Anda di halaman 1dari 37

GANGGUAN NON PSIKOTIK

I. GANGGUAN NEUROTIK: 1. Kel. Gangguan cemas: Panik dan agoraphobia Fobia Obsesi kompulsi Gangguan cemas menyeluruh Stres pasca trauma Cemas oleh karena kondisi fisik Cemas oleh karena penggunaan zat / obat

2. Kelompok gangguan somatoform 3. Kelompok gangguan disosiatif konversi

II. SINDROM PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FISIOLOGIS DAN FAKTOR FISIK

GANGGUAN NEUROTIK: 1.Gangguan non jiwa psikotik 2.RTA (Realty Testing Ability) relatif masih baik 3.Insight (tilikan) masih baik 4.Freud: Membedakan 2 jenis NEUROSIS 1. Actual neurosis etiologi terbendungnya libido fisiologis contoh: cemas,hipokondriasis,neurasthenia 2. Psikoneurosis: pikiran,keinginan yang direpresi

Gangguan Neurotik

Neurosis: 1. 2. 3. 4. Gangguan jiwa nonpsikotik RTA masih baik,tilikan masih baik Tedensi recurrent dan kronis Fungsi social dapat sangat terganggu

I.

DSM IV: 1. Gangguan cemas 2. Gangguan somatoform 3. Gangguan dissosiatif 4. Disfungsi seksual non organik 5. Gangguan dystimic (neurosis depresi)

II. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

PPDGJ III: Kelompok gangguan cemas Gangguan penyesuaian Gangguan dissosiatif Gangguan somatoform Neurasthenia Sindrom depersonalisasi - derealisasi

CEMAS

Cemas khawatir yang berlebihan terhadap hal yang tidak jelas / belum tentu terjadi disertai gejala somatic (motorik;sso)

Cemas: 1. Tanda peringatan dini adanya ancaman bahaya internal maupun eksternal 2. Agar individu memberi reaksi / tindakan mengurangi / menghilangkan akibat cemas 3. Stresor akan menjadi cemas (distress) bila ego tidak berfungsi baik (tergantung tipe kepribadian,berat dan lamanya stresor) 4. Ada fungsi adaptif dari cemas 5. Fisiologik: secara fisiologi cemas dan takut sama

Gejala-gejala cemas:

I.Psikologik: 1.Khawatir yang berlebihan 2.Gangguan konsentrasi 3.Gangguan daya ingat 4.Gangguan tidur awal 5.Libido menurun

6.Perasaan ada yang mengganjal di leher 7.Waspada berlebihan 8.Gelisah II.Somatik: A. Motorik 1.Nyeri,sakit otot 2.Tremor 3.Tegang B. Otonomik: 1.Palpitasi / tachikardi 2.Hipertensi 3.Pusing 4.Pupil midriasis 5.Berkeringat 6.Sincope 7.Rasa tidak enak di perut 8.Diare 9.Ingin / sering BAK

FUNGSI ADAPTIF CEMAS (ANXIETAS)


1. Merupakan tanda peringatan akan adanya ancaman / bahaya dari dalam (internal) / eksternal (dari luar) 2. Anxietas sebagai peringatan adanya kerusakan dalam tubuh,nyeri,perasaan tidak berdaya (helplessness),adanya hukuman,frustasi social,kebutuhan tubuh,kemungkinan berpisah dengan orang yang dikasihi,ancaman terhadap status social/pck 3. Semua ancaman tersebut mendesak individu untuk mempersiapkan / mengambil langkah yang perlu untuk mencegah ancaman / mengurangi akibatnya 4. Jadi anxietas mencegah kerusakan dengan mengingatkan individu melakukan tindakan tertentu yang (forestall)bahaya

STRES,KONFLIK DAN CEMAS (ANXIETAS)

Apakah suatu kejadian dihayati sebagai sesuatu yang menyebabkan stres tergantung dari beberapa hal: 1. Tergantung sifat / asal dari stres tersebut 2. Sumber yang mendukung (orang dekat,lingkungan,mekanisme defense) 3. Apakah ego individu berfungsi dengan baik menjaga keseimbangan dunia internal dan eksternal Kalau ego tidak bisa menjaga keseimbangan itu maka individu akan mengalami anxietas (cemas, ketidak seimbangan eksternal dan internal misal: antara dunia luar dengan ego atau yang bersifat internal antara impuls pribadi (agresifitas,seksual) dengan nurani (conscience). Inbalans menyebabkan KONFLIK. Penyebab konflik eksternal bersifat interpersonal (antar individu) sedangkan konflik internal intrapsikis / intrapersonal )

ETIOLOGI CEMAS
I. TEORI PSIKOLOGI

A. Teori Psikoanalisa: Konflik / frustrasi yang terjadi pada setiap tahapan perkembangan manusia (psikoseksual-freud) akan terjadi cemas yang spesifik 1. Cemas disintegrasi 2. Cemas perpisahan 3. Cemas kastrasi 4. Cemas superego Cemas Superego: Guilty feeling oleh karena tidak dapat memenuhi / mengikuti standard moral / norma yang diterapkan orang tua

B. Teori Perilaku: - Cemas merupakan respons yang terkondisi terhadap Stimulasi lingkungan - Cemas ditiru dari orang tua

C. Teori Eksistensi: Individu akan mengalami cemas bila eksistensinya terancam

II.TEORI BIOLOGI

1. SSO: Stimulasi meningkat. Aktivitas simpatis / parasimpatis meningkat (gejala otonomik) 2. Neurotransmiter: -Norepineprin meningkat -Serotonin meningkat (LSD metamfetamin) -Gaba tidak berfungsi dengan baik 3. Kelainan neuroanatomi / struktural: - Ventrikel lebih besar - Hemisphere asymetris - System lambic, aktivitas meningkat (OBS) - Kelainan cortex lobus temporalis (OBS) (mirip epilepsi) 4. Faktor genetic (panik)

EPIDEMIOLOGI GANGGUAN CEMAS


________________________________________________________________________

I. Gangguan panik:

Prevalensi 1,5-5% gangguan panik 3-5,6% serangan panik Wanita 2-3 kali lebih sering dibanding laki-laki Agorafobia 0,6-6% > penderita agoraphobia dengan gangguan panik Comorbiditas: - 91% pasien gangguan panik dan 84% yang dengan agoraphobia ada comorbid paling sedikit satu dari gangguan berikut:a. Gangguan depresi b. Gangguan cemas (ansietas) lain c. Gangguan kepribadian d. Gangguan yang berkaitan dengan penggunaan zat/obat
II. Gangguan Cemas Menyeluruh

(GAD):

1. 2. 3. 4.

Prevalensi 3-8% Rasio wanita : pria = ( 2 : 1 ) Usia datang ke klinik pada umur 20th Paling sering 50-90% coexists ( terjadi bersamaan dengan gangguan fobia sosial,fobia spesifik,gangguan panik,depresi

III. Obsesif konpulsi (OCD) :

1. Prevalensi pada populasi umum. 2-3% 2. 10% dari pasien berobat jalan pada klinik psikiatri

3. Usia rata-rata onset pada 20th. Anak laki-laki lebih sering Penderita OCD disertai gangguan mental lain, 67% depresi berat, 25 % social fobia

Pedoman Diagnosa Gangguan Cemas ( Ansietas )


I. Panik ( Serangan panik )

Satu periode munculnya rasa takut atau tidak nyaman disertai gejalagejala (4 gejala atau lebih) yang muncul mendadak dan mencapai puncaknya dalam waktu 10 menit. Gejala panik tersebut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Palpitasi,meningkat denyut jantung Berkeringat Suara gemetar,menggigil Merasa nafas pendek Rasa tercekik Nyeri atau rasa tidak enak di dada Mual,tidak enak di perut Mau pingsan,kepala ringan Derealisasi dan depersonalisasi

10. 11. 12. 13.

Takut jadi gila atau kehilangan control Takut mati Kesemutan (parestesia) Menggigil atau muka merah

Serangan panik pertama kali sering spontan, kadang-kadang serangan panik muncul setelah adanya peningkatkan rangsangngan (peningkatan kegiatan fisik,aktivitas seksual,trauma emosional Serangan berlangsung dengan cepat meningkat dalam 10 menit dan berakhir 20-30 menit,jarang lebih dari 1 jam Gejala menonjol rasa takut yang hebat dan perasaan / firasat akan ada bahaya atau kematian
II. Pedoman

diagnosa agoraphobia:

a. Gejala psikologik atau otonomik harus manifestasi primer dari cemas (ansietas) dan bukan manifestasi sekunder oleh karena ( Waham ) atau pikiran lain b. Cemas (ansietas) yang muncul harus terbatas pada sekurangkurangnya 2 dari situasi berikut : - Banyak orang,tempat-tempat umum,berpergian keluar rumah dan berpergian sendiri c. Menghindari situasi fobik
III. Gangguan Cemas (Ansietas) Menyeluruh:

a. Kecemasan tentang masa depan (diri sendiri atau keluarga) b. Ketegangan motorik (gelisah,sakit kepala,gemetar,tidak dapat santai) c. Peningkatan aktivitas otonomik (berkeringat,palpitasi,nafas cepat,keluhan dari perut,pusing, dsb)

Gangguan Cemas
1. Gangguan cemas organik (oleh karena gangguan fisik): Penampilan klinis dapat: -Panik -Obsesi kompulsi -Gangguan cemas menyeluruh Curigai gangguan cemas organik bila perjalanan gangguan kronis 2. Gangguan cemas oleh karena penggunaan zat / obat. (pastikan pasien pernah pakai obat / zat). (amfetamin,systesis amfet, LSD dll) 3. Gangguan obsesif kompulsif: Pikiran obsesif, perilaku kompulsif 4. Gangguan fobia: - Fobia simple+sosial - Agorafobia 5. Gangguan panik: Serangan cemas yang berat bersifat episodic, mendadak, takut mati oleh karena serangan jantung 6. Gangguan cemas menyeluruh: Cemas terhadap hal yang dihadapi sehari-hari (masa depan anak, suami pensiun) Timbul setelah mendengar / membaca berita buruk / menakutkan 7. Reaksi terhadap stres akut (stresor yang berat / bencana) 8. Stres pasca trauma (stresor yang berat / bencana)

GANGGUAN CEMAS KARENA GANGGUAN KONDISI FISIK (CEMAS ORGANIK)


I. Gangguan neurologis: Neoplasme cerebral Trauma capitis Penyakit cv Migren Multipel sclerosis Epilepsi

II. Gangguan sistemik hypoksia: Penyakit cv Cardiac Aritmia Insuficiensi pulmo Anemia III. Endokrin: Thyroid Parathyroid Pituitary Pheochromocytoma Disfungsi adrenal IV. Gangguan inflamasi,rheumatik arthritis V. PMS Hypoglikemia Uremia VI. TOKSIK Alkohol Cafein Amfetamin

CEMAS OLEH KARENA PENGGUNAAN ZAT / OBAT


Klinis: 1. Gejala cemas 2. Gangguan fungsi kognitif (daya ingat,menghitung pemahaman)

Obat / zat penyebab: 1.Simpatomimetik Amfetamin Cocain Coffein 2.MDMA, LSD (serotonergik) 3.Canabis 4.Alkohol Diagnosa: 1. Harus jelas ada cemas 2. Cemas pada saat: Penggunaan 1 bulan stop Intoksikasi Putus zat Terapi: 1. Stop obat / zat 2. Berikan anti cemas 3. Psikoterapi

Gangguan Panik
1. Serangan cemas berat yang episodik mendadak tanpa pemicu 2. Klinis : Gejala cemas P.U.A, Palpitasi, Tachycardi Berkeringat Nausea Nafas pendek Nyeri dada

Rasa tercekik Pusing. Mau pingsan Menggigil Depersonalisasi-derealisasi Takut mati, takut gila, khawatir lepas kontrol Parastesi 3. Gangguan panik dapat berkembang / disertai agorafobia atau tanpa agorafobia. - Agorafobia sebagai sindrom awal yang disertai serangan panik - Agorafobia tanpa panic

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


1. Wanita dua kali lebih sering dibanding laki-laki 2. Sering coexist dengan gangguan lain seperti panik, depresi.0 3. Stresor psikososial: Masalah-masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari orang sakit seperti cemas mengenai pekerjaan suami, kuliah anak, jodoh anak, kematian, berita-berita buruk. Ada tedensi berpikir negatif 4. Gejala-gejala seperti gejala cemas pada umumnya lebih menonjol: Nafas pendek Berkeringat Palpitasi Keluhan gastro intestinal Mood jadi irritable

KLINIS OBSESI KOMPULSI


I. Kontaminasi: Ide kontaminasi mencuci berulang menghindari obyek kontaminasi Obyek : Feces urine, debu, bakteria

Pasien yakin bersinggungan / salaman dapat kontaminasi

II. Ragu yang patologis: Obsesi ragu-ragu kompulsi periksa ulang III. Pikiran obsesif: -Tema seksual -Agresivitas (bisa pada tahap lapor polisi, pengakuan pada ulama / pendeta) IV. Simetri: Kebutuhan posisi simetri / letak Akibatnya Lambat (makan lambat, bersihkan feces)

DSM IV: Agora fobia dikaitkan dengan panik PPDGJ II Agora fobia dipisahkan dari panik

I.FOBIA SOSIAL:
Mulai pada usia remaja,laki-perempuan sama Takut diperhatikan orang lain dalam kelompok yang relative kecil Makan di tempat umum Menggunakan toilet umum Menghadapi jenis kelamin lain Berbicara di depan umum Biasanya disertai harga diri yang rendah,takut di keritik Gejala pada waktu menghadapi situasi tsb diatas: Muka merah (malu) Gemetar Mual Ingin BAK

II.FOBIA SPESIFIK (KHAS,TERISOLASI)


Fobia yang terbatas pada situasi tertentu (spesifik) Hewan tertentu,tempat tinggi,petir,kegelapan,naik pesawat,ruang tertutup,dokter gigi,takut melihat darah

III.AGORA FOBIA:
Pengertian kata Agora=pasar / tempat terbuka Pengertian Agora fobia sekarang lebih luas mencakup: Ditempat dimana ada banyak orang.Takut berada di tempat yang diantisipasi bila dia terkena sesuatu tidak dapat segera menyingkir, atau sulit mendapat pertolongan Akbiatnya: -Takut meninggalkan rumah -Takut pergi belanja -Takut pergi sendiri dengan bis,kereta,pesawat Kebanyakan penderita wanita,usia dewasa muda Agora fobia dapat disetai panik atau tanpa disertai panik (Panik dapat berkembang menjadi agora fobia atau tanpa agora fobia)

TERAPI CEMAS
1. Psikoterapi supportif 2. Relaksasi 3. Farmakoterapi Anjuran: Terapi terbaik adalah kombinasi 1-2-3 Golongan Benzodiazepin: Dosis kecil Jangan jangka panjang (perhatikan kemungkinan toleransi) Perhatikan efek samping efek samping Panik: Gunakan gabungan:

Antidepresan Benzodeazepin Waktu ada serangan injeksi valium Obsesi kompulsi: Benzodiazepin waktu ada serangan cemas (alprasolam,lorazepam) SSRI dosis tinggi (sertralin) Antidepresan dengan sedasi kuat untuk malam (membantu tidur) Anafranil Gangguan Cemas Menyeluruh: SSRI Benzodiazepin PRN (bila perlu)

Keluhan atau Gejala Fisik yang Ada Kaitan dengan Faktor Psikologik
I. GANGGUAN SOMATOFORM: 1. Gangguan hipokondriasis 2. Gangguan somatisasi 3. Gangguan disfungsi otonomik 4. Gangguan nyeri somatoform 5. Gangguan body dismorfik GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI) 1. Disosiatif 2. Konversi

II.

III. FAKTOR PSIKOLOGIK YANG MEMPENGARUHI KONDISI FISIK (GENERAL MEDICAL CONDITION) IV. GANGGUAN CEMAS V. GANGGUAN DEPRESI VI. GANGGUAN BUATAN VII. GANGGUAN PURA-PURA ( MALINGERING )

GANGGUAN SOMATOFORM
1. 2. 3. 4. 5. 6. Gangguan somatisasi Gangguan hipokondriasis Gangguan nyeri psikogen (somatoform) Gangguan disfungsi otonomik somatoform Gangguan body dismorfik Gangguan somatoform lain: 1. Globus hystericus 2. Torticolis psikogenik 3. Pruritus psikogenik 4. Dismenore psikogenik 5. Kertak gigi

I. GANGGUAN SOMATISASI:
1. Keluhan fisik banyak (multipel),sekaligus 2. Keluhan kabur, tidak konsisten (keluhan berubah-ubah) 3. Tidak ada kelainan fisik / lab (kalau ada hanya minimal saja tidak sebanding dengan keluhan) 4. Onset sebelum usia 30th dan kronis (lebih sering pada usia belasan tahun)

5. Ada faktor psikologik sebagai etiologik 6. Mengganggu fungsi dan sering sekali pergi ke dokter 7. Wanita : Laki-laki = 5:1 1-2% populasi wanita 8. Etiologi I. Teori biologi: 1. Neuro psikologi 2. Genetik

II. Psikososial: 1.Ekspresi kemarahan. Misalnya terhadap suami 2.Behavior: Didikan / ditiru dari orang tua 9. Biasanya datang ke psikiater setelah ada gejala depresi atau cemas 10. Anjuran terapi: Jangan memberikan terapi simtomatik Psikofornaka diberikan bila ada gejala cemas / depresi

II. Gangguan Hipokondriasis


1. 2. 3. 4. Yakin dirinya telah / akan menderita penyakit T.T Tidak mau menerima penjelasan / nasehat dokter Sangat mencemaskan / memperhatikan kesehatan Interprestasi berlebihan terhadap sensasi tubuh,gejala fisiologik

5. Keluhan lebih konsisten dan menyangkut satu / dua organ biasanya gastro intestinal dan kardiovaskuler 6. Datang dengan cemas / depresi 7. Laki dan wanita sama 4-6 % pasien umum 8. Gangguan fungsi (kadang untuk manipulasi keluarga,orang lain)

III. DISFUNGSI OTONOMIK SOMATOFORM


1. Keluhan-keluhan memberi kesan adanya gangguan / penyakit pada saraf otonomik 2. Contoh: A. Kardiac neurosis B. Hiperventilasi C. Gastrik neurosis (aerofagi,dispepsi,piloro spasme) 3. Gejala objektif otonomik (palpitasi, berkeringat, flushing, tremor) Gejala subjektif / idiosinkratik / tidak spesifik. Misalnya: Gejala-gejala di kulit

IV. GANGGUAN NYERI SOMATOFORM


1. Nyeri yang sangat berat dan mengganggu fungsi 2. Tidak ada dasar organik / tidak sesuai dengan distribusi saraf

V. BODY DYSMORPHIC
1. Gambaran klinis (termasuk gangguan somatoform): Ada yang TIDAK BERES pada tubuhnya / bagian tubuhnya (bentuk,ukuran,kulit) Kadang sampai taraf Ideas Of Referens (waham referens) (orang pasti memperhatikan, mengetahui mengejek kondisi Tubuhnya).

. Organ yang terkait : rambut, hidung, mata, kulit, breast, penis, Bibir, gigi. 2. DD : 1. Normal ada pada anoreksia nervosa ganggunan gender. 2. Normal pada orang yang sangat memperhatikan penampilan. 3. Pedoman diagnosa : Harus ada preokupasi pada kondisi tersebut Gangguan fungsi Ada distres ( mengganggu secara emosional)

ETIOLOGI GANGGUAN SOMATOFORM

I. Gangguan hipokondriasis: 1. Misinterpretasi (salah intepretasi) gejala tubuh *Bila ada sensasi somatik (fisik) ini akan dirasakan berlebihan *Nilai ambang dan toleransi, yang rendah terhadap rasa tidak nyaman fisik 2. Mengambil peran menjadi orang sakit oleh karena ada masalah yang tidak dapat diatasi. Dengan cara ini pasien dapat menghindari kewajiban yang dianggap berat / berbahaya dan akan dimaafkan 3. Dianggap variasi gangguan jiwa lain terutama cemas dan depresi, (80% hipokondriasis coexist dengan cemas dan depresi) 4. Teori psikodinamik: Sikap agresif dan permusuhan ditransfer (diubah) menjadi keluhan fisik dengan cara tidak sadar (mekanisme defense,represi, dan displacement) Kemarahan akibat kekecewaan penolakan dan kehilangan masa lalu

Dianggap defense terhadap rasa bersalah, ekspresi rasa rendah diri. Self concern yang berlebihan Keluhan nyeri dan penderitaan fisik dihayati sebagai penebusan rasa bersalah dan hukuman pada salah dan dosa masa lalu II. Etiologi Gangguan Somatisasi A. Faktor psikososial Sebenarnya penyebab gangguan ini belum diketahui jelas: 1. Gejala muncul sebagai perwujudan menghindari tugas (tidak menyenangi pekerjaan) 2. Ekspresi emosi. Misalnya kemarahan pada suami / istri 3. Simbol dari suatu perasaan. Misalnya nyeri pada usus 4. Didikan orang tua, contoh dari orang tua 5. Keluarga yang tidak stabil 6. Anak yang mengalami kekerasan / abuse B. Faktor Biologik: Diduga ada dasar neuropsikologik Mungkin ada gangguan atensi dan fungsi kognitif yang berakibat pada kesalahan presepsi dan penilaian input somatosensori.Faktor genetik : -10 20 % pada generasi 1 wanita -Generasi laki-laki ada tedensi drug ABUSE dan ganguan kepribadian antisosial

Epidemiologi Gangguan Somatoform

I.

Prevalensi gangguan somatisasi:

1. 2. 3. 4. 5.

Prevalensi 0,1-0,5% dari populasi 5-10% dari pasien yang datang ke praktek umum dan dokter keluarga Wanita lebih banyak dibanding laki-laki ( 5:1 ) 1-2% dari populasi wanita Onset pada usia sebelum 30th, lebih sering pada wanita usia belasan tahun. Pendidikan,social,ekonomi rendah 6. Sering ditemukan bersamaan dengan gangguan jiwa lain, kecenderungan (traits) kepribadian,gangguan kepribadian. Ciricirinya antara lain adalah menghindar (avoidant),paranoid,obsesikompulsi (OCD),merusak diri sendiri (self defeating)

II.

Gangguan Hipokondriasis
Prevalensi 4-6% dari pasien di klinik umum Laki dan wanita sama,onset bisa pada semua usia Tidak ada hubungan dengan tingkat pendidikan / sosial Sering disertai gejala-gejala depresi dan cemas

1. 2. 3. 4.

III. 1. 2. 3. 4. 5.

Epidemiologi Gangguan Konversi

5-15% pasien konsultasi psikiatri pada RSU 25-30% dari pasien rawat di RS Veteran Wanita lebih banyak ( 2:1 sampai 5:1 ) Onset pada semua usia, lebih sering pada remaja dan dewasa muda Lebih sering pada masyarakat rural, pendidikan, dan penghasilan rendah, tentara yang pernah ikut perang 6. Sering ada comorbid. Depresi berat, gangguan cemas dan skizopernia

GANGGUAN DISOSIATIF KONVERSI

Pada PPDGJ III gangguan disosiatif dan konversi disatukan dalam 1 kelompok. Di KAPLAN (SYNOPSIS OF PSIKIATRY) gangguan konversi dikelompokan dalam GGN SOMATOFORM

PENGERTIAN I. II. Kehilangan sebagian / seluruh integrasi normal antara ingatan masa lalu,kesadaran akan identitas dan kendali gerakan tubuh KONVERSI: Konflik yang tidak terselesaikan / tidak dapat diatasi / kejadian traumatik di ubah secara tidak sadar (dengan mekanisme defensi) menjadi gejala-gejala fisik

GAMBARAN KLINIS 1. Mulai dan berakhirnya gejala disosiatif terjadi secara mendadak. Kebanyakan pulih dalam waktu beberapa minggu / bulan. 2. Paralisis dan anestesi biasanya lebih lama 3. Sangat perlu untuk menunjuk ke tenaga psikiater apabila kita menemukan gangguan tersebut karena bila sampai setahun / dua tahun baru dimulai terapi professional akan sangat sulit mendapatkan hasil PEDOMAN DIAGNOSTIK 1. TIDAK ADA GANGGUAN FISIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DISOSIATIF 2. ADA FAKTOR PSIKOLOGIK YANG BERMAKNA TERJADI MENDAHULUI MUNCULNYA GEJALA-GEJALA. CONTOH GANGGUAN DISOSIATIF 1. AMNESIA DISOSIATIP

A. HILANGNYA DAYA INGAT(SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA)MENGENAI KEJADIAN PENTING(TERAUMATIK)YANG BARU TERJADI TIDAK DISEBABKAN GANGGUAN MENTAL ORGANIK B. DIAGNOSA BANDING 1. AMNESIA ORGANIK A. ADA GEJALA-GEJALA NEOROLOGIK LAINYA B. GEJALA-GEJALA LABIH KONSISTEN C. DISORIENTASI DAN PENURUNAN KESADARAN FLUKTUATUIF D. TIDAK ADA KEJADIAN TRAUMATIK E. LEBIH SERING BERSIFAT RETROGRAD 2. FUGUE DISOSIATIF: a. Pergi dari rumah atau tempat kerja ketempat lain secara sengaja tanpa direncanakan sebelumnya b. Ada ciri-ciri amnesia disosiatif dan identitas baru c. Kesadaran kompos mentis 3. KESURURUPAN GANGGUAN TRANS a. Kehilangan sementara penghayatan identitas diri dan lingkungan b. Seakan-akan sedang dikuasai kekuatan lain atau kepribadian lain atau malikat c. Kadang-kadang dilakukan secara sengaja misalnya yang berkaitan dengan adat,budaya 4. STUPOR DISOSIATIF (MIRIP STUPOR SKIZOPRENIA) 1. Gerakan volunter hilang / berkurang 2. Respon terhadap rangsangan hilang / berkurang 3. Tidak ada penurunan kesadaran kalaupun ada hanya

sedikit saja 5. GANGGUAN DISOSIATIF GERAKAN DAN PENGINDERAAN 1. Gangguan / kehilangan penginderaan,gerakan sehingga pasien merasa dirinya sakit fisik (sering tidak sesuai dengan konsep / gejala fisik yang seharusnya) 2. Ada upaya menghindari konflik yang tidak dapat diselesaikan atau upaya penolakan atau penyangkalan 3. Pasien menyangkal adanya konflik, orang sering melihat problem yang nyata 4. Ada perilaku histrionik: Gejala muncul / bertambah berat bila ada orang-orang tertentu yang hadir 5. Labelle indifference 6. Mungkin meniru gangguan fisik yang pernah diderita keluarga 6. GANGGUAN MOTORIK DISOSIATIF Kehilangan kemampuan menggerakkan seluruh atau sebagian anggota gerak. Contohnya: 1. Paralisis gerakan lemah atau lambat,bisa sebagian / total 2. Gangguan kordinasi gerak (ataksia) sehinggga, cara jalannya jadi aneh / tidak mampu berdiri tanpa disangga 3. Gemetar / bergoyang yang berlebih pada ekstremitas pada seluruh tubuh 4. Akinesi 5. Afonia 6. Disartria 7. KONVULSI DISOSIAITIF (PSEUDOSEIZURES) Mirip kejang epilepsy,bedanya jarang terjadi:

Lidah tergigit Luka serius akibat terjatuh Inkontinesia Ada kesadaran menurun Bisa terjadi stupor atau trans 8. ANESTESIA ATAU KEHILANGAN SENSORI Disosiatif anestesia atau parestesi atau kehilangan daya sensorik. Contoh: Tuli,buta,kabur penglihatan tunnel vision,anosmia 9. Sindrom ganser 10. Gangguan kepribadian ganda

GANGGUAN KONVERSI
1. Definisi: Gangguan konversi adalah gangguan dengan karakteristik adanya 1 atau lebih gejala neurologik.(paralysis,kebutaan,parestesia) yang tidak dapat dijelaskan dengan adanya kelainan neurologik atau gangguan fisik lainnya. Dan untuk membuat diagnosanya harus ada faktor psikologik yang berhubungan dengan permulaan atau kekambuhan gejala-gejala neurologik tersebut 2. Nama lama gangguan konversi 3. adalah hysteria,reaksi konversi,reaksi disosiatif 4. Istilah convercion diperkenalkan oleh Sigmund freud dengan hipotesa gejala-gejala konversi adalah refleksi konflik yang tidak disadari (anconcious) 5. Epidemiologi: Sepertiga dari general populasi pernah menderita gangguan konversi dalam hidupnya Ada studi yang mengatakan 5% - 15% dari pasien konsultasi di RSU adalah gangguan konversi

Rasio wanita:laki-laki = paling sedikit 2:1 5:1. Dapat diderita pada semua usia Komorbit yang biasa ditemukan dengan gangguan depresi berat,gangguan cemas,skizoprenia

GEJALA PSIKOLOGIK PADA KONVERSI

1. Primary gain: Pasien memperoleh keuntungan primer dengan menjaga konflik internal tetap ada di bawah sadar Ada makna simbolik dari gejala konversi, yang merupakan representasi konflik yang tidak disadari 2. Secondary gain : Bebas dari kewajiban dan situasi sulit Mendapat bantuan Mengontrol perilaku orang lain 2. La Belle indifference: Sikap pasien yang tidak sesuai dengan kondisi sakitnya yang serius (tidak menunjukkan rasa khawatir) 3. Identifikasi: Gejala ditiru secara tidak sadar dari orang yang secara emosional dekat

DIAGNOSIS GANGGUAN KONVERSI:

Ada gejala yang mempengaruhi fungsi motorikvolunter dan fungsi sensorik (gejala-gejala neurologik) Gejala neurologik ini tidak dapat dijelaskan dasar kelainan neurologisnya Harus ada faktor psikologik yang ada kaitannya dengan gejala-gejala neurologik tersebut

GAMBARAN KLINIS GANGGUAN KONVERSI:

Gejala paling sering: paralysis, kebutaan mutism Paling biasa berkaitan dengan gangguan kepribadian pasif,agresif,depedent,anti sosial,histrionic Gejala penyerta yangpaling sering: Cemas dan depresi Ada 4 tipe spesifik: 1. Gejala-gejala sensorik: Anestesia dan parestesia pada ekstremitas (gejala tidak sesuai dengan distribusi antomi saraf) Glove and stocking anesthesia Hemianestesi Kalau mengenai organ sensori: Ada gejala-gejala tuli,buta,tunnel vision Pasien buta konversi: Tidak pernah terluka,tidak menabrak,reaksi pupil

2. Gejala motorik: -Gerakan apnormal,gangguan cara berjalan,jerks,tics,paralysis,paresis -Gejala semakin memburuk kalu pasien butuh perhatian, atau ada orang lain

3. Gejala-gejala kejang (pseudoseizure): Sering sulit dibedakan dengan aktualseizure (epilepsy) Gejala lidah tergigit,inkontinensia urin,terjatuh luka setelah kejang pada umumnya tidak terjadi

III ETIOLOGI GANGGUAN KONVERSI

A. TEORI PSIKOANALITIK: Konflik intrapsihik yang direpresi dan cemas diubah menjadi gejala fisik. Konflik antara impuls institual (agresifitas,seksual) dengan larangan untuk mengekspresikan. Dengan gejala fisik secara emosional lebih tenang karena konflinya telah beralih,gejala fisik bermakna simbolik.Dapat juga bermakna kontral atau manipulasi orang lain B. FAKTOR BIOLOGIK: 1. Brain imaging: Hypometabolisme pada hemisphere dominant sehingga komunikasi antar hemisphere terganggu akibatnya terjadilah gangguan konversi 2. Peningkatan aktivitas corteks serebral

3. Neuro psychologik test: Ada gangguan pada komunikasi verbal,memory,vigilance (kewaspadaan),perhatian

GANGGUAN BUATAN ( FACTITIOUS DISORDER )

( DSM IV, SYNOPSIS OF PSYCHATRI )

I.

Pengertian: Gangguan buatan ditandai dengan gejala-gejala fisik atau psikologik yang sengaja dibuat untuk menjadi orang sakit

II. Gejala Gangguan Buatan: Dibedakan 3 jenis: 1. Gangguan buatan dengan gejala psikiatri yang dominan : depresi,halusinasi,dissosiatif,gejala konversi,perilaku bizarre ( aneh ) 2. Gangguan buatan dengan gejala fisik yang dominan,disebut juga : sindrom munchausen ( hospital addiction,polysurgical addiction,sindrom pasien professional 3. Gangguan buatan dengan gejala campuran III. EPIDEMIOLOGI: 1. Prevalensi yang pasti tidak diketahui 2. Lebih sering pada laki-laki tenaga medis 3. Ada study yang menunjukkan 9% dari semua pasien yang masuk ke satu RS, juga disebut 3% demam buatan dari pasien yang masuk RS IV. ETIOLOGI: Pandangan psikodinamik 1. Ada riwayat child abuse dan deprivasi masa bayi 2. Orang tua rejecting parents

3. Pasien yang doyan tindakan operasi atau yang sejenis (masochists) menganggap hal itu sebagai hukuman atas dosa masa lalu 4. Identifikasi dengan keluarga yang pernah dirawat / menderita gangguan jiwa

GANGGUAN PURA-PURA (MALINGERING)


Keluhannya bisa bervariasi Dapat dikenali dengan memperhatikan kemungkinan motif mendapatkan keuntungan / konpensasi Misalnya: Minta dirawat agar mendapat keuntungan penggantian dll,menghindari tugas / kerja,urusan polisi,pengadilan,supaya dapat menginap gratis beberapa hari. Pasien akan berhenti berpura-pura bila dianggap tidak menguntungkan atau ada resiko ketahuan

Gangguan Neurotik Lainnya:


1. Neurasthenia: dikenal 2 tipe: 1.1. Keluhan utamanya kelelahan setelah kegiatan mental (pikiran-pikiran yang mengganggu, ingatan yang tidak menyenangkan,sulit konsentrasi) yang sering kali disertai menurunnya prestasi kerja. 1.2. Keluhan utamanya, adanya kelemahan fisik atau badaniah hanya karena melakukan kegiatan ringan saja, disertai perasaan nyeri, sakit otot-otot dan tidak mampu santai Pada kedua tipe tersebut sering ditemukan gejala tambahan berupa berbagai keluhan fisik, misalnya pusing kepala, sakit kepala karena ketegangan, kekhawatiran, gampang tersinggung, tidak ada semangat. Gangguan tidur biasanya berupa insomnia awal atau insomnia pertengahan atau bisa juga hipersomnia.

2. Sindrom depersonalisasi derealisasi (kadang-kadang disebut mirip dengan pengalaman menjelang kematian Near Death Experiences)

Anda mungkin juga menyukai