Anda di halaman 1dari 1

ANTARA TAKHAYYUL DAN KEKAYAAN ALAM

Orang-orang tua dulu menasehati agar jangan merusak punden, tapaan, atau pohon keramat. Kita hanya ditakut-takuti agar tidak melakukan itu semua, dengan momok hantu, seperti banaspati, sundel bolong, wewe gombel, ular naga dan sebagainya. Dan intinya kita tidak berani melanggar. Paling mudah untuk menjelaskan sikap ketaatan ini adalah karena takut momok2 itu, bukan karena memang ada tidak momok itu. Ditambah lagi ketaatan kita pada orang-orang tua. Jangankan membongkar makam atau menghancurkan pohon keramat atau punden-punden itu, mengotori saja kami tidak mau/berani. Ternyata di kemudian hari, nasehat-nasehat itu mempunyai arti yang sangat penting. Dengan keberingasan nafsu menggunduli hutan, kami menderita kekeringan luar biasa. Dengan hancurnya punden, sumber mata air di sekitarnya juga hilang. Ternyata dibalik takhayul menyimpan kekayaan masa depan luar biasa. Dan begitu sederhananya leluhur kita menjaganya. Dan begitu baiknya kita menjaga dengan ketaatan bodoh kita. Namun, akhir-akhir ini sudah mulai banyak upaya-upaya untuk menghancurkan hal-hal seperti itu. Berita beredar ada di Mali. Maka berdasarkan pengalaman itu, satu pertanyaan sederhana diajukan, kekayaan apa yang tersimpan di bumi Mali?. Meski makam -makam itu tak ada bukti kaitan langsung, tetapi paling tidak, masih ada yang harus dijaga. Jika makam leluhur saja sudah tak ada gunanya, maka jangan heran kekayaan yang sudah lama dijaga oleh nasehat leluhur juga tanpa sungkan dikeruk.... Eh... ada apa ya di Mali?... konon.. di sanalah intan berlian tersimpan....

Anda mungkin juga menyukai