Anda di halaman 1dari 32

(KAWASAN SENTRA PRODUKSI PANGAN BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN)

Oleh Prof .Dr.Ir Soemarno MS

KSPPMSH

(FP UNIBRAW, 2005)


I. PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini kerawanan-kerawanan sosial muncul di beberapa wilayah sekitar kawasan hutan di Jawa Timur, yang melibatkan sebagian warga masyarakat sekitar hutan secara langsung dan tidak langsung. Hal ini mengisyaratkan bahwa ada permasalahan kesejahteraan sosial yang dialami oleh masyarakat sekitar kawasan hutan. Apabila kerawanan-kerawanan sosial seperti ini tidak segera dapat diatasi dikhawatirkan dapat mengancam kelestarian sumberdaya hutan dan wilayah sekitarnya. erbagai upaya, baik oleh pemerintah maupun oleh suasta dan masyarakat sendiri telah dilakukan dalam kerangka untuk mengatasi kemiskinan yang dialami oleh masyarakat sekitar kawasan hutan. !amun demikian hingga saat ini belum mampu mengatasi permasalahan yang ada secara memuaskan. eberapa kendala masih dihadapi dalam upaya peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat melalui berbagai bentuk program bantuan, di antaranya adalah" #. $ata-rata pemilikan lahan kering yang sempit dan keterbatasan sumber pendapatan ekonomi yang berasal di luar pertanian mengakibatkan tekanan terhadap sumberdaya hutan sangat besar dan intensi%. &asyarakat pedesaan sekitar kawasan hutan masih sangat bergantung kepada usahatani tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari' (. )ondisi alami yang dicirikan oleh banyaknya hujan pada musim penghujan *+,-,./ dan sedikitnya hujan pada musim kemarau *(,-0,./. )eadaan ini mengisyaratkan besarnya ancaman bahaya erosi dan limpasan permukaan selama musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. 1ecara riil keadaan ini telah mengakibatkan masih tingginya erosi dan sedimentasi, limpasan permukaan2banjir di musim penghujan dan kekeringan selama musim kemarau. Hal ini mengisyaratkan bahwa upaya-upaya konser3asi tanah dan rehabilitasi lahan masih harus dilanjutkan dan ditingkatkan. 0. )eragaman kondisi bio%isik dan pre%erensi masyarakat secara lokal mengakibatkan program-program pembangunan yang bersi%at top-down biasanya kurang e%ekti%, sehingga masih harus dilakukan penyesuaianpenyesuaian spesi%ik-lokasi, yang kadangkala tidak mudah dilakukan. 4. 1emakin banyak dan mendesaknya kebutuhuan ekonomi masyarakat mengisyaratkan perlunya pergeseran paradigma pembangunan wilayah

pedesaan sekitar hutan ke arah pendekatan ecological economic yang harus mulai memperhitungkan kepentingan ekonomi masyarakat setempat jangka pandek. 5ewilayahan sentra produksi yang komprehensi% untuk pengembangan komoditi unggulan lokal sangat diperlukan dalam pencapaian hasil yang optimal di wilayah sekitar hutan, seperti di wilayah )abupaten Jombang, Jember dan Trenggalek, 5ropinsi Jawa Timur. 5ermasalahan yang dihadapi dewasa ini adalah seringkali penataan pembangunan yang ada belum mampu mewadahi dan mengimbangi perkembangan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan. 6leh karena itu salah tujuan perencanaan kawasan sentra produksi *seperti )155-&1H/ di suatu wilayah, adalah memadukan penggunaan ruang dan segenap sumberdayanya secara %ungsional untuk mendorong sektor strategis agar tercapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan mempunyai linkages positi% dengan wilayah sekitarnya. 7alam konteks ini, kriteria strategis bukan hanya dari sudut pandang ekonomi produksi, melainkan juga dikaitkan dengan pertimbangan kelestarian %ungsi ekologis dan hidrologis. 5erencanaan )155&1H ini merupakan salah satu bentuk perencanaan ruang untuk sektor strategis yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah produksi dari sub-sektor kehutanan, subsektor pertanian 8 hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan dan subsektor tradisional lainnya yang didukung oleh sarana dan prasarana yang %ungsional. )onsep )155&1H ini dapat berdiri diri atau menyatu dengan )awasan yang lebih luas, tergantung dari potensi produksi serta %aktor jarak geogra%%s dan %aktor jarak aksesibilitas. 9aktor jarak aksesibilitas sangat berperan dalam menentukan orientasi produkti% dari suatu kawasan, terutama kawasan potensial yang jauh dari pusat pengembangannya. 5engembangan )155&1H dalam suatu :6)A1; harus didukung oleh komoditas unggulan dan komoditi penunjangnya, yang diusahakan dalam suatu 1entra 5roduksi *15r/ yang didukung oleh sentra pengolahan hasil *15g/ dan sentra perdagangannya *15d/, mulai dari berskala kecil *mikro/ hingga bersekala besar *makro/ dan layak ekonomis. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di )155&1H dapat berlanjut, serta pemerataan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar hutan. 7alam jangka pendek upaya ini diharapkan dapat mendorong peman%aatan sumberdaya hutan dan wilayah sekitarnya secara optimal dan lestari. 5engembangan )155&1H di suatu wilayah, seperti di wilayah )abupaten Jombang, Jember dan Trenggalek, Jawa Timur, mempunyai peran penting sebagai arahan dan peluang lokasi in3estasi *in3estasi produksi dan in3estasi konser3asi/ bagi pemerintah maupun swasta dalam mencapai e%isiensi, e%ekti%itas dan nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan sentra-sentra produksi dari sektor agrokompleks dalam arti luas.

II. Tujuan dan Sasaran


#. 2.1. Tujuan &erancang &odel )155&1H dengan produk unggulannya berdasarkan potensi subsektor pertanian, subsektor perkebunan, subsektor kehutanan, dan subsektor

(. 0. 4. <.

peternakan serta sektor-sektor tradisional yang ada untuk dikembangkan menjadi sarana pengentasan kemiskinan masyarakat &enentukan alokasi 1entra 5roduksi *1.5r/, 1entra 5engolahan *1.5g/, dan sentra 5erdagangan *1.5d/ di masing-masing )155&1H $ancangan masing-masing 1entra dalam suatu )155&1H, keterkaitan antar sentra dan pola net-workingnya dengan lingkungan eksternalnya &enyusun konsep pengembangan kawasan sentra produksi komoditi unggulan yang dilengkapi dengan teknologi konser3asi yang rele3an. $ancangan kelembagaan )65=$&A1 pengelola )155&1H dengan segenap komponennya dengan berlandaskan kepada kelembagaan sosio-tradisional yang telah mengakar di masyarakat sekitar hutan. 2.2. Sasaran Prasyarat Penunjang 5rasyarat penunjang kegiatan pengembangan )155&1H

#. (. 0. 4. <. >. +. -.

Tersedianya in%ormasi tentang )awasan sekitar hutan yang ada dan pengisian ruang melalui skenario pengembangan prioritas kawasan *berjenjang/ maupun jenis komoditas yang dikembangkan pada kawasan itu. Tersedianya landasan %ormal peman%aatan ruang dan lahan sesuai dengan pengembangan subsektor pertanian tanaman pangan 8 hortikultura, sub-sektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perkebunan ;n%ormasi tentang potensi tenaga kerja siap pakai di wilayah, tidak hanya terampil tetapi memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam berusaha agribisnis. 5enyediaan benih 2bibit unggul yang memiliki" siklus produksi pendek, produkti3itas tinggi dan ketahanan terhadap kondisi lahan marginal2kritis yang tidak menentu *iklim dan curah hujan/, serta resisten terhadap hama dan penyakit. 1arana produksi termasuk pestisida, dan herbisida yang mudah diperoleh di setiap kawasan, dan terjangkau oleh masyarakat petani setempat dalam rangka mendukung peningkatan usaha agribisnisnya.. 1arana jasa pelayanan lembaga keuangan dan sistem in%ormasinya mengenai kendala dan persoalan dalam upaya pemberdayaan kegiatan usaha agribisnis. Tersedianya sistem in%ormasi pasar sebagai mitra petani 2masyarakat dalam meningkatkan daya-jual hasil-hasil produksi komoditi, dengan harga yang layak. 1istem transportasi dan pola aliran barang dari sentra produksi ke penyimpanan sementara, ke tempat distribusi barang hingga sampai ke tempat tujuan tujuan *pengolahan, pedagang/ maupun pasar sebagai konsumen akhir.

III. KERANGKA KONSEP DIAGNOSTIK 3.1. Kiat Pengentasan Kemiskinan


5ertambahan jumlah penduduk yang cepat di masa lampau, menyebabkan saat ini pemerintah menghadapi adanya situasi sulit yang menimpa masyarakat, khususnya pedesaan sekitar kawasan hutan. Hal ini telihat dari kenyataan banyaknya potensi sumberdaya alam menjadi semakin terbatas' berkurangnya pemilikan lahan pertanian'

dan nilai tukar yang semakin buruk antara hasil pertanian dengan hasil industri. Akibat dari keadaan ini terjadi proses pemiskinan sumberdaya manusia, jumlah kelompok miskin menjadi semakin banyak dan bahkan cenderung terjadi pada sebagian besar masyarakat pedesaan. 5roses semacam ini disebut oleh ?eert@ disebut Ain3olusi pertanianA, yang merupakan proses pembagian kemiskinan. &asyarakat yang terjangkit penyakit in3olusi inilah yang mewarisi potensi sumberdaya yang kapabilitasnya rendah. 5ada umumnya dalam jangka panjang akan menyebabkan para warganya tidak memiliki kemampuan untuk melihat jauh ke depan, tidak memiliki keberanian menanggung resiko, kurang memiliki inisiati%, kurang memiliki kemampuan melihat potensi2peluang yang ada, buta in%ormasi dan akhirnya dapat menjurus menjadi %atalis. 5roses pengentasan masyarakat dari %enomena in3olusi pertanian akan berhasil apabila terjadi pendinamisan masyarakat secara keseluruhan. 7isamping itu pola adaptasi baru akan dapat dilalui masyarkat apabila tidak ada perintang yang dapat menghambat terjadinya perkembangan tersebut. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila ada inter3ensi pemerintah secara langsung dan cukup intense, yang ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dengan jalan pembangunan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan dasar. 7alam rangka program pengentasan kemiskinan telah dirancang berbagai program pembinaan sumberdaya manusia dan sekaligus memperbaiki tingkat kesejahteraannya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memeratakan akses seluruh masyarakat terhadap proses pembangunan dan hasil-hasilnya. 1elain itu perlu adanya perhatian khusus terhadap kelompok masyarakat miskin yang relati% tertinggal dan belum beruntung dibandingkan dengan kelompok lainnya. 5enanganan kemiskinan pada prinsipnya merupakan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sumberdaya alam yang tidak menguntungkan dan rendahnya akses kelompok masyarakat miskin terhadap peluang- peluang yang tersedia. 6leh karena itu sasaran pengentasan yang perlu diutamakan adalah " *a/. 5eningkatan kualitas dan kemampuan sumberdaya manusia, melalui jalur pelayanan pendidikan *trans%er ;5T=)/, pelayanan kesehatan dan perbaikan gi@i. *b/. &engembangkan tingkat partisipasi kelompok masyarakat miskin dengan jalan membuka peluang-peluang usaha produkti% yang dapat diakses oleh kelompok masyarakat miskin. 7engan mengacu kepada dua sasaran tersebut maka bantuan program pembangunan harus diberikan dalam bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan penghasilan, kemampuan berusaha, upaya meringankan beban hidup masyarakat, pemenuhan prasarana dasar sosial, pemberian modal kerja melalui kelompok swadaya masyarakat *)1&/ untuk dapat digulirkan lebih lanjut dan pembangunan 2rehabilitasi sarana dan prasarana %isik yang menunjang kegiatan produkti%, pemasaran hasil produksi pedesaan, dan perbaikan mutu lingkungan pemukiman hidup. Bsaha lain yang sedang dirancang 5emerintah pada awal 5J5T ;;, yakni melalui konsep 5rogram bantuan khusus untuk wilayah dengan kelompok masyarakat miskin yang cukup besar. Bsaha 5emerintah pada kenyataannya masih menghadapi permasalahan, yakni *a/ )urangnya data aktual untuk mengidenti%ikasi masalahmasalah yang dihadapi kelompok miskin ' *b/ belum diketahuinya proyek- proyek yang dibutuhkan untuk kelompok masyarakat miskin' *c/ belum diketahuinya katagori

