah kebenaran itu akan meninggalkan Al-Quran dan benci kepada Islam, berarti ia sudah menjadi budak-budak setan (al-Hajj:4, al-Araaf:202. Manusia dengan segala perbuatan yang keji dan mungkar akan membuat hatinya semakin keras dan susah menerima hidayah dari Allah SWT, dengan demikian semakin mudah bagi setan untuk menguasainya. (lihat pula, Abu Aqila,Kesaksian,Op Cit,hlm 56-65). Bagi manusia yang meminta pertolongan kepada jin (setan) atau melalui utusannya atau antek-anteknya (tukang sihir) agar keinginannya dikabulkan atau mengunjungi orang-orang yang mengaku orang pintar atau bahkan ada yang mengaku ustadz/kiayi konon katanya dapat menolong kesulitan orangorang dengan cara memberi- kan jimat atau isim atau membaca mantera-mantera tertentu atau membaca amalan-amalan atau menyembelih hewan tertentu atau bahkan membaca ayat-ayat AlQuran.

Bagaimanapun juga, yang pasti adalah jin (setan) menjanjikan (atau menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan, dan menyuruh kamu berbuat yang keji, sebaliknya Allah tetapi tidak karena Allah. Artinya, mereka itu meminta pertolongan (mempercayai) kepada musuhnya sendiri jin (setan). Perbuatan itu jelas bertentangan dengan iman (kaidah Islam).menjanjikan kepadamu ampunan dan karunia daripada-Nya. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.s. Al Baqarah /2:268). Umat muslim semestinya memahami permasalahan apa dan bagaimana cara-cara pengobatan sihir yang bertentangan dengan akidah Islam. Allah memberikan hikmah (kemampuan untuk memahami dan men- dalami kebenaran ajaran Allah SWT) kepada siapa pun yang dikehendakiNya. Dan, bagi siapapun yang diberi hikmah, maka sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal.

(Q.s.AlBaqarah/2:269). Penutup. Dalam pengobatan sihir dengan dijadikan sandaran pembenaran bahwa, seseorang yang kena sihir akan dapat disembuhkan dengan bantuan jin muslim yang saleh dengan syarat yang meminta bantuan itu harus pula seorang muslim yang saleh. Semua itu adalah cara-cara tipu daya jin (setan) dalam rangka menjerumuskan manusia yang saleh ke jurang kemusyrikan. Wal laahu alam bis-Shawab Bandung, 23 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai