Anda di halaman 1dari 12

Gambaran Umum Post Mortem Asfiksia a. Pemeriksaan Luar Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan: 1.

Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan kuku. 2. Pembendungan sistemik maupun pulmoner dan dilatasi jantung kanan merupakan tanda klasik pada kematian akibat asfiksia. 3. arna lebam ma!at merah-kebiruan gelap dan terbentuk lebih "epat. #istribusi lebam ma!at lebih luas akibat kadar karbondioksida !ang tinggi dan akti$itas fibrinolisin dalam darah sehingga darah sukar membeku dan mudah mengalir.

Lebam ma!at -li$or mortis.

%. &erdapat busa halus pada hidung dan mulut !ang timbul akibat peningkatan akti$itas pernapasan pada fase dispneu !ang disertai sekresi selaput lendir saluran napas bagian atas. 'eluar masukn!a udara !ang "epat dalam saluran sempit akan menimbulkan busa !ang kadang-kadang ber"ampur darah akibat pe"ahn!a kapiler. (. 'apiler !ang lebih mudah pe"ah adalah kapiler pada jaringan ikat longgar, misaln!a pada konjungti$a bulbi, palpebra dan subserosa lain. 'adangkadang dijumpai pula di kulit )ajah. *. +ambaran pembendungan pada mata berupa pelebaran pembuluh darah konjungti$a bulbi dan palpebra !ang terjadi pada fase kejang. ,kibatn!a tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah meningkat terutama dalam $ena, $enula dan kapiler. Selain itu, hipoksia dapat merusak endotel kapiler sehingga dinding kapiler !ang terdiri dari selapis sel akan pe"ah dan timbul bintik-bintik perdarahan !ang dinamakan sebagai Tardieus spot. b. Pemeriksaan #alam

Pada pemeriksaan dalam -,utopsi. jenazah didapatkan: 1. #arah ber)arna lebih gelap dan lebih en"er, karena fibrinolisin darah !ang meningkat paska kematian. 2. /usa halus di dalam saluran pernapasan. 3. Pembendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tubuh sehingga menjadi lebih berat, ber)arna lebih gelap dan pada pengirisan ban!ak mengeluarkan darah. %. Petekie dapat ditemukan pada mukosa usus halus, epikardium pada bagian belakang jantung belakang daerah aurikulo$entrikular, subpleura $iseralis paru terutama di lobus ba)ah pars diafragmatika dan fisura interlobaris, kulit kepala sebelah dalam terutama daerah otot temporal, mukosa epiglotis dan daerah sub-glotis. (. 0dema paru sering terjadi pada kematian !ang berhubungan dengan hipoksia. *. 'elainan-kelainan !ang berhubungan dengan kekerasan, seperti fraktur laring langsung atau tidak langsung, perdarahan faring terutama bagian belakang ra)an krikoid -pleksus $ena submukosa dengan dinding tipis..

PENJERATAN (STRANGULATION BY LIGATURE !efinisi Penjeratan adalah penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai, stagen, ka)at, kabel, kaos kaki dan sebagain!a, melingkari atau mengikat leher !ang makin lama makin kuat, sehingga saluran nafas tertutup. /erbeda dengan gantung diri !ang biasan!a merupakan kasus bunuh diri, maka penjeratan biasan!a adalah kasus pembunuhan. Pada peristi)a gantung, kekuatan jeratn!a berasal dari berat tubuhn!a, maka pada jeratan dengan tali kekuatan jeratn!a berasal dari tarikan pada kedua ujungn!a. #engan kekuatan tersebut, pembuluh darah balik atau jalan nafas dapat tersumbat. &ali !ang dipakai sering disilangkan dan sering dijumpai adan!a simpul. 1eratan pada bagian depan leher hampir selalu mele)ati membran !ang menghubungkan tulang ra)an h!oid dan tulang ra)an th!roid. Mekanisme kematian

,da 3 mekanisme kematian pada jerat , !aitu : 1. ,sfiksia &erjadi akibat terhambatn!a aliran udara pernafasan. 2erupakan pen!ebab kematian !ang paling sering. 2. 3skemia Serebral 3skemia serebral disebabkan oleh penekanan dan hambatan pembuluh darah arteri -oklusi arteri. !ang men!ebabkan terhambatn!a aliran darah ke otak. +ambar diba)ah menunjukkan gambaran rontgen pada )anita !ang berupa!a bunuh diri dengan gantung. 3. S!ok 4aso$agal Perangsangan pada sinus "aroti"us men!ebabkan refleks $agal !ang men!ebabkan henti jantung. "ara kematian #a$a kasus %erat 5ara kematian pada kasus jerat diantaran!a adalah:
1. Pembunuhan -paling sering..

Pembunuhan pada kasus jeratan -strangulation b! ligature. dapat kita jumpai pada kejadianinfanti"ide dengan menggunakan tali pusat, psikopat !ang saling menjerat, dan hukuman mati-zaman dahulu..
2. 'e"elakaan

'e"elakaan pada kasus jeratan -strangulation b! ligature. dapat kita temukan pada ba!i !angterjerat oleh tali pakaian, orang !ang bersenda gurau dan pemabuk. 4agal refle6 menjadi pen!ebab kematian pada orang !ang bersenda gurau
3. /unuh diri.

/unuh diri pada kasus jeratan -strangulation b! ligature. mereka lakukan dengan "ara melilitkan tali se"ara berulang dimana satu ujung difiksasi dan ujung lainn!a ditarik. ,ntara jeratan dan leher mereka masukkan tongkat lalu mereka memutar tongkat tersebut Gambaran Post Mortem Pen%eratan &' Pemeriksaan Luar Jena(a) Pada pemeriksaan luar hasil gantung diri didapatkan:
a. &anda Penjeratan Pada Leher

- &anda penjeratan jelas dan dalamSemakin ke"il tali maka tanda

penjeratan semakin jelas dan dalam


- /entuk jeratan berjalan mendatar7horizontal

,lur jeratan pada leher korban berbentuk lingkaran. ,lur jerat biasa disertai luka le"et atau luka memar disekitar jejas !ang terjadi karena korban berusaha membuka jeratan tersebut.
- &anda penjeratan ber)arna "oklat gelap dan kulit tampak kering, keras

dan mengkilat
- Pada tempat dimana terdapat simpul tali !aitu pada kulit bagian ba)ah

telinga,tampak daerah segitiga pada kulit diba)ah telingae.Pinggiran jejas jerat berbatas tegas dan tidak terdapat tanda-tanda abrasif.1umlah tanda penjeratan&erkadang pada leher terlihat dua buah atau lebih bekas penjeratan. 8al ini menujukan bah)a tali dijeratkan ke leher seban!ak dua kali
b. &anda-tanda ,sfiksia

&anda-tanda umum asfiksia diantaran!a adalah sianosis, kongesti $ena dan edema. Sering ditemukan adan!a buih halus pada jalan nafas.
c. Lebam 2a!at

Lokasi timbuln!a lebam ma!at tergantung dari posisi tubuh korban setelah mati.

2. Pemeriksaan !a*am Jena(a)

Pada pemeriksaan dalam akibat peristi)a jerat didapatkan :


a. Lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah mengalami laserasi

ataupun ruptur.
b. &anda-tanda ,sfiksia

&erdapat bintik perdarahan pada pelebaran pembuluh darah, &erdapat buih halus di mulut #idapatkan darah lebih gelap dan en"er akibat kadar 592 !ang meninggi.

c. &erdapat resapan darah pada jaringan diba)ah kulit dan otot a. &erdapat memar atau ruptur pada beberapa keadaan. 'erusakan otot ini

lebih sering dihubungkan dengan tindak kekerasan.

b. Pada pemeriksaan paru-paru sering ditemui edema paru. c. 1arang terdapat patah tulang h!oid atau kartilago "ri"oid.

As#ek Me$iko*e+a* Perbedaan kasus gantung dan kasus jerat ,asus Gantun+ Sim#u* (bunu) $iri Simpul hidup Simpul kuat. Jum*a) *i*itan #en%erat Ara) Jarak sim#u* Lokasi %e%as Je%as %erat Luka #er*a.anan Luka *ain-*ain ,arakteristik sim#u* titik /isa lebih dari 1 lilitan Serong ke atas tum#u- 1auh /erbentuk terputus. Lebih tinggi 2eninggi ke arah simpul /iasan!a ada, terdapat luka per"obaan lain 1ejas simpul jarang terlihat Simpul hidup Simpul kuat. Lebam ma/at Lokasi ,on$isi Pakaian Ruan+an Pada bagian ba)ah tubuh &ersembun!i &eratur =api dan baik &erkun"i dari dalam &ergantung posisi tubuh korban /er$ariasi &idak teratur &idak teratur, robek &idak teratur, terkun"i dari luar dapat :$; /iasan!a 1 buah lilitan 2endatar7horizontal #ekat -lingkaran /erbentuk lingkaran penuh Lebih rendah 2endatar < mungkin ,da, sering di daerah leher &erlihat jejas simpul Simpul dikeluarkan Simpul sulit dikeluarkan melalui dapat ,asus Jerat (#embunu)an Simpul mati

dikeluarkan Simpul sulit dikeluarkan melalui

melalui kepala-tidak terikat kepala -terikat kuat.

melalui kepala-tidak terikat kepala -terikat kuat.

A' Pemeriksaan Luka Akibat ,ekerasan Ta%am ,utopsi pada 'asus 'ematian ,kibat Pembunuhan 2enggunakan 'ekerasan &ajam11 Pada kematian akibat kekerasan, pemeriksaan terhadap luka harus mengungkapkan hal-hal seperti: a. Pen!ebab luka 2emeperhatikan morfologi luka !ang sringkali member petunjuk tentang benda !ang mengenai tubuh b. ,rah kekerasan Luka le"et dan luka robek dapat menentukan arah kekerasan sehingga penting untuk rekonstruksi terjadin!a perkara. Pada luka !ang menembus kedalam tubuh, perlu ditentukan arah serta jalann!a saluran luka dalam tubuh ma!at. ". 5ara terjadin!a luka #ilihat apakah luka akibat dari pembunuhan, ke"elakaan atau bunuh diri. Luka akibat pembunuhan biasan!a tersebar di seluruh tubuh sama ada daerah terbuka atau daerah tertutup seperti leher, ketiak, lipat siku dan sebagain!a. Seringkali juga ditemukan luka tangkis pada korban pembunuhan. Pada ke"elakaan luka lebih ditemukan di daerah !ang terbuka disbanding daerah tertutup. Pada korban bunuh diri pula, luka menunjukkan sifat luka per"obaan atau tentative wounds !ang mengelompok dan berjalan kurang lebih sejajar. 12 d. 8ubungan antara luka !ang ditemukan dengan sebab mati Pada korban kekerasan harus dibuktikan bah)a kematian terjadi sematamata akibat kekerasan !ang men!ebabkan luka. 8arus juga dipastikan luka !ang ditemukan adalah luka intra$ital !aitu !ang terjadi se)aktu korban masih hidup. &anda intra$italitas luka berupa reaksi jaringan terhadap luka seperti resapan darah, proses pen!embuhan luka, sebukan sel radang dan lain-lain perlu diperhatikan.

e. Pemeriksaan intra$ital -perlukaan !ang terjadi saat korban masih hidpu atau sesudah mati. Pada bagian luka, sedikit jaringan diambil kemudian dibuat preparat supa!a dapat dilihat dengan mikroskop. #engan menggunakan mikroskopik, akan terlihat : Perlukaan intra$ital positif : adan!a reaksi radang pada luka Perlukaan intra$ital negatif : tidak adann!a reaksi radang pada luka.

=eaksi radang itu adalah apabila sel darah merah didapati men!ebar, sebukan sel radang akut atau polimonu"lear terdapat pada jaringan. Selain itu didapati jugak migrasi sel perisit dari dinding kapiler ke jaringan sekitar7parenkim dengan per)arnaan &oludine /lue. 'ematian akibat pembunuhan menggunakan kekerasan Pada kasus pembunuhan dengan menggunakan kekerasan tajam, luka harus dilukis dengan baik dan diperhatikan bentuk luka, tepi luk, sudut luka, keadaan sekitar luka dan lokasi luka. #ilihat juga kemungkinan terdapatn!a luka tangkis di daerah ekstensor lengan ba)ah serta telapak tangan. /iasan!a terdapat beberapa buah luka !ang distribusin!a tidak teratur pada kasus pembunuhan dengan kekerasan tajam. Pembunuhan dengan menggunakan kekerasan tumpul dapat menimbulkan luka berbentuk luka memar, luka le"et maupun luka robek. Perlu juga diperhatikan adan!a atau luka tangkis. Pada pembunuhan dengan senjata api pula dapat ditemukan luka tembak masuk jarak dekat, sangat dekat atau luka tembak masuk jarak jauh dan luka tembak temple. 11,12 /unuh diri dengan kekerasan Seseorang !ang bunuh diri dengan benda tajam seringkali ditemukan luka bunuh diri !ang mengelompok pada tempat tertentu seperti pergelangan tangan, leher atau daerah prekordial. Luka-luka sering berupa beberapa buah luka per"obaan dengan satu luka !ang mematikan. 11 &raumatologi

&raumatologi -ke"ederaan. adalah putusn!a atau rusakn!a kontin!uitas jaringan akibat trauma 7 injur!. ,da 3 pembagian traumatologi -ke"ederaan., !aitu : 1. 2ekanik 'ekerasan oleh benda tajam,'ekerasan oleh benda tumpul, &embakan senjata api 2. >isik Suhu, listrik dan petir, perubahan tekanan udara, akustik, radiasi 3. 'imia ,sam, basa kuat ,da % pen!ebab mekanik terjadin!a trauma -ke"ederaan., !aitu : 1. 'ekerasan benda tumpul -blunt for"e injur!.. 2. 'ekerasan benda tajam. 3. Senjata api. %. /ahan peledak 7 bom.11,12 &rauma &ajam /enda tajam seperti pisau, peme"ah es, kapak, pemotong, dan ba!onet men!ebabkan luka !ang dapa dikenali oleh pemeriksa. &ipe lukan!a akan dibahas di ba)ah ini : Luka insisi

Luka insisi disebabkan gerakan men!a!at dengan benda tajam seperti pisau atau silet. 'arena gerakan dari benda tajam tersebut, luka biasan!a panjang, bukan dalam. Panjang dan kedalaman luka dipengaruhi oleh gerakan benda tajam, kekuatann!a, ketajaman, dan keadaan jaringan !ang terkena. 'arakteristik luka ini !ang membedakan dengan laserasi adalah tepin!a !ang rata. 11 Luka tusuk

Luka tusuk disebabkan oleh benda tajam dengan posisi menusuk atau korban !ang terjatuh di atas benda tajam. /ila pisau !ang digunakan bermata satu, maka salah satu sudut akan tajam, sedangkan sisi lainn!a tumpul atau han"ur. 1ika pisau bermata dua, maka kedua sudutn!a tajam. Penampakan luar luka tusuk tidak sepenuhn!a tergantung dari bentuk senjata. 1aringan elastis dermis, bagian kulit !ang lebih dalam, mempun!ai efek !ang

sesuai dengan bentuk senjata. 8arus dipahami bah)a jaringan elastis terbentuk dari garis lengkung pada seluruh area tubuh. 1ika tusukan terjadi tegak lurus garis tersebut, maka lukan!a akan lebar dan pendek. Sedangkan bila tusukan terjadi paralel dengan garis tersebut, luka !ang terjadi sempit dan panjang. &erdapat beberapa faktor !ang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satun!a adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat men!ebabkan lukan!a menjadi tidak begitu khas. ,tau manipulasi !ang dilakukan pada saat penusukan juga akan mempengaruhi. /eberapa pola luka !ang dapat ditemukan : 1. &usukan masuk, !ang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali melalui saluran !ang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran biasan!a dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan !ang lebih dalam maupun pada organ. 2. &usukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga luka !ang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor. 3. &usukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar !ang terlihat juga lebih luas dibandingkan dengan lebar senjata !ang digunakan. %. &usukan masuk !ang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata !ang digunakan. (. &usukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduan!a. Sudut luka berbentuk ireguler dan besar. 1ika senjata digunakan dengan kekuatan tambahan, dapat ditemukan kontusio minimal pada luka tusuk tersebut. 8al ini dapat diindikasikan adan!a pukulan. Panjang saluran luka dapat mengindikasikan panjang minimun dari senjata !ang digunakan. 8arus diingat bah)a posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan pada saat autopsi. Posisi membungkuk, berputar, dan mengangkat tangan dapat disebabkan oleh senjata !ang lebih pendek dibandingkan apa !ang didapatkan pada saat autopsi. 2anipulasi tubuh untuk memperlihatkan posisi saat ditusuk sulit atau bahkan tidak mungkin

mengingat

berat

dan

adan!a

kaku

ma!at.

Poin

lain

!ang

perlu

dipertimbangkan adalah adan!a kompresi dari beberapa anggota tubuh pada saat penusukan. Pemeriksa !ang sudah berpengalaman biasan!a ragu-ragu untuk menentukan jenis senjata !ang digunakan. Pisau !ang ditusukkan pada dinding dada dengan kekuatan tertentu akan mengenai tulang ra)an dada, tulang iga, dan bahkan sternum. 'arakteristik senjata paling baik dilihat melalui trauma pada tulang. /iasan!a senjata !ang tidak begitu kuat dapat rusak atau patah pada ujungn!a !ang akan tertan"ap pada tulang. Sehingga dapat di"o"okkan, ujung pisau !ang tertan"ap pada tulang dengan pasangann!a. 11,12 Luka /a"ok

Luka ba"ok dihasilkan dari gerakkan merobek atau memba"ok dengan menggunakan instrument !ang sedikit tajam dan relatif berat seperti kapak, kapak ke"il, atau parang. &erkadang ba!onet dan pisau besar juga digunakan untuk tujuan ini. Luka alami !ang disebabkan oleh senjata jenis tersebut ber$ariasi tergantung pada ketajaman dan berat senjata. 2akin tajam instrument makin tajam pula tepi luka. Sebagaimana luka le"et !ang dibuat oleh instrument tajam !ang lebih ke"il, penipisan terjadi pada tempat dimana ba"okan dibuat. ,brasi lanjutan dapat ditemukan pada jenis luka tersebut pada sisi diseberang tempat penipisan, !ang disebabkan oleh hapusan bilah !ang pipih. Pada instrumen pemba"ok !ang diarahkan pada kepala, sudut besatan bilah terkadang dapat dinilai dari bentuk patahan tulang tengkorak. Sisi pipih bilah bisa meninggalkan "ekungan pada salah satu sisi patahan, sementara sisi !ang lain dapat tajam atau menipis. /erat senjata penting untuk menilai kemampuann!a memotong hingga tulang di ba)ah luka !ang dibuatn!a. 'etebalan tulang tengkorak dapat dikalahkan dengan menggunakan instrumen !ang lebih berat. Pernah dilaporkan bah)a parang dapat membuat seluruh gigi lepas. 'erusakan tulang !ang hebat tidak pernah disebabkan oleh pisau biasa. 1uga perlu di"atat kemungkinan diakukann!a pemelintiran setelah terjadi ba"okan dan dalam upa!a melepaskan senjata. +erakan tersebut, jika dilakukan dengan tekanan, dapat mengakibatkan pergeseran tulang, umumn!a didekat kaki-kaki luka ba"ok. 12 0fek utama dari luka tusuk, luka le"et, dan luka ba"ok adalah perdarahan.

#isfungsi karena kerusakan saraf di ekstremitas juga dapat di"atat. Luka tusuk !ang dalam dapat mengenai organ-organ dalam. intrumen teramat ke"il !ang men!ebabkan luka tipe tusuk dapat men!ebabkan luka ke"il !ang dengan keelastisan dari jaringan normal dapat kembali tertutup setelah intrumen di"abut, dan tidak ada darah !ang keluar setelahn!a. Peme"ah es, a)ls, dan hatpins diakui dapat men!ebabkan luka jenis tersebut. Sebagimana telah didiskusikan pada pembahasan luka tembak, bentuk alami terpotongn!a arteri besar dan jantung oleh karena luka tusuk men!ebabkan perdarahan lebih lambat dibandingkan kerusakan !ang sama !ang disebabkan luka tembak. Pada keadaan tertentu, senjata !ang tidak umum digunakan, men!ebabkan luka tusuk, le"et, atau ba"ok. ,nak panah berburu !ang setajam silet !ang umumn!a dipakai jarak jauh, pernah juga dipakai untuk menusuk korban dengan tangan. Potongan tajam gelas, botol pe"ah, dan objek gelas lain !ang tajam terkdang dipakai sebagai senjata untuk merobek atau menusuk. Pisau bedah, jarum jahit, dan tonggak tajam dapat digunakan sebagai senjata !ang mematikan.
11

/eberapa "atatan sebaikn!a dibuat mengenai kerusakan !ang tertutupi oleh instrumen tajam !ang dipakai sebagai sejata untuk menusuk. 1ika pisau bermata dua atau sejata sejenis digunakan, tepi pemotongan !ang tajam men!ebabkan sudut tajam atau robekan dengan kaki-kaki bersudut akut. Senjata bermata satu seringkali men!ebabkan salah satu kaki luka bersudut tajam dan !ang satun!a tumpul. Pemeriksaan pakaian korban penusukan dapat memeberi perkiraan "iri"iri senjata !ang digunakan. Pemeriksaan tersebut menjadi sangat penting nilain!a apabila luka tusuk diperlebar oleh dokter bedah untuk tujuan menilai luka se"ara lebih akurat untuk kepentingan medikolegal. Pemeriksaan ini juga penting untuk menilai apakah senjata benar-benar menembus pakaian hingga kelapisan diba)ahn!a. /eberapa indi$idu !ang menggunakan senjata tajam untuk bunuh diri dapat membuka sedikit bagian pakaiann!a sehingga tidak akan ditemukan robekan tembus pada pakaian. &idak adan!a kerusakan pada pakaian !ang dipakai oleh korban, padahal luka terdapat pada area !ang tertutupi pakaian, dapat menunjukkan bah)a kematian disebabkan masalah internal. 11,12 &erdapat 2 tipe luka oleh karena instrumen !ang tajam dikenal dengan baik dan memiliki "iri !ang dapat dikenali dari aksi korban. ?tanda per"obaan? adalah insisi dangkal, luka tusuk atau luka ba"ok !ang dibuat sebelum luka !ang fatal

oleh indi$idu !ang beren"ana bunuh diri. Luka per"obaan tersebut seringkali terletak paralel dan terletak dekat dengan luka dalam di daerah pergelangan tangan atau leher. /entuk lainn!a antara lain luka tusuk dangkal didekat luka tusuk dalam dan mematikan. 2eskipun jarang sekali dilaporkan, luka ba"ok superfisial di kepala dapat terjadi sebelum a!unan !ang keras dan men!ebabkan kehilangan kesadaran dan7atau kematian. /entuk lain dari luka oleh karena instrumen !ang tajam adalah ?luka perla)anan?. Luka jenis ini dapat ditemukan di jari-jari, tangan, dan lengan ba)ah -jarang ditempat lain. dari korban sebagaimana ia berusaha melindungi dirin!a dari a!unan senjata, "ontohn!a dengan menggenggam bilah dari instrumen tajam.
11

1elas bah)a ?tanda per"obaan? merupakan "iri khas bunuh diri dan ?tanda perla)anan? menunjukkan pembunuhan. /agaimanapun juga, boleh saja berpikir bah)a luka le"et dapat ditemukan, umumn!a pada leher atau sekitar leher, disebabkan oleh pen!erang pada kasus pembunuhan. Luka le"et multipel di lengan ba)ah dapat pula, meskipun jarang, menjadi tanda perla)anan, namun tampil seperti luka per"obaan. 3nterpretasi dari tanda perla)anan dan per"obaan !ang tampak sebaikn!a disimpulkan setelah pemeriksaan !ang lengkap dan seksama.

Anda mungkin juga menyukai