kelompok sasaran yang rele3an dengan jenis proyek yang akan diintroduksikan. 3.1.1. Beberapa Permasalahan A)emiskinan dapat dirumuskan sebagai keadaan dari masyarakat yang hidup serba kekurangan, yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh mereka.A )eadaan sosial ekonomi masyarakat miskin di wilayah pedesaan masih ditandai oleh pertambahan penduduk yang cukup pesat, dan sebagian terbesar masih tergantung pada sektor pertanian dan sektor-sektor tradisional. 7alam situasi seperti ini tekanan terhadap sumberdaya lahan semakin besar dan rata-rata penguasaan aset lahan setiap rumah tangga semakin minim, bahkan banyak rumahtangga yang tidak memiliki lahan garapan. 5emerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak keterbatasan lahan pertanian tersebut, baik melalui program intensi%ikasi pertanian, transmigrasi, maupun pengembangan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dalam sektor non-pertanian di pedesaan. 1ementara itu sejumlah penduduk pedesaan mengambil jalan pintas untuk menolong dirinya sendiri melalui urbanisasi ke kota. 5enduduk yang tetap tinggal di desa harus bersedia hidup dalam situasi subsistensi dan in3oluti%. a. Permasalahan kemiskinan *#/. 1eseorang termasuk miskin kalau tingkat pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum yang a.l. meliputi pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Hal ini dapat disebabkan oleh terlalu besarnya jumlah anggota keluarga atau karena rendahnya produkti3itas atau kombinasi keduanya. $endahnya produkti3itas tersebut dapat disebabkan oleh banyak %aktor, seperti mengangggur atau setengah menganggur, rendahnya pendidikan dan terbatasnya ketrampilan, atau rendahnya tingkat kesehatan dan gi@i. Hal yang memprihatinkan ialah bahwa kemiskinan tersebut dapat AmenurunA kepada generasi berikutnya. *(/. Bpaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin lebih lanjut akan semakin sulit karena penduduk miskin yang tersisa adalah yang peling rendah kemampuannya untuk dapat menolong diri, semakin terpusat di kantong- kantong kemiskinan dan semakin sulit jangkauannya. )ebijaksanaan yang berlaku umum kana semakin tidak e%ekti% dan peran utamanya harus digantikan dengan kebijaksanaan khusus yang langsung ditujukan kepada dan untuk orang miskin. Harus dapat dikembangkan strategi yang diarahkan secara khusus kepada wilayah dan kelompok miskin. Bntuk itu pertama-taha harus diketahui sumber penyebab kemiskinan, bersi%at struktural atau kultural, atau karena kondisi lingkungan %isik. :angkah selanjutnya adalah merumuskan program khusus untuk mengatasi penyebab kemiskinan tersebut. *0/. 5emantauan pro%il penduduk miskin telah mulai dilakukan, dan telah diperoleh gambaran mengenai persebaran penduduk miskin yang dapat digunakan untuk merumuskan kebijaksanaan pengentasan kemiskinan. 5ro%il rumahtangga dan wilayah miskin yang ada pada kita mengindikasikan bahwa penanggulangan kemiskinan di pedesaan dan perkotaan, perlu dibedakan jenis programnya, kegiatan dan bentuk bantuan yang akan dilaksanakan. Hal ini menegaskan bahwa program penang gulangan kemiskinan perlu sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. *4/. )eberhasilan dan e%ekti3itas program penanggulangan kemiskinan dalam

"

menjangkau orang miskin ditentukan oleh keterpaduan dalam peren canaan dan pelaksanaan berbagai program anti kemiskinan. 5rogram penanggulangan kemiskinan harus berisi pedoman-pedoman umum peningkatan perhatian kepada masalah- masalah kemiskinan. 5edoman tersebut pada dasarnya berisi" *a/. 5eningkatan dan penyempurnaan program-program pembangunan pedesaan yang telah ada baik yang bersi%at sektoral maupun regional termasuk program ;npres dan swadaya masyarakat, *b/. 5eningkatan desentralisasi dan otonomi dalam pengambilan keputusan, *c/. 5eningkatan peran serta masyarakat secara akti% dengan pendampingan yang e%ekti%. *</. 5ada hakekatnya masalah kemiskinan tidak terlepas dari masalah yang lebih besar, yaitu masalah ketimpangan antar wilayah dan antar golongan penduduk. &asalah ketimpangan ini sangat rumit dan hanya dapat diatasi secara bertahap berkesinambungan. )etimpangan sosial, yang melibatkan berbagai lapisan masyarakayt merupakan masalah yang mendesak. )esempatan yang terbuka oleh berbagai kegiatan pembangunan telah dapat diman%aatkan secara lebih baik oleh sekelompok masyarakat dibandingkan dengan masyarakat lainnya. 5rakarsa perorangan seperti ini telah mengem bangkan kelas pengusaha nasional yang selama ini telah menyum bang kepada pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja khususnya di sektor industri. b. akt!r Penyebab Kemiskinan eberapa hal yang diperkirakan menjadi penyebab kemiskinan di pedesaan adalah" *#/. 5ermasalahan rendahnya )apabilitas dan )etersediaan 1umber daya Alam bagi proses produksi primer. $endahnya kCalitas sumberdaya lahan megakibatkan tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani produsen, akibat selanjutnya ialah proses produksi kurang e%isien dan harga jual produk yang relati% tinggi dibandingkan dengna produk sejenis dari tempat lain. 5ermasalahan tata nilai *etos/. )emiskinan yang telah berjalan dalam dimensi ruang dan waktu yang luas dan lama, dan telah mewarnai pengalaman kesejarahan berjuta penduduk, ternyata telah menyebabkan kemiskinan diterima sebagai bagian yang sah dari kehidupan dan mewarnai sistem nilai dan struktur sosial masyarakat. )emiskinan diterima sebagai keniscayaan yang tidak perlu dipermasalahkan lagi. 1etiap usaha mengentas kemiskinan menjadi pekerjaan yang tidak mudah dan bahkan dipandang aneh dan mungkin dianggap AasosialA. 7alam situasi budaya seperti ini maka gejala kemiskin an tidak cukup kalau hanya die3aluasi sebagai %ungsi dari keterbatasan pekerjaan, pendapatan, pendidikan, dan kesehatan saja, tetapi juga harus diperhatikan adanya %akta bahwa mereka juga AmiskinA terhadap makna kemiskinan itu sendiri. )eterbatasan penguasaan %aktor produksi pertanian, khususnya la han usaha. 1ejumlah besar rumah tangga petani tidak memi-liki lahan garapan *sawah/ atau hanya menguasai lahan sangat sempit *kurang dari ,,,< ha/.

*(/.

*0/.

*4/.

1urplus tenagakerja pedesaan dengan ketrampilan teknis dan manajemen yang terbatas, karena keterbatasan berlatih *bukan keterbatasan pendidikan/. 1ebagian besar tenagakerja *penduduk usia produkti%/ sedang menganggur dalam berbagai tingkat pengangguran. *</. )eterbatasan lapangan kerja dan lapangan usaha di sektor pertanian, baik akibat keterbatasan lahan pertanian maupun sebagai akibat AketerlemparanA akibat masuknya input pertanian modern. 1ementara itu lapangan pekerjaan non pertanian belum cukup ditunjang oleh tradisi bisnis desa. Dalaupun tenagakerja paling banyak di sektor pertanian *<,- >,./, namun hampir separuh *4,-4<./ dari pekerja ini bekerja pada keluarga sendiri yang tidak dibayar. *>/. )eterbatasan alternati% pilihan teknologi budidaya untuk komoditi pertanian yang ekonomis, teknologi pasca panen dan pengolahan hasil, serta teknologi non pertanian. )elompok masyarakat miskin di desa tidak mempunyai akses yang memadai untuk menentukan alternati% usaha tanaman dan agro-teknologinya, sehingga produkti3itas marginalnya sangat rendah. 5erkem-bangan lapangan kerja non pertanian juga belum didukung oleh teknologi tepat guna yang memadai, atau masih bersi%at kecil-kecilan dan sederhana sekali. *+/. )eterbatasan in%ormasi, pembinaan, %asilitas permodalan, proteksi usaha dan kesempatan *opportunity/, suatu lingkaran yang la@im dalam bisnis modern. Hampir dalam setiap kegiatannya mereka harus melakukan secara swakarsa dan bersedia untuk harus puas dengan apa yang menjadi miliknya saja, tanpa keinginan untuk lebih dari apa yang mungkin. 1ementara itu %aktor produksi unggulan tersebut dikuasai oleh sektor perkotaan industrial, terutama dalam wujud in%ormasi, teknologi dan %asilitas per-kreditan. *-/. !ilai tukar perdagangan *term o% trade/ barang produk pedesaan lebih rendah terhadap barang produk perkotaan atau sektor modern. Hal ini mengakibatkan warga desa kurang memperoleh surplus yang berarti, hampir dalam semua lapangan pekerjaan yang dilakukan, sehingga tidak memungkinkan melakukan akumulasi kapital. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai tukar pdtani. *E/. elum ber%ungsinya kelembagaan swadaya masyarakat di pede saan yang mampu menampung prakarsa, peran-serta dan swadaya masyarakat untuk mengentas diri sendiri. )elembagaan yang ada masih kurang %ungsional dan2atau tingkat swadaya rendah. *#,/. $endahnya tingkat kesejahteraan rumah tangga miskin yang pada kenyataannya sangat berhubungan erat dengan *#/. &asalah pendapatan yang diperoleh, *(/. &asalah ?i@i dan pangan, *0/. &asalah kesehatan, *4/. &asalah kematian, *</. &asalah lingkungan pemukiman, *>/. &asalah 5endidikan, *+/. &asalah penguasaan ;5T=)2)etrampilan, *-/. &asalah pemilikan lahan, *E/. &asalah )esempatan kerja, dan *#,/. &asalah prasarana2sarana kebutuhan dasar. 5ada kenyataannya masalah-masalah tersebut di atas dapat dike- lompokkan menjadi tiga golongan, yaitu *#/ masalah-masalah sistem nilai *etos/ dan kelembagaan in%rastruktur, *(/ masalah- masalah struktural, khususnya keterbatasan penguasaan sumberdaya dan %aktor produksi pertanian, serta kelimpahan tenagakerja' dan *0/ masalah-masalah kebijakan dan pendekatan model pembangunan. 9enomena kemiskinan buatan *atau pengaruh/ lingkungan alam berpangkal dari sumberdaya alam yang gersang, misalnya tak mencukupi dalam mendukung hidup sejumlah

