OVERVIEW
Meningkatnya kebutuhan di zaman sekarang akibat aktivitas, produktivitas, dan mobilitas manusia menjadikan kegiatan industrialisasi juga berkembang dengan pesat. Kemajuan dalam bidang industri di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Proses pengembangan industri yang menggunakan beraneka ragam teknologi modern sesuai dengan pembangunan perekonomian nasional tersebut juga mampu menyerap jutaan tenaga kerja.Selain bernilai positif untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dunia, kegiatan industrialisasi ini ternyata berdampak besar bagi lingkungan. Lingkungan menjadi terbebani akibat limbah industri yang mengontaminasi elemenelemen lingkungan, baik air, tanah, maupun udara.
Pencemaran udara merupakan masalah yang sangat serius dan darurat untuk ditangani karena udara adalah elemen dasar dan berpengaruh langsung terhadap kesehatan manusia. Selain berpengaruh ke kesehatan, pencemaran udara dapat mengganggu kesetimbangan alam khususnya atmosfer bumi. Salah satunya adalah pencemaran udara oleh debu yang timbul dari proses pengolahan atau hasil industri.
Industri selalu dikaitkan dengan sumber pencemar karena industri merupakan kegiatan yang sangat tampak dalam pembebasan berbagai senyawa kimia ke lingkungan. Kegiatan industri menyebabkan pencemaran udara karena menimbulkan asap sebagai sumber titik dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Porsi asap industri dalam mencemari udara memang tidak terlalu besar, yaitu hanya sekitar 10-15%.
Dust terdiri atas berbagai ukuran mulai dari yang submikroskopik sampai yang besar. Yang berbahaya adalah ukuran yang bisa terhisap ke dalam sistem pernapasan, umumnya lebih kecil dari 100 mikron dan bersifat dapat terhisap ke dalam tubuh.
Page 1
Fumes adalah partikel padat yang terbentuk dari proses evaporasi atau kondensasi. Pemanasan berbagai logam misalnya, menghasilkan uap logam yang kemudian berkondensasi menjadi partikelpartikel metal fumes, misalnya logam (Cd) dan timbal (Pb). Smoke atau asap adalah produk dari pembakaran bahan organik yang tidak sempurna dan berukuran sekira 0,5 mikron. Sementara itu, partikel cair biasanya disebut mist atau fog (awan) yang dihasilkan melalui proses kondensasi atau atomizing, contoh sederhana adalah hair spray atau obat nyamuk semprot.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.
INDUSTRI SEMEN Pembuatan semen melibatkan pertambangan, menghancurkan dan penggilingan bahan baku (kebanyakan batu kapur dan tanah liat), calcinating materi dalam rotary kiln, pendinginan klinker yang dihasilkan, pencampuran klinker dengan Gypsum dan penggilingan, menyimpan dan mengantongi semen hingga siap untuk dipasarkan. Proses pembuatan semen menghasilkan banyak debu, yang ditangkap dan didaur ulang untuk proses. Gas dari pendingin klinker digunakan sebagai udara pembakaran sekunder. Proses menggunakan pra-pemanas dan pra-calciners, hal baik secara
Page 2
Prioritas dalam industri semen adalah untuk meminimalkan peningkatan kadar partikulat ambien dengan mengurangi beban massa yang dipancarkan dari tumpukan, dari emisi buron, dan dari sumber lain. Pengumpulan dan daur ulang debu dalam gas kiln dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi operasi dan mengurangi emisi atmosfer. Unit yang dirancang dengan baik, juga dioperasikan, dan terawat dengan baik biasanya bisa mencapai generasi kurang dari 0,2 kilogram debu per metrik ton (kg/t) dari klinker, menggunakan sistem debu pemulihan. Untuk mengendalikan debu : (a) sistem ventilasi harus digunakan yang meliputi titik transfer dan konveyor (b) jarak Drop harus seminimal mungkin menggunakan konveyor (c) Dusty bidang seperti jalan harus dibasahi untuk mengurangi generasi debu, (d) stormwater tepat dan sistem limpasan kontrol harus disediakan untuk meminimalkan jumlah
Partikel partikel kapur bersifat iritan namun tidak tergolong karsinogen. Industri batu kapur telah mencemari udara dengan debu dan gas gas hasil pembakaran batu kapur menjadi kapur tohor. Debu dan gas gas yang disebabkan oleh proses pengolahan batu kapur akan berada di lingkungan kerja, hal ini akan berakibat tenaga kerja terpapar debu kapur dan gas gas pada konsentrasi maupun ukuran yang berbeda beda. Efek utama debu kapur terhadap tenaga kerja berupa kelainan paru baik bersifat akut dan kronis, terganggunya fungsi fisiologis, iritasi mata, iritasi sensorik serta penimbunan bahan berbahaya dalam tubuh. Efek terhadap saluran pernapasan adalah terjadinya iritasi saluran pernapasan, peningkatan produksi lendir, penyempitan saluran pernapasan, lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir serta kesulitan bernapas.
INDUSTRI ASBES Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.
Page 3
Page 5
Mengenali kapan debu industri dapat dihasilkan dan merencanakan ke depan untuk menghilangkan atau mengontrol debu pada sumbernya. Kesadaran dan perencanaan adalah kunci untuk pencegahan silikosis.
Jangan gunakan pasir silika atau bahan lain yang mengandung silika kristalin lebih dari 1% sebagai bahan abrasive blasting. Pengganti bahan kurang berbahaya.
Gunakan kontrol teknik dan metode penahanan seperti mesin ledakan-pembersihan dan lemari, pengeboran basah, atau menggergaji basah silika yang mengandung bahan-bahan untuk mengontrol bahaya dan melindungi pekerja dari paparan berdekatan.
Debu secara rutin memelihara sistem kontrol untuk menjaga mereka dalam keadaan baik. Praktek kebersihan pribadi yang baik untuk menghindari paparan kontaminan tidak perlu tempat kerja lain seperti timah.
Pakailah pakaian pelindung sekali pakai atau bisa dicuci di tempat kerja. Mandi (jika mungkin) dan berubah menjadi pakaian bersih sebelum meninggalkan tempat kerja untuk mencegah kontaminasi mobil, rumah, dan area kerja lainnya.
Melakukan pemantauan udara untuk mengukur eksposur pekerja dan memastikan bahwa kontrol menyediakan perlindungan yang memadai bagi pekerja.
Gunakan perlindungan pernapasan memadai ketika kontrol sumber tidak bisa terus eksposur silika di bawah batas yang ditunjuk.
Menyediakan pemeriksaan kesehatan berkala bagi semua pekerja yang mungkin terkena silika kristal terespirasi.
Tanda-tanda peringatan Posting untuk menandai batas-batas wilayah kerja terkontaminasi dengan silika kristalin terespirasi.
Page 6
SUMBER: http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?mnorutisi=8&vnomor=7 diakses pada tanggal 24 Februari 2011 http://www.smallcrab.com/kesehatan/520-5-macam-penyakit-akibat-pencemaran-partikel-debu-diudara diakses pada tanggal 24 Februari 2011 http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF diakses pada tanggal 9 Februari 2011
Page 7