Rahasia Jabatan Dan Pembuatan Ska

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Rahasia Jabatan dan Pembuatan Ska/ V Et R Peraturan Pemerintah No 26 tahun 1960 tentang lafaz sumpah dokter Saya bersumpah/

/ berjanji bah a! Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perkemanusiaan Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.dst. Peraturan Pemerintah no 10 tahun 1966 tentang "edokteran. Pasal 1 PP No 10/19 #ang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang$orang tersebut dalam pasal % pada pekerjaannya dalam lapangan kedokteran& Pasal ! PP No 10/19 Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang$orang yang tersebut dalam pasal %' ke(uali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada PP ini menentukan lain& Pasal " PP No 10/19 #ang di ajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah! a& )enaga kesehatan menurut pasal 2 ** tentang tenaga kesehatan& b& +ahasis a kedokteran' murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan' pengobatan dan atau pera atan' dan orang lain yang ditetapkan oleh menteri kesehatan& aktu atau selama melakukan ajib simpan rahasia

Pasal # PP No 10/19 )erhadap pelanggaran ketentuan mengenai ajib simpan rahasia kedokteran

yang tidak atau tidak dapat dipidana menurut pasal %22 atau pasal 112 "*,P' menteri kesehatan dapat melakukan tindakan administrati-e berdasarkan pasal ** tentang tenaga kesehatan& Pasal $ PP No 10/19 .pabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal / dilakukan oleh mereka yang disebut dalam pasal % huruf b' maka menteri kesehatan dapat mengambil tindakan$tindakan berdasarkan e enang dan kebijaksanaannya& Pasal "!! %&'P 10 1arangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang ajib disimpannya karena jabatan atau pen(ariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu' dian(am dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah& 20 2ika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu' maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu& Pasal #( %&'P 1arangsiapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dipidana&

Bedah Mayat Klinis, Anatomis Dan T ans!lantasi Peraturan Pemerintah No 13 tahun 1931 tentang 1edah +ayat "linis dan 1edah +ayat .natomis serta )ransplantasi .lat dan atau 2aringan )ubuh +anusia& Pasal ! PP No 1(/19(1 1edah mayat klinis hanya boleh dilakukan dalam keadaan sebagai berikut! a& 4engan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia' apabila sebab kematiannya belum dapat ditentukan dengan pasti5

b& )anpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat' apabila diduga penderita menderita penyakit yang dapat membahayakan orang lain atau masyarakat sekitarnya& (& )anpa persetujuan penderita atau keluarganya terdekat' apabila dalam jangka aktu 2 6 2/ jam tidak ada keluarga terdekat dari yang meninggal dunia dating ke rumah sakit& Pasal 1# PP No 1(/19(1 Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau bank mata dari korban ke(elakaan yang meninggal dunia' dilakukan dengan persetujuan tertulis keluarga yang terdekat& Pasal 1) PP No 1(/19(1 4ilarang memperjual belikan alat dan atau jaringan tubuh manusia&

Pasal 1( PP No 1(/19(1 4ilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk ke dan dari luar negeri& Pasal 19 PP No 1(/19(1 7arangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 dan pasal 13 tidak berlaku untuk keperluan penelitian ilmiah dan keperluan lain yang ditetapkan oleh +enteri "esehatan&

Pasal )0 && %esehatan 920 1edah mayat hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan ke enangan untuk itu dan dengan memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat&

Peme iksaan Medis Peme iksaan Auto!si "o ensik .utopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh mayat' yang meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar maupun dalam' dengan tujuan menemukan proses penyakit dan atau adanya (edera' melakukan interpretasi atau penemuan$penemuan tersebut' menerangkan penyebab kematian serta men(ari hubungan sebab akibat antara kelainan$kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian&/': Auto!si Medikole#al ;topsi medikolegal dilakukan terhadap mayat seseorang yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak ajar seperti pada kasus ke(elakaan' pembunuhan' maupun bunuh diri& autopsi ini dilakukan atas permintaan penyidik sehubungan dengan adanya penyidikan suatu perkara& )ujuan dari autopsi medikolegal adalah ! *ntuk memastikan identitas seseorang yang tidak diketahui atau belum jelas& *ntuk menentukan sebab pasti kematian' mekanisme kematian' dan saat kematian *ntuk mengumpulkan dan memeriksa tanda bukti untuk penentuan identitas benda penyebab dan pelaku kejahatan& +embuat laporan tertulis yang objektif berdasarkan fakta dalam bentuk -isum et repertum& .utopsi medikolegal dilakukan atas permintaan penyidik sehubungan dengan adanya penyidikan suatu perkara& ,asil pemeriksaan adalah temuan obyektif pada korban' yang diperoleh dari pemeriksaan medis& 1eberapa hal yang perlu diperhatikan pada autopsi medikolegal ! 1& )empat untuk melakukan otopsi adalah pada kamar jenazah& 2& .utopsi hanya dilakukan jika ada permintaan untuk otopsi oleh pihak yang ber enang& %& .utopsi harus segera dilakukan begitu mendapat surat permintaan untuk autopsi& /& ,al$hal yang berhubungan dengan penyebab kematian harus dikumpulkan