penduduk yang bertambah dan hidup dari alam itu. 1edangkan %enomena kemiskinan buatan manusia *masyarakat sendiri/, disebabkan oleh lingkungan sosial ekonomi dan budaya. Ada struktur kemiskinan yang menjadikan sebagian orang miskin *lapisan bawah/ sedang sebagian lain *lapisan atas/ serba cukup, bahkan kaya, serba kuasa, mampu mengembangkan kekayaan yang sebagian berasal dari upaya na%kah golongan miskin. Ada juga %ihak yang mengalihkan perhatian pada Abudaya miskinA *miskin karena malas atau berciri negati% lain" %atalistik, cepat menyerah kalah/. 1ebaliknya golongan kaya mempunyai moti3asi kuat dan si%at-si%at terpuji *positi%/ lainnya dan mencapai kesejahteraan tinggi. 7ua pencirian itu dikontraskan dan dipisahkan satu dari yang lain. Tergantung dari sisi mana pendekatan orang, upaya orang luar dalam membantu mengatasinya menunjukkan corak yang berbeda-beda. 3.1.3. Pr!$il %ilayah dan &asyarakat &iskin a. Pr!$il %ilayah :ima %aktor yang dianggap berkaitan langsung dengan %enomena kemiskinan wilayah pedesaan, yaitu *a/ kapabilitas sumberdaya lahan yang rendah, *b/ lokasi yang terisolir dan2atau terbatasnya sarana dan prasarana %isik, *c/ keterbatasan penguasaan modal dan teknologi, *d/ lemahnya kemampuan kelembagaan *%ormal dan non-%ormal/ penunjang pembangunan di tingkat pedesaan, dan *e/ masih rendahnya akses sosial masyarakat terhadap peluang-peluang AbisnisA yang ada. a.1. '!kasi :okasi wilayah miskin sekitar kawasan hutan pada umumnya jauh dari pusatpusat pelayanan A)ota )ecamatanA. )eterbatasan sarana dan prasarana perhubungan, area yang luas, dan kondisi bentang lahan dengan topogra%i AberatA mengakibatkan trans%er in%ormasi, materi dan moneter antara desa dengan pusat pelayanan %ormal menjadi sangat terbatas. 5ada umumnya transportasi antar desa dalam wilayah kecamatan masih sangat terbatas. a.2. Keadaan (gr!ek!l!gi $ataan curah hujan tahunan di wilayah miskin sekitar hutan umumnya rendah, berkisar antara #,,, - #<,, mm, dengan suhu rata-rata berkisar (4oF - 0(oF. ?ambaran umum neraca lengas lahan dan lamanya musim pertumbuhan selama setahun dicirikan oleh de%isit lengas selama 0-< bulan. Jenis tanah yang dominan adalah, mediteran , kambisol dan litosol dengan teskstur liat hingga lempung . Tingkat kesuburan tanahnya beragam dari rendah *litosol/ hingga tinggi *)ambisol dan &editeran/. )ondisi bentang lahan di wilayah pedesaan miskin dicirikan oleh bentuk lahan bergelombang dan berbukit *rata-rata >,--,. dari total luas wilayah/ , dan sisanya merupakan lahan berombak hingga datar. 7aerah datar hingga berombak dikelola penduduk sebagai lahan pertanian tanaman pangan *sawah tadah hujan dan tegalan/, sedangkan kebun campuran umumnya berlokasi di daerah bergelombang hingga berbukit. a.3. Penggunaan 'ahan dan Sistem Pr!duksi Pertanian 5enggunaan lahan pertanian didominasi oleh lahan kering tadah hujan. 1istem pertanian lahan kering merupakan penggunaan terluas *>,--,./ yang dikelolah oleh

pen-duduk setempat, berupa tegalan dengan tanaman palawija dan kebun campuran dengan aneka tanaman tahunan. ;khtisar umum tentang pola penggunaan lahan sekarang dicirikan oleh domonasi luas lahan kering, lahan ini dikelola sebagai tegalan, kebun campuran, pekarangan, dan hutan2agro%orestry. 9aktor pembatas yang dihadapi adalah de%isit lengas selama 0-< bulan selama musim kemarau, sehingga membatasi pilihan pola tanam. 1istem produksi tanaman pangan pada lahan kering *tegal/ merupakan sistem tata guna lahan yang utama, namun produkti3itasnya sangat rendah. 7emikian juga lahan persawahan mempunyai produkti%itas padi yang relati% rendah" #,< - G < ton2ha. )endala yang diperkirakan ada adalah kualitas tanah, ketersediaan air, dan2atau pengelolaannya. )alender penanaman ditandai oleh polatanam dengan tanaman jagung, ubikayu. Jarak tanaman yang terlalu lebar, 3aritas lokal dan adanya persaingan antara tanaman-tanaman ini *untuk memperoleh unsur hara dan air/, dan gulma diduga menjadi sebab produkti3itas pola tanam tersebut rendah. ;khtisar tataguna lahan menunjukkan rendahnya produkti3itas lahan kering serta pekarangan dan kecilnya peran pohon buah- buahan dalam sistem usahatani. Tanaman pohgon buah-buahan tropis mempunyai peluang cukup baik untuk intensi%ikasi lahan pekarangan. 5emilihan jenis-jenis tanaman buah-buahan yang sesuai secara agroekologi hendaknya berdasarkan pada kreteria " *i/ potensi pasar, *ii/ produkti3itas dan umur ekonomis, *iii/ potensi untuk teknologi pengolahan buahbuahan, *i3/ hubungannya dengan komoditi-komoditi lain, dan *3/ pemilikan oleh petani. 1api potong2kerja biasanya dipelihara untuk membantu menggarap lahan, dan2atau digemukkan untuk menghasilkan daging. Hijauan makanan ternak terdiri dari sisa-sisa panen , rumput- rumputan dan daun-daunan setempat yang mutunya beragam . Akhir- akhir ini ada beberapa petani yang mulai menanam rumput gajah. 5ada musim kemarau para petani menjual sebagian kambing-kambing atau sapi-sapi mereka dan membeli bibit ternak pada awal musim hujan. ?ambaran kalender kebutuhan akan hijauan makanan ternak musiman di lahan kering dicirikan oleh kurangnya pakan di musim kemarau selama 0-4 bulan. AAyam kampungA merupakan jenis unggas tradisional yang memberikan sumbangan pendapatan rumahtangga secara kontinyu. 7i beberapa lokasi pengelolaan ayam kampung dilakukan dengan sistem kandang bersama yang dikelola oleh kelompok swadaya masyarakat. a.4. Sumberdaya *utan dan (ir 1umberdaya hutan di sekitar kawasan pemukiman pedesaan memberikan sumbangan yang cukup AberartiA bagi masyarakat di sekitarnya. Hasil hutan yang la@im diman%aatkan penduduk adalah kayu bakar, hijauan pakan, dedaunan, dan hasil hutan lainnya. 7i beberapa lokasi inter3ensi masyarakat terhadap kawasan hutan telah melampaui batas yang diperbolehkan, sehingga diperlukan strategi khusus untuk mengarahkannya. 5rogram penghijauan di banyak lokasi belum mampu menggalang partisipasi masyarakat secara penuh, sehingga tingkat keberhasilannya belum memuaskan . Air yang dapat diman%aatkan adalah air hujan, air permukaan *mata air, sungai, danau/, dan air bawah tanah *groundwater/. 1urplus air hujan yang terjadi selama 0-< bulan pada musim penghujan belum dapat diman%aatkan untuk kepentingan pertanian. 1urplus air hujan ini sebagian besar menjadi run- o%% karena kapasitas in%iltrasi tanah umumnya agak rendah dan kemiringan lahan umumnya lebih dari #<..

1-

Tindakan untuk menahan dan menampung surplus air hujan ini di tempat jatuhnya dipandang mempunyai peluang yang cukup baik untuk memperbaiki tata air. a.5. ,em!gra$i dan Kependudukan 1istem pendidikan masyarakat di wilayah pedesaan sekitar hutan secara %ungsional dilayani oleh berbagai kelembagaan pendidikan %ormal dan non%ormal. 5eranan lembaga non-%ormal tampaknya cukup besar dan mempunyai peluang untuk dikembangkan lebih jauh untuk dapat lebih mendukung program-program pemberdayaan masyarakat desa. 1ebagian besar masyarakat mempunyai mata pencaharian dalam sektor pertanian tanaman pangan *+,--,./, sedangkan lainnya dalam sektor-sektor perkebunan, peternakan, industri 2 pengrajin, buruh-buruh, perdagangan dan jasa-jasa lainnya seperti jasa angkutan. Angkatan kerja *terutama angkatan muda/ di sebagian besar wilayah pedesaan tidak semuanya tertampung dalam lapangan kerja di pedesaan, sebagian bekerja sebagai buruh bangunan atau bidang jasa lain di luar wilayah desa. 5ersepsi, sikap, dan moti3asi masyarakat untuk mencapai tara% kehidupan yang lebih baik pada umumnya sudah benar. Hal ini tercermin dalam etos kerja masyarakat pedesaan Ayang tidak mengenal lelahA dalam mengelola sumberdaya alam yang dikuasai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. a.". Penguasaan &!dal dan Tekn!l!gi Bmumnya penguasaan masyarakat pedesaan terhadap modal dan teknologi sangat terbatas. &ekanisme akumulasi modal hanya bertumpu kepada hasil produksi pertaniannya yang relati% rendah, akses terhadap %asilitas modal %ormal sangat terbatas atau bahkan tidak ada. Teknologi yang dikuasai berasal dari Awarisan orang tuaA, sedangkan kegiatan trans%er teknologi melalui agensi-agensi %ormal masih sangat terbatas. 5eranan kelembagaan non-%ormal dan tokoh panutan non-%ormal lebih berperanan dibandingkan dengan kelembagaan %ormal. )urangnya kegiatan-kegiatan2%asilitas lapangan kerja di luar bidang pertanian primer tampaknya berkaitan erat dengan keterbatasan penguasaan modal dan teknologi oleh penduduk dan kurangnya in%ormasi pasar di luar daerah. 5rogramprogram pelatihan ketrampilan dan kredit %ormal selama ini masih belum mampu menjangkau kelo mpok masyarakat miskin di pedesaan . 5rogram kredit %ormal yang ada selama ini kurang menarik di kalangan mereka, karena penyaluran kredit tersebut harus melibatkan prosedur yang dianggap cukup rumit. a.#. Kelembagaan Penunjang )elembagaan %ormal penunjang pembangunan yang ada di pede saan umumnya belum mampu berkiprah secara memadai, berbagai kendala dan keterbatasan senantiasa dihadapi oleh kelembagaan %ormal untuk dapat menggalang partisipasi masyarakat pedesaan. 5ada umumnya lembaga non-%ormal, seperti kelompok arisan, kelompok pengajian dan pondok-pesantren *dengan )yai panutannya/ lebih mampu menggalang partisipasi dan keswadayaan masyarakat pedesaan. 1arana dan prasarana transportasi di wilayah pedesaan umumnya sangat terbatas, terutama untuk melayani hubungan antar desa, demikian juga hubungan dengan pusat kecamatan . 1edangkan hubungan antara pusat kecamatan dengan pusat kota kabupaten umumnya telah memadai.

11

)elembagaan sosial-ekonomi %ormal di pedesaan umumnya belum dapat menjangkau kepentingan kelompok masyarakat miskin, karena adanya berbagai persyaratan birokrasi dan agunan yang rumit. Hal ini mendorong berkembangnya berbagai bentuk kelembagaan non-%ormal di kalangan masyarakat dengan tokoh panutannya masing-masing. :embaga keuangan pedesaan non-%ormal *pelepas uang, pedagang/ umumnya lebih mampu menjangkau kelompok masyarakat miskin dengan berbagai kemudahan pelayanannya, meskipun sesungguhnya dibarengi dengan Atingkat bunga yang sangat tinggiA. b. .ambaran mengenai !rang miskin di /a0a Timur *#/. $umahtangga miskin mempunyai keragaman kondisi indi3idu dan lingkungannya yang sangat besar' baik ragam kondisi dan lokasi tempat tinggalnya, ragai pekerjaannya, ragam tingkat kemiskinan nya, %aktor-%aktor penyebab kemiskinannya, maupun ragam keinginan maupun upaya-upaya yang dilakukannya untuk meng-atasi kemiskinan. 6leh karena itu diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk mengidenti%ikasi dan menemukenali orang miskin dan keluarganya di pedesaan. *(/. Bmur dan pendidikan kepala rumahtangga miskin *)$T&/. 1ebagian besar *E,-E< persen/ )$T& menammatkan sekolah dasar, hal ini berarti mereka bekerja adalah pekerja yang tidak mempunyai keakhlian *unskilled-labourers/' dan yang tidak pernah sekolah adalah 0> persen dari seluruh )$T&. 1ekitar ,.# persen dari )$T& yang tammat Akademi2Bni3ersitas adalah termasuk kelompok miskin. Hampir 4, persen dari )$T& telah berumur lebih dari <, tahun, dalam umur manula ini barangkali sangat sedikit diharapkan tenagakerjanya untuk dapat bekerja dengan baik untuk meningkatkan pendapatannya. *0/. :apangan Bsaha dan 1tatus 5ekerjaan )$T&" a. 1ebagian besar *>< persen/ dari status usaha dari )$T& adalah sektor non-%ormal. 7i pedesaan sebagian besar bekerja di lapangan usaha sektor pertanian sedangkan di kota bekerja di sektor perdagangan. b. 1ejumlah (.< persen tidak bekerja sama sekali, walaupun mereka tidak bekerja dan mereka ini tidak berusaha mencari kerja. )emungkinan pendapatan yang mereka butuhkan berasal dari anggota keluarga yang bekerja. 7alam situasi demikian akan sulit bagi 5emerintah untuk membantu )$T& untuk menambah pendapatannya' atau sasarannya bukan )$T& tetapi anggota keluarganya. *4/. )ondisi %isik Jawa Timur dapat dibagi 0 bagian, yaitu bagian selatan, tengah, dan utara. agian tengah terdiri dari pegunungan %ulkanis yang subur, sedangkan bagian selatan terdiri dari pengunungan kapur dengan kapabilitas lahan yang rendah' dan bagian utara dari daerah ojonegoro sampai ke pulau &adura yang terdiri dari pengunungan kapur. Jumlah )$T& miskin secara persentase yang terbesar berada di Jawa Timur selatan *0> persen/, utara dan tengah hampir sama yaitu (0-(4 persen. *</. ;ndikator yang cukup obyekti% untuk dapat digunakan menemukan keluarga miskin secara 3isual adalah kondisi %isik rumah tempat tinggalnya. =mpat parameter utama yang dapat digunakan secara hierarkhis adalah jenis lanpai dan luasnya, jenis lampu penerangan di dalam rumah, dan jenis dinding' sedangkan parameter penunjang yang dapat digunakan adalah luas pekarangan dan sumber air

12

minum untuk memenuhi kebutuha keluarea sehari-hari. a. $umah tangga miskin di pedesaan umuinya dicirikan oleh rumah tempat tinggal yang lantainya berupa tanah dipadatkan seluas 4,-<, m(, lampu penerangan di dalam rumahnya adalah AsentirA, dan dindijg rumahnya terbuat dari anyaman bambu *gedek/. b. ;ndikator penunjangnya adalah sumber air minum dari mata air atau sungai, dan luas pekarangannya <,, - #,,, m( di sekeliling rumah. ;n%ormasi mengenai parameter-parameter tersebut dapat diperoleh dari catatan Hi kantor desa, pamong desa *)adus, ketua $D atau ketua $T/, key in%ormans karang taruna, atau dengan obser3asi langsung di lapangan. 3.1.4. Pendekatan Pengentasan Kemiskinan a. Kebijakan Pembangunan *#/. )emiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang ditandai oleh pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian meningkat menjadi kesenjangan dan ketimpangan. &asyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada peluang dan kegiatan ekonomi sehingga semakin tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi dan akses yang lebih baik. )eadaan kemiskinan umumnya diukur dengan tingkat pendapatan, dan pada dasarnya dapat dibedakan dalam kemiskinan absolut dan kemiskinan relati%. *(/. Bpaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin melalui program pembangunan yang telah dilaksanakan dalam bentuk program pembangunan sektoral, regional, dan khusus, baik secara langsung maupoun tidak lanbgsung dirancang untuk turut memecahkan tiga masalah utama pembangunan, yakni pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan dan kemiskinan. *0/. 5rogram 1ektoral umumnya berorientais pada peningkatan produksi dan produkti3itas, dan pembangunan prasarana dan sarana %isik yang secara lasngsung menunjukkan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. 5rogram pembangunan regional diarahkan pada pengembangan potensi dan kemampuan sumberdaya manusia dan prasarana dasar yang ada di daerah, khususnya daerah pedesaan sehingga swadaya dan kreati3itas masyarakat dapat ditingkatkan. *4/. 5rogram pembangunan yang dilaksanakan dalam 5J5 ;; diharapkan akan benar-benar dapat mengurangi jumlah penduduk miskin. !amun disadari pula bahwa upaya ini tidak mudah karena penduduk miskin yang tersisa dewasa ini adalah yang terendah kemampuannya dan semakin terkonsentrasi di kantong- kantong kemiskinan, mereka terperangkap oleh keterisolasian dan keter belakangan, yang hanya dapat ditembus dengan upaya khusus diselenggarakan untuk mengatasinya. *</. Bpaya tersebut tertuang dalam tiga arah kebijaksanaan" *a/. )ebijaksanaan tidak langsung yang diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penang gulangan kemiskinan, *b/. )ebijaksanaan yang langsung ditujukan kepada masyarakat miskin *c/. )ebijaksanaan khusus yang dimaksudkan untuk mempersiapkan penduduk miskin tersebut sendiri dan aparat yang bertanggung jawab langsung terhadap

13

kelancaran program, dan sekaligus memacu dan memperluas upaya untuk menanggulangi kemiskinan. *>/. Tekanan paling utama dari kebijaksanaan yang langsung ditujukan kepada masyarakat miskin harus diletakkan pada perbahkan pelakunya terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan dasarnya dan pengembangan kegiatan ekonominya. 7alam rangka itu pula, pelayanan bagi orang jompo, penderita cacat, yatim piatu, dan kelompok masyarakat lain yang memerlukan merupakan bagian tak terpidsahkan dari upaya menanggulangi kemiskinan. 5rogram ini harus dilaksanakan secara selekti% dan terarah dengan memperhitungkan eketersediaan sumberdaya. :angkah yang diperlukan adalah meningkatkan e%ek ti3itas, e%isiensi dan jangkauan program tersebut. 1earah dengan itu pengembangan sistem jaminan sosial secara bertahap perlu terus ditingkatkan. *+/. 5rogram-program pembangunan sektoral yang secara tajam diarahkan pada masyarakat miskin dapat dipandang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar, a.l. pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Bntuk dapat merencanakan program pembangunan sektoral yang akurat diperlukan suatu metoda penentuan kelompok sasaran yang mapan. 1ehubungan dengan itu pengembangan in%ormasi dasar yang terkait dengan pro%il penduduk miskin dan wilayah miskin harus dapat digunakan sebagai dasar bagi penentuan kelompok sasaran secara tepat dan terarah. *-/. 7engan berpedoman kepada kelompok sasaran yang jelas, perencanaan dan pelaksanaan berbagai program pembangunan sektoral dapat dilaksanakan secara terpadu. )eterpaduan antara pelaksanaan, penanggulangan kemiskinan menyangkut keterpaduan program dan lokasi pembangunan. 7isamping itu, program pengentasan kemiskinan yang menjangkau masyarakat akan lebih e%ekti% jika direncanakan dan dilaksanakan dalam unit yang berkelompok *agregati%/. !amun demikian tingkat agregasi tersebut harus sedekat mungkin dengan kelompok sasaran, artinya dengan kelompok masyarakat miskin yang ingin dibantu itu. *E/. 5ihak yang mengetahui secara persis permasalahan dan lokasi kantongkantong kemiskinan di daerah adalah aparat setempat. 1emakin dekat pelaksanaan proyek dan kegiatan dengan kelompok sasaran diperkirakan akan semakin e%ekti%. 6leh sebab itu pendelegasian wewenang atau desentralisasi dalam perencanaan,dan pelaksanaan harus menjadi tanggung jawab bersama dari segenap pelaku ekonomi dan masyarkat secara keseluruhannya. dalam rangka itulah upaya penanggulangan kemiskinan harus ditempatkan sebagai gerakan nasional yang meliputi semua pihak baik pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi- organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat. *#,/. Bpaya untuk meningkatkan kemampuan berproduksi dan menciptakan nilai tambah harus diawali dengan hal-hal berikut ini" *a/. Adanya akses terhadap sumberdaya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang berupa ketrampilan, *b/. Adanya akses terhad%ap teknologi, yaitu suatu kegiatan dengan cara dan alat yang lebih baik dan lebih e%isien, *c/. Adanya akses terhadap pasar, dimana produk yang dihasilkan harus dapat dijual untuk mendapatkan nilai tambah. 7engan demikian penyediaan sarana produksi dan peningkatan ketrampilan

14

harus diimbangi dengan tersedianya pasar hasil produksi secara teratur. Hal ini juga berarti pula adanya akses terhadap sumber pembiayaan. 6leh karena itu pengembangan sistem perkreditan harus diarahkan pada sistem yang mampu menjangkau masyarakat papan bawah. b. 1asi!nal &et!da Pengentasan Kemiskinan 5endapatan suatu rumahtangga di pedesaan dapat diperoleh dari tiga sumber yaitu berusaha, bekerja, dan perolehan dari pemilikan aset. $umah tangga miskin biasanya tidak atau sangat sedikit memiliki aset yang dapat mendatangkan penghasilan. 1umber pendapatan yang pertama, yaitu berusaha dengan sekala snagat kecilkecil dan2atau bekerja sebagai buruh, kedua hal inilah yang paling mungkin untuk ditingkatkan, terutama bagi mereka yang memang ingin bekerja dan berusaha. eberapa arah dari bantuan kepada masyrakat miskin adalah sbb" *a/. 5embangunan %asilitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan orang miskin secara langsung. )esejahteraan penduduk sangat berkaitan dengan lingkungannya, oleh karena itu untuk desa yang paling miskin perlu segera dibangun %asilitas-%asilitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan yang tidak melalui kenaikan pendapatan orang miskin, berupa prasarana sosial ekonomi, kesehatan, perumahan dan lingkungan. 7isadari cara ini tidak ekslusi%, rumahtangga yang tidak miskin juga memperoleh man%aat, dan biaya untuk keperluan ini tidak perlu diambil dari dana bantuan khusus bagi orang miskin. *b/. 7ampak bantuan ;7T tidak akan besar bagi pengentasan kemiskinan. Bsahausaha lain yang dilaksanakan sekarang harus tetap dilaksanakan, khususnya pembangunan ekonomi yang memihak pada usaha kecil, dengan menggunakan mekanisme pasar yang bersahabat untuk mendorong usaha kecil. Harus diadakan perubahan cara pandang terhadap sektor in%ormal, untuk diberi keleluasaan untuk mengembangkan diri dengan subsidi dan pemberian kemudahan-kemudahan khusus. *c/. 5engentasan kemiskinan melalui mekanisme pasar kerja harus dapat diciptakan dengan mendorong industri yang dapat menyerap tenaga kerja berarti industri yang menggunakan teknologi Alabour usingA. 5eningkatan produk domestik bruto yang direncanakan > persen dalam 5elita I;, akan mengakibatkan permintaan terhadap tenaga kerja yang berbeda-beda tergantung dari si%at teknologi yang digunakan. 5engembangan ekonomi makro ini juga harus dijadikan strategi untuk menyerap tenaga kerja maupun pelaksanaan upah minimum yang mengarah pada kebutuhan %isik minimum yang dikehendaki. *d/. 5eningkatan pendapatan masyarakat miskin akan sulit dipdroleh dari usaha peningkatan bahan pangan. 6leh karena itu program penanganan lahan kering harus diarahkan kepada komoditi yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti tanaman hortikultura. 5ermasalahannya terletak pada sektor pemasaran yang sangat lemah, karena tidak adanya integrasi dalam sisi produksi dan pemasaran. 5rogram untuk penyeragaman produksi misalnya dengan penyebarluasan bibit tanaman perlu dilakukan, dengan menggalakkan model kebun bibit yang dapat disebarkan kepada wilayah miskin.

15

3.1.5. &!del2&!del Pemberdayaan 3rang &iskin 1. &!del Pr!gram Padat Karya (gribisnis 4PPK(5 . &odel bantuan ini lebih bersi%at konsumti% bagi tenaga kerja buruh, namun sekaligus jua untuk mendorong munculnya wirausaha-wirausaha kecil di pedesaan. &odel ini si%atnya kemitraan antara tenaga buruh di pedesaan dengan pedagang2pengusaha agribisnis kecil di pedesaan. Tenaga uruh mendapat kesempatan untuk bekerja dengan upah harian yang memadai untuk menggarap lahan-lahan tidur atau lahan-lahan yang tidak tergarap, sedangkan pedagang2pengusaha mendapat bahan dagangan dari hasil usaha tersebut. 2. &!del Pembinaan Kel!mp!k Pr!dukti$ Petani Ke6il 1alah satu kendala serius dalam upaya mengentaskan petani miskin adalah karena tingginya perilaku konsumti%. 5engubahan perilaku ke arah lebih produkti% memerlukan ketekunan dan upaya-upaya yang kontinyu. 3. &!del K7B(2P38P9S &odel )elompok Bsaha ersama )omoditas yang melibatkan 5ondok 5esantren sebagai AFhange agentA. 5ara petani berkelompok membentuk )B A *)elompok Bsaha ersama Agribisnis/ sehingga usahatani yang dilakukannya mencapai sekala ekonomi. 4. &!del Kel!mp!k perguliran bantuan ternak 4KSP2 ternak5 eberapa macam model perguliran bantuan dan sistem bagi hasil ternak telah dikenal di wilayah pedesaan, terutama yang menyangkut ternak sapi potong atau sapi kereman. 5enyimpangan biasanya terjadi karena lemahnya pengawasan dan pemantauan serta bimbingan kepada para pemelihara ternak. 5emberian bantuan bibit sapi potong diberikan kepada kelompok peternak yang dibentuk oleh para anggotanya sendiri dan dipimpin oleh seorang di antara mereka. 5erguliran bibit ternak dapat diatur di antara anggota kelompok atau antar kelompok. ibit kambing atau domba dapat diberikan secara indi3idu kepada rumah tangga paling miskin yang diperkirakan akan menghadapi resiko terlalu besar kalau diberi bantuan bibit sapi. 5. &!del K!perasi (gr!industri 4K3P(.I5 )operasi ini membina para nggotanya untuk membentuk kelompok usaha bersama agroindustri *terutama pengolahan hasil-hasil pertanian/ dengan meman%aatkan kredit murah bagi para anggota koperasi *))5A/. 7alam pembinaan manajemen dan ino3asi teknologi, )65A?; menjalin kerjasama dengan lembagalembaga2instansi terkait seperti :);, :;T A!?, 5erguruan Tinggi, 7inas2instansi teknis melaksanakan 7;):AT bagi anggota. 7alam hal pemasaran )56A?; menjadi kerjasama dengan para pedagang, dan pusat-pusat pertokoan seperti DA1=$7A, 1B5=$&A$)=T, )ios-kios, dan lainnya. ". &!del 'embaga Keuangan bagi 3rang &iskin 4'K3&5 :embaga keuangan ini menyediakan kredit khusus untuk orang miskin yang telah memiliki usaha di sektor non-produksi pertanian, bertujuan mendorong usaha

1"

berdasarkan bidangnya tanpa banyak ikut mencampuri usaha yang dilakukan. :embaga keuangan bertujuan memberikan pelayanan kredit yang mudah walaupun tidak T=$:A:B murah, dengan arah penggunaan yang dikehendaki oleh nasabah. Hipotesa &67=: ini adalah pada prinsipnya *a/ orang miskin itu biasanya jujur, *b/ dengan pelayanan yang mudah, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan nasabah - mereka akan bersedia mengembalikan kredit, *c/ pelayanan kredit orang miskin membutuhkan biaya per unit yang cukup tinggi. #. &!del KSPP&S* 4Ka0asan Sentra Pr!duksi Pangan Bagi &asyarakat Sekitar *utan5 ). &!del Bantuan *ibah Bersaing. &odel bantuan hibah ini lebih bersi%at konsumti% atau untuk in3estasi sumberdaya manusia yang dampaknya berjangka panjang *pendidikan atau kesehatan/. 5emberian bantuan hibah harus benar-benar bersaing, artinya harus sampai kepada kelompok orang paling miskin yang ada di desa dan benar-benar paling memerlukan. 5emilihan kelompok sasaran dilakukan dengan pendekatan partisipasi, melibatkan karang taruna atau kelompok dasa-wisma setempat. 1alah satu teladan adalah program bantuan untuk mengatasi ?A); *?angguan Akibat )ekurangan ;odine/ dan 5rogram 5emberdayaan Tokoh &asyarakat *55T&/.

3.1.". Identi$ikasi 1T&


erbagai program dan proyek pembangunan telah dirancang dan dilaksanakan untuk mengentaskan kemiskinan dengan tingkat e%ekti3itas yang sangat beragam. 1alah satu %aktor dominan yang pada kenyataannya sangat menentukan e%ekti3itas program pengentasan kemiskinan ialah ketepatan kelompok sasaran. 1iapa orang miskin itu sebenarnyaJ. $umah tangga miskin *$T&/ di wilayah pedesaan mempunyai ragam kondisi yang cukup besar, baik ragam kondisi dan lokasi tempat tinggalnya, ragam pekerjaannya, ragam tingkat kemiskinannya, %aktor-%aktor penyebab kemiskinannya, serta keingainan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kemiskinannya. 6leh karena itu diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk menemu-kenali orang miskin dan keluarganya di pedesaan. 1. Identi$ikasi 1umahtangga &iskin ;ndikator 3isual yang cukup obyekti% untuk dapat digunakan menemukan rumah tangga miskin adalah kondisi %isik rumah tempat tinggalnya. =mpat parameter utama yang dapat digunakan secara hierarkhis adalah jenis lantai dan luasnya, jenis lampu penerangan di dalam rumah, dan jenis dinding' sedangkan parameter penunjang yang dapat digunakan adalah luas pekarangan dan sumber air minum untuk memenuhi kebutuha keluarga sehari-hari. $umah tangga miskin di pedesaan umumnya dicirikan oleh rumah tempat tinggal yang lantainya berupa tanah dipadatkan seluas 4,-<, m(, lampu penerangan di dalam rumahnya adalah AsentirA, dan dinding rumahnya terbuat dari anyaman bambu *gedek/. ;ndikator penunjangnya adalah sumber air minum dari mata air atau sungai, dan luas pekarangannya #,,,-#<,, m( di sekeliling rumah. ;n%ormasi mengenai parameter-parameter tersebut dapat diperoleh dari catatan di

1#

kantor desa, pamong desa *)adus, ketua $D atau ketua $T/, key in%ormans karang taruna, atau dengan obser3asi langsung di lapangan. 2. ,eskripsi 1umahtangga &iskin 5ro%il rumah tangga miskin paling tidak harus mampu mengungkapkan dua hal pokok, yaitu *#/ kualitas umum, dan *(/ akti3itas produkti% yang dilakukan oleh kepala keluarga *kalau memungkinkan juga anggota keluarga lainnya/. Aspek kualitas umum terdiri atas beberapa karakteristik yang dapat diukur secara kuantitati% atau kualitati%. eberapa karakteristik penting adalah pengeluaran rumah tangga dan alokasi penggunaannya, pemilikan aset kekayaan dan %aktor produksi lahan pertanian, jumlah anggota rumahtangga, serta beberapa parameter pokok kondisi %isik rumah tempat tinggal. Aspek akti3itas produkti%, khusus ditujukan kepada kepala keluarga, terdiri atas penggunaan waktu untuk bekerja, jenis dan status pekerjaan utama, lapangan usaha, bantuan yang diinginkan sesuai dengan pekerjaan dan usaha yang ditekuni, serta waktu untuk mendapatkan in%ormasi dari luar *media massa cetak dan elektronik/. 3. Strati$ikasi 1umahtangga &iskin )eunikan dan keragaman masalah yang dihadapi oleh orang miskin menuntut adanya klasi%ikasi yang jelas dalam rangka untuk mengee%ekti%kan upaya-upaya pengentasannya. 1trati%ikasi rumah tangga miskin di pedesaan dapat dilakukan berdasarkan lapangan pekerjaan atau lapangan usaha yang ditekuni oleh kepala rumahtangganya, serta jenis dan status pekerjaan utamanya.

