Askep
Askep
I.
PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1.
Data Umum
a.
Identitas klien
Nama
: Tn. K
Umur
: 94 tahun
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Agama
: kongucu
Pendidikan
: Lain-lain
Pekerjaan
No register
:-
Diagnosa Medis
: Jl. Kebonjati
: Ny T
Umur
2.
Pekerjaan
Pendidikan
:-
Agama
: Katholik
: Anak
Alamat
: Jl. Kebonjati
Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Klien
a.Alasan masuk Rumah sakit
Keluarga menyatakan badan klien teraba panas pada sore hari, panas
tidak turun walaupun sudah diberi obat, lalu kesadaran klien menurun.
b.Keluhan utama
Keluarga menyatakan bahwa sebelumnya klien pernah dirawat kurang
lebih 1 bulan di RS Adven, lalu pulang tanggal 10 Oktober 2013. Sewaktu
sore pasien panas, sudah diberi obat, tetapi tidak turun, lalu kesadarannya
menurun dan dibawa ke RS Santo Borromeus.
c.Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Klien mengalami demam sejak sore hari, keluarga tidak mengetahui
penyebab dari demam, demam tidak turun walaupun sudah diberi obat,
panas berlangsung hingga malam hari disertai penurunan kesadaran.
d.Keluhan Yang Menyertai
Tidak ada
e. Riwayat tindakan konservatif dan pengobatan yang telah didapat
2x1 Brainact, 1x1 tromboaspilet, 3x4 VIP albumin
3.Data Biologis
a. Penampilan umum:
Klien tampak sakit berat, kesadaran somnolen. Terpasang bedside
monitor, terpasang iv line di tangan kanan dan kiri, terpasang NGT,
terpasang kateter, terpasang oksigen dengan NRFM, terdapat luka
dekubitus di bokong grade III diameter 2x2, luka tekan di telapak kaki
2x1 cm grade III.
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 118/51 mmHg di tangan sebelah kanan
Nadi
Suhu
: 37,9 / aksila
Pernapasan
: 41x / menit
c. Tinggi badan
: 165 cm
Berat badan
: 45 kg
IMT
: 16,5
Klien kategori
: underweight (20-25)
2. Kardiovaskuler
Anamnese: tidak ada keluhan
Inspeksi: Konjungtiva tidak anemis, warna kulit tidak pucat, turgor
kulit sedikit berkurang, ictus cordis tidak terlihat, capillary
refill time: < 2 detik.
Palpasi : ekstremitas: akral hangat, tidak ada edema
Perkusi : batas jantung normal, suara pekak
Auskultasi : HR: 109 x/menit, tidak ada bunyi gallop, murmur, bunyi
jantung 1 di ICS 4 dan ICS 5 kanan, bunyi jantung 2 di
ICS 2 kanan kiri.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
3. Persarafan
Anamnese: klien mengalami penurunan kesadaran, kelemahan,
hemiplegi dan hemi parese
Inspeksi : bentuk muka simetris, mulut simetris, tidak ada spastik,
hemiplegi dan hemi parese Tes babinskki : normal
Tingkat kesadaran : Kualitatif : Somnolen
Kuantitatif : GCS 8 (E=2,M=4,V=2)
Uji Saraf Cranial: tidak dapat dikaji
Nervus I:
Nervus II:
Nervus III:
Nervus IV:
Nervus V:
Nervus VI:
Nervus VII:
Nervus VIII:
Nervus IX:
Nervus X:
Nervus XI:
Nervus XII:
Status emosional :
b.
Konsep diri
1. Body image :
2. Peran
3. Harga diri :
c.
Gaya komunikasi :
d.
Pola interaksi
e.
5. Data sosial-spiritual
a.Hubungan sosial
c.Gaya hidup
Jenis
Hasil
Satuan
Nilai rujukan
Hemoglobin
10
gr/dl
12,2-16,2
Leukosit
9.800
/mm3
Dewasa 460010200
Kimia
FAAL ginjal
BUN
6,2
Mg/dl
<1,2
Kreatinin
6,2
Mg/dl
P:<0,9
Na
152
Mg/dl
135-145
kalium
3,7
Mg/dl
3,5-5,3
b. Radilologi
Klinis 1 hari nafas tampak sesak, 1 hari demam, 3 hari komunikasi menurun
Foto thorax
CT Scan
Kesimpulan : MSC scan kepala tanpa kontras :
c.Terapi
Terapi Oral :
4x 10 ml propepsa
Komposisi
Sucralfate
Indikasi
Ulkus duodenum & gastrik, gastritis kronis.
Perhatian
Gagal ginjal kronis, pasien dialisis.
Kehamilan, menyusui, anak.
Efek samping
Konstipasi, mulut kering.
Diare, mual, muntah, perut terasa tidak nyaman, flatulen, pruritus, ruam kulit,
mengantuk, pusing, nyeri punggung, sakit kepala.
Farmako dinamik
3x1 sumagesik
Komposisi
Pertablet : Paracetamol 600 mg.
Indikasi
Untuk menurunkan demam serta rasa sakit termasuk sakit kepala, sakit gigi, sakit
pada otot dan persendian, rheumatoid arthritis, osteoarthritis.
Perhatian
Hipersensitif terhadap paracetamol.
Efek Samping
Reaksi hipersensitif.
Farmakokinetik
Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum puncak
dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di hati, sekitar
3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 % dikonjugasi
dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi melalui urin dalam
satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil benzokuinon yang sangat
reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya. Pada dosis normal bereaksi
dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi substansi nontoksik. Pada dosis besar
akan berikatan dengan sulfhidril dari protein hati.
Farmakodinamik
Efek analgesik Parasetamol dan Fenasetin serupa dengan Salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan
suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti
salisilat.
Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu Parasetamol dan Fenasetin tidak
digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis
prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak
terlihat pada kedua obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan
asam basa.
Semua obat analgetik non opioid bekerja melalui penghambatan siklooksigenase.
Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat
menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase secara
berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih kuat dari pada aspirin,
inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat melalui efek
pada pusat pengaturan panas. Parasetamol hanya mempunyai efek ringan pada
siklooksigenase perifer. Inilah yang menyebabkan Parasetamol hanya menghilangkan
atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol tidak mempengaruhi
nyeri yang ditimbulkan efek langsung prostaglandin, ini menunjukkan bahwa
parasetamol menghambat sintesa prostaglandin dan bukan blokade langsung
prostaglandin. Obat ini menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat
sintesa prostaglandin, tetapi demam yang ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin
tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain, seperti latihan
fisik.
1x1 amlodipin
Indikasi
Amlodipine diindikasikan untuk terapi hipertensi dan dapat digunakan sebagai
obat pengontrol tekanan darah pada kebanyakan pasien.
Amlodipine diindikasikan untuk first-line terapi iskemia miokard, baik karena
obstruksi tetap (stable-angina) dan/atau
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap dihydropyridines.
Efek Samping
Efek samping yang paling umum terjadi adalah sakit kepala, edema, lelah,
mual,flushing, dan pusing-pusing.
Farmakodinamik
Amlodipine merupakan penghambat aliran ion kalsium (penghambat kanal yang
lambat atau antagonis ion kalsium) dan menghambat aliran transmembran ion kalsium
1x1 tromboaspilet
3x2 ketosteril
1x1 cardioaspirin
2x brainact
Terapi Parenteral:
2x 40 pantozol
actrapid drip 6 jam
komposisi : insulin
indikasi : DM yang memerlukan insulin
Kontraindikasi : hipoglikemi
Efek samping : hipoglikemi
Farmakodinamik
Insulin mempunyai efek penting yang memudahkan gerak glukosa menembus
membran sel. Insulin membantu meningkatkan penyimpanan lemak dan
f.
Acara Infuse :
Koloid : triofusin 500 cc/jam, clinoleic 20 % 2 cc/jam, neprosteril 250 cc /
hari
Kristaloid : RL 1000 cc/ 24 jam
g.
Mobilisasi : Bedrest
B. PENGELOMPOKKAN DATA
Data Subjektif
Data Objektif
Saturasi O2 : 100 %
Tensi : 118/ 51 mmHg
Nadi : 109 x/ menit
Respirasi : 41 x/menit
Kesadaran somnolen
GCS : 8
Pasien sesak , menggunakan otot
tambahan pernapasan
Hemiparese, hemiplegi
Ekstremitas lemah
Kekuatan otot 1 1
11
ANALISIS DATA
Tanggal
Data
DO : Saturasi
O2 : 100 %
Tensi : 118/
Etiologi
Masalah
Trombus, emboli
Gangguan perfusi
51 mmHg
masuk di
Nadi : 109 x/
pembuluh darah
menit
otak menurun
Respirasi : 41
x/menit
Kesadaran
somnolen
oklusi pembuluh
darah
GCS : 8
Pasien sesak ,
menggunakan
iskemik
otot tambahan
pernapasan
DS :
penurunan perfusi
darah di otak
jaringan
DO :
Kesadaran
somnolen
Trombus, emboli
GCS : 8
masuk di
Hemiparese,
pembuluh darah
hemiplegi
otak menurun
Ekstremitas
lemah
Kekuatan otot
11
oklusi pembuluh
darah
11
iskemik
DS :
penurunan perfusi
darah di otak
infark cerebri
terganggunya
fungsi organ yang
dipersarafi
cerebellum
gangguan
keseimbangan,
kontraksi otot,
tonus otot
Gangguan
mobilitas fisik
gangguan
mobilitas fisik
3.2
Diagnosa Keperawatan
o Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan interupsi aliran darah :
ada sumbatan perdarahan, vasospasme cerebral, edema cerebral
o Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemhan fisik :
hemiplegia, parestesia, penurunan fungsi motorik
Hasil yang
diharapkan
perdarahan,
vasospasme
cerebral, edema
cerebral
DO : Saturasi
O2 : 100 %
Tensi : 118/ 51
mmHg
Nadi : 109 x/
menit
Respirasi : 41
x/menit
pasien
tidak
sesak,
tidak
menggun
akan otot
tambahan
pernapasa
n
TTV
( suhu,
nadi,
tensi, RR,
saturasi)
GCS 15,
kesadaran
compos
mentis
Intervensi
1. KKaji kesadaran
umum pasien dan
factor penyebab
terjadinya
peningkatan TIK
2. observasi status
neurologis,
tingkat kesadaran
3. observasi TTV
( suhu, nadi, RR,
Tensi, saturasi)
tiap 2 4 jam
4. catat pola dan
irama pernapasan
pasien tiap shift
5. catat perubahan
dalam
Rasional
1.
dengan terkajinya
factor penyebab, dapat
menemukan tindakan yang
tepat untuk mengatasi
masalah
2.
bila penurunan
terjadi dapat segera
diketahuai dan diatasi
3. mengetahuai perubahan
yang terjadi
4. pola pernapasan
yang tinggi
mengindikasikan
adanya gangguan
jalan nafas
5. menunjukan
gangguan cerebral
6. menunjukan fungsi
cerebral apakah
terjadi penurunan
penglihatan
7. mengurangi sesak
klien
seperti adanya
8. metabolisme yang
Kesadaran
gangguan lapang
somnolen
pandang/
GCS : 8
kesalahan sendiri
Pasien sesak ,
6. inspeksi pupil
menggunakan
untuk
otot tambahan
mengevaluasi
pernapasan
ukuran, bentuk,
dan reaksi
dihasilkan dapat
digunakan untuk
organ yang
mengalami
masalah, tidak
terbuang untuk
aktivitas jika tidak
tirah baring
9. mencegah
terjadinya asidosis
terhadap cahaya
tiap shift
7. beri posisi head
up 30-45
8. pertahankan tirah
baring, batasi
aktivitas pasien
9. berikan terapi O2
sesuai kebutuhan
Gangguan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan kelemaha
Tujuan :
1. Kaji kemampuan
mobilitas pasien
motorik pasien, nilai
terpenuhi/ pasien
dapat mandiri
kekuatan otot dari
dalam waktu 7 x
ekstremitas pasien tiap
24 jam dengan
1. Mengetahui
seberapa jauh
penurunan fungsi
mototrik pasien
2. Dengan dibantu,
kebutuhan dasar
fisik :
criteria
hemiplegia,
shift
klien dapat
terpenuhi
parestesia,
penurunan fungsi
motorik
DO :
55/
meningkat
Kesadaran
somnolen
GCS : 8
Hemiparese,
hemiplegi
Ekstremitas
lemah
3. Dengan
diikutsertakannya
keluarga, kebutuhan
dasar klien dapat
terpenuhi
personal hygiene,
nutrisi, eliminasi
Kekuatan otot
11
11
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal dan Jam
No.
DK
14 Oktober 2013
Implementasi
16 Oktober 2013
1. Mengobservasi keadaan
klien. Klien tampak
sakit berat, kesadaran
somnolen. Terpasang
bedside monitor,
terpasang iv line di
tangan kanan dan kiri,
terpasang NGT,
terpasang kateter,
terpasang oksigen
dengan 12 l/ menit
NRFM, terdapat luka
dekubitus di bokong
grade III diameter 2x2,
luka tekan di telapak
kaki 2x1 cm grade III
2. Membantu klien mandi
3. Mengganti perban klien
cuci dengan Nacl,
ditutup dengan
sopratul : luka belum
Anisa
bergranulasi
4. Mengobservasi TTV
Tensi : 100-130/40-60
Nadi : 100-128 x/menit
SPO2 : 96-100 %
Suhu : 36,5-37,9 derajat
celcius
5. Memeriksa gula darah :
208 mg/dl
6. Memberikan actrapid
1cc/jam
7. Memberikan klien
propepsa 10 ml
8. Memberikan sonde Dsol
200SV tidak ada retensi
9. Memberikan terapi
nebulizer nacl 0,9 %
10. Melakukan suction,
slem : kental, sedikit
11. Melakukan miring
kanan dan kiri serta
pemberian baby cream
17 Oktober 2013
1. Mengobservasi keadaan
klien. Klien tampak
sakit berat, kesadaran
somnolen. Terpasang
bedside monitor,
terpasang iv line di
tangan kanan dan kiri,
terpasang NGT,
terpasang kateter,
terpasang oksigen
dengan 12 l/ menit
NRFM, terdapat luka
Anisa
dekubitus di bokong
grade III diameter 2x2,
luka tekan di telapak
kaki 2x1 cm grade III
2. Membantu klien mandi
3. Melakukan pemeriksaan
fisik
4. Memberikan clapping
pada saat suction
5. Memberikan terapi
nebulizer, Nacl 0,9 %
dengan bisolvon
6. Melakukan miring
kanan dan kiri,
memberikan baby
cream
7. Mengobservasi TTV
Tensi : 100-130/40-60
Nadi : 100-128 x/menit
SPO2 : 96-100 %
Suhu : 36,5-37,9 derajat
celcius
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal dan Jam
No.
DK
Evaluasi
14 Oktober 2013
S:
Anisa
S:
O : klien masih bedrest,
hemiplegia, dan hemiparese
A : personal hygiene klien
belum terpenuhui
P : intervensi dilanjutkan
I : intervensi 2
E: masalah belum teratasi
Anisa