dahulu sebelum memulai autopsi& )etapi kesimpulan harus berdasarkan temuan$temuan dari pemeriksaan fisik& :& Pen(ahayaan yang baik sangat penting pada tindakan autopsi& 6& <dentitas korban yang sesuai dengan pernyataan polisi harus di(atat pada laporan& Pada kasus jenazah yang tidak dikenal' maka tanda$tanda identifikasi' photo' sidik jari' dan lain$lain harus diperoleh& 8& "etika dilakukan autopsi tidak boleh disaksikan oleh orang yang tidak ber enang& 3& Pen(atatan perin(ian pada saat tindakan autopsi dilakukan oleh asisten& 9& Pada laporan autopsi tidak boleh ada bagian yang dihapus& 10& 2enazah yang sudah membusuk juga bisa diautopsi& 8 .dapun persiapan yang dilakukan sebelum melakukan autopsi forensik/medikolegal adalah! 1& +elengkapi surat$surat yang berkaitan dengan autopsi yang akan dilakukan' termasuk surat izin keluarga' surat permintaan pemeriksaan/pembuatan -isum et repertum& 2& +emastikan mayat yang akan diautopsi adalah mayat yang dimaksud dalam surat tersebut& %& +engumpulkan keterangan yang berhubungan dengan terjadinya kematian selengkap mungkin untuk membantu memberi petunjuk pemeriksaan dan jenis pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan& /& +emastikan alat$alat yang akan dipergunakan telah tersedia& *ntuk autopsi tidak diperlukan alat$alat khusus dan mahal' (ukup ! )imbangan besar untuk menimbang mayat& )imbangan ke(il untuk menimbang organ& Pisau' dapat dipakai pisau belati atau pisau dapur yang tajam& =untung' berujung run(ing dan tumpul& Pinset anatomi dan bedah& =ergaji' gergaji besi yang biasanya dipakai di bengkel& >orseps atau (unam untuk melepaskan duramater& =elas takar 1 liter&

Pahat& Palu& +eteran& 2arum dan benang& Sarung tangan 1askom dan ember .ir yang mengalir :'8

:& +empersiapkan format autopsi' hal ini penting untuk memudahkan dalam pembuatan laporan autopsi&: a$ Peme iksaan %ua
&,'

1agian pertama dari teknik autopsi adalah pemeriksaan luar& Sistematika pemeriksaan luar adalah !

1& 7abel mayat +emeriksa label mayat 9dari pihak kepolisian0 yang biasanya diikatkan pada jempol kaki mayat& =unting pada tali pengikat' simpan bersama berkas pemeriksaan& ?atat arna' bahan' dan isi label selengkap mungkin& Sedangkan label rumah sakit' untuk identifikasi di kamar jenazah' harus tetap ada pada tubuh mayat& 2& Penutup mayat +en(atat jenis/bahan' arna' (orak' serta kondisi 9ada tidaknya ber(ak/pengotoran0 dari penutup mayat& %& 1ungkus mayat +en(atat jenis/bahan' arna' (orak' serta kondisi 9ada tidaknya ber(ak/pengotoran0 dari bungkus mayat& ?atat tali pengikatnya bila ada& /& Pakaian +en(atat pakaian mayat dengan teliti mulai dari yang dikenakan di atas sampai di ba ah' dari yang terluar sampai terdalam& Pen(atatan meliputi

bahan'

arna dasar'

arna dan (orak tekstil' bentuk/model pakaian' ukuran'

merk penjahit' (ap binatu' monogram/inisial' dan tambalan/tisikan bila ada& ?atat juga letak dan ukuran pakaian bila ada tidaknya ber(ak/pengotoran atau robekan& Saku diperiksa dan di(atat isinya& :& Perhiasan +en(atat perhiasan mayat' meliputi jenis' bahan' ukiran nama/inisial pada benda perhiasan tersebut& 6& 8& +en(atat benda di samping mayat misalnya tas ataupun bungkusan& +en(atat perubahan tanatologi ! i& 7ebam mayat5 letak/distribusi' arna' dan intensitas lebam& ada tidaknya spasme kada-erik& iii& Suhu tubuh mayat5 memakai termometer rektal dam di(atat juga suhu ruangan pada saat tersebut& i-& Pembusukan -& 7ain$lain5 misalnya mumifikasi atau adiposera& 3& +en(atat identitas mayat' seperti jenis kelamin' bangsa/ras' perkiraan umur' arna kulit' status gizi' tinggi badan' berat badan' disirkumsisi/tidak' striae albi(antes pada dinding perut& 9& +en(atat segala sesuatu yang dapat dipakai untuk penentuan identitas khusus' meliputi rajah/tatoo' jaringan parut' kapalan' kelainan kulit' anomali dan (a(at pada tubuh& 10& Pemeriksaan rambut +emeriksa distribusi' arna' keadaan tumbuh' dan sifat dari rambut& @ambut kepala harus diperiksa' (ontoh rambut diperoleh dengan (ara memotong dan men(abut sampai ke akarnya' paling sedikit dari enam lokasi kulit kepala yang berbeda& Potongan rambut ini disimpan dalam kantungan yang telah ditandai sesuai tempat pengambilannya& 11& Pemeriksaan mata +emeriksa mata' seperti apakah kelopak terbuka atau tertutup' tanda kekerasan' kelainan& Periksa selaput lendir kelopak mata dan bola mata' ii& "aku mayat5 distribusi' derajat kekakuan pada beberapa sendi' dan arna' merek' bentuk serta