3.2. K!nsep KSPP&S*


5enentuan )155&1H di suatu :6)A1;, diarahkan pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi pengembangan pertanian dalam arti luas, yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan peternakan serta harus ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana di wilayah itu termasuk pasar. :ingkup kawasan tidak dibatasi dengan batas administrati%, tetapi ditentukan oleh %ungsi ekologisnya, termasuk %ungsi hidrologisnya. 7engan demikian, maka lingkup kawasan dapat relati% luas, terdiri dari beberapa wilayah kecamatan' dapat juga relati% kecil terdiri dari satu atau lebih wilayah desa dalam satu kecamatan. esar kecilnya )awasan ini tidak terlepas dari pada %aktor potensi dan %ungsi kawasan, serta posisi geogra%isnya. Adanya perbedaan jarak yang panjang memungkinkan perlunya pemisahan kawasan, sedangkan jarak terpendek antar kawasan potensial cenderung membentuk satu kesatuan )awasan. 7alam kaitannya antara batas administrati% dengan %aktor jarak geogra%is terhadap kemungkinan terbentuknya kawasan, ada kemungkinan ditemukannya pemisahan dari suatu wilayah )ecamatan dan masuk membentuk kawasan baru di wilayah kecamatan lainnya. )emungkinan ini dapat saja terjadi di seluruh wilayah kabupaten, terutama wilayah-wilayah yang berbatasan langsung secara %isik. Hal ini ditunjukkan pada ?ambar # berikut.

1)

D;:AKAH &A)$6

:6)A1; ;mpact Areas

B# BL B(

7=I=:65&=!T A$=A )155&1H

&A$)=T A$=A ; 6BT:=T Toko, )ios, 5asar 5edagang

5edagangan luar daerah *&A$)=T A$=A ll/ ?ambar #. )onsep pengembangan )155&1H 1.3.2. 'ingkup &ateri :ingkup substansi pengembangan )155&1H adalah sebagai berikut" )ebijakan pengembangan tata ruang. )ebijaksanaan ketata-ruangan berkaitan dengan struktur pengembangan wilayah dan pengembangan sektoral yang dijabarkan dalam pokok-pokok 5enetapan :6)A1;. ;;. ;denti%ikasi komoditas unggulan wilayah " tanaman hutan, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. ;;;. )ecenderungan perkembangan wilayah, dapat diidenti%ikasi potensi yang meliputi a.l." a. 5otensi yang terkandung, baik yang sudah diman%aatkan, belum diman%aatkan dan diperkirakan ada, termasuk di dalamnya identi%ikasi ;.

1+

komoditas unggulan kawasan. b. 5rospek dan kemungkinan pengembangan komoditas pertanian di masa mendatang, baik menyangkut produksi peningkatan nilai tambah maupun pemasarannya, menuntut perlunya kawasan pengembangan sentra produksi. )arena peluang di masa mendatang menghadapi era globalisasi paling tidak dapat meng-antisipasi kemampuan daya saing produksi , pemasaran dan pangsa pasar yang dapat diraih. ;I. 5enyusunan 1kenario 5engembangan )155&1H. 1kenario pengembangan kawasan ditempuh melalui skala prioritas peman%aatan ruang dan skala priontas kegiatan pengembangan komoditas. 1kenario pengembangan berisi pola peman%aatan ruang dan struktur ruang, yaitu pengembangan komoditas unggulan dan komoditi penunjang serta sistem prasarana pendukungnya. I. 5erumusan program pengembangan sektor, komoditas unggulan dan sistem prasarana. $umusan program pengembangan berisi program-program pengembangan sektor, komoditas dan sistem sarana dan prasarana pendukung. I;. 5erumusan program-program pengembangan yang terpilih. 5rogram ini merupakan interakti% antara kondisi, kemampuan pembiayaan dan kelembagaan dengan pengembangan kawasan serta kebutuhan sarana dan prasarana pendukungnya, di mana proses ini dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga menghasilkan suatu tatanan program yang terarah. $umusan program ini berisi rencana program pengembangan kawasan yang meliputi" besaran penyediaan, lokasi spesi%iknya, aspek pembiayaan, manajemen pelaksanaannya , dan tahapan pengembangan. I;;. 1istem ;n%ormasi pemasaran hasil produksi. 1ebagai upaya untuk menarik minat dunia usaha dan dapat melakukan in3estasi di kawasan sentra produksi, in%ormasi mengenai peluang pengembangannya perlu disebar-luaskan. &edia in%ormasi yang digunakan berupa peta dan lea%let yang berisi potensi pengembangan kawasan, dukungan yang ada dan rencana-rencana in3estasi.

2-

2. P!k!k2P!k!k K!nsep KSPP&S* 2.1. K!nsep kelembagaan:


1(8;(8.(8 KSPP&S* 4Ka0asan (gribisnis &asyarakat Penghijauan5

&(8(/9&98 P98,(8((8 ,(8 T9K83'3.I

P13 I' I8<9ST(SI

'ITB(8.

Tekn!l dana

K!perasi KSPP&S*

P3S=(8T9K Pendampingan SI&2Pasar S98T1( P13,7KSI S.Pr

KSPP&S* &aks. 5-- ha

S98T1( P98.3'(*(8 S.Pg

S98T1( P91,(.(8.(8 S.Pd

37T'9T

21

K9T91K(IT(8 (8T(1 ;'7ST91 ,('(& KSPP&S*

;'7ST91 ('SI8T(8 S.Pr Tn Pangan Kebun> hutan Ternak 2 Pupuk 2 Pestisida 2 *erbisida S.Pg Pr!duk 7nggulan P13,7K 3'(*(8 ;'7ST91 P(S(1 Pr!duk regi!nal 3'(*(8

Bahan pen!l!ng 'I&B(* ? hasil ikutan

'I&B(* I8,7ST1I ;'7ST91 Pemasaran transp!rtasi ;'7ST91 Industri peng!lahan limbah Pasar 8asi!nal

;'7ST91 Sapr!tan ;'7ST91 Industri hasil ikutan

P13&3SI Kemas @ pa6kaging

SIST9& P91B(8K(8 ,(8 (S71(8SI

22

K9'9&B(.((8 K3P91(SI P98.9'3'( KSPP&S*

K3P91&(S KSPP&S* (&(8(* @ P13 9SI38('

78IT 'K7

P3S=(8T9K 4P98,(&PI8.(85 78IT P13,7KSI: S.Pr S.Pg 78IT P9&(S(1(8 S.Pd.

2.2. Skenari! Pengembangan 1kenario master plan )155&1H disusun melalui penyusunan programprogram secara terarah dan benar ke dalam tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilalui *identi%ikasi, skenario, program pengem-bangan dan program terpilih/. 1etiap tahapan program 2 kegiatan harus dapat mencerminkan alur proses input dan output yang dapat dikendalikan dari acuan dan atau parameter kinerja sehingga program yang dikembangkan sebagai program terpilih mengikuti kerangka pemikiran &aster 5lan )155&1H. 1kenario rencana tindak dan rencana implementasi yang merupakan pengembangan lanjutan dari program &aster 5lan yaitu berupa program terpilih, selanjutnya disusun secara sistematis untuk memahami muatan-muatan apa saja yang dapat dijabarkan 2 diimplementasikan *dalam satuan' 3olume, biaya, waktu, sumber pembiayaan dan pengelolaannya/ dalam setiap program berdasarkan

23

sasaran. 7alam hal ini, program-program yang dimaksud adalah program-program yang memiliki kriteria tertentu yang telah ditetapkan. 1etiap program dilengkapi dengan pola-pola pengembangan pelaksanaan yang mengacu dan memperhatikan seberapa besar dukungan yang ada untuk mengetahui kemudahan-kemudahan maupun kendala-kendala pengembangan usaha di suatu kawasan. K(%(S(8 S9KIT(1 *7T(8 =(8. (,(

Ka0asan yang telah ber$ungsi sentra pr!duksi


)awasan yang telah memperoleh berbagai program pembangunan, yang hasilnya dapat dioptimalkan untuk pengembangan produksi dalam jangka pendek )awasan potensi dan strategis untuk dikembangkan dan telah memperoleh berbagai program pembangunan dari sektor.

5$61=1 ;7=!T;9;)A1; 7A! 7=T=$&;!A1; 5=!=TA5A! )ADA1A! )155&1H &A1T=$ 5:A! )155&1H AFT;6! 5:A! )155&1H

;&5:=&=!TAT;6! 5:A! )155&1H ?ambar (. 7iagram alir penyusunan rencana induk, rencana aksi dan rencana implementasi )155&1H

24

)epentingan tersebut di atas dimaksudkan untuk memberikan in%ormasi awal bagi masyarakat dan in3estor, misalnya adanya aspek pembiayaan dan mekanisme insenti% dan dis-insenti%. 7i dalam program-program terpilih dari satuan program, ada program yang dapat langsung dilaksanakan *action/ tanpa melalui tahapan pro%il in3estasi, misalnya program peningkatan sumberdaya manusia melalui sistem pelatihan. 5ro%il in3estasi dalam hal ini adalah suatu tahapan program yang masih perlu diperkenalkan kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan2promosi yang dapat diadakan setiap saat. 1ementara itu, dalam upaya menyiasati pemerataan pembanguanan daerah dan pemberdayaan masyarakat, wilayah )abupaten Jombang, Jember dan Trenggalek dapat dibagi ke dalam beberapa koridor pertumbuhan. 5embagian wilayah ini selain didasarkan pada aspek geogra%is, juga oleh %aktor kesamaan struktur ekonomi, dan tara% perkembangan wilayah. 1eperti diketahui, bahwa berdasarkan karakteristik geo-ekonomi wilayah, ada beberapa koridor pertumbuhan 7; wilayah )abupaten Jombang, Jember dan Trenggalek. 3. &et!d!l!gi Pengembangan KSPP&S* 5endekatan )155&1H memandang kawasan sebagai suatu sistem agribisnis terpadu, yakni input, proses dan output. 7ari sudut pandang ini )155&1H harus mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi bidang agrokompleks. 7engan demikian kajian yang berkaitan dengan penyediaan input di dalam )155&1H, pengolahan sumberdaya dan jenis produk yang dihasilkan perlu dilakukan, sehingga dapat ditentukan besaran komoditas yang akan dikembangkan. &engenali permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan komoditas tersebut. )awasan )155&1H lebih di%okuskan kepada kegiatan agribisnis berkelanjutan khususnya sistem tiga strata dengan komoditas yang telah ditetapkan sebagai sektor unggulan. 1ektor unggulan ini selanjutnya dikembangkan sebagai sektor penggerak utama. 7alam kaitannya dengan rencana ruang yang ada, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengisi dan mengoptimalkan peman%aatan ruang yang mengacu pada rencana tersebut, sekaligus secara interakti% memberikan umpan balik bagi penyempurnaan rencana itu sendiri. 1edangkan dari sisi output, dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah, serta sekaligus ikut melestarikansumberdaya lahan kritis. )eberadaan )155&1H ini menjadi penting sebagai acuan lokasi in3estasi bagi pemerintah dan swasta, khususnya dalam upaya untuk mencapai e%isiensi, e%ekti%itas dan nilai tambah. 5endekatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemberdayaan sumberdaya wilayah yang ada dan dapat mempermudah perumusan dukungan pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengembangan )155&1H dalam arti luas. 3.1. Kegiatan ,ata2base &anagement System 1ur3ei lapangan dimaksudkan untuk merekam kondisi eksisting dan potensi pengembangan komoditas yang ada di lapangan. 1ejumlah wilayah yang ada dapat digunakan sebagai wilayah contoh analisis. Dilayah analisis tersebut secara rinci

25

ditunjukkan pada Tabel (. Tabel (. Dilayah 5enyusunan rencana ;nduk, $encana Aksi, dan $encana ;mplementasi )155&1H di )abupaten Jombang, Jember dan Trenggalek, 5ropinsi Jawa Timur. )ecamatan 7esa :uasan )omoditi Bnggulan

!ama :6)A1;

3.2. Sistem ln$!rmasi .e!gra$is 4SI.5 Hasil kajian data eksisting, baik dari hasil sur3ei instansional maupun sur3ei lapangan, dianalisis menurut kritena-kriteria berdasarkan tingkat kebutuhan dalam pembuatan master plan pengembangan )155&1H. 1ementara itu, metoda analisis yang dilakukan dengan 1istem ;n%ormasi ?eogra%is adalah untuk menetapkan secara kewilayahan hasil analisis data struktural *dengan menggunakan cluster analysis/, sehingga secara terintegrasi dapat disajikan deskripsi menyeluruh tentang rencana pengembangan )155&1H yang diunggulkan di wilayah )abupaten Jombang, Jember dan Trenggalek, 5ropinsi Jawa Timur. )ontribusi 1istem ;n%ormasi ?eogra%is pada tahap pembuatan master plan dalam hal ini ber%ungsi sebagai alat bantu *tools/ analisis terhadap aspek keterkaitan spasial dengan data non-spasial . 1istem ;n%ormasi ?eogra%is juga merupakan alat bantu untuk menghasilkan output *master plan/. &etoda pendekatan 1istem ;n%ormasi ?eogra%is ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat analisa terhadap aspek keruangan dan non keruangan dibandingkan dengan cara manual. Adapun sasaran yang ingin dicapai dengan menggunakan metode 1;? adalah" a. )emudahan penyajian ;n%ormasi peta-peta b. =%isiensi analisa spasial. c. 1inkronisasi data spasial dan non spasial d. Ialidasi dan keakuratan data e. )emudahan dalam menentukan letak *posisi geogra%is/, jarak dan luasan. 3.3. Kegiatan Pengembangan Ka0asan 5enentuan kawasan dilakukan berdasarkan pada pengertian %ungsi pelestarian sumberdaya lahan dalam arti luas, yaitu %ungsi konser3asi dan %ungsi produksi. 1emua wilayah kecamatan memiliki potensi yang sama untuk diseleksi berdasarkan potensi komoditi kehutanan, pertanian tanaman pangan 8 hortikultura, peternakan dan perkebunan, berikut sarana dan prasarana penunjang yang terdapat di setiap :6)A1;.

2"

1kenario pengembangan )155&1H terpilih ditempuh melalui skala pengembangan kawasan sbb" 5ertama, pemilihan )155&1H prioritas, ditujukan untuk memudahkan pengarahan peman%aatan ruang yang bergulir 2 bertahap, terarah sesuai dengan kemampuan pembangunan terbatas. )e dua, pengisian ruang )155&1H dapat dilakukan secara bertahap, sehingga diperlukan adanya sekala prioritas. 7engan skenario tersebut, maka program pengembangan )155&1H di :6)A1; )abupaten Jombang, Jember dan Trenggalek, Jawa Timur, dapat disajikan secara terintegrasi dan menyeluruh.

)epentingan tersebut di atas dimaksudkan untuk memberikan in%ormasi awal bagi masyarakat dan in3estor, misalnya adanya aspek pembiayaan dan mekanisme insenti% dan dis-insenti%. 7i dalam program-program terpilih dari satuan program, ada program yang dapat langsung dilaksanakan *action/ tanpa melalui tahapan pro%il in3estasi, misalnya program peningkatan sumberdaya manusia melalui sistem pelatihan. 5ro%il in3estasi dalam hal ini adalah suatu tahapan program yang masih perlu diperkenalkan kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan2promosi yang dapat diadakan setiap saat.

IV. METODOLOGI PELAKSANAAN 4.1. 'I8.K7P K9.I(T(8 a. 5engumpulan 7ata erdasarkan teknik pengumpulannya, data yang dikumpulkan terdiri atas" *#/. 7ata 5rimer 7ilakukan melalui wawancara , pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan *(/. 7ata 1ekunder 7ilakukan melalui antara lain" studi literatur , laporan dinas2instansi terkait, data statistik' peta tata guna lahan, sumberdaya dan kawasan hutan, dsb. b. 5engolahan 7ata 7ata yang telah terkumpul kemudian diolah dan dikelompokkan berdasarkan aspek yang akan dianalisis pada setiap :6)A1;. c. Analisis 7ata Hasil pengolahan data dianalisis dalam rangka menyusun model )155&1H. Adapun aspek yang akan die3aluasi meliputi" *#/. )emungkinan keberlanjutan 5rogram pengembangan )155&1H *(/. ;ndikator Hidrologi mencakup antara lain" erosi, sedimentasi, banjir,

2#

*0/. *4/. *</. *>/.

kekeringan, %luktuasi air permukaan )eragaan Tataguna lahan mencakup antara lain" lahan kritis, kondisi penutupan lahan, dan produkti3itas lahan 1osial ekonomi mencakup a.l." pendapatan petani, sumber mata-pencaharian petani dan persepsi masyarakat' )elembagaan mencakup antara lain" 5roses penyelenggaraan dan pengelolaan pembangunan di tingkat 7esa, baik instansi utama maupun instansi terkait dan masyarakat termasuk kelompok tani. 5artisipasi &asyarakat mencakup antara lain" pemeliharaan dan pengembangan hasil pembangunan serta upaya-upaya yang dilakukan secara swadaya.

d. 5enyusunan :aporan Hasil dari kegiatan analisis ini kemudian dituangkan dalam laporan dimana di dalamnya juga memuat rekomendasi &odel )155&1H.

4.2. Pelaksanaan Kegiatan )egiatan ini dilaksanakan oleh 7inas )eutanan Jawa Timur bekerjasama dengan :5& B!; $AD, &alang dan lembaga-lembaga setempat lain yang rele3an. 4.3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 5elaksanaan studi dilakukan menjadi lima tahapan, yaitu" *a/ Tahap persiapan" penyusunan kuesioner yang tepat sasaran dengan kegiatannya meliputi " a. pengumpulan data2opini tentang konsepsi, pelaksanaan, dan hasil-hasil yang telah dicapai dari unit pelaksanaan, dan hasil-hasil yang telah dicapai dari unit pelaksanaan program pembangunan pedesaan di 5=&)A Jombang, Jember dan Trenggalek, serta instansi terkait di daerah, b. kunjungan ke lokasi sasaran untuk melihat kondisi wilayah dan kehidupan masyarakat sehari-hari di desa, mengenali kondisi sosial ekonomi masyarakat, c. Bji coba kuesioner dan %inalisasi kuesioner. d. 5enyusunan acuan dan peta kerja *b/ Tahap pengumpulan data dan in%ormasi lapangan, terdiri dari kegiatan" 5enyebaran kuesioner kepada aparat2petugas di kecamatan dan desa, masyarakat, kelompok sasaran, dan bukan kelompok sasaran, melakukan wawancara langsung sebagai bahan cross-check dan pelengkap dari data kuesioner dan data sekunder. *c/. Tahap pengelolaan dan analisis, terdiri dari kegiatan" a. menganalisis data sekunder untuk melihat tingkat ke terkaitan antara pelaksanaan program dengan pemecahan masalah, menganalisis data

2)

primer untuk memperoleh gambaran man%aat program dikaitkan dengan mengembangkan sumber daya manusia, peningkatan usaha ekonomi masyarakat, dan kesejahteraan masyarakat, b. 5emetaan dan analisis peta-peta tematik c. perumusan kesimpulan serta merekomendasikan &odel )155&1H di masing-masing wilayah. *d/. Tahap presentasi dan %inalisasi laporan, terdiri dari kegiatan presentasi hasil studi dan diskusi dengan 5emda Tingkat ; dan Tingkat ;;, -penyempurnaan dokumen laporan akhir yang dilengkapi dengan peta, tabel, dan %oto yang rele3an sarta menyusun ringkasan hasil studi.

*e/. Tahapan upaya peman%aatan hasil e3aluasi, 5emkab melakukan indenti%ikasi program pengembangan )155&1H lebih lanjut serta penyusunan pembagian tanggungjawab pelaksanaan, )on%irmasi rencana tindak lanjut kegiatan untuk mendapatkan persetujuan2komitmen dari pihak-pihak yang terkait, 4.4.&9T3,9 9<('7(SI 4.4.1. Pendekatan =3aluasi perencanaan &odel )155&1H ini diarahkan untuk menge3aluasi potensi dan kendala-kendala yang dihadapi dalam program2upaya pengentasan kemiskinan yang pernah dilakukan. Tiga aspek penting yang akan die3aluasi adalah" *#/ program inputs *masukan program/ dan *(/ 5rogram acti3ities *kegiatan-kegiatan program/, dan *0/. resources yang dapat berbentuk %isik maupun non %isik dan pemeran yang harus disediakan untuk mencapai tujuan-tujuan dari program. 5rogram acti3ities terdiri dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemeran dari program untuk melaksanakan rencana kerja program. 1edangkan output merupakan hasil dari pelaksanaan program yang dilakukan. Akti3itas program dalam hal ini dapat kita anggap sebagai %aktor mengubah *mengkon3ersikan/ resources menjadi suatu hasil *results/. !amum tidak ada program yang bebas dari pengaruh %aktor-%aktor dari luar program. &isalnya, pelaksanaan program akan dipengaruhi oleh %aktor-%aktor ekonomi, sosial dan politik yang ada dalam masyarakat dimana program tersebut ditempatkan. 9aktor-%aktor luar memberikan kondisi lingkungan bagi pelaksanaan program disebut Aprogramme en3ironmentA, dikatakan sebagai A%aktor lingkungan programA. 9aktor-%aktor lingkungan yang menunjang keberhasilan program dianggap sebagai %aktor pendukung ekternal, misalnya anggota kelompok sasaran yang homogen. 9aktor-%aktor yang menghambat keberhasilan program, dianggap sebagai %aktor penghambat eksternal, misalnya anggota kelompok sasaran yang tidak homogen. 1edangkan proses dalam analisis pelaksanaan program dilakukan melalui kerangka logis pendekatan sistem. Bntuk mendapatkan data atau in%ormasi yang rele3an, tepat dalam e3aluasi harus direncanakan sebagai suatu kegiatan mulai

2+

dalam penentuan lokasi sampai dampak terhadap kesejahteraan masyarakat. 4.4.2. Kegiatan (nalisis ertumpu dari pendekatan seperti di atas, dalam studi diagnostik ini dilakukan beberapa kegiatan analisis, seperti " *a/. &engukur cakupan desa dan kelompok sasaran yang mendapat man%aat baik langsung maupun tidak langsung dari hasil pelaksanaan dan menilai kesesuain lokasi dan kelompok sasaran dengan kreteria program, *b/. &engukur tingkat produkti3itas dan di3ersi%ikasi usaha masyarakat, *c/. &enilai perkembangan aksesibilitas dan pelayanan dasar yang ada di kawasan bersangkutan, *d/. &elakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan program yang memberi dampak positip terhadap sumberdaya lingkungan, *e/. &enge3aluasi peluang tingkat partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan dan pengembangan hasil kegiatan, *%/. &enilai upaya perguliran bantuan dan mengidenti%ikasi kendalanya, menilai perkembangan akti3itas kelompoktani dalam pengembangan usaha produksi, pemasaran, dan penggalangan dana kelompok, *g/. &enilai peranan :)&7 dan 57 dalam pengembangan kelompok dan pembangunan desa, 4.4.3. 'ingkup (8('ISIS 7alam melakukan studi ini dibatasi kepada kawasan-kawasan yang berada di sekitar hutan. 7iutamakan akan dipilih desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan sepanjang hal tersebut memungkinkan. Hal ini diperlukan untuk mencari kekurang- sempurnaan dari pendekatan terdahulu serta mengupaya-upaya perbaikannya. 4.4.4. Indikat!r> Aariabel dan data Jenis indikator yang digunakan dalam studi ini di%okuskan pada hal-hal yang berkaitan langsung dengna upaya pengentasan kemiskinan masyarakat sekitar kawasan hutan. 4.4.5. &et!de Pengumpulan ,ata 7ata dan in%ormasi yang diperlukan dalam studi ini meliputi data primer dan sekunder. 7ata dan in%ormasi primer dari kelompok masyarakat *desa/ contoh dihimpun dengan teknik wawancara dengan menggunakan da%tar pertanyaan terstrukur *1ur3ei rumah tangga pedesaan/. 7ata primer pada tingkat kecamatan dikumpulkan dengan melalui kegiatan A5emahaman 5erdesaan secara )ilatA *$apid $ural Appraisal, $$A/ dengan menggunakan pedoman $$A yang telah disiapkan sebelumnya. 7ata sekunder pada tingkat 7esa, )ecamatan, )abupaten dikumpulkan dengan melalui kegiatan pelacakan data dan in%ormasi di berbagai instansi terkait dengan menggunakan A5edoman pengumpulan data sekunderA yang telah disiapkan sebelumnya. 1ecara skematis tahapan pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut.

3-

5engumpulan data primer akan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pegumpulan data yaitu" *#/ Dawancara dengan menggunakan da%tar pertanyaan berstruktur2semi terstruktur, *(/ Dawancara bebas, dan *0/ 5engamatan langsung, dan *4/ $ural $apid Appraisal *$$A/. 1eperti diketahui masing-masing metode pengumpulan data tersebut di atas mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri. 6leh karena itu untuk menghindari kelemahan masing-masing metode dalam penelitian ini data akan dikumpulkan dengan menggunakan kombinasi ketiga metode di atas. 4a5. %a0an6ara dengan menggunakan ,a$tar Pertanyaan. Dawancara mutlak diperlukan dalam pengumpulan data ini sekaligus menggunakan kuesioner. 1eperti diketahui bahwa petani di pedesaan Jawa pada umumnya mempunyai keterbatasan kemampuan dalam membaca dan menulis huru% latin. Atas dasar kenyataan ini pengumpulan data dengan kuesioner2angket sulit dilakukan. 6leh sebab itu pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan wawancara menggunakan da%tar pertanyaan. Artinya pencacah *enumerator/ mewawancarai responden dengan menggunakan pedoman da%tar pertanyaan yang telah disiapkan dan sekligus pencacah mengisi da%tar pertanyaan itu berdasarkan jawaban yang diberikan responden. Jadi sebagai alat pengumpulan data dalam metode ini adalah da%tar pertanyaan. Agar da%tar pertanyaan yang digunakan benar- benar 3alid *sahih/ dan realibel *terpercaya/, maka akan dilakukan dua hal dalam proses penyusunan da%tar pertanyaan yaitu *#/ da%tar pertanyaan harus disusun dalam bahasa sehari-hari responden dan *(/ Harus dilakukan uji coba da%tar pertanyaan sebelum pengumpuan data dilakukan. 5enyusunan kuesioner2da%tar pertanyaan dalam bahasa sehari-hari responden dapat meningkatkan 3aliditas dan reallibilitas data yang dikumpulkan. )arena da%tar pertanyaan tersebut memenuhi standar bagi siapapun yang menjadi pencacah, sehingga 3ariasi jawaban yang diberikan responden biukan disebabkan oleh salah interpretasi pencacah atau responden. Bji coba da%tar pertanyaan adalah penting agar da%tar pertanyaan dapat dioperasionalkan di lapangan, sehingga apabila ada yang kurang rele3an atau perlu ditambah dapat dilakukan penyempurnaan lebih awal. 7engan demikian da%tar pertanyaan tersebut benar- benar dapat menangkap hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan peelitian dengan tepat dan terpercaya. Adapun bentuk konstruksi jawaban dari da%tar pertanyaan adalah kombinasi antara terstruktur dan semi terstruktur. 7a%tar pertanyaan semi terstruktur adalah penting untuk menghindari tidak masuknya suatu jawaban tertentu yang dijumpai di lapangan. 4b5. %a0an6ara Bebas. 7alam metode ini, pencacah mewawancarai responden secara terbuka. Artinya pencacah tidak menggunakan da%tar pertanyaan, akan tetapi menggunakan pedoman yang hanya memuat pokok-pokok masalah penelitian. 5edoman wawancara itu mempunyai %ungsi agar wawancara lebih terarah atau dapat diperoleh data sebagaimana yang diharapkan. Adapun materi pertanyaan diutamakan pada hal-hal yang tidak ditangkap melalui da%tar pertanyaan seperti bagaimana proses *mekanisme/ perumusan lokasi,

31

identikasi masalah, perumusan proyek. $esponden dalam metode pengumpulan data ini adalah dapat sama dengan responden metode wawancara dengan da%tar pertanyaan ataupun berbeda seperti tokoh masyarakat petani maju maupun pemimpin desa. 465. Pengamatan 'angsung. &etode ini dilaksanakan dengan jalan peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek2gejala yang menjadi perhatian dalam penelitian ini, dan sekaligus pula dilakukan pencatatan-pencatatan terhadap kesan-kesan dari hasil pengamatan itu. 7engan demikian melalui pengamatan langsung akan menghasilkan pengertian yang sering tidak dapat diperoleh lewat wawancara. ahkan melalui pengamatan ini juga dapat menimbulkan pertanyaan yang lebihh lanjut dapat dikemukakan dalam wawancara bebas. 5engamatan langsung akan diterapkan untuk pengumpulan data tentang implementasi proyek,dampak proyek,keadaan sarana dan prasarana transportasi, partisipasi masyarakatdalam kelembagaan yang ada. 7ata sekunder dikumpulkan dengan menelaah dokumen-dokumen resmi pada )antor )epala 7esa, )antor )ecamatan, )antor 1tatistik )abupaten , ;nstansi terkait. 7ata yang akan dikumpulkan mencakup data kuantitati% tentang tata guna tanah, jenis tanaman yang diusahakan, monogra%i desa dan monogra%i kabupaten, programprogram pembangunan yang pernah dilaksanakan, dan sebagainya. 4d5. 1ural 1apid (ppraisal. $ural $apid Appraisal dilakukan untuk menggali data untuk menjaga keutuhan dan memperdalam permasalahan yang dijumpai. &etode ini menggunakan key in%ormasi dengan menggunakan key indicators serta memperhatikan key processes. 4.4.". &et!de Pemilihan ;!nt!h 7alam penelitian ini sebagai unit analisis adalah wilayah kerja, desa dan rumah tangga miskin. 5emilihan lokasi contoh dilakukan secara bertahap sbb" *#/. 5emilihan suatu wilayah didasarkan atas in%ormasi bahwa di daerah tersebut terletak satu atau lebih )ecamatan yang berbatasan dengan kawasan hutan *(/. 5emilihan suatu )ecamatan didasarkan atas in%ormasi bahwa di dalam wilayahnya terdapat desa-desa miskin yang berbatasasn langsung dengan kawasan hutan *0/. 5enentukan desa contoh dalam suatu kecamatan didasarkan atas data sekunder *&onogra%i kecamatan/, yaitu desa sekitar hutan. 5emilihan kelompok masyarakat *atau desa/ untuk obser3asi data primer *sur3ei rumah tangga/ dilakukan secara sengaja di kecamatan contoh. 5ada setiap kecamatan dipilih desa-desa contoh. 5ada setiap desa contoh ini ditetapkan semua rumah tangga *yang paling miskin/ sebagai responden untuk diwawancarai dengan menggunakan da%tar pertanyaan yang terstruktur. *4/. 5enentuan responden rumah tangga miskin meliputi rumah tangga yang meman%aatkan sumberdaya hutan *</. A)ey in%ormansA untuk penghimpunan data secara $$A adalah 5ejabat &uspika,

32

)epala 7esa, :)&7, &antri tani, )ontak tani, ulama2pemuka masyarakat, penyuluh lapangan, pedagang, atau personal lain yang dipandang perlu. $esponden dalam penelitian terdiri dari berbagai pemeran pemba ngunan mulai tingkat )abupaten sampai tingkat desa, serta masyarakat. 1ecara lebih rinci jenis responden dalam penelitian ini adalah " *#/ ;nstansi 1ektoral *dinas/ Tingkat ;;, *(/ 5etugas ;nstansi 1ektoral di Tingkat )ecamatan, *0/ 5enyuluh- penyuluh tingkat )abupaten dan2 )ecamatan, *4/. Famat dan )aur 5embangunan, *</ )epala 7esa, 57, 5)), :&7, dan :)&7, *>/ )elembagaan non %ormal di desa, dan *+/. $umah tangga.

Anda mungkin juga menyukai