Anda di halaman 1dari 11

Skenario 2: Laki-laki, 69 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan kedua tungkai tak dapat digerakkan, tetapi kalau

disentuh masih dapat dirasakan. Sebelumnya penderita jatuh terduduk akibat terpeleset. Menurut penderita, dia tidak melihat genangan air di depannya sehingga menyebabkan dia terpeleset. Sejak seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas serta nafsu makan sangat berkurang tetapi tidak demam. Penderita selama ini mengidap dan minum obat penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi. Kata Kunci: - Laki-laki 69 tahun - Tidak melihat genangan air - Jatuh terduduk akibat terpeleset - Kedua tungkai tak dapat digerakan tapi jika disentuh masih dapat dirasakan - Batuk-batuk dan agak sesak napas sejak seminggu - Nafsu makan sangat berkurang - Tidak demam - Riwayat minum obat DM dan Hipertensi Analisis Masalah: 1.Tentukan dahulu apakah pasien merupakan pasien geriatri. Batasan usia lanjut di Indonesia menurut WHO South East AsiaRegional adalah > 60 tahun Jadi pasien termasuk pasien dengan usia lanjut karena telah berusia 69 tahun.

PASIEN USIA LANJUT tapi apakah merupakan pasien geriatri?


Dari karakteri stik di atas kami menyim pulkan bahwa pasien adalah PASEIN GERIATRI karena pasien memenuhi beberapa syarat diatas yaitu:

- MULTIPATOLOGI = menderita DM dan hipertensi (masih adakemungkinan ditemukan penyakit lain lagi) - TAMPILAN KLINIS MENYIMPANG = timbul karena adanya multipatologi dan cadangan faal menurun sehingga tampilan klinis tidak khas seperti pada gejala penyakit saluran nafas pasien tidak khas (batuk dan sesak tapi tidak demam). -+Kondisi akut sering tampil dalam bentuk JATUH, Sindrom delirium, TIDAK ADA NAFSU MAKAN, kelemahan umum. - DAYA CADANGAN FAAL MENURUN - PENURUNAN STATUS FUNGSIONAL = Status fungsional merupakan kemampuan seseorang melaksanakan aktivitas hidup tiap hari. - PERUBAHAN STATUS GIZI 2.Apakah yang dimaksud dengan instabilitas dan jatuh? Instabilitas adalah ketidakstabilan berdiri atau saat berjalan yg menyebabkan warga usia lanjut jatuh. Sedangkan jatuh adalah suatu kejadian yg dilaporkan penderita atau saksi mata, yg melihat kejadian sehingga penderita mendadak terbaring / terduduk dilantai / tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa hilang kesadaran. Pada pasien ini adalah hal penting bagi dokter untuk menanyakan: - LOKASI JATUHNYA, = genangan air, kemungkinan di dekat kamar mandi tapi masih perlu digali kemungkinan lainnya - BAGAIMANA CARA JATUHNYA, = terpeleset lalu terduduk - APAKAH PASIEN BERAPA DALAM KONDISI SADAR SAAT JATUH.= tidak melihat genangan air apa karena kesadaran saat itu sedang menurun atau karena faktor lain. Jatuh adalah salah satu GERITRIC GIANT, yang sering terjadi pada usia lanjut. 3. Faktor -faktor apa saja yang menyebabkan pasien terjatuh? Faktor resiko intrinsik (yang berasal dari diri pasien sendiri) - Sistem Sensorik = visus pasien curiga terganggu sehingga tidak melihat genangan air tersebut (mungkinkah ada kaitanya dengan DM dan hipertensi, misalnya retinopati diabetik). Pendengaran, fungsi vestibuler, dan proprioseptif masih perlu dikaji lebih lanjut. - Sistem Saraf Pusat (SSP) = stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan normal = masih perlu dikaji

- Kognitif = depresi (pasien berusaha mencari perhatian keluarga) ,demensia, dll MASIH PERLU DIKAJI - Muskuloskeletal = gangguan gaya berjalan oleh : -*Kekakuan jaringan penghubung *Penurunan visus/lapang pandang -*Berkurangnya massa otot (hiperkatabolisme) *Kerusakan proprioseptif -*Perlambatan konduksi saraf Faktor resiko ekstrinsik : - Obat-obatan Obat-obat DM pasien hipoglikemik pasokan glukosa otak turun pasien tidak stabil (kesadaran menurun) dan terjatuh. Obat-obat antihipertensi penurunan curah jantung maupun bradikardia, sehingga pasien hipotensi. Beberapa contoh obat antihipertensi dan efeknya : *diuretik :menyebabkan vasodilatasi vaskuler otot polos, *beta blocker: menurunkan cardiac output fatigue, kelemahan otot, bradicardia, *ACE inhibitor : menekan vasokonstriksi sehingga menyebabkan severe hypotension. - Alat bantu jalan, kalau tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya akan meningkatkan resiko pasien terjatuh. - lingkungan yang tidak mendukung / berbahaya misalnya: lampu ruangan yang kurang terang sehingga pasien tidak melihat genangan air, lantai tidak rata sehingga genangan air tidak terlihat, dan faktor lingkungan lainnya. Proses oksidasi, excitotoxicity, inflamasi, kegagalan mitochondria mengakibatkan interferensis pada substansia nigra pars compacta dimana pusat koordinasi semua aktivitas gerakan berada sehingga pasien usia lanjut tak dapat mengontrol keseimbangan, reflex postural, serta koordinasi neural. Inilah yang menyebabkan usia lanjut berbeda dengan usia produktif terutama dalam menjaga tubuh tetap seimbang manakala terjadi perubahan posisi.

4. Apa saja penyebab-penyebab yang bisa menyebabkan pasien terjatuh? - Kecelakaan (penyebab jatuh terbanyak pada lansia). Ada yang murni kecelakaan dan ada pula gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan akibat proses penuaan seperti pada pasien dimana mungkin mata kurang awas sehingga tidak melihat genangan air dan akhirnya terpeleset. - Proses penyakit spesifik = kardivaskular, neurologi, muskuloskeletal - Hipotensi ortostatik. Ada beberapa penyebab tapi pada pasien penyebab yang mungkin antara lain : karena pengaruh obat hipertensi, hipotensi sesudah makan (jadi perlu ditanyakan apa pasien sempat makan sebelum terjatuh). terlalu lama berbaring. - Obat-obatan = selain diuretik / antihipertensi dan obat hipoglikemik perlu juga ditanyakan mengenai riwayat penggunaan obat lain seperti antidepresan, sedativa, antipsikotik, dan alkohol. - Nyeri kepala atau vertigo = perlu ditanyakan pada pasien apakah sebelum terjatuh sedang dalam keadaan sakit kepala atau vertigo. - Sinkope : kesadaran menurun tiba-tiba, penurunan darah ke otak secara tiba-tiba, dll - Idiopatik. 5. Apa saja komplikasi yang dapat dialami pasien karena terjatuh? - PERLUKAAN (injuri) = Kerusakan jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri / vena atau PATAH TULANG / fraktur terutama pada pelvis, femur terutama bagian collum mengingat yang tidak bisa digerakkan pasien adalah extremitas inferiornya, atau patut dicurigai pasien mengalami fraktur kompresi pada vertebra sehingga saraf motorik untuk extremitas inferior terjepit dan menyebabkan tidak dapat

