KEJANG by Dewi Elvina
KEJANG by Dewi Elvina
Definisi Kejang adalah suatu disfungsi neurologis yang disebabkan oleh aktifitas abnormal neuron yang menghasilkan perubahan mendadak dalam perilaku, persepsi, sensorik, dan aktifitas motorik.
Etiologi Penyebab kejang berdasar umur : Remaja (12-18 tahun) Trauma Infeksi (encephalitis, sifillis, sisserkosis, HIV) Tumor otak Penggunaan obat SLE Idiopatik Dewasa muda (18-35 tahun) Trauma Penggunaan alcohol Penggunaan narkoba Tumor otak Infeksi (meningitis, ensefalitis, abses otak) idiopatik
Dewasa-tua ( >35 tahun) Penyakit serebrovaskular Tumor otak Penggunaan alkohol Gangguan metabolik (uremia, gagal hati, abnormalitas elektrolit, hipoglikemia) Penyakit Alzheimers dan degenerative SSP Idiopatik
Penanganan Terapi non farmakologik Tindakan awal berupa ABC (Airway, Breathing, Circulation), oksigenasi dan penilaian tekanan darah, nadi, saluran napas, penilaian suhu. Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan kejang sebelum cedera neuron terjadi (teoritis antara 20 menit sampai 1 jam) Pasien ditempatkan pada posisi semi prone dengan kepala diletakkan menghadap samping untuk menghindari aspirasi Diberikan spatel lidah yang diletakkan dalam rongga mulut untuk mencegah tergigitnya lidah. Lepas gigi palsu bila ada Akses intravena harus dilakukan untuk hampir semua pasien (tapi bisa ditangguhkan pada mereka dengan kejang sederhana) Koreksi kelainan metabolic yang ada (hiponatremia, hipoglikemia, hipokalsemia, putus obat atau alcohol) Bila aktivitas kejang pasien tidak mereda di UGD setelah tindakan ABC dilakukan, maka untuk pasien yang berada dalam status atau cyanotic epilepticus, intubasi endotrakeal harus dipertimbangkan Pemberian obat antikejang/antiepilepsi Pengawasan di ruang intensif, mungkin diperlukan bila terdapat kondisi refrakter
Anamnesis Pemeriksaan fisik Eksklusi: - Sinkop - TIA - Migren - Psikosis akut - Penyebab lain
Pemeriksaan penunjang: - Elektrolit - Pemeriksaan darah lengkap - Tes fungsi hati dan ginjal - Penapisan toksisitas (bila ada fasilitas)
Normal
Pemeriksaan laboratorium: - Pemeriksaan darah lengkap - Elektrolit, kalsium, magnesium - Glukosa darah - Tes fungsi hati dan ginjal - Penapisan toksikologi
Pertimbangkan: lesi masa, stroke, infeksi SSP, trauma, penyakit degenaratif Atasi dasar penyebab
Kejang idiopatik
PENGELOLAAN STATUS EPILEPSI Buka dan pertahankan jalan napas, tidurkan posisi recovery. Lepas gigi palsu, masukkan spatel lidah, intubasi bila diperlukan
Beri Tiamin 250 mg IV dalam 10 menit jika alkoholisme atau malnutrisi dicurigai, IV 50 cc Glukosa 50% bila hipoglikemia
Pasang akses IV dan ambil sampel darah: cek ureum/kreatinin, SGOT/SGPT, DPL, GDS, Kalsium, uji toksisitas obat bila ada indikasi
Fase pemberian IV: - Bolus Lorazepam 4mg - Fenitoin 15 mg/kg IV, rate 50mg/mnt, monitor EKG dan tekanan darah. Dosis pemeliharaan 100mg/6-8 jam - Diazepam infuse: 100mg dalam 500cc dekstrose 5% Fase anestesi umum: bila kejang berlanjut, konsulkan ke dokter anestesi
Algoritme penanganan kejang pada anak Sebelum di RS Diazepam 5-10 mg per rectal maks 2x, jarak 5 menit 0-10 mnt
RS/UGD
Diazepam 0,25-0,5mg/kg (IV/IO) kec 2mg/mnt, maks 20mg atau Midazolam 0,2mg/kg (IV bolus)
10-20 mnt
Cat: jika pemberian diazepam rectal sebelum ke RS hanya 1x, boleh diberikan rectal 1x lagi di RS PICU/UGD Cat: Dpt diulang dgn tambahan 5-10mg/kg, maks 30mg/kg Cat: Dpt diulang dgn tambahan 5-10mg/kg
Monitor: tanda vital, EKG, gula darah, elektrolit serum, analisis gas darah, pulse oxymetri, koreksi kelainan
Fenitoin 20mg/kg (IV) kec 50 mg/mnt, maks 1 g Fenobarbital 20mg/kg (IV) kec 100mg/mnt, maks 1 g Refrakter
20-30 mnt
30-60 mnt
PICU Midazolam 0,2mg/kg (IV bolus) dilanjutkan drip 0,02-0,4mg/kg/jam Pentotal-tiopental 5-8 mg/kg (IV) Propofol 3-5 mg/kg (IV drip)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium: hematologi lengkap, kadar glukosa, kadar serum natrium, dan tes kehamilan diwanita usia subur, analisa gas darah, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), fungsi hati (SGOT,SGPT) Radiologi: noncontras CT scan kepala untuk pasien yang mengalami kejang pertama kali, trauma, riwayat keganasan, imunokompromais, penggunaan antikoagulan, terdapat fokal neurologic baru, usia >40 tahun. MRI bila fasilitas tersedia Elektrokardiografi: untuk mengidentifikasi adanya aritmia, pemanjangan gelombang QTc, QRS melebar, ditemukan gelombang R di aVR, maupun adanya blok Elektroensefalografi: EEG dipertimbangkan jika tersedia dan jika pasien lumpuh, terpasang intubasi, atau sedang dalam status epileptikus Pungsi lumbar: dipertimbangkan untuk pasien immunokompromis, demam terus menerus, sakit kepala parah, atau perubahan status mental yang terus menerus.