Anda di halaman 1dari 35

Referat Demam Berdarah Dengue

Pembimbing: dr. Pulung M. Silalahi, Sp.A

Disusun oleh: Andi Diyanti (07 !00700"0#

$a%ultas &edo%teran 'ni(ersitas Pelita )arapan &epaniteraan &lini% *lmu &esehatan Ana% Rumah Sa%it +hayang%ara t%.* R.S Su%anto Periode: 0 September , - .o(ember !0 !

Daftar *si
Daftar Isi.................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3 BAB II DEMAM BERDARAH DENGUE..................................................................4 2.1. Definisi.........................................................................................4 2.2. Epidemio o!i.................................................................................4 2.3 Etio o!i ........................................................................................." 2.4 Patofisio o!i...................................................................................# 2.4.1. Im$nopato!enesis..................................................................# 2.4.2. %o $me P asma......................................................................& 2.4.3. 'rom(ositopenia....................................................................& 2.4.4. )istem *oa!$ asi dan +i(rino isis...........................................& 2.4.,. )istem *omp emen..............................................................12.4.". Respons Le$.osit.................................................................12., Pato!enesis.................................................................................12." Manifestasi * inis.........................................................................12 2.".1. Den!$e +e/er.......................................................................12 2.".2. Demam Berdara0 Den!$e...................................................13 2.".3. )indroma Ren1atan Den!$e.................................................14 2.#. Dia!nosis ..................................................................................1, 2.2. Pemeri.saan Pen$n1an!.............................................................1, 2.&. 'ata a.sana................................................................................12 2.&.1. DEMAM DENGUE..................................................................1& 2.&.2. DEMAM BERDARAH DENGUE................................................1& 2.&.3. )INDR3MA REN4A'AN DENGUE............................................24 2.&.4. EN)E+AL3PA'I DENGUE.......................................................2# 2.1-. Pen5e!a0an..............................................................................22 BAB III *E)IMPULAN.........................................................................................33 DA+'AR PU)'A*A.................................................................................34

+A+ * P/.DA)'0'A.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis maupun subtropis. DBD pertama kali ditemukan pada tahun 195 saat epidemic dengue di Filipina dan !hailand. "aat ini DBD menyerang #egara$negara di %sia dan men&adi penyebab utama pera'atan di rumah sakit dan kematian pada anak$anak. DBD disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus( dengan genusnya adalah )lavivirus. *ani)estasi klinis in)eksi virus Dengue termasuk didalamnya Demam Berdarah Dengue sangat bervariasi( mulai dari asimtomatik( demam ringan yang tidak spesi)ik( Demam Dengue( Demam Berdarah Dengue( hingga yang paling berat yaitu sindroma ren&atan dengue (D""). Dalam praktek sehari$hari( pada saat pertama kali penderita masuk rumah sakit tidaklah mudah untuk memprediksikan apakah penderita Demam Dengue tersebut akan bermani)estasi men&adi ringan atau berat. 1

Banyak )aktor yang mempengaruhi ke&adian penyakit Demam Berdarah Dengue( antara lain )aktor host( lingkugan (environment) dan )aktor virusnya sendiri. Faktor host yaitu kerentanan dan respon imun. Faktor lingkungan yaitu kondisi geogra)i (ketinggian dari permukaan laut( curah hu&an( angin( kelembaban( musim)+ ,ondisi demogra)i (kepadatan( mobilitas( perilaku( adat istiadat( sosial ekonomi penduduk). -enis nyamuk sebagai vektor penular penyakit &uga ikut berpengaruh. 1(. "ebagai mani)estasi in)eksi dengue yang paling berat( maka perlulah kita mempela&ari bagaimana mengenali ge&ala klinis dari tanda syok( mempela&ari petogenesisnya( serta mengetahui tata laksana kasus sindroma ren&atan dengue hingga edukasinya.

+A+ ** D/MAM +/RDARA) D/.1'/

!. . Definisi
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue serta memenuhi kriteria /H0 untuk DBD. Demam Berdarah Dengue merupakan suatu penyakit demam berat yang sering mematikan disebabkan oleh virus( ditandai oleh permeabilitas kapiler( kelainan hemostasis dan pada kasus berat sindrom syok kehilangan protein. DBD adalah salah satu mani)estasi simptomatik dari in)eksi virus dengue. *ani)estasi simptomatik in)eksi virus dengue adalah sebagai berikut 1 1. Demam tidak terdi)erensiasi .. Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan)1 demam akut selama .$2 hari( ditandai dengan . atau lebih mani)estasi klinis (nyeri kepala( nyeri retroorbital( mialgia3 atralgia( ruam kulit( mani)estasi perdarahan 4petekie atau u&i bendung positi)5( leukopenia) dan pemeriksaan serologi dengue positi) atau ditemukan pasien yang sudah dikon)irmasi menderita demam dengue3 DBD pada lokasi dan 'aktu yang sama. 6. DBD (dengan atau tanpa ren&atan)

!.!. /pidemiologi
7n)eksi virus Dengue telah men&adi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan subtropis( oleh karena peningkatan &umlah penderita( menyebarluasnya daerah yang terkena 'abah dan mani)estasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat yaitu Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan sindroma ren&atan dengue (D"").

%ntara tahun 1925 dan 1995( DD3DBD terdeteksi keberadaannya di 1 . negara di dari lima 'ilayah /H0 yaitu1 . negara di %)rika( 8. negara di %merika( 2 negara di %sia !enggara( 8 negara di *editerania !imur dan .9 negara di 9asi)ik Barat. "eluruh 'ilayah tropis di dunia saat ini telah men&adi hiperendemis dengan ke$empat serotipe virus secara bersama$sama di'ilayah %merika( %sia 9asi)ik dan %)rika. 7ndonesia( *yanmar( !hailand masuk kategori % yaitu 1 ,:B3'abah siklis) terulang pada &angka 'aktu antara 6 sampai 5 tahun. *enyebar sampai daerah pedesaan( sirkulasi serotipe virus beragam (/H0( . ). "edang di 7ndonesia sendiri penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) &uga masih men&adi masalah kesehatan masyarakat 7ndonesia( hal ini didukung oleh data$ data sebagai berikut 1 "e&ak ditemukan kasus DBD pada tahun 19;< di "urabaya dan -akarta( angka ke&adian penyakit DBD meningkat dan menyebar ke seluruh daerah kabupaten di 'ilayah 7ndonesia termasuk kabupaten di 'ilayah 9rovinsi !imor !imur. 9ada pengamatan selama kurun 'aktu . $.5 tahun se&ak a'al ditemukan kasus DBD( angka ke&adian luar biasa penyakit DBD diestimasikan setiap 5 tahun dengan kematian tertinggi pada tahun 19;< a'al ditemukan kasus DBD dan angka ke&adian penyakit DBD tertinggi pada tahun 19<<. %ngka kematian kasus DBD masih tinggi(terutama penderita DBD yang terlambat dengan dera&at 7=

=ektor penyakit DBD (nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus) masih banyak di&umpai di 'ilayah 7ndonesia.

*orbiditas dan mortalitas DBD yang dilaporkan berbagai negara bervariasi disebabkan berbagai )aktor( antara lain status umur penduduk( kepadatan vektor( tingkat penyebaran virus dengue( prevalensi serotipe virus dengue( dan kondisi meteorologis. "ecara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara &enis kelamin( tetapi kematian ditemukan lebih banyak ter&adi pada anak perempuan daripada anak laki$laki. 9ada a'al ter&adinya 'abah di sebuah negara( pola distribusi umur memperlihatkan proporsi kasus terbanyak berasal dari golongan anak berumur >15 tahun (<;$95?). #amun pada 'abah selan&utnya( &umlah kasus golongan usia de'asa muda meningkat. Di 7ndonesia( pengaruh musim terhadap DBD tidak begitu &elas( namun secara garis besar &umlah kasus meningkat antara "eptember sampai Februari dengan mencapai puncaknya pada bulan -anuari. ,ema&uan teknologi dalam bidang transportasi disertai mobilitas penduduk yang cepat turut memudahkan penyabaran sumber penularan dari satu daerah ke daerah lainnya.

!.2 /tiologi
=irus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk %edes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terin)eksi dengue. 9opulasi nyamuk ini akan meningkat pesat saat musim hu&an namun nyamuk %edes aegypti &uga dapat hidup dan berkembang biak pada bak$bak penampungan air sepan&ang tahun. "atu gigitan nyamuk yang telah terin)eksi sudah mampu untuk menimbulkan penyakit dengue pada orang yang sehat.

9enularan demam dengue tidak ter&adi langsung dari manusia ke manusia tetapi harus "

melalui perantara nyamuk sehingga kita tidak perlu kha'atir kontak langsung dengan penderita demam dengue. =irus dengue termasuk grup B arthropod borne virus (arboviruses) dan sekarang dikenal sebagai genus )lavivirus( )amili Flaviviridae( yang mempunyai 8 &enis serotipe yaitu den$ 1( den$.( den$6( dan den$8. 7n)eksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe yang lain. "eorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terin)eksi dengan 6 atau bahkan 8 serotipe selama hidupnya. ,eempat &enis serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di 7ndonesia. Di 7ndonesia( pengamatan virus dengue yang dilakukan se&ak tahun 1925 di beberapa rumah sakit menun&ukkan bah'a keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepan&ang tahun. "erotipe den$6 merupakan serotipe yang dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat. 1(6

!.3 Patofisiologi
=irus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus$antibody( dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. =irus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan in)eksi pertama kali menyebabkan demam dengue. @eaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat pada in)eksi oleh virus. @eaksi yang amat berbeda akan tampak( bila seseorang mendapat in)eksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. Dan DBD dapat ter&adi bila seseorang setelah terin)eksi pertama kali( mendapat in)eksi berulang virus dengue lainnya. @e$in)eksi ini akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi( sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks antigen$antibodi (kompleks virus$antibodi) yang tinggi. !.3. . *munopatogenesis /a'asan mengenai patogenesis dengue berat terhambat oleh kurangnya binatang percobaan yang secara akurat membentuk sindrom permeabilitas kapiler sementara yang

diikuti dengan penurunan beban virus yang terlihat pada pasien. 1ambar 2. 7munopatogenesis Dengue Berat pada 7n)eksi "ekunder

!idak terdapat bukti bah'a virus mengin)eksi sel endotelial( dan hanya perubahan minor nonspesi)ik yang telah dideteksi pada studi histopatologik dari mikrovaskulatur. .5(.; /alaupun tidak ada &alur yang spesi)ik yang telah diidenti)ikasi berhubungan dengan ke&adian imunopatogenik dengan e)ek de)initi) pada permeabilitas mikrovaskular( mekanisme tromboregulatori( atau keduanya( data terdahulu menun&ukkan gangguan sementara pada )ungsi lapisan glikokaliks endotelial..2(.< Fungsi lapisan ini sebagai saringan molekul( secara selekti) merestriksi molekul dalam plasma berdasarkan ukurannya( muatan( dan bentuk. Hipoalbuminemia dan proteinuria ditemukan diamati selama in)eksi dengue+ protein sampai dan termasuk ukuran albumin merupakan yang sering kali lolos+ hal ini konsisten dengan perubahan kecil dan penting yang ter&adi pada karateristik )iltrasi dari glikokaliks..9 =irus dan #"1 dengue diketahui melekat pada heparan sul)at( yang merupakan kunci elemen struktural dari glikokaliks( dan 2

peningkatan ekskresi heparan sul)at dalam urin telah dideteksi pada anak$anak dengan in)eksi yang berat.#A-* !.3.!. 4olume Plasma Bang menentukan dera&at penyakit dan membedakan antara DD dengan DBD adalah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah( penurunan volume plasma( ter&adinya hipotensi( trombositopenia disertai dengan ditesis hemoragik. *eningginya hematokrit pada kasus syok menimbulkan dugaan bah'a syok ter&adi sebagai akibat kebocoran plasma ke daerah yang mendukung dugaan ini. Bukti yang mendukung dugaan ini adalah meningktnya berat badan( ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum( pleura( dan pericardium( yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui in)use dan ttterdapatnya edema. !.3.2. 5rombositopenia *erupakan kelainan hematologis yang ditemukan pada sebagian besar kasus DBD. #ilai trombosit mulai menurun pada masa demam dan mencapai nilai terendah pada masa syok. -umlah trombosit meningkat secara cepat pada masa konvalen dan nilai normal biasanya tercapai 2$1 hari se&ak permulaan sakit. !rombositopenia dan gangguan )ungsi trombosit dianggap sebagai penyebab utama ter&adinya perdarahan pada DBD. !rombositopenia diduga disebabkan oleh pemusnahan trombosit oleh system retikuloendothelial akibat kerusakan metamor)osis dari trombosit. *etamor)osis trombosit ini diduga diakibatkan oleh agregasi tombrosit yang menghasilkan %D9 dan merusak mor)ologi dari trombosit. ("umarno ".( Herry C.( "ri @eDeki H.H. . Halaman 12;$. <.) .. Buku %&ar ,esehatan %nak 7n)eksi dan 9enyakit !ropik. Adisi 7. -akarta 1 Balai 9enerbit F,E7.

!.3.3. Sistem &oagulasi dan $ibrinolisis *asa perdarahan meman&ang( masa pembekuan normal( masa tromboplastin parsial yang teraktivasi meman&ang. Beberpa )actor pembekuan menurun termasuk )aktor 77( =( =77( =777( F dan )ibrinogen. 9ada kasus DBD berat ter&adi )ibrin degradation product. &

!.3.". Sistem &omplemen Bukti$bukti yang mendukung berperannya system komplemen pada DBD adalah 1 Ditemukannya kadar histamine yang meningkat dalam urin .8 &am. %danya kompleks imun yang bersirkulasi( baik pada DBD dera&at ringan maupun berat %danya korelasi antara kadar kuantitati) kompeks imun dengan dera&at berat penyakit. !.3.-. Respons 0eu%osit !erlihat peningkatan li)osit atopic yang berlangsung sampai hari ke delapan. :im)osit plasma biru ialah lim)osit dengan sitoplasma biru tua( pada umumnya mempunyai ukuran lebih besar atau sama dengan lim)osit besar( sitoplasma lebar dengan vakuolisasi hlus sampai sangat nyata( dengan daerah perinuklear yang &ernih. 7nti terletak padasalah satu tepi sel berbentuk bulat oval atau berbentuk gin&al. ,romosom inti kasar dan kadang$ kadang di dalam inti terdapat nucleoli. 9ada sitoplasma tidak ada granula aDuro)ilik. Daerah yang berdekatan dengan eritrosit tidak melekuk dan tiak bertambah biru.

!." Patogenesis
=irus dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. *asa inkubasi .$2 hari. 9ada in)eksi pertama biasanya tidak ada ge&ala klinik atau berupa demam dengue dengan ge&ala seperti in)eksi virus pada umunya. 7n)eksi primer oleh suatu serotipe tertentu akan menimbulkan imunitas yang berlangsung lama terhadap serotipe tersebut dan &uga menimbulkan imunitas silang terhadap ketiga serotipe yang lain. 7munitas silang bertahan .$1. bulan( lalu berkurang sesudahnya. 9atogenesis DBD dan D"" masih merupakan masalah yang kontroversial. Dua teori yang banyak dianut pada DBD dan D"" adalah hipotesis in)eksi sekunder (teori secondary heterologous in)ection) atau hipotesis immune enhancement. *enurut hipotesis in)eksi sekunder yang dia&ukan oleh "uvatte sebagai akibat in)eksi sekunder oleh tipe virus

1-

dengue yang berbeda( respon antibodi anamnestik pasien akan terpicu( menyebabkan proli)erasi dan trans)ormasi lim)osit dan menghasilkan titer tinggi 7gC antidengue. ,arena bertempat di lim)osit( proli)erasi lim)osit &uga menyebabkan tingginya angka replikasi virus dengue. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kompleks virus$antibodi yang selan&utnya mengaktivasi sistem komplemen. 9elepasan G6a dan G5a menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya cairan ke ekstravaskular. Hal ini terbukti dengan peningkatan kadar hematokrit( penurunan natrium dan terdapatnya cairan dalam rongga serosa.9

5he *mmunologi6al /n6han6ement )ypothesis Hipotesis immune enhancement men&elaskan secara tidak langsung bah'a mereka yang terkena in)eksi kedua oleh virus heterolog mempunyai risiko berat yang lebih besar untuk menderita DBD berat. %ntibodi herterolog yang telah ada akan mengenali virus lain kemudian membentuk kompleks antigen$antibodi yang berikatan dengan Fc reseptor dari membran leukosit terutama makro)ag. "ebagai tanggapan dari proses ini( akan ter&adi 11

sekresi mediator vasoakti) yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah( sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.

Patogenesis Terjadinya Syok Pada DBD

!.- Manifestasi &linis


!.-. . Dengue $e(er "etelah tergigit nyamuk pemba'a virus( masa inkubasi akan berlangsung antara 6 sampai 15 hari sampai ge&ala demam dengue muncul. Ce&ala demam dengue akan dia'ali oleh perasaan menggigil( nyeri kepala( nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung. ,esakitan pada tungkai dan sendi akan ter&adi beberapa &am se&ak ge&ala demam dengue mulai dirasakan. "uhu tubuh akan meningkat dengan cepat mencapai 8 dera&at celcius dengan detak nadi yang normal serta tekanan darah yang cenderung turun. Bola mata akan tampak kemerahan. ,emerahan &uga tampak pada 'a&ah yang dengan cepat akan 12

menghilang. ,elen&ar pada leher dan tenggorokan terkadang ikut membesar. Demam dan ge&ala lain dari demam dengue akan berlangsung selama . hari yang kemudian diikuti oleh penurunan suhu yang cepat dengan diiringi oleh produksi keringat yang meningkat. 9eriode penurunan suhu ini biasanya berlangsung sehari( selan&utnya suhu tubuh akan meningkat lagi dengan cepat. "aat ini seluruh tubuh pasien akan kemerahan kecuali pada 'a&ah. !.-.!. Demam +erdarah Dengue Ce&alanya antara lain nyeri pada perut( perdarahan( dan syok. Bila ter&adi syok maka DBD sering disebut sindroma ren&atan dengue atau D"". 9asien dengan D"" biasanya agak sulit untuk dipulihkan. DBD dimulai dengan demam tinggi serta sakit kepala yang hebat. !erdapat ge&ala pada saluran na)as dan saluran pencernaan berupa nyeri menelan( batuk( mual( muntah dan nyeri perut. "yok dapat ter&adi setelah . sampai ; hari semen&ak ge&ala DBD timbul. Ce&ala syok dimulai dengan penurunan suhu tubuh tiba tiba( akral dingin( nadi lemah( dan kebiruan pada bibir. 9ada DBD( terdapat perdarahan pada &aringan lunak( bintik perdarahan pada kulit( muntah darah( darah pada kotoran( gusi berdarah dan mimisan. 9ada beberapa kasus dapat ter&adi radang paru paru dan radang pada otot &antung atau miokarditis. 9asien dengan DBD harus di monitor dengan ketat terutama pada hari ke empat se&ak timbulnya ge&ala. Bila ter&adi kebiruan atau sianosis maka pasien harus diberikan oksigen dan apabila terdapat kegagalan vaskuler maka pasien harus diin)us. !rans)usi darah diperlukan untuk mengendalikan perdarahan. %ngka kematian pasien DBD sangat tinggi antara 6 sampai 6 ?. "ebagian besar kematian ter&adi pada anak anak. *enurut /H0 pada tahun 19<; mengklasi)ikasikan DBD menurut dera&at penyakitnya men&adi 8 golongan( yaitu 1 Dera&at 7

13

Demam disertai ge&ala klinis lain( tanpa perdarahan spontan. 9anas .$2 hari( E&i tourniHuet positi)( trombositipenia( dan hemokonsentrasi Dera&at 77 Dera&at 7( ditambah dengan ge&ala$ge&ala perdarahan spontan seperti petekie( ekimosis( hematemesis( melena( perdarahan gusi. Dera&at 777 Dera&at . ditambah dengan kegagalan sirkulasi( yang ditandai dengan nadi cepat dan lemah( tekanan nadi menurun (>. mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin( lembab dan pasien men&adi gelisah Dera&at 7= Dera&at 6 ditambah syok berat( dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur !.-.2. Sindroma Ren7atan Dengue "yok biasa ter&adi pada saat atau segera setelah suhu turun( antara hari ke$6 sampai hari sakit ke$2. *ani)estasi syok pada anak terdiri atas 1 ,ulit pucat( dingin dan lembab terutama pada u&ung &ari kaki( tangan dan hidung sedangkan kuku men&adi biru. Hal ini disebabkan oleh sirkulasi yang insu)isien dan menyebabkan peninggian aktivitas simpatikus secara re)leI %nak yang semula re'el( cengeng( dan gelisah lambat laun kesadarannya menurun me&adi apatis( sopor dan koma. Hal ini disebabkan kegagalan sirkulasi serebral. 9erubahan nadi( baik )rekuensi maupun aplitudonya. #adi men&adi cepat dan lembut !ekanan nadi menurun men&adi . mmHg atau kurang !ekanan sistolik pada anak menurun men&adi < mmHg atau kurang 14

0liguria sampai anuria karena menurunnya per)usi darah yang meliputi arteri renalis.

!.7. Diagnosis
Berdasarkan kriteria /H0 1992( diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal ini terpenuhi1 1. Demam atau ri'ayat demam akut( antara .$2 hari biasanya bi)asik. .. !erdapat minimal 1 mani)estasi perdarahan berikut1 u&i bending positi)+ petekie( ekimosis( atau purpura+ perdarahan mukosa+ hematemesis dan melena. 6. !rombositopenia (&umlah trombosit >1 . 3 ml). 8. !erdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sbb1 9eningkatan hematokrit J. ? dibandingkan standar sesuai umur dan &enis kelamin. 9enurunan hematokrit J. ? setelah mendapat terapi cairan( dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya. !anda kebocoran plasma seperti1 e)usi pleura( asites( hipoproteinemia( hiponatremia.

!.8. Pemeri%saan Penun7ang


!rombositopenia (K1 . 3ul) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan nilai hematokrit L. ? dibandingkan dengan nilai hematokrit pada masa sakit. Ditemukannya dua atau tiga patokan klinis pertama disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DBD. Dengan patokan ini <2? kasus tersangka DBD dapat didiagnosis dengan tepat( yang dibutuhkan oleh pemeriksaan serologis dan dapat dihindari diagnosis berlebihan. 9emeriksaan laboratorium meliputi kadar hemoglobin( kadar hematokrit( &umlah trombosit( dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya lim)ositosis relati) disertai gambaran lim)osit plasma biru (se&ak hari ke 6). !rombositopenia umumnya di&umpai pada hari ke 6$< se&ak timbulnya demam. Hemokonsentrasi dapat mulai di&umpai mulai

1,

hari ke 6 demam. 9ada DBD yang disertai mani)estasi perdarahan atau kecurigaan ter&adinya gangguan koagulasi( dapat dilakukan pemeriksaan hemostasis (9!( %9!!( Fibrinogen( D$Dimer( atau FD9). 9emeriksaan lain yang dapat diker&akan adalah albumin( "C0!3"C9!( ureum3 kreatinin. Entuk membuktikan etiologi DBD( dapat dilakukan u&i diagnostic melalui pemeriksaan isolasi virus( pem eriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara tiga &enis u&i etiologi( yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi virus. #amun( metode ini membutuhkan tenaga laboratorium yang ahli( 'aktu yang lama (lebih dari 1M. minggu)( serta biaya yang relati) mahal. 0leh karena keterbatasan ini( seringkali yang dipilih adalah metode diagnosis molekuler dengan deteksi materi genetik virus melalui pemeriksaan reverse transcription polymerase chain reaction (@!$9G@). 9emeriksaan @!$9G@ memberikan hasil yang lebih sensiti) dan lebih cepat bila dibandingkan dengan isolasi virus( tapi pemeriksaan ini &uga relati) mahal serta mudah mengalami kontaminasi yang dapat menyebabkan timbulnya hasil positi) semu. 9emeriksaan yang saat ini banyak digunakan adalah pemeriksaan serologi( yaitu dengan mendeteksi 7g* dan 7gC$anti dengue. 7munoserologi berupa 7g* terdeteksi mulai hari ke 6$5( meningkat sampai minggu ke 6 dan menghilang setelah ; $9 hari. 9ada in)eksi primer( 7gC mulai terdeteksi pada hari ke 18( sedangkan pada in)eksi sekunder dapat terdeteksi mulai hari ke ..11 "alah satu metode pemeriksaan terbaru yang sedang berkembang adalah pemeriksaan antigen spesi)ik virus Dengue( yaitu antigen nonstructural protein 1 (#"1). %ntigen #"1 diekspresikan di permukaan sel yang terin)eksi virus Dengue. *asih terdapat perbedaan dalam berbagai literatur mengenai berapa lama antigen #"1 dapat terdeteksi dalam darah. "ebuah kepustakaan mencatat dengan metode A:7"%( antigen #"1 dapat terdeteksi dalam kadar tinggi se&ak hari pertama sampai hari ke 1. demam pada in)eksi primer Dengue atau sampai hari ke 5 pada in)eksi sekunder Dengue.

1"

9emeriksaan antigen #"1 dengan metode A:7"% &uga dikatakan memiliki sensitivitas dan spesi)isitas yang tinggi (<<(2? dan 1 untuk pelayanan primer. 9emeriksaan radiologis ()oto toraks 9% tegak dan lateral dekubitus kanan) dapat dilakukan untuk melihat ada tidaknya e)usi pleura( terutama pada hemitoraks kanan dan pada keadaan perembesan plasma hebat( e)usi dapat ditemukan pada kedua hemitoraks. %sites dan e)usi pleura dapat pula dideteksi dengan E"C. ?). 0leh karena berbagai keunggulan tersebut( /H0 menyebutkan pemeriksaan deteksi antigen #"1 sebagai u&i dini terbaik

Cambar 5. 9emeriksaan penun&ang untuk DBD

Manifestasi Perdarahan E&i tourniHuet sebagai mani)estasi perdarahan kulit paling ringan dan dapat dilnilai sebagai u&i presumti) karena u&i ini positi) pada hari$hari pertama demam. E&i dinyatakan positi) apabila pada satu inci persegi (..< I ..< cm) didapat lebih dari . petekie. Pembesaran )ati Hati yang membesar pada umumnya dapat dirraba pada permulaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak se&a&ar dengan berat penyakit+ nyeri tekan seringkali ditemukan 1#

tanpa disertai ikterus. Hati pada anak umur 8 tahun atau lebih engan giDi baik biasanya tidak dapat diraba. ,e'aspadaan perlu ditingkatkan apabila semula hati tidak teraba kemudian selama pera'atan membesar dan3atau pada saat masuk rumah sakit hati sudah teraba dan selama pera'atan men&adi lebih besar dan kenyal( hal ini merupakan ter&adinya syok.

!.9. 5atala%sana
9rinsip dasar dari terapi DBD adalah bersi)at suporti) dan simtomatis. 9enatalaksanaan ditu&ukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan. Dalam pemberian terapi cairan( hal terpenting yang perlu dilakukan adalah pemantauan baik secara klinis maupun laboratoris. 9roses kebocoran plasma dan ter&adinya trombositopenia pada umumnya ter&adi antara hari ke 8 hingga ; se&ak demam berlangsung. 9ada hari ke$2 proses kebocoran plasma akan berkurang dan cairan akan kembali dari ruang interstitial ke intravaskular. !erapi cairan pada kondisi tersebut secara bertahap dikurangi. "elain pemantauan untuk menilai apakah pemberian cairan sudah cukup atau kurang( pemantauan terhadap kemungkinan ter&adinya kelebihan cairan serta ter&adinya e)usi pleura ataupun asites yang masi) perlu selalu di'aspadai. !erapi non)armakologis yang diberikan meliputi tirah baring (pada trombositopenia yang berat) dan pemberian makanan dengan kandungan giDi yang cukup( lunak dan tidak mengandung Dat atau bumbu yang mengiritasi saluaran cerna. "ebagai terapi simptomatis( dapat diberikan antipiretik berupa parasetamol( serta obat simptomatis untuk mengatasi keluhan dispepsia. %pabila terdapat kenaikan hemokonsentrasi . ? atau lebih maka komposisi &enis cairan yang diberikan harus sama dengan plasma. =olume dan komposisi cairan yang diperlukan sesuai seperti cairan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang(yaitu

12

rumatan ditambah de)isit ;?(5$<?).

!.9. . D/MAM D/.1'/ 9asien DD dapat berobat &alan( tidak perlu dira'at. 9ada )ase demam pasien dian&urkan untuk 1 tirah baring( selama masih demam diberi obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan untuk menurunkan suhu men&adi >69 G( dian&urkan pemberian 9aracetamol. %steosal3salisilat tiak dian&urkan (kontraindikasi) oleh karena dapat menyebabkan gastritis( perdarahan atau asidosis. dian&urkan pemberian cairan dan elektrolit per oral( &us buah( sirop( susu( disamping air putih( dian&urkan diberikan paling sedikit selama . hari. monitor suhu( &umlah trombosit dan hematokrit sampai )ase konvalesen. 9ada pasien DD( umumnya suhu yang turun menandakan tanda penyembuhan. *eskipun demikian( semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang mungkin ter&adi selama . hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan sulitnya membedakan antara DD dan DBD pada )ase demam. 9erbedaan akan tampak &elas saat suhu turun( yaitu pada DD akan ter&adi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda a'al kegagalan sirkulasi (syok). ,omplikasi perdarahan dapat ter&adi pada DD tanpa disertai ge&ala syok. 0leh karena itu( orang tua atau pasien dinasehati bila terasa nyeri perut hebat( buang air besar hitam( atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan( perdarahan gusi( apalagi bila disertai berkeringat dingin( hal tersebut merupakan tanda kega'atan( sehingga harus segera diba'a segera ke rumah sakit. 9ada pasien yang tidak mengalami komplikasi setelah suhu turun .$6 hari( tidak perlu lagi diobservasi.

!.9.!. D/MAM +/RDARA) D/.1'/ &etentuan umum :

1&

,eberhasilan tata laksana DBD terletak pada deteksi dini )ase kritis( yaitu saat suhu turun (the time o) de)ervescence) yang merupakan )ase a'al ter&adinya kegagalan sirkulasi( dengan melakukan observasi klinis disertai pemantauan perembesan plasma dan gangguan hemostasis. 9rognosis DBD terletak pada pengenalan a'al ter&adinya perembesan plasma( yang dapat diketahui dari peningkatan kadar hematokrit. Fase kritis pada umumnya mulai ter&adi pada hari ketiga sakit. 9enurunan &umlah trombosit sampai >1 . 3N: atau kurang dari 1$. trombosit3lpb (rata$rata dihitung pada 1 lpb) ter&adi sebelum peningkatan hematokrit dan sebelum ter&adi penurunan suhu. 9eningkatan hematokrit . ? atau lebih mencerminkan perembesan plasma dan merupakan indikasi untuk pemberian cairan. :arutan garam isotonik atau ringer laktat sebagai cairan a'al pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat ringan penyakit. 9erhatian khusus pada kasus dengan peningkatan hematokrit yang terus menerus dan penurunan &umlah trombosit >5 . $ase Demam !atalaksana DBD )ase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD( bersi)at simtomatik dan suporti) yaitu pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. %pabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum( muntah atau nyeri perut yang berlebihan( maka cairan intravena rumatan perlu diberikan. %ntipiretik kadang$kadang diperlukan( tetapi perlu diperhatikan bah'a antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam pada DBD. 9arasetamoi direkomendasikan untuk pemberian atau dapat disederhanakan seperti tertera pada !abel 1. @asa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi( anoreksia dan muntah. -enis minuman yang dian&urkan adalah &us buah( air teh manis( sirup( susu( serta larutan oralit. 9asien perlu diberikan minum 5 ml3kg BB dalam 8$; &am pertama. "etelah keadaan dehidrasi dapat diatasi anak diberikan cairan rumatan < $1 ml3kg BB dalam .8 &am berikutnya. Bayi yang masih minum asi( tetap harus diberikan disamping larutan oralit. Bila ter&adi ke&ang demam( disamping antipiretik diberikan antikonvulsi) selama demam. 3N:.

2-

Tabel 1. Dosis Paracetamol Menurut Kelompok Umur Umur (tahu n) 61 183 48" # 8 12 Parasetamol (tiap kali pemberian) Tablet (1 Dosis (mg) tab=500 mg) "172 "-912, 172 9 : 12, 8 2,:9; 2,- 8 ,-;91

9asien harus dia'asi ketat terhadap ke&adian syok yang mungkin ter&adi. 9eriode kritis adalah 'aktu transisi( yaitu saat suhu turun pada umumnya hari ke 6$5 )ase demam. 9emeriksaan kadar hematokrit berkala merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik untuk penga'asan hasil pemberian cairan yaitu menggambarkan dera&at kebocoran plasma danpedoman kebutuhan cairan intravena. Hemokonsentrasi pada umumnya ter&adi sebelum di&umpai perubahan tekanan darah dantekanan nadi. Hematokrit harus diperiksa minimal satu kali se&ak hari sakit ketiga sampai suhu normal kembali. Bila sarana pemeriksaan hematokrit tidak tersedia( pemeriksaan hemoglobin dapat dipergunakan sebagai alternati) 'alaupun tidak terlalu sensiti). Entuk 9uskesmas yang tidak ada alat pemeriksaan Ht( dapat dipertimbangkan dengan menggunakan Hb. "ahli dengan estimasi nilai Ht O 6 I kadar Hb 9enggantian =olume 9lasma Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma( yang ter&adi pada )ase penurunan suhu ()ase a$)ebris( )ase krisis( )ase syok) maka dasar pengobatannya adalah penggantian volume plasma yang hilang. /alaupun demikian( penggantian cairan harus diberikan dengan bi&aksana danberhati$hati. ,ebutuhan cairan a'al dihitung untuk .$6 &am pertama( sedangkan pada kasus syok mungkin lebih sering (setiap 6 $; menit). !etesan dalam .8$.< &am berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda vital( kadar hematokrit( dan&umlah volume urin. 9enggantian volume cairan harus adekuat( seminimal mungkin mencukupi kebocoran plasma. "ecara umum volume yang dibutuhkan adalah 21

&umlah cairan rumatan ditambah 5$<?. Gairan intravena diperlukan( apabila1 %nak terus menerus muntah( tidak mau minum( demam tinggi sehingga tidak rnungkin diberikan minum per oral( ditakutkan ter&adinya dehidrasi sehingga mempercepat ter&adinya syok. #ilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala. -umlah cairan yang diberikan tergantung dari dera&at dehidrasi dankehilangan elektrolit( dian&urkan cairan glukosa 5? di dalam larutan #aGl perlahan$lahan. %pabila terdapat hemokonsentrasi . ? atau lebih maka komposisi &enis cairan yang diberikan harus sama dengan plasma. =olume dan komposisi cairan yang diperlukan sesuai cairan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang( yaitu cairan rumatan P de)isit ;? (5 sampai <?)( seperti tertera pada tabel . diba'ah ini. (85?. Bila terdapat asidosis( diberikan natrium bikarbonat 2(8;? 1$. ml3kgBB intravena bolus

Tabel Kebutuhan !airan pa"a Dehi"rasi #e"ang ("e$isit cairan 5 % & ') (erat (kg) 6# # 8 11 12 8 12 < 12 ba"an +umlah cairan ml,kg berat ba"an per hari 221", 132 22 )aktu masuk *#

22

9emilihan &enis dan volume cairan yang diperlukan tergantung dari umur dan berat badan pasien serta dera&at kehilangan plasma( yang sesuai dengan dera&at hemokonsentrasi. 9ada anak gemuk( kebutuhan cairan disesuaikan dengan berat badan ideal untuk anak umur yang sama. ,ebutuhan cairan rumatan dapat diperhitungan dari tabel 6 berikut. Tabel Kebutuhan !airan *umatan (erat ba"an (kg) 11- 8 2<2+umlah cairan (ml) 1-- per .! BB 1--- = ,- > .! ?di atas 1.!@ 1,-- = 2- > .! ?di atas 2.!@ P

"ebagai contoh untuk anak berat badan 8 kg( maka cairan rumatan adalah 15 (. I. ) O19 turun)( maka

ml. -umlah cairan rumatan diperhitungkan .8 &am. 0leh karena volume cairan pengganti harus disesuaikan dengan kecepatan

perembesan plasma tidak konstan (perembesam plasma ter&adi lebih cepat pada saat suhu dankehilangan plasma( yang dapat diketahui dari pemantauan kadar hematokrit. 9enggantian volume yang bedebihan danterus menerus setelah plasma terhenti perlu mendapat perhatian. 9erembesan plasma berhenti ketika memasuki )ase penyembuhan( saat ter&adi reabsorbsi cairan ekstravaskular kembali kedalam intravaskuler. %pabila pada saat itu cairan tidak dikurangi( akan menyebabkan edema paru dandistres perna)asan. 9asien harus dira'at dansegera diobati bila di&umpai tanda$tanda syok yaitu gelisah( letargi3lemah( ekstrimitas dingin( bibir sianosis( oliguri( dannadi lemah( tekanan nadi menyempit (. mmHg atau kurang) atau hipotensi( danpeningkatan mendadak dari kadar hematokrit atau kadar hematokrit meningkat terus menerus 'alaupun telah diberi cairan intravena. -enis Gairan (rekomendasi /H0) 1

23

,ristaloid. :arutan ringer laktat (@:) :arutan ringer asetat (@%) :arutan garam )aali (CF) Dekstrosa 5? dalam larutan ringer laktat (D53@:) Dekstrosa 5? dalam larutan ringer asetat (D53@%) Dekstrosa 5? dalam 13. larutan garam )aali (D5313.:CF)

(Gatatan1Entuk resusitasi syok dipergunakan larutan @: atau @% tidak boleh larutan yang mengandung dekstran) ,oloid 1 Dekstran 8 9lasma %lbumin

!.9.2. S*.DR:MA R/.;A5A. D/.1'/ "yok merupakan ,eadaan kega'atan. Gairan pengganti adalah pengobatan yang utama yang berguna untuk memperbaiki kekurangan volume plasma. 9asien anak akan cepat mengalami syek dansembuh kembali bila diobati segera dalam 8< &am. 9ada penderita ""D dengan tensi tak terukur dantekanan nadi >. kristaloid sebanyak . men&adi 1 ml3kg BB. Penggantian 4olume Plasma Segera 9engobatan a'al cairan intravena larutan ringer laktat . ml3kg BB. !etesan diberikan secepat mungkin maksimal 6 menit. 9ada anak dengan berat badan lebih( diberi cairan sesuai berat BB ideal dan umur 1 mm3kg BB3&am( bila tidak ada perbaikan pemberian cairan kristoloid ditambah cairan koloid. %pabila syok belum dapat teratasi setelah ; menit beri cairan kristaloid dengan tetesan 1 ml3kg BB3&am bila tidak ada perbaikan stop pemberian kristaloid danberi cairan koloid ( Dekstran 8 atau plasma) 1 ml3kg BB3&am. 9ada umumnya pemberian koloid tidak melebihi 6 ml3kg BB. *aksimal pemberian ml3kg BB3&am seiama 6 mm Hg segera berikan cairan menit( bila syok teratasi turunkan

24

koloid 15

ml3hari( sebaiknya tidak diberikan pada saat perdarahan. "etelah pemberian

cairan resusitasi kristaloid dan koloid syok masih menetap sedangkan kadar hematokrit turun( diduga sudah ter&adi perdarahan+ maka dian&urkan pemberian trans)usi darah segar. %pabila kadar hematokrit tetap J tinggi( maka berikan darah dalam volume kecil (1 ml3kg BB3&am) dapat diulang sampai 6 ml3kgBB3 .8 &am. "etelah keadaan klinis membaik( tetesan in)use dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis dan kadar hematokrit. Pemeri%saan )emato%rit untu% Memantau Penggantian 4olume Plasma 9emberian cairan harus tetap diberikan 'alaupun tanda vital telah membaik dan kadar hematokrit turun. !etesan cairan segera diturunkan men&adi 1 ml3kg BB3&am dankemudian disesuaikan tergantung dari kehilangan plasma yang ter&adi selama .8$8< &am. 9emasangan G=9 yang ada kadangkala pada pasien ""D berat( saat ini tidak dian&urkan lagi. Gairan intravena dapat dihentikan apabila hematokrit telah turun( dibandingkan nilai Ht sebelumnya. -umlah urin3ml3kg BB3&am atau lebih merupakan indikasi bah'a keadaaan sirkulasi membaik. 9ada umumnya( cairan tidak perlu diberikan lagi setelah 8< &am syok teratasi. %pabila cairan tetap diberikan dengan &umlah yang berlebih pada saat ter&adi reabsorpsi plasma dari ekstravaskular (ditandai dengan penurunan kadar hematokrit setelah pemberian cairan rumatan)( maka akan menyebabkan hipervolemia dengan akibat edema paru dangagal &antung. 9enurunan hematokrit pada saat reabsorbsi plasma ini &angan dianggap sebagai tanda perdarahan( tetapi disebabkan oleh hemodilusi. #adi yang kuat( tekanan darah normal( dieresis cukup( tanda vital baik( merupakan tanda ter&adinya )ase reabsorbsi. &ore%si 1angguan Metaboli% dan /le%trolit Hiponatremia danasidosis metabolik sering menyertai pasien DBD3""D( maka analisis gas darah dankadar elektrolit harus selalu diperiksa pada DBD berat. %pabila asidosis tidak dikoreksi( akan memacu ter&adinya ,7D( sehingga tatalaksana pasien men&adi lebih kompleks.

2,

9ada umumnya( apabila penggantian cairan plasma diberikan secepatnya dan dilakukan koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat( maka perdarahan sebagai akibat ,7D( tidak akan te&adi sehingga heparin tidak diperlukan. Pemberian :%sigen !erapi oksigen . liter per menit harus selalu diberikan pada semua pasien syok. Dian&urkan pemberian oksigen dengan mempergunakan masker( tetapi harus diingat pula pada anak seringkali men&adi makin gelisah apabila dipasang masker oksigen. 5ransfusi Darah 9emeriksaan golongan darah cross$matching harus dilakukan pada setiap pasien syok( terutama pada syok yang berkepan&angan (prolonged shock). 9emberian trans)usi darah diberikan pada keadaan mani)estasi perdarahan yang nyata. ,adangkala sulit untuk mengetahui perdarahan interna (internal haemorrhage) apabila disertai hemokonsentrasi. 9enurunan hematokrit (misalnya dari 5 ? me.n&adi 8 ?) tanpa perbaikan klinis 'alaupun telah diberikan cairan yang mencukupi( merupakan tanda adanya perdarahan. 9emberian darah segar dimaksudkan untuk mengatasi pendarahan karena cukup mengandung plasma( sel darah merah dan )aktor pembesar trombosit. 9lasma segar dan atau suspensi trombosit berguna untuk pasien dengan ,7D dan perdarahan masi). ,7D biasanya ter&adi pada syok berat dan menyebabkan perdarahan masi) sehingga dapat menimbulkan kematian. 9emeriksaan hematologi seperti 'aktu tromboplastin parsial( 'aktu protombin( dan )ibrinogen degradation products harus diperiksa pada pasien syok untuk mendeteksi ter&adinya dan berat ringannya ,7D. 9emeriksaan hematologis tersebut &uga menentukan prognosis. Monitoring !anda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi secara teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal$hal yang harus diperhatikan pada monitoring adalah1

2"

#adi( tekanan darah( respirasi( dan temperatur harus dicatat setiap 15$6 menit atau lebih sering( sampai syok dapat teratasi. ,adar hematokrit harus diperiksa tiap 8$; &am sekali sampai keadaan klinis pasien stabil. "etiap pasien harus mempunyai )ormulir pemantauan( mengenai &enis cairan( &umlah( dan tetesan( untuk menentukan apakah cairan yang diberikan sudah mencukupi.

-umlah dan )rekuensi diuresis.

9ada pengobatan syok( kita harus yakin benar bah'a penggantian volume intravaskuler telah benar$benar terpenuhi dengan baik. %pabila diuresis belum cukup 1 ml3kg3BB( sedang &umlah cairan sudah melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda overload antara lain edema( pernapasan meningkat( maka selan&utnya )urasemid 1 mg3kgBB dapat diberikan. 9emantauan &umlah diuresis( kadar ureum dankreatinin tetap harus dilakukan. !etapi( apabila diuresis tetap belum mencukupi( pada umumnya syok belum dapat terkoreksi dengan baik( maka pemberian dopamia perlu dipertimbangkan. Ruang Ra<at &husus 'ntu% D+D Entuk mendapatkan tatalaksana DBD lebih e)ekti)( maka pasien DBD seharusnya dira'at di ruang ra'at khusus( yang dilengkapi dengan pera'atan untuk kega'atan. @uang pera'atan khusus tersebut dilengkapi dengan )asilitas laboratorium untuk memeriksa kadar hemoglobin( hematokrit( dan trombosit yang tersedia selama .8 &am. 9encatatan merupakan hal yang penting dilakukan di ruang pera'atan DBD. 9aramedis dapat didantu oleh orang tua pasien untuk mencatat&umlah cairan baik yang diminum maupun yang diberikan secara intravena( serta menampung urin serta mencatat &umlahnya.

!.9.3. /.S/$A0:PA5* D/.1'/ 9ada ense)alopati cenderung ter&adi edema otak dan alkalosis( maka bila syok telah teratasi( cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung HG06$ dan &umlah cairan

2#

harus segera dikurangi. :arutan @inger :aktat Dekstrosa harus segera ditukar dengan larutan #aGl ( (9?) 1 glukosa (5?) O 116. Entuk mengurangi edema otak diberikan deIamethasone (5 mg3kgBB3kali tiap < &am( tetapi bila terdapat perdarahan saluran cerna sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan. Bila terdapat dis)ungsi hati( maka diberikan vitamin , intravena 6$1 mg selama 6 hari( kadar gula darah diusahakan J< mg. *encegah ter&adinya peningkatan tekanan intrakranial dengan mengurangi &umlah cairan (bila perlu diberikan diuretik)( koreksi asidosis dan elektrolit. 9era'atan &alan napas dengan pemebrian oksigen yang adekuat. Entuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan neomisin dan laktulosa. Esahakan tidak memberikan obat$obatan yang tidak diperlukan (misalnya antasid( anti muntah) untuk mengurangi beban detoksi)ikasi obat dalam hati. !rans)usi darah segar atau komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu dilakukan trans)usi tukar. 9ada masa penyembuhan dapat diberikan asam amino rantai pendek. &riteria Memulang%an Pasien 9asien dapat dipulang apabila( memenuhi semua keadaan diba'ah ini1 !ampak perbaikan secara klinis !idak demam selaina .8 &am tanpa antipiretik !idak di&umpai distres perna)asan (disebabkan oleh e)usi pleura atau asidosis) Hematokrit stabil -umlah trombosit cenderung naik J 5 . 0utput urin baik !iga hari setelah syok teratasi #a)su makan membaik 3ml

!. 0. Pen6egahan
9encegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya( yaitu nyamuk %edes aegypti. 9engendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat( yaitu 1 22

*etode lingkungan( digunakan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan 9emberantasan "arang #yamuk (9"#)( pengelolaan sampah padat( modi)ikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia( dan perbaikan desain rumah. "ebagai contoh1 *enguras bak mandi3penampungan air sekurang$kurangnya sekali seminggu. *engganti3menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali. *enutup dengan rapat tempat penampungan air. *engubur kaleng$kaleng bekas( aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.

*etode biologis( pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan &entik (ikan adu3ikan cupang) dan bakteri (Bt.H$18).

*etode kimia'i( antara lain dengan1 9engasapan3)ogging (dengan menggunakan malathion dan )enthion)( berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas 'aktu tertentu. *emberikan bubuk abate (temephos) pada tempat$tempat penampungan air seperti( gentong air(vas bunga( kolam( dan lain$lain.

Gara

yang

paling

e)ekti)

dalam

mencegah

penyakit

DBD

adalah

dengan

mengkombinasikan cara$cara di atas( yang disebut dengan 6* 9lus( yaitu menutup( menguras( menimbun. "elain itu &uga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan &entik( menabur larvasida( menggunakan kelambu pada 'aktu tidur( memasang kasa( menyemprot dengan insektisida( menggunakan repellent( memasang obat nyamuk( memeriksa &entik berkala( dll sesuai dengan kondisi setempat. 2&

4a%sin Dengue ,adidat vaksin dengue terkemuka( Ghimeri=aI ("ano)i 9asteur)( adalah )omulasi tetravalen dari vaksin demam kuning 12D yang dilemahkan yang mengekspresikan pr* virus dengue dan protein A. "ulit untuk mengembangkan vaksin dengue yang aman dan mendapatkan keseimbangan respon antibodi untuk keempat serotipe. #amun( dalam 5 tahun terakhir( perkembangan luar biasa telah dilakukan( dan percobaan klinis multisenter )ase . M 6 yang didesain unutk menentukan e)ektivitas dari ketiga dosis vaksin sedang berlangsung. Data hubungan imunologik dan imunitas &arang. 9emantauan &angka pan&ang dari vaksin akan penting untuk memahami apakah memudarnya imunitas vaksin memberikan kecenderungan pada penerima terhadap hasil yang berat pada in)eksi berikutnya. ,andidat lain pada )ase a'al perkembangan klinis meliputi vaksin berisi virus dengue yang dilemahkan dan vaksin rekombinan subunit. Pen6egahan Dengue Dengan S%rining 5ransfusi Darah Berdasarkan studi kasus yang dilakukan di "ingapura pada tahun . 2( dua orang pasien yang menerima trans)usi darah (FF9) mengalami ge&ala mialgia dan perburukan dengan e)usi pleura dua hari setelah trans)use. "etelah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode 9G@( keduanya positi) mempunyai virus dengue tipe . dalam darah mereka. 1. 0leh karena itu( skrining dengue pada pasien penerima trans)use sebaiknya dilakukan( setidaknya dengan pemeriksaan 7g* dan 7gC dengue untuk mencegah komplikasi yang lebih lan&ut

3-

(agan Tatalaksana Kasus D(D Dera.at /// 0 /1

31

32

+A+ *** &/S*MP'0A.


Demam berdarah dengue adalah demam berdarah yang disebabkan oleh =irus dengue yang ditularkan oleh nyamuk betina %edes aegypti. *ani)estasi klinis dari penyakit ini mulai dari asipmtomatis sampai demam berdarah dengue yang disertai syok atau yang disebut sebagai dengue shock syndrome (D""). 7n)eksi primer oleh =irus Dengue mungkin memberi ge&ala demam dengue( apabila ter&adi re$in)eksi oleh =irus Dengue dengan serotipe yang berbeda maka reaksi yang ter&adi sangat berbeda. !eori patogenesis demam berdarah dengue yang banyak dianut saat ini adalah secondary heterologous in)ection. *enurut teori ini re$in)eksi akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi. 9ato)isiologi utama yang membedakan demam dengue dengan DBD adalah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah( penurunan volume plasma( serta diatesis hemoragik. Dasar penatalaksanaan D"" yang utama adalah penggantian volume plasma secepat mungkin untuk memperbaiki kehilangan volume plasma. Dengan memahami patogenesis DBD yang baik dan adanya keterampilan yang baik untuk menegakkan diagnosis secara dini dan pengambilan keputusan yang tepat( akan menentukan keberhasilan pengobatan DBD.

33

DA$5AR P'S5A&A
1. Hadinegoro ".@.H( "atari H.7. Demam Berdarah Dengue, Naskah Lengkap, Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak & Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam atalaksana !asus DBD" -akarta 1 Balai 9enerbit Fakultas ,edokteran Eniversitas 7ndonesia. . 5. .+ Bab 15. 83demamberdarah1.htm .. "oedarmo ".".9( et.al. Buku A#ar $n%eksi & Pediatri ropis, edisi ke&'" -akarta 1 7katan Dokter %nak 7ndonesia. . 6. !itte ,. %dimid&a&a. ,a&ian masalah kesehatan Demam Berdarah Dengue. %vailable )rom 1 http133'''.litbang.depkes.go.id3maskes3 5. 8. "tandar 9elayanan *edis Demam Berdarah Dengue( Buku %&ar 7katan Dokter %nak 7ndonesia. %vailable )rom 1 http133one.indoskripsi.com3&udul$skripsi$makalah$ tentang3demam$berdarah$dengue 5. Dengue Hemorrhagic Fever( /orld Health 0rganiDation. %vailable )rom 1 http133'''.'ho.int3mediacentre3)actsheets3)s1123en3 ;. "uba'a %.%.#( Basa 7./.9.". Pola (umlah rombosit Penderita Demam Berdarah Dengue )Dbd*Pada Anak&Anak +ang Petanda Serologinya Positi% )(uli ',,-& (uni ',,.*" Dalam 1 -urnal 9enyakit Dalam( =olume < #omor 6. Bali 1 :aboratorium 9atologi ,linik F, Enud3 @" "anglah Denpasar + . 2. 9g..1;$..1. 1626.htm 2. Dengue Hemorrhagic Fever( *edline 9lus. %vailable )rom http133'''.nlm.nih.gov3medlineplus3ency3article3 <. Darmo'ando'o( /idodo. ,uliah 7n)eksi =irus Dengue. Gontinuing Aducation 7lmu ,esehatan %nak FFF=7. ,apita "elekta 7lmu ,esehatan %nak =7. F, Enair @"E Dr. "oetomo "urabaya. %vailable )rom1 http133'''.pediatrik.com3pkb3 ;1 .. 156 6$ ;l9i16 .pd) 9. Cuidelines )or !reatment o) Dengue Fever3 Dengue Haemorrhagic Fever in "mall Hospitals. /orld Health 0rganiDation. @egional 0))ice )or "outh Aast %sia. #e' Delhi. 1999. %vailble )rom http133'''.searo.'ho.int3:inkFiles3DengueQCuideline$dengue.pd) 1 . Rorlu( Colde. Fleck( Fiona. Dengue vaccine roll$out1 getting ahead o) the game. Bull /orld 0ealth 1rgani2ation . 11+<9182;M822 S doi11 ..8213B:!.11. 6 211. %vailable

34

)rom http133'''.'ho.int3bulletin3volumes3<932311$ 6 211.pd) 11. %leIander G. "chmidt( *.D.( 9h.D. @esponse to Dengue Fever T !he Cood( the Bad( and the EglyU # Angl - *ed . 1 + 6;618<8$8<2-uly .9( . 1 . %vailable )rom 1 http133'''.ne&m.org3doi3)ull31 .1 5;3#A-*cibr1 !ransmitted by Blood !rans)usion. # Angl - *ed . 59 8 ( <+ 659115.;$15.20ctober .( . <. 1.. 9aul %. !ambyah( *.B.( B."..Avelyn ".G. ,oay( F.@.G.9ath. Dengue Hemorrhagic Fever "ingapore. %vailable )rom 1 http133'''.ne&m.org3doi3)ull31 .1 5;3#A-*c 2 <;26 16. "immons G0( Farrar --. Dengue. # Angl - *ed . 1.+ 6;;118.6$186. %pril 1.(. 1.. %vailable )rom 1 http133'''.ne&m.org3doi3)ull31 .1 5;3#A-*ra111 .;5 18. *a& *" *usta)aV( :t Gol =, %gra'al. Dengue =accine1 !he Gurrent "tatus. D%DH( HW ; *tn Div( G3o 5; %90( 9in $ 9 <8 ;. P%ssociate 9ro)essor( Department o) Gommunity *edicine( %rmed Forces *edical Gollege( 9une$811 8 . %vailable )rom1 http133medind.nic.in3maa3t <3i.3maat <i.p1;1.pd).

3,

Anda mungkin juga menyukai