arna' (ari pembuluh darah yang melebar' bintik perdarahan' atau ber(ak perdarahan& "ornea jernih/tidak' adanya kelainan fisiologik atau patologik& ?atat keadaan dan arna iris serta kelainan lensa mata& ?atat ukuran pupil' bandingkan kiri dan kanan& 12& Pemeriksaan daun telinga dan hidung +en(atat bentuk dan kelainan/anomali pada daun telinga dan hidung& 1%& Pemeriksaan mulut dan rongga mulut +emeriksa bibir' lidah' rongga mulut' dan gigi geligi& ?atat gigi geligi dengan lengkap' termasuk jumlah' hilang/patah/tambalan' gigi palsu' kelainan letak' pe arnaan' dan sebagainya& 1/& Pemeriksaan leher 1agian leher diperiksa jika ada memar' bekas pen(ekikan atau pelebaran pembuluh darah& "elenjar tiroid dan getah bening juga diperiksa se(ara menyeluruh& 1:& Pemeriksaan alat kelamin dan lubang pelepasan& Pada pria di(atat kelainan ba aan yang ditemukan' keluarnya (airan' kelainan lainnya& Perhatikan bentuk lubang pelepasan' perhatikan adanya luka' benda asing' darah dan lain$lain 16& Perlu diperhatikan kemungkinan terdapatnya tanda perbendungan' ikterus' sianosis' edema' bekas pengobatan' ber(ak lumpur atau pengotoran lain pada tubuh& 18& 1ila terdapat tanda$tanda kekerasan/luka harus di(atat lengkap& Setiap luka pada tubuh harus diperin(i dengan lengkap' yaitu perkiraan penyebab luka' lokasi' ukuran' dll& 4alam luka diukur dan panjang luka diukur setelah kedua tepi ditautkan& 7okalisasi luka dilukis dengan mengambil beberapa patokan' antara lain ! garis tengah melalui tulang dada' garis tengah melalui tulang belakang' garis mendatar melalui kedua puting susu' dan garis mendatar melalui pusat& 13& Pemeriksaan ada tidaknya patah tulang' serta jenis/sifatnya& b$ Peme iksaan Dalam &,' Pemeriksaan dalam bisa dilakukan dengan beberapa (ara berikut ini ! <nsisi < dimulai di ba ah tulang ra an krikoid di garis tengah sampai

prosesus 6ifoideus kemudian 2 jari paramedian kiri dari puat sampai simfisis' dengan demikian tidak perlu melingkari pusat& <nsisi #' merupakan salah satu tehnik khusus otopsi& <nsisi melalui lekukan suprastenal menuju simfisis pubis' lalu dari lekukan suprasternal ini dibuat sayatan melingkari bagian leher& Pada pemeriksaan dalam' organ tubuh diambil satu persatu dengan hati$hati dan di(atat ! 1& *kuran ! Pengukuran se(ara langsung adalah dengan menggunakan pita pengukur& Se(ara tidak langsung dilihat adanya penumpulan pada batas inferior organ& ;rgan hati yang mengeras juga menunjukkan adanya pembesaran& 2& 1entuk %& Permukaan ! Pada umumnya organ tubuh mempunyai permukaan yang lembut' berkilat dengan kapsul pembungkus yang bening& ?arilah jika terdapat penebalan' permukaan yang kasar ' penumpulan atau kekeruhan& /& "onsistensi! 4iperkirakan dengan (ara menekan jari ke organ tubuh tersebut& :& "ohesi! +erupakan kekuatan daya regang anatar jaringan pada organ itu& ?aranya dengan memperkirakan kekuatan daya regang organ tubuh pada saat ditarik& 2aringan yang mudah teregang 9robek0 menunjukkan kohesi yang rendah sedangkan jaringan yang susah menunjukkan kohesi yang kuat& 6& Potongan penampang melintang! 4isini di(atat arna dan struktur permukaan arna organ tubuh adalah penampang organ yang dipotong& Pada umumnya

keabu$abuan' tapi hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah darah yang terdapat pada organ tersebut& Aarna kekuningan' infiltrasi lemak' lipofisi' hemosiferin atau bahan pigmen bisa merubah tanda anemia& arna organ& Aarna yang pu(at merupakan

Anda mungkin juga menyukai