digerakkannya tungkai 9tapi keluhan utama kpmpresi vertebra biasanya nyeri perlu ditanyakan). HAL INI PERLU DIKAJI MELALUI PEMERIKSAAN RADIOLOGI. - Disabiliti = pasien akan merasa terisolasi, sulit bersosialisasi dan bisa depresi - Perawatan Rumah Sakit = bisa mengakibatkan berbagai komplikasi lebih lanjut seperti imobilisasi, atrofi otot, pneumonia ortostatik, hipoalbuminemia, dekubitus. - Kematian 6. Bagaimana penanganan yang harus diberikan pada pasien? Kita harus melakukan Comprehensive Geriatric Assessment yaituanalisis multi-disiplin yang dilakukan oleh geriatris atau suatu tim interdisipliner geriatri atas seorang penderita usia lanjut untuk mengetahui kapabilitas medis, fungsional, dan psiko-sosial agar dapat dilakukan penatalaksanaan secara menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup: ANAMNESA TAMBAHAN Data diri lengkap, riwayat medis umum, tingkat mobilitas, riwayat jatuh sebelumnya, obat lain yang dikonsumsi, apa yang dipikir pasien sebagai penyebab jatuh (sadar tidak bahwa akan jatuh), lingkungan sekitar tempat jatuh, gejala terkait, hilangnya kesadaran. PEMERIKSAAN FISIK: * Tanda vital :frekuensi nafas, nadi serta tekanan darah (saat baring, duduk, dan berdiri masing-masing berselang 1-2 menit), status gizi. * Pemeriksaan sistem : saraf cranialis, panca indra, saluran nafas, gigi mulut, leher, tiroid, kulit (ada tidaknya tanda trauma, pucat, dll), kardiovaskular (aritmia, bruti karotis, tanda stenosis aorta, sensitivitas sinus karotis), extremitas (khususnya untuk menilai ada tidanya penyakit degeneratif sendi, fraktur, diformitas, dll), dan neurologis (kelemahan atau kekakuan otot, saraf perifer, propioseptif, gejala ekstrapiramidal, refleks. PEMERIKSAAN TAMBAHAN * Radiologi melihat ada tidaknya fraktur, perlu juga foto thoraks untuk melihat ada tidaknya pneumonia.

* Laboratorium: pemeriksaan darah rutin, GDS, elektrolit, urin, albumin, SGOT & SGPT, fraksi lipid, fungsi tiroid, dll. PEMERIKSAAN FUNGSI: * PENAPISAN DEPRESI skor GDS 15 (Geriatric Depression Scale 15) * PEMERIKSAAN KEMAMPUAN MENTAL DAN KOGNITIF Dgn skor AMT (Abbreviated Mental Test) atau MMSE (Mini Mental State Examination) * PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL = Dgn Indeks ADLs Barthel (Activity Daily Living) ASESMEN LINGKUNGAN untuk menilai secara objektif keadaan lingkungan hidup pasien, menilai hambatan, halangan bagi pasien dalam mobilitas, penerangan, dll. DAFTAR MASALAH : disusun berdasar skala prioritas, keluhan utama, dan penyakit yg saling berkaitan juga harus diperhatikan. Jadi pada pasien ditemukan beberapa keluhan tetapi yang menjadi prioritas utama adalah komplikasi yang terjadi akibat jatuhnya pasien dimana pasien tidak dapat menggerakkan kedua tungkainya. Selain itu perlu diingat bahwa JATUH merupakan salah satu GERIATRIK GIANT yang merupakan masalah utama pada geriatri yang memerlukan penanganan. MENENTUKAN TUJUAN PENATALAKSANAAN Target utama penatalaksanaan untuk saat ini pasien dapat menggerakkan kedua tungkainya lagi ( bisa ditempuh melalui operatif atau konservatif, bergantung dari hasil pemeriksaan dan keadaan pasien). Perlu utnuk menghindari polifarmasi, serta menyusun daftar konsumsi obat-obatan berdasar skala prioritas.

DAFTAR PUSTAKA Al-Obaidi, Siva, dan Noble, 2006, Crash Course Cardiology, Mosby, Spanyol. Guyton dan Hall, 2006, Medical Physiology 11th Edition, Elsevier, Philadelphia. Kasper, Dennis L., dkk, 2005, Harrisons Principle of Interna Medicine 16th Edition,Mc-Graw Hill New York. Lllmann, Heinz dkk, 2000, Color Atlas of Pharmacology,.Thieme, New York. Martono, Hadi, dkk, 2009, Buku Ajar GERIATRI (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai Penerbit , Jakarta Price, A. Sylvia, dan Wilson, Lorraine M., 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6 Volume 1,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Sherwood, Lauralee., 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sudoyo, Aru, dkk, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V, Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai