Anda di halaman 1dari 1

Response Paper Candra Puspita Dewi Psikologi Anak Usia Dini Dalam Situasi Beresiko 1206188931

Anak dalam Situasi Konflik dan Pasca Konflik Konflik di Ambon lebih dari 10 tahun yang lalu terjadi karena konflik antar agama. Kota Ambon dan sebagian desa-desa sekitarnya tersegregasi ketat dan terbagi dalam 2 wilayah yaitu Islam dan Kristen. Konflik yang cukup berkepanjangan ini menimbulkan dampak psikologis pada anak yaitu rasa takut marah benci dan mudah tersinggung gelisah kurang gisi kesulitan tidur penyakit I!"A tidak bisa bersekolah dan kehilangan teman bermain serta mengalami kekerasan. #ika hal ini tidak tertangani secara baik dapat menimbulkan problem psikologis seperti depresi "$!% gangguan kecemasan trauma serta gangguan perilaku lainnya seperti &%% '&ppositional %e(iant %isorder) terkait modelling dari orang dewasa yang setiap hari yang melakukan kekerasan dan pembakaran. !ehubungan dengan hal tersebut hasil riset jurnal *Annual research re(iew+ resilience and mental health in children and adolescents li(ing in areas of armed conflict a systematic re(iew of findings in low and middle-income countries, menekankan tentang pentingnya resiliensi bagi orang dewasa maupun anak-anak untuk bangkit dari keterpurukan akibat konflik bersenjata yang membawa dampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan psikososial penduduk yang menimpanya. Konsep resiliensi terdiri dari faktor promotif dan faktor protecti(e. -aktor protektif internal meliputi self esteem dan self efficacy. Ketika anak berada dalam situasi konflik seperti yang ada di Ambon yaitu baku tembak penggolokkan peluru nyasar ledakan bom secara mendadak dan pembakaran dimana-mana akan mempengaruhi tingkat self efficacy dan self esteem pada anak. Anak yang memiliki resiliensi yang tinggi berkorelasi dengan meningkatnya self efficacy 'keyakinan.ketangguhan diri) sedangkan resiliensi yang rendah juga akan menurunkan self esteem 'harga diri) anak karena dalam situasi ini nyawa sudah tidak dihargai lagi bahkan anak-anak dijadikan alat untuk tujuan jihad kemudian kembali dalam keadaan tidak bernyawa. "asca konflik yang mencekam menyisakan probematika psikologis bagi anak. !ecara umum definisi resiliensi mengacu pada kesehatan mental yang baik meskipun terkena paparan terhadap kesulitan yang signifikan '/uthar 0icchetti 1 2ecker 20003 4utter 2005 dalam 6ietse dkk 2017). 8asten '2001 dalam 6ietse dkk 2017) mendefinisikan resiliensi sebagai hasil yang baik terlepas dari ancaman serius dapat adaptasi atau mengembangkan diri lebih baik pasca terjadinya konflik. $injauan ini menyoroti pentingnya resiliensi sebagai konsep dinamis pada berbagai tingkat ekologi sosial 'misalnya prediksi pada indi(idu keluarga rekan sekolah dan komunitas) serta pentingnya perbedaan resiliensi di konteks sosial budaya. "engetahuan tentang resiliensi bisa menginformasikan inter(ensi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil yang lebih positif pada anak-anak karena tercapai keseimbangan antara resiko dan faktor protectie yang diketahui berimbas pada kesehatan mental anak $erkait analisis teori diatas presentasi yang disampaikan dalam kuliah oleh 2aihajar $ualeka dari /ingkar "emberdayaan "erempuan dan Anak '/A""A9) lebih banyak menggali faktor protekti(e yaitu inter(ensi promotif atau mencegah gejala psikologis dan inter(ensi pasca konflik.. 2aihajar mengalami sendiri ketegangan selama konflik ambon dia mampu bertahan dalam situasi sulit dan mencekam antara hidup dan mati karena banyak menolong korban yang langsung terkena tembakan. 4esiliensinya yang tinggi membuat 2aihajar akirnya berinisiatip memberikan inter(ensi untuk merubah situasi mengembangkan model pemulihan dalam makna luas baik di kota ambon dan pulau-pulau lainnya disekitar ambon 'maluku). 8odel inter(ensi yang dikembangkan 2aihajar awalnya tidak berjalan mulus namun tekad semangat dan kreati(itasnya yang tinggi membuatnya tidak menyerah untuk membantu anak-anak pasca konflik karena dia berpikir anak-anak itulah yang akan menjadi generasi penerus bangsa. 8odel inter(ensi yang dilakukan sudah sangat tepat yaitu dengan 'a) membangun model "A:% Keberagaman untuk memperkenalkan nilai-nilai toleransi anak-anak belajar dari realita kehidupan dan pengalaman mereka membangun rasa aman dan nyaman bagi anak-anak dari rasa takut kecemasan dan kesedihan menciptakan suasana bermain sambil belajar untuk membentuk karakter anak dalam situasi sulit membuat A"; sendiri dari barang bekas dan bahan alam mengembangkan nilai-nilai kerja kerelawanan atau (olunteer membentuk forum anak komunitas 'usia <-1= tahun). !uasana yang membahagiakan diciptakan dan ditumbuhkembangkan interaksi lintas komunitas serta membangun daya kreatifitas anak melalui berbagai kegiatan seperti+ "entas !eni temu anak komunitas rekreasi dan diskusi komunal serta kegiatan outbound. Kemudian dibentuk pula support group+ berbagi suka dan duka serta membangun inisiasi komunitas untuk melakukan strategik ad(okasi dan inter(ensi sesuai kebutuhan anak.masyarakat membangun center komunitas + $aman 2aca dan kelompok belajar bersama. !elanjutnya agen perdamaian dan transformasi sosial untuk menciptakan damai yang berkelanjutan. 8odel inter(ensi terakir adalah moralisasi dan reparasi dengan menut menceritakan peristiwa konflik dengan baik bagi anakanak mengenang sejarah atau peristiwa konflik agar peristiwa yang pernah meruntuhkan nili-nilai kemanusiaan tidak berulang 'proses edukasi) serta mendorong dialog-dialog lintas tetangga agama yang di inisiasi di tingkat komunitas.

Anda mungkin juga menyukai