Anda di halaman 1dari 33

Presentasi Kasus

ANESTESI SPINAL PADA MOLA HIDATIDOSA


Pembimbing : dr. Tendi Novara, , M.Si.Med, Sp.An
Disusun Oleh : 1. Zahra Ibadina Silmi G4A013057

2. Fawzia Merdhiana

G4A013058

SMF ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO 2013

PENDAHULUAN
Mola hidatidosa adalah suatu kelainan di dalam

kehamilan dimana jaringan plasenta berkembang dan membelah terus menerus dalam jumlah yang berlebihan dengan atau tanpa janin. Prevalensi : di Asia, Afrika, Amerika latin > negara barat. Barat 1:200 atau 2000 kehamilan Berkembang 1:100 atau 600 kehamilan

E/: gangguan genetik (spermatozoa+ovum tanpa

nukleus atau 2 sperma + 1 ovum), kromosom triploid Diagnosis : Ax : perdarahan pervaginam, kadang disertai kontraksi uterus, amenore, tanda kehamilan, hiperemis, preeklampsia sblm minggu ke-24 Px fisik : uterus pada mola hidatidosa tumbuh lebih cepat dari kehamilan biasa, gerak janin (-), DJJ (-) Lab : hCG meningkat USG : bintik2, vili korealis (+)

Terapi :

terdapat kemungkinan menjadi ganas, histerektomi : usia lanjut kuretase : usia muda kuretase dilakukan berulang untuk memastikan uterus benar-benar kosong, Ro paru : ada/tidak metastase

Anestesi
Suatu tindakan untuk menghilangkan nyeri saat

pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang dapat menimbulkan nyeri (Morgan, 2006) Spinal anestesi pemberian obat anestesi lokal ke dalam ruang subarakhnoid sederhana, efektif, mudah dikerjakan (Latief, 2002)

Teknik
Posisi pasien : tidur lateral dekubitus atau duduk

Perpotongan kedua crista iliaka = L4-5. Tentukan

tempat tusukan (L2-3, L3-4, atau L4-5) Sterilkan tempat tusukan Lakukan penusukan dengan jarum spinal (22G29G) kulit-subkutis-lig. supraspinosum-lig interspinosum-lig flavum-r epidural-duramater-r sub arakhnoid

IDENTITAS PASIEN
Nama

Umur
No.CM

Ruang
Tgl masuk Tgl operasi

: Ny. S : 25 tahun : 297324 : Teratai : 19-10-2013 : 21-10-2013

PRIMARY SURVEY
Clear, MP 1, gipong -, gisu Spontan, dinding dada simetris, RR 16x/menit, reguler, SD vesikuler, Rh -, Wh -. Kulit teraba hangat, TD 130/90 mmHg, nadi 80 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup, S1> S2, murmur -, gallop Kesadaran composmentis, BB 46 kg, suhu 36,6 oC

SECONDARY SURVEY
ANAMNESIS Keluhan utama : Pasien mengeluhkan keluar flek darah. RPS : Pasien datang ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo tanggal 11 Oktober 2013 dengan keluhan keluar flek darah. Flek darah keluar terus-menerus dari jalan lahir. Pasien juga merasa bagian perut bawah kadang terasa pegal.

Pasien tidak ada keluhan sesak saat bekerja, berdebar-debar, mudah kelelahan, berkeringat berlebih, peningkatan nafsu makan dan penurunan berat badan Riw. Obstetri : P1A1 Anak 1st : hidup, persalinan normal, lahir spontan oleh bidan, BBL 2700 gram, PB 48 cm. Usia 4,5 tahun, perempuan. Riw KB : suntik 3 bulan Riw nikah : 1x/5 tahun

Riwayat penyakit dahulu

: Riwayat asma, alergi, penyakit jantung, hipertensi, paru, ginjal, DM, trauma atau kecelakaan disangkal. R operasi kuretase I (10-10-2013). Pembiusan dengan spinal anestesi. Saat operasi berlangsung maupun setelah operasi tidak ada masalah, namun pasien mengeluhkan darah masih tetap keluar dari jalan lahir. Riwayat penyakit keluarga : asma, alergi, penyakit jantung, ginjal, paru, DM, hipertensi, dan riwayat penyakit yang

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran :
Vital Sign :

Kompos mentis
Tekanan darah : 130/90 mmHg

Nadi
Suhu

: 80x/menit
: 36,7C

Pernafasan

: 16x/menit

Status Generalis Kulit : ikterik -, sianosis -, turgor kulit cukup, capilary refill < 2 detik, teraba hangat. Kepala: jejas -, rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut. Muka : simetris, jejas -. Mata : konjungtiva anemis -, sklera ikterik -, Hidung : deviasi septum -, discharge Mulut : sianosis Telinga : simetris, discharge Leher : jejas -, trakhea teraba di tengah, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe. Punggung : tak ada deformitas

Jantung Inspeksi sinistra. Palpasi Perkusi


Batas atas kiri Batas atas kanan Batas bawah kiri Batas bawah kanan Auskultasi

: tampak ictus cordis 2 cm di sebelah medial linea midclavicula : ictus cordis tidak kuat angkat : : SIC II linea parasternalis sinsitra : SIC II linea parasternalis dextra : SIC V linea midclavicula sinistra

: SIC IV linea parasternalis dextra : S1 > S2 reguler, tidak terdengar gallop maupun murmur.

Paru
Inspeksi

: dinding dada simetris pada saat statis dan dinamis serta tidak ditemukan
ketertinggalan gerak.

retraksi dan
Palpasi

: simetris, vokal fremitus kanan sama dengan kiri dan tidak terdapat ketertinggalan gerak. : sonor kedua lapang paru : Rh -, Wh : perut datar, simetris, tidak terdapat jejas dan massa

Perkusi Auskultasi

Abdomen

Inspeksi

Auskultasi

: bising usus + normal

Pemeriksaan Ekstremitas :

1) Inspeksi : Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan sianosis 2) Palpasi : a) Tonus : N N N N b) Turgor kulit cukup c) Akral hangat d) Edema -

PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan Hb Leukosit Ht Eritrosit Trombosit PT APTT HbsAg 18-10-2013 10,5 12710 31 3,7 juta 312.000 12,4 34,3 Non reaktif Nilai Normal (N=12-16) (N= 4800-10800) (N= 37-47) (N= 4,2juta-5,4juta) (N= 150.000-450.000) (N= 11,5-15,5) (N= 25-35) Non reaktif

Pemeriksaan USG abdomen : 10 Oktober 2013 Uterus Slighly enlarge dengan aktivitas vili (+), tampak massa hipoechoic ukuran 6 cm, kesan : kista lutein

Diagnosis

Mola hidatidosa Pro Kuretase II

Penatalaksanaan

IVFD Ringer Laktat 23 tetes permenit Program kuretase kedua tanggal 21 Oktober 2013 Konsul anestesi : ACC ASA II, puasa 6 jam pre operasi Informed consent operasi dan pembiusan

Kesimpulan ACC ASA II

LAPORAN ANESTESI Penatalaksanaan Preoperasi Informed consent Puasa 6 jam pre operasi IVFD Ringer laktat

PENATALAKSANAAN OPERASI
Jenis Pembedahan

Jenis Anestesi
Teknik Anestesi Mulai Anestesi

Mulai Operasi
Premedikasi

: Kuretase : Anestesi Regional : Anestesi Spinal : 21 Oktober 2013 pukul 10.00 WIB : 21 Oktober 2013 pukul 10.08 WIB : ondansentron 4 mg, ketorolac 30

mg Medikasi : Bupivakain (Bufanest) 3 mL Maintanance : oksigen Respirasi : spontan Posisi : litotomi Cairan Durante Operasi : Ringer laktat 500 ml

Pemantauan
Jam 10.00 10.15 10.30 Sistol 120 110 100 Diastol 60 60 80 Nadi (kali permenit) Saturasi oksigen (%) 80 80 70 97 98 96

Selesai operasi

: 10.25 WIB Selesai anestesi : 10.30 WIB Perdarahan : +100 cc

PRE OP
Auto anamnesis
Keluhan : Riwayat asma, alergi, penyakit jantung, ginjal, paru,

hipertensi, DM, maupun trauma atau kecelakaan (-)


Pemeriksaan fisik
Vital sign dalam batas normal
Head to toe dbn

Pemeriksaan lab
Pemeriksaan darah lengkap, PT, APTT, HBsAg

Informed consent Puasa


pasien dipuasakan selama 6 jam pasien puasa mulai jam 04.00 WIB & mulai operasi jam

10.00 WIB (6 jam)

DURANTE OP
Premedikasi
Ondansentron 4 mg Bupivakain 3mL Ketorolac 30 mg

MAINTENANCE N2O O2 Isofluran

MONITORING Tekanan darah, nadi, saturasi O2


Jam Sistol Diastol Nadi (kali permenit) Saturasi oksigen (%)

10.00
10.15 10.30

120
110 100

60
60 80

80
80 70

97
98 96

Input cairan infus RL 500 cc

Kebutuhan cairan perempuan usia 25 th dg BB 45 kg BB (kg) x indeks = 45 x 2 =90 ml M = 2 ml x BB =2 x 45 = 90 ml P = lamanya puasa (jam) x maintenance = 6 x 90 = 540 ml Jam I = P + M + IWL = .540 + 90 + 180 = 540 ml Jam II&III= P + M + IWL = .540 + 90 + 180 = 405 ml Jam IV dst= M + IWL = 90 + 432 = 270 ml

Estimated Blood Volume (EBV) = 65 x berat

badan (kg)
= 65 x 45 = 2925 ml Pasien memerlukan terapi pengganti cairan berupa darah apabila perdarahan mencapai lebih dari 20 % dari EBV = 20% x 2925 ml = 585 ml Pasien mengalami perdarahan 100 ml sehingga tidak memerlukan terapi pengganti cairan berupa darah.

POST OP
dibawa ke ruang pemulihan

evaluasi tekanan darah, nadi,

saturasi O2 medikasi post operatif : ketorolac 30 mg analgetik ondansetron 4 mg antiemetik

KESIMPULAN
Pasien bernama Ny. S 25 tahun,dx mola

hidatidosa, tindakan kuretase II, dg anestesi regional, metode spinal anestesi. Medikasi yang diberikan :
Premedikasi :

ondansentron 4mg Medikasi : bupivakain 3 mL Maintenance : N2O 2L/menit, O2 2L/menit, Isofluran 2 vol%,

Cairan infus yang diberikan selama operasi : RL

500 cc. Lama operasi 30 menit. Pasien dibawa ke ruang pemulihan post OP untuk diobservasi.
Jalan nafas dalam keadaan baik Pernafasan spontan dan adekuat Kesadaran sadar penuh.

Tekanan darah selama 30 menit pertama pasca

operasi stabil yaitu 110/70 mmHg. Pasien diberikan medikasi post operatif yaitu ketorolac 30 mg jika pasien kesakitan